Disusun Oleh:
NIM : 2204010141
Kelas : Farmasi C
TAHUN 2022/2023
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu
ancaman utama bagi kesehatan umat manusia abad 21. WHO membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20
tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian,
pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang
(Suyono, 2006). Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang lebih
umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I.
Penderita diabetes mellitus tipe II mencapai 90-95 % dari keseluruhan
populasi penderita DM (Anonim, 2005). Diabetes melitus gestasional terjadi
sekitar 16,1% dari semua kehamilan di Dunia (IDF, 2015). Prevalensi
2
prediabetes di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 10% sedangkan prevalensi
diabetes melitus gestasional di Indonesia sebesar 1,9%-3,6% pada kehamilan
umumnya (Soewardono dan Pramono, 2011).
3
yaitu meliputi usia ibu hamil > 17 tahun, Riwayat DM sebelumnya, Riwayat
DM dalam keluarga, riwayat kenaikan BB, riwayat Infeksi total hasil 13.
Usaha untuk menjaga agar gula darah tetap mendekati normal juga
bergantung pada motivasi serta pengetahuan klien terhadap penyakitnya.
Pengetahuan orang erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya,
4
karena dengan pengetahuannya tersebut klien memiliki alasan dan landasan
untuk menentukan suatu pilihan (Waspadji, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus?
2. Apa saja faktor penyebab diabetes yang menyerang pada anak-anak dan
ibu hamil?
3. Apa saja gejala yang muncul pada pasien penderita diabetes mellitus?
4. Bagaimana ketepatan pemilihan obat pada pasien Diabetes Mellitus?
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan obat anti diabetes.
2. Menjelaskan faktor apa saja yang menyebabkan penyakit diabetes pada
anak-anak dan ibu hamil?
3. Menjelaskan bagaimana penggunaan obat anti diabetes pada anak-anak
dan ibu hamil yang terkena diabetes?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teori
5
2. Manfaat Praktik
6
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Landasan Teori
A. Diabetes Mellitus
7
B. Faktor Penyebab Diabetes Mellitus Gestasional
a. Pada Ibu Hamil
8
peningkatan resiko keguguran pada trimester pertama, kelainan bawaan
khususnya kelainan jantung dan kelainan susunan syaraf pusat, peningkatan
kematian janin, persalinan prematur, preeklamsia, ketoasidosis,
polihidramnion, makrosomia, trauma persalinan khususnya kerusakan nervus
brakhialis, terlambatnya pematangan paru, Respiratory Distress Syndrome
(RDS), ikterus, hipoglikemia, hipokalsemia, dan peningkatan kematian
perinatal (Pudjo, 2017).
b. Pada Anak-anak
Diabetes tipe 1 adalah tipe diabetes yang yang lebih sering terjadi pada
anak-anak dan remaja. Namun diabetes tipe 1 juga terkadang bisa menyerang
bayi, balita, dan orang dewasa. Diabetes tipe 1 terjadi akibat kelainan
autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh anak merusak atau menghancurkan
pankreasnya sendiri, sehingga fungsi pankreas menjadi terganggu. Akibatnya,
anak yang menderita diabetes tipe 1 hanya menghasilkan sedikit atau bahkan
tidak menghasilkan hormon insulin sama sekali. Kondisi ini bisa
menyebabkan kadar gula darah meningkat dan lama kelamaan merusak organ
serta jaringan tubuh.
Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya diabetes tipe 1 pada anak
belum diketahui. Namun, seorang anak bisa rentan terkena diabetes tipe1
apabila ia memiliki faktor risiko berikut:
9
Pola makan kurang sehat, misalnya sering mengonsumsi makanan atau
minuman yang manis, misalnya permen, es krim, jus buah kemasan, atau buah
kering.
Menurut Depkes (2007) umur adalah Masa hidup responden dalam tahun
dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Umur
adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Umumnya manusia mengalami
perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun.
10
Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama
setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya
tidak peka lagi terhadap insulin.
Menurut Waspadji tahun 2008 dibandingkan dengan usia yang lebih muda, usia
lanjut mengalami peningkatan produksi insulin glukosa dari hati (hepatic glucose
production), cenderung mengalami resistensi insulin, dan gangguan sekresi insulin
akibat penuaan dan apoptosis sel beta pankreas. Bagi usia lanjut dengan indeks massa
tubuh normal, gangguan lebih banyak pada sekresi insulin di sel beta pankreas,
sementara pada usia lanjut dengan obesitas, gangguan lebih banyak pada resistensi
insulin di jaringan perifer seperti sel otot, sel hati, dan sel lemak (adiposit).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bener dkk pada tahun 2007-2008
mengenai Prevalence of Diagnosed and Undiagnosed Diabetes Mellitus and Its Risk
Factors in a Population-Based Study of Qatar pada populasi orang dewasa di Qatar
menyatakan bahwa kasus DM lebih tinggi ditemukan pada usia 40-49 tahun sebesar
31.2%. Menurut Harding et al dalam jurnal penelitiannya tentang Diet Lemak dan
Risiko Klinik Pada Diabetes Tipe 2, bahwa umur mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kejadian DM tipe 2 dan memberikan risiko kejadian DM tipe 2
sebesar 0. 84 kali.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adi, dkk dalam Buletin Kesihatan
Masyarakat tentang Prevalens Diabetes Melitus dan Faktor-Faktor yang Berkaitan
Dikalangan Penduduk Bukit Badong, Kuala Selangor di Malaysia, bahwa umur
mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian diabetes melitus, semakin
tinggi umur seseorang maka orang tersebut berisiko untuk terkena diabetes melitus.19
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lely S dan Indrawati T dalam Media
Litbang Kesehatan (2004) menyebutkan bahwa penderita diabetes tertinggi pada usia
61-65 tahun yaitu sebesar 32.5% dan terendah pada usia kurang dari 40 tahun yaitu
sebesar 4%.
11
b) Riwayat keluarga diabetes melitus (DM)
d) Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah Perbedaan seks yang di dapat sejak lahir yang dibedakan
antara laki-laki dan perempuan. Baik pria maupun wanita memiliki risiko yang
sama besar untuk mengidap diabetes sampai usia dewasa awal. Setelah usia 30
tahun, wanita memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding pria.
12
Proporsi DM lebih tinggi pada wanita sebesar 53.2% dibanding laki-laki
sebesar 46.8%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lely S dan Indrawati T
dalam Media Litbang Kesehatan (2004) menyebutkan bahwa penderita diabetes
tertinggi pada perempuan yaitu sebesar 62% dan terendah pada laki-laki yaitu
sebesar 38%. Jenis kelamin mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian
DM tipe 2 dan memberikan risiko kejadian DM tipe 2 sebesar 0. 87 kali.
13