Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Kerapatan partikel
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Fisika Farmasi
Dosen Pengampu : Nur Fadilah Bakri M.Si, Apt

KELOMPOK 2

Disusun Oleh :
1. Cicik Zakiyatul Cholisa (19 512 036)
2. Ramadani Putri (19 512 018)
3. Febrianti Ester Itlay (19 512 014)
4. Simo Flaminto B. Ndolu (19 512 041)
5. Yolanda Prisila Kowaup (19 512 087)
6. Camila Sarah Marlisa (19 512 024)
7. Maria Della Kossay (19 512 032)
8. Merlina Jian (19 512 005)
9. Mendison Wandik (19 512 072)
10. Tomiron (19 512 015)
11. Novita Abigael Wenda (18 512 002)
12. Herlin Desina Yigibalom (18 512 041)
13. Ageta Bertila F. Balanggon (19 512 081)
14. Thedora M. Pahun (19 512 088)

PROGRAM STUDI DIII - FARMASI


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS dan TEKNOLOGI JAYAPURA

2020
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan yang telah mempermudah dalam
pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu dan rasa syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-nya berupa
kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah Fisika Farmasi tentang
‘kerapatan partikel’ ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami
berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-rekan siswa
pada khususnya dan para peebaca pada umumnya.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan krtitik serta saran dari pembaca makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapt menjadi makalh yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliauh Fisika
Farmasi yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih

Jayapura, 17 Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................3


B. Rumusan Masalah ..................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikromertitik........................................................................5
B. Pengertian Kerapatan Partikel.................................................................5
C. Tipe-tipe Kerapatan Partikel...................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Farmasi Fisika adalah ilmu di bidang farmasi yang menerapkan ilmu fisika
dalam sediaan Farmasi. Dalam farmasi fisika dipelajari sifat fisika dan berbagai zat
yang digunakan untuk membuat sediaan obat. Sehingga akan menghasilkan sediaan
yang sesuai, aman dan stabil yang nantinya akan didistribusikan kepada pasien yang
membutuhkan. Suatu obat mempunyai ukuran partikel yang akan membantu
penghancuran suatu obat.
Salah satu sediaan obat yang berhubungan dengan ukuran partikel adalah
serbuk bagi yang biasa dibuat puyer untuk anak-anak, sediaan kapsul, emulsi, dan lain
sebagainnya. Untuk bidang pembuatan kapsul, pengukuran partikel sangat penting
dalam mencapai sifat air yang diperlukan dan pencampuran yang besar dari granul
dan selain itu ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasan dari bentuk-
bentuk sediaan yang diberikan secara oral, rectal maupun topikal.
Dalam ilmu farmasi fisika ilmu yang berkaitan dengan pengukuran partikel
kecil adalah Mikromeritik. ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan
penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat fisika, kimia,
dan farmakologi dalam pembuatan bahan obat tersebut.
Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus
tentang ukuran suatu partikel, ukuran partikel ini cukup kecil. mikromeritik dapat
didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi yang mengukur partikel-partikel kecil
(Martin, 1993). Mikromeritik sangat penting dipelajari oleh mahasiswa Farmasi,
karena dengan mikromeritik kita dapat mengetahui luas permukaan dari partikel kecil
dari suatu sediaan obat sifat fisika kimia dari suatu sediaan, kita juga dapat
mempelajari bagaimana mekanisme pelepasan obat yang diberikan secara oral,
suntikan, dan topikal. selain itu juga untuk mempermudah kita dalam pembuatan obat
untuk emulsi dan suspensi, kita juga dapat mengetahui stabilitas Suatu obat
tergantung ukuran partikelnya.
Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul ukuran partikel sangat penting
untuk melihat dan mengetahui sifat aslinya. jadi dengan mengetahui ukuran partikel
dari suatu bentuk sediaan padat kita dapat mengetahui sifat alir nya, baik, Efek
farmakologis nya dan dapat menyusun suatu formula yang baik. Aplikasinya dalam
bidang Farmasi sangat perlu untuk diketahui karena sangat berpengaruh dalam bahan
pembuatan obat. dimana digunakan untuk pengukuran partikel bahan obat. jika
Partikel penyusun obat kecil, maka semakin mudah diabsorpsi di dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mikromertik?
2. Kenapa kita harus mengetahui ukuran-ukuran partikel dalam bidang Farmasi?
3. Apa yang dimaksud dengan Kerapatan Partikel?
4. Apa saja tipe-tipe dari Kerapatan Partikel?

