Disusun oleh :
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpah hidayah, rahmat
dan lindungan-Nya. Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas selain itu kami menyusun makalah ini untuk
menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus.
Tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, kami sadar akan
kesuksesan dalam mengerjakan sesuatu tidak akan mungkin bisa terselesaikan tanpa
dukungan dari orang lain yang senantiasa dengan kesungguhan hati turut
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Hanya sepatah kata yang sangat berarti
penulis bisa ucapkan sebagai tanda terimakasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa
menerima amal dan kebaikan yang pahalanya kelak akan menuntunnya menjadi
seorang yang sangat berarti dan berguna di dunia ini.
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan
yang kurang berkenan kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan
glukosa darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh hormone insulin
yang diproduksi oleh pancreas (Shadine, 2010).
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolism yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah di atas nilai normal (Kemenkes, 2013).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis dan multifactorial
yang dicirikan dengan hiperglikemia dengan hiper lipidemia (Baradero. 2009).
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2002).
Diabetes Mellitus adalah suatu sindrom defisiensi sekresi insulin atau
pengurangan efektifitas kerja insulin atau keduanya yang menyebabkan hiperglikemia
(Marelli, 2008).
Penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah secara terus-menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik
kuantitatif maupun kualitatif (Tapan, 2005).
2.4 Patofisiologi
a. Diabetes tipe I
2.6 Komplikasi
1) Komplikasi akut : terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan
jangka pendek dalam glukosa darah
a. Hipoglikemia
b. Ketoasidosis diabetic (DKA)
c. Sindrom hiperglikemik hyperosmolar non-ketotic (HHNK)
2) Komplikasi kronis : umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah
awitan
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar) : mengenai
sirkulasi coroner, vascular perifer, dan vaskuler serebral.
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil) : mengenai mata
(retinopati) dan ginjal (neuropati). Control glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi
makrovaskular maupuan komplikasi mikrovaskular.
c. Penyakit neuropati : mengenai saraf sensorik-motorik dan
autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus
pada kaki.
b. Diagnose Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik yang berlebihan (muntah, diare).
Hasil yang diharapkan: Mendemonstrasikan hidrasi adekuat.
Kriteria evaluasi klien akan:
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan:
Tanda-tanda vital stabil.
Nadi perifer dapat diraba.
Turgor kulit baik.
Pengisian kapiler baik.
Haluaran urine normal secara individu
Kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
1) Dapatkan riwayat pasien/orang 1) Membantu dalam
terdekat sehubungan lamanya/ memperbaiki kekurangan
intensitas seperti muntah, penge- volume total. Tanda dan
luaran urine yang sangat berlebi- gejala mungkin sudah lama
han. ada pada beberapa waktu
sebelumnya ( beberapa jam
sampai beberapa hari) adanya
proses infeksi meng-
akibatkan demam dan
keadaan Hipermetabolik yang
meningkatkan kehilangan air
tidak kasat mata.
2) Pantau tanda-tanda vital, catat 2) Hipovolemia dapat
adanya TD Artostatik dimanivestasikan oleh
hipotensi dan Takikardia.
Perkiraan berat ringannya
Hipovolemia dapat dibuat
ketika tekanan darah sistolik
pasien turun lebih dari 10 mm
Hg dari posisi ber-baring ke
posisi duduk atau ber-
diri. Catatan : Neuropati
jantung dapat memutuskan
refleks-refleks yang secara
normal meningkatkan denyut
jantung.
3) Pola nafas seperti adanya per- 3) Paru-paru mengeluarkan
napasan Kusmaul atau napas asam kar-bonat melalui
yang berbau keton. pernapasan yang
menghasilkan kompensasi
alkalosis respiratoris terhadap
keadaan ketoasidosis.
Pernapasan yang berbau
aseton berhubungan peme-
cahan asam asetoasetat dan
harus berkurang bila ketosis
harus terkoreksi.
4) Frekwensi dan kualitas perna- 4) Koreksi hiperglikemia dan
pasan, penggunaan otot bantu asidosis akan menyebabkan
napas dan adanya periode apnea pola dan frekuensi
dan munculnya sianosis. pernapasan mendekati
normal. Tetapi peningkatan
kerja pernapasan; pernapasan
dangkal, pernapasan cepat;
dan munculnya sianosis
mungkin merupakan indikasi
dari kelelahan pernapasan
atau mungkin pasien itu kehi-
langan kemampuannya untuk
melakukan kompensasi pada
asidosis.
5) Suhu, warna kulit atau kelem- 5) Meskipun demam, menggigil
babannya. dan diaforesis merupakan hal
umum terjadi pada proses
infeksi, demam dengan kulit
yang kemerahan, kering
mungkin sebagai cerminan
dari dehidrasi.
6) Kaji nadi perifer, pengisian 6) Merupakan indikator dari
kapiler, turgor kulit dan tingkat dehidrasi atau volume
membran mukosa. sirkulasi yang adekuat.
7) Pantau masukan dan 7) Memberikan perkiraan
pengeluaran, catat berat jenis kebutuhan akan cairan
urine. pengganti, fungsi ginjal dan
keefektifan dari terapi yang
diberikan.
8) Ukur berat badan setiap hari. 8) Memberikan hasil pengkajian
yang terbaik dari status cairan
yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam
memberikan cairan
pengganti.
9) Pertahankan untuk memberikan 9) Mempertahankan
cairan paling sedikit 2500 hidrasi/volume sirkulasi.
ml/hari dalam batas yang dapat
ditoleran-si jantung jika
pemasukan cairan melalui oral
sudah dapat diberikan.
10) Tingkatkan lingkungan yang 10) Menghindari pemanasan
dapat menimbulkan rasa yang ber-lebihan terhadap
nyaman. Selimuti pasien dengan pasien lebih lanjut akan dapat
selimut tipis. menimbulkan kehilangan
cairan.
11) Kaji adanya perubahan mental/ 11) Perubahan mental dapat
sensori. berhubungan dengan glukosa
yang tinggi atau rendah
(Hiperglikemia atau
hipoglikemia) elektrolit yang
abnormal, asidosis,
penurunan perfusi serebral
dan berkembang-nya
hipoksia. Penyebab yang
tidak tertangani, gangguan
kesadaran dapat menjadi
predisposisi (pencetus)
12) Catat hal-hal yang dilaporkan aspirasi pada pasien.
seperti mual, nyeri abdomen, 12) Kekurangan cairan dan
muntah dan distensi lambung. elektrolit mengubah motilitas
lambung, yang sering kali
akan menimbul-kan muntah
dan secara potensial akan
menimbulkan kekurangan
13) Observasi adanya perasaan cairan atau eletrolit.
kelelahan yang meningkat, 13) Pemberian cairan untuk
edema, peningkatan berat badan, perbaikan yang cepat mugkin
nadi tidak teratur, dan adanya sangat berpotensi
distensi pada vaskuler. menimbulkan kelebihan
beban cairan dan GJK.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
Diabetes Militus (DM) ini sangat brerbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor
yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti
conohnya, Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat
(jarang berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan
istirahat yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula
melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA