KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK JUVENIL DIABETES
DOSEN PENGAMPUH :
Ns. Andra Saferi Wijaya S.Kep.,M.Kep
Disusun oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
Latar Belakang Masalah.....................................................................................................................3
Tujuan dan Manfaat..........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
Konsep Teori......................................................................................................................................5
Klasifikasi Diabetes Militus............................................................................................................6
Etiologi diabetes melitus...............................................................................................................7
Manifestasi Klinis Diabetes militus................................................................................................9
Komplikasi diabetes melitus........................................................................................................10
Pemeriksaan Penunjang diabetes melitus...................................................................................12
Asuhan Keperawatan pada anak juvenil diabetes...........................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Juvenile Diabetes (JD) adalah diabetes tipe I atau Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM) yang terjadi pada masa kanak-kanak, bersifat herediter disebabkan
oleh reaksi autoimmune pada sel betha pancreas. Kerusakan sel betha pancreas
menimbulkan ketiadaan insulin sehingga menimbulkan hiperglikemi dan
komplikasinya. Penyandang JD membutuhkan suntikan insulin, pengaturan pola
makan dan latihan fisik serta kondisi emosional yang selalu harus terjaga agar glukosa
darah tetap seimbang dan terhindar dari komplikasi akut yang mengancam. Diabetes
mellitus tipe 1 adalah penyakit kronis sistem endokrin yang mana pada umumnya
dimulai pada masa anak-anak dimana terjadi penurunan produksi insulin sebagai
akibat kerusakan sel-sel β pankreas oleh autoimun tubuh yang ditandai dengan
terjadinya hiperglikemia kemudian bermanifestasi sebagai gejala klasik polidipsia,
poliuria dan polifagia. Tujuan dari penulisan ini untuk mengaplikasikan dan
mengevaluasi secara langsung kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori
Asuhan Keperawatan. Secara umum di dunia terdapat 15 kasus per 100.000 individu
pertahun yang menderita DM tipe 1. Tiga dari 1000 anak akan menderita IDDM pada
umur 20 tahun nantinya. Insiden DM tipe 1 pa-da anak-anak di dunia tentunya
berbeda. Terdapat 0.61 kasus per 100.000 anak di Cina, hingga 41.4 kasus per
100.000 anak di Finlandia. Angka ini sangat ber-variasi, terutama tergantung pada
ling-kungan tempat tinggal. Ada kecenderung-an semakin jauh dari khatulistiwa,
angka kejadiannya akan semakin tinggi. Meski belum ditemukan angka kejadian
IDDM di Indonesia, namun angkanya cenderung lebih rendah dibanding di negara-
negara Eropa. Di Indonesia penderita Diabetes Melitus ada 1,2 % sampai 2,3 %
daripenduduk berusia diatas 15 tahun, sehingga Diabetes Melitus (DM)
tercantumdalam urutan nomor empat dari prioritas pertama adalah
penyakitkardiovaskuler, kemudian disusul penyakit selebrolaskuler dan katarak.
(Depkes RI,2008).
A. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Definisi diabetes melitus dan juvenil diabetes
2. Mengetahui Klasifikasi diabetes melitus
3. Mengetahui Etiologi diabetes melitus
4. Mengetahui Patofisiologi diabetes melitus
5. Mengetahui Manifestasi Klinis Diabetes militus
6. Mengetahui Komplikasi diabetes melitus
7. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang diabetes melitus
8. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada anak juvenil diabetes
PEMBAHASAN
Konsep Teori
1. Definisi Diabetes Militus dan Juvenil Diabetes
Diabetes Melitus adalah suatu sindrom gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia sebagai akibat defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya
aktivitas biologisinsulin atau keduanya. Diabetes merupakan masalah kesehatan
yang serius yang dihadapi banyak negara. Saat ini, Indonesia menempati urutan
ke-empat jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China
dan India. Dari banyak studi, diabetes merupakanpenyakit kronik yang dapat
menimbulkan komplikasi serius seperti penyakit jantungkoroner, stroke,
hipertensi, gagal ginjal, kebutaan dan amputasi. Diabetes Melitus dapat dibedakan
atas diabetes tipe I (DMT1) dan diabetes tipe2(DMT2), diabetes gestasional dan
diabetes tipe lainnya. Diabetes merupakan penyakit kronisyang tidak dapat
sembuh namun dapat dicegah. DMT1 atau Diabetes “Juvenile Onset” atau Insulin
Dependent merupakan jenis diabetes yang tanda dan gejala muncul padau sia
remaja, membutuhkan insulin sepanjang hayat, menimbulkan komplikasi akut
yang mengancam hidup berupa ketoasidosis. Meskipun insidensi JD relatif kecil
dibandingkanjenis diabetes lainnya namun penyandang JD selayaknya ditangani
secara khusus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif (WHO, 2017). Secara umum, terdapat dua
kategori utama DM, yaitu DM tipe 1 dan tipe 2. DM tipe 1 ditandai dengan
kurangnya produksi insulin sedangkan DM tipe 2 disebabkan penggunaan insulin
yang kurang efektif oleh tubuh (Pusdatin Kemenkes RI, 2014). Menurut
International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015 terdapat 415 juta (8,8%)
penderita DM di seluruh dunia dan diprediksikan angka tersebut akan terus
bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita DM tahun 2040. Sedangkan
jumlah estimasi penyandang DM di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta yang
menempatkan Indonesia dalam urutan ke- 7 tertinggi di dunia bersama China,
India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko (IDF, 2015).