3
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian dari Mikromeritik.
2. Untuk mengetahui pentingnya mengetahui ukuran-ukuran partikel dalam bidang
Farmasi.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Kerapatan Partikel.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dari Kerapatan Partikel.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikromeritik
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti pernah melihatpasir, tepung, bedak atau
atau pernah merasakan debu yang bertebaran di udara. Benda-benda ini merupakan
contoh-contoh dari partikel baik yang ukurannya kecil maupun yang besar. Ukuran
dan bentuk dari partikel-partikel inilah yang akan dibahas dalam ilmu mikrometik.
Menurut Dalla Valle, ilmu partikel dituangkan dalam mikromeritik yaitu suatu
ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran
partikel. Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan
dengan kestabilan suatu sediaan. Ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi
sistematik.
Pentingnya mengetahui ukuran partikel dalam bidang farmasi yaitu:
a. Ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan dan tegangan
antarmuka karena saifat ini sangat memengaruhi sifat fisika, misalnya dari
aspek termodinamika, kimia misalnya dari aspek kelarutan (ionisasi) dan
farmakologi dari suatu obat misalnya efek kerja dari zat.
b. Ukuran partikel memengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan
yang diberikan secara oral, topikal, parenteral, dan rektal, ketika secara
teknologi sekarang telah dikenal ukuran nanopartikel dan mikropartikel
sehingga mudah mengalami panghantaran ke side effect.
c. Ukuran partikel memengaruhi kekompakan tablet, kestabilan emulsi, dan
suspensi (kemudahan digojog).
d. Misalnya, ukuran partikel memegang peranan dalam laju pengendapan
pada sediaan suspensi sehingga melihat ukuran partikel, maka suspensi
dibagi menjadi dua tipe yaitu suspensi flokulasi dan suspensi deflokulasi.
e. Pada tablet dan kapsul, ukuran partikel menentukan sifat alir serta
pencampuran yang benar dari granul.

B. Pengertian Kerapatan Partikel

Berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi yang dapat di ubah menjadi
kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Berat jenis di definisikan sebagai
perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, hanya kedua zat itu
ditentukan pada temperatur yang sama jika tidak dengan cara lain yang khusus
(Martin, 1990). Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat persatuan
volume. Misalnya 1 ml raksa berbobot 13,6 gr, dengan demikian keraotannya adalah
13,6 gr/ml. Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot
jenis merupakan bilangan abstrak (Ansel. H. C, 2004).
Kerapatan atau desintas secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan
volume yang dimana ialah kilogram per meter kubik, atau ungkapan yang umum,

5
gram per sentimeter kubik, atau gram per mililiter. Pernyataan awal mengenai
kerapatan adalah bobot jenis. Satuannya sudah kuno dan sebaiknya tidak dipakai lagi.
Kerapatan berubah dengan temperatur (dalam banyak kasus, kerapatan menurun
dengan kenaikan temperatur, karena hampir semua substansi mengembang ketika
dipanaskan). Konsekuensinya, temperature harus dicatat dengan nilai kerapatannya,
dan tekanan gas harus spesifik.
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu.
Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus
merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. Hubungan antara massa dan
volume tidak hanya menunjukkan ukuran dan bobot molekul suatu komponen, tetapi
juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik pemadatan (packing
characteristic). Dalam sistem matriks kerapatan diukur dengan gr/ml (untuk cairan
atau gram/cm) (Stoker, 1993).
Metode untuk penentuan pencairan teridir atas :
 Metode Piknometer
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan ruang yang ditempati cairan ini. Untuk itu dibutuhkan
wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian
metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman
tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini
terletak pada sekitar isi ruang 30 ml
 Metode Neraca Hidrostatis
Metode ini berdasarkan hukum archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan kedalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat
volume cairan yang terdesak.
 Metode Neraca Mohr-Westphal)
Dengan cara benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok
timbangan yang ditorehkan menjadi 10 bagian dan disetimbangkan
dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan metode
ini adalah penggunaaan waktu yang singkat dan mudah dilaksanakan.
 Metode Areometer
Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam,
sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas
tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan
pelelehan.

Kerapatan partikel yang efektif adalah volume dilihat oleh fluida bergerak
melewati partikel. Itu sangat penting dalam proses seperti sedimentasi atau
fluidization tetapi jarang digunakan dalam bentuk sediaan padat (Gibson, 2004).
Kerapatan suatu bubuk dituangkan kedalam sebuah wadah, volume yang
menempati wadah tersebut tergantung dari faktor seperti ukuran partikel, bentuk
partikel dan sifat permukaan. Dalam keadaan normal biasanya akan terdiri dari
partikel padat dan ruang udara intrapartikel (kosong atau pori-pori). Partikel sendiri

6
juga terdiri atