( ANTIDIABETES )
DIsusun oleh
KELOMPOK 1
JURUSAN FARMASI
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI
BAB 1.PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………............3
1.1.LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………..........3
BAB 2. PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………….........4
2.1.PENGERTIAN antidiabetes……………………………………………………………………………..........4
2.2.ETIOLOGI DIABETES……………………………………………………………………………………………………..5
2.3.JENIS JENIS DIABETES………………………………………………………………………………………………...5
2.4.MEKANISME TERJADINYA DIABETES…………………………………………………………………………6
2.6. TAHAPAN PENGOBATAN DIABETES………………………………………………………..8
2.7.PENGOBATAN FARMAKOLOGI BAHAN ALAM DAN MEKANISME KERJANYA……………….9
BAB 3.PENUTUPAN…………………………………………………………………………………………………………10
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………11
3.2. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….12
BAB I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penyakit kronis adalah kondisi medis atau masalah kesehatan yang
berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan
penatalaksanaan jangka panjang. Perubahan gaya hidup yang pasif,
mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, merokok dan stres yang
tinggi, dilaporkan meningkatkan insiden penyakit kronis (Smeltzer & Bare,
2002). Salah satu penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit kronis
adalah Diabetes Melitus (DM).
Diabetes Melitus dikatakan sebagai suatu kumpulan problema
anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana
didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin
(WHO, 2002 dalam penatalaksanaan diabetes terpadu), sedangkan menurut
American Diabetes Association (ADA) 2003, Diabetes Melitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau karena keduanya.
Diagnosis Diabetes Melitus umumnya akan ditetapkan apabila terdapat
gejala khas diabetes melitus berupa poliuri, polidipsi, lemas dan berat badan
menurun. Gejala lain yang sering dijumpai oleh pasien adalah kesemutan,
gatal, mata kabur dan impotensi pada pria serta pruritus vulvae pada pasien
wanita. Jika adanya keluhan dan gejala khas serta ditemukannnya
pemeriksaan gula darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis Diabetes Melitus. Hasil pemeriksaan HbA1C ≥ 8 %
juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis Diabetes Melitus
(PERKENI, 2002).
pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2009 tercatat 229 orang
pasien Diabetes Melitus yang terdiri dari 6 orang pasien Diabetes Melitus
type-1 dan 223 orang pasien Diabetes Melitus type-2. Dari data diatas dapatdisimpulkan bahwa ke
karena kasus diabetes melitus mengalami peringatan (Asdie,2009
peningkatan (Asdie, 2009).
BAB II . PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau
defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan
oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
sehingga menyebabkan hiperglikemia (Sulistria, 2013).
Diabetes mellitus yang tidak terkontrol akan meningkatkan progresivita terjadinya
berbagai komplikasi kronik, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Alfarisi, 2012).
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas ,merupakan zat utama yang
bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah. Insulin membantu glukosa
berpindah ke dalam sel tubuh sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai
cadangan energi.
2.1.2 Klasifikasi
Ada 2 jenis tipe penyakit diabetes yaitu (Ulya, 2012):
1. Penyakit Diabetes tipe 1.
Suatu keadaan dimana tubuh sama sekali tidak dapat memproduksi hormon insulin.
Penderita penyakit diabetes harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula
darahnya. Sebagian besar penderita penyakit diabetes ini adalah anak-anak dan remaja.
2. Penyakit Diabetes tipe 2.
Penyakit diabetes ini terjadi karena penderita tidak kekurangan insulin akan tetapi,
insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin). Tipe penyakit diabetes
ini merupakan yang terbanyak diderita saat ini (90% lebih), dan sering terjadi pada
mereka yang berusia lebih dari 40 tahun gemuk dan mempunyai riwayat penyakit
diabetes dalam keluarga.
3. Diabetes gestasional
Merupakan diabetes yang timbul selama masa kehamilan karena pada kehamilan
terjadi perubahan hormonal dan metabolik sehingga ditemukan jumlah atau fungsi
insulin yang tidak optimal yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang
meliputi preeklampsia, kematian ibu, abortus spontan, kelainan kongenital,
prematuritas, dan kematian neonatal. DM gestasional meliputi 2-5 % dari selurh
diabetes (Arif et al.,2001)
2.1.3 Etiologi
a. Diabetes Melitus tipe-1
Diabetes Melitus tipe-I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi
faktor genetik, imunologi, dan dapat pula lingkungan (misalnya infeksi virus)
diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta (Potter & Perry, 2006).
1.) Faktor Genetik
Pasien diabetes tidak mewarisi Diabetes Melitus tipe-I itu sendiri tetapi, mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya Diabetes Melitus
tipe-1. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen HLA (human leococyte antigen) tertentu.. HLA merupakan kumpulan gen
yang bertanggungjawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
2.) Faktor Imunologi
Diabetes Melitus tipe-1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing.
3.) Faktor Lingkungan
Faktor-faktor ekstetrnal juga dapat memicu destruksi sel beta. Sebagai contoh, hasil
penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
b. Diabetes Melitus tipe-2
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada Diabetes Melitus tipe-2 masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu
terdapat pula faktor- faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya
Diabetes Melitus tipe-2. Faktor-faktor ini adalah: Usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia di atas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga, Kelompok etnik
(Potter & Perry, 2006).
Faktor riwayat keluarga atau keturunan, yaitu ketika seseorang akan lebih memiliki risiko
terkena diabetes tipe 1 jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama,
karena berhubungan dengan gen tertentu.