5 Pra-diabetes:
A. IFG (Impaired Fasting Glucose)= GPT (Glukosa Puasa Terganggu)
B. IGT (Impaired Glucose Tolerance)= TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
Etiologi diabetes melitus
Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor genetik dan faktor
lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu sekresi atau kerja insulin, abnormalitas
metabolik yang menganggu sekresi insulin, abnormalitas mitokondria, dan
sekelompok kondisi lain yang menganggu toleransi glukosa. Diabetes mellitus dapat
muncul akibat penyakit eksokrin pankreas ketika terjadi kerusakan pada mayoritas
islet dari pankreas. Hormon yang bekerja sebagai antagonis insulin juga dapat
menyebabkan diabetes (Putra, 2015). Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Sering terjadi pada usia sebelum 15 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille Diabetes
(DM Tipe I), gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia (meningkatnya
kadar glukosa darah plasma >200mg/dl). Etiologi DM tipe I adalah sebagai berikut :
Periode honeymoon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara. Pada periode ini sisa-sisa
sel ẞ pankreas akan bekerja optimal sehingga akan diproduksi insulin dari dalam
tubuh sendiri. Pada saat ini kebutuhan insulin dari luar tubuh akan berkurang hingga
kurang dari 0,5 U/kg berat badan/hari. Namun periode ini hanya berlangsung
sementara, bisa dalam hitungan hari ataupun bulan, sehingga perlu adanya edukasi
ada orang tua bahwa periode ini bukanlah fase remisi yang menetap
- Periode ketergantungan
insulin yang menetap Periode ketergantungan insulin yang menetap. Periode ini
merupakan periode terakhir dari penderita DM. Pada periode ini penderita akan
membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur hidupnya.
A. Askep Teori
1.Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan pengkajian
dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.
Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut
a. PENGKAJIAN PRIMER
1) Airway
Lidah jatuh kebelakang (coma hipoglikemik), Benda asing/ darah pada rongga mulut
2) Cervical Control :
Breathing + Oxygenation
b. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau
penenganan pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi :
1. AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2. Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3. Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya, tes ini
dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
2) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
5) Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan
kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
2. Anamnese
a. Keluhan Utama Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien
mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri, polidipsi, penglihatan yang kabur,
kelemahan dan sakit kepala
b. Riwayat kesehatan sekarang Berisi tentang kapan terjadinya penyakit (Coma
Hipoglikemik, KAD/ HONK), penyebab terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/
HONK) serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
c. Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang
ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit
jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
d. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang
penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg,
riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau
terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
e. Riwayat psikososial Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
f. Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat
badan, pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot.
Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis.
g. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik dan tindakan
perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
C. Diagnosa Keperawatan
Menurut (NANDA, 2015) Diagnosa Keperawatan yang muncul antara lain :
1) Nyeri akut berhubungan agnes cedera biologis
2) Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sensasi
4) Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan Tubuh
D. Rencana/Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Inayati, I., & Qoriani, H. F. (2016). Sistem Pakar Deteksi Penyakit Diabetes Melitus (DM)
Dini Berbasis Android. Jurnal Ilmiah: Lintas Sistem Informasi dan Komputer (LINK), 25(1).
Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021, November). Diabetes Melitus: Review etiologi,
patofisiologi, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. In
Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).
Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021, November). Diabetes Melitus: Review etiologi,
patofisiologi, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. In
Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).