Faktor geografi, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di
Finlandia dan Sardinia, berisiko terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena
kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya
memicu penyakit autoimun.
Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4–7 tahun,
kemudian pada anak-anak usia 10–14 tahun.
Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang
mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan,
memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.
3. Gejala Diabetes.
Nyatanya, gejala diabetes akan dialami berbeda-beda oleh tiap pengidapnya. Namun,
secara umum ada beberapa gejala yang akan dialami oleh pengidap diabetes tipe 1 maupun tipe
2, seperti peningkatan rasa haus, peningkatan frekuensi buang air kecil, kelelahan terus
menerus, gangguan penglihatan, dan terjadinya infeksi terus menerus. Infeksi yang terjadi
umumnya terjadi pada bagian gusi maupun kulit. Sedangkan pada wanita, waspada
infeksi bagian bagian vagina yang bisa menjadi tanda penyakit diabetes.
4. Diagnosis Diabetes
Dokter akan mendiagnosis diabetes pada seseorang dengan melakukan
wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan
darah dan urine.
5. Pencegahan Diabetes.
Lakukan beberapa gaya hidup sehat ini untuk mencegah penyakit diabetes:
1.Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah lemak.
2.Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.
3.Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
4.Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik.
5.Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti ketika menonton televisi .
6.Menghindari atau berhenti merokok.
2.5 .Patofisiologi Diabetes Mellitus
Hormon insulin dihasilkan sel beta di kelenjar pankreas. Dalam keadan normal, bila
ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan disekresikan ke dalam darah sesuai
kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Salah satu komponen utama
yang memberikan rangsangan pada sel beta untuk memproduksi insulin karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah (Manaf dalam Sudoyo, et al. 2006).
a. Diabetes Melitus tipe-1 Terjadi defisiensi insulin yang dihasilkan oleh sel beta
pankreas, karena adanya reaksi autoimun yang disebabkan adanya peradangan pada
sel beta insulitis. Hal ini menyebabkan timbulnya anti bodi terhadap sel beta yang
disebut ICA (Islet Cel Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (ICA)
yang ditimbulkan dapat menyebabakan hancurnya sel beta. Insulitis dapat
disebabakan oleh beberapa hal, diantaranya: virus, seperti virus rubella, herpes dan
lain-
lain.
b. Diabetes Melitus tipe-2 Pada Diabetes Melitus tipe 2 sel beta pankreas tetap
memproduksi insulin bahkan lebih dari kadar normal, tetapi jumlah reseptor insulin
yang terdapat pada permukaan sel yang berkurang. Hal ini dapat menyebabkan
glukosa yang masuk kedalam sel akan berkurang, sehingga sel akan kekurangan
bahan bakar/glukosa dan glukosa didalam pembuluh darah akan meningkat (Manaf
dalam Sudoyo, et al.2006).
c. Mekanisme diabetes.
Penyakit diabetes disebabkan karena menurunnya hormon insulin yang diproduksi
oleh kelenjar pangkreas. Penurunan hormone ini mengakibatkan seluruh gula
(glukosa) yang dikonsumsi Tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga
kadar gulkosa di dalam tubuh akan menigkat.
2.6 PENGOBATAN DIABETES TIPE 1 DAN TIPE 2.
Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis diabetes yang kamu alami. Terapi insulin
menjadi salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes tipe 1 maupun
tipe 2. Bahkan, pada diabetes tipe 1 yang cukup berat, tranplantasi pankreas bisa dilakukan
guna mengatasi kerusakan pada pankreas. Sedangkan, pengidap diabetes tipe 2 akan
diberikan beberapa jenis obat-obatan untuk menangani diabetes tipe 2.
obat Insulin :
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan insulin reguler adalah sediaan injeksi dengan kekuatan 100 UI/mL, dan
500 UI/mL yang tersedia dalam bentuk suspensi untuk injeksi dan quick pen (tersedia di
apotek/rumah sakit tertentu, atau di kota-kota besar).
Farmakodinamik
Farmakodinamik insulin reguler utamanya ditujukan untuk mengatur metabolisme
glukosa. Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menstimulasi
ambilan/uptake glukosa darah di perifer dan menghambat produksi glukosa oleh hepar.
Selain daripada itu, insulin juga menghambat proses lipolisis dan proteolysis, serta
meningkatkan sintesis protein. Target organ insulin adalah pada jaringan otot skeletal,
hepar, dan jaringan adiposa.
Efek Samping
Efek samping insulin reguler yang umum terjadi adalah hipoglikemia. Apabila
terjadi hipoglikemia, maka gejala yang akan timbul adalah sakit kepala, meningkatnya
rasa lapar dan haus, pusing, gemetar, sulit konsentrasi, rasa lemas, respirasi cepat,
takikardia, dan bila terjadi hipoglikemua berat maka dapat menimbulkan penurunan
kesaran ataupun kejang.
PENGERTIAN SINGKAT :
Tanaman obat merupakan jenisjenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun mencegah berbagai
penyakit.Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni,
dan belum diolah, bagian tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat adalah
tanaman yang mempunyai khasiat untuk obat dimana khasiat ini diketahui dari hasil penelitian
dan pemakaian oleh masyarakat.
nama tumbuhan :
Nama ilmiah: Moringa oleifera L.
Nama lokal : kelor
April 2009
Maret 2009.
EGC, 2002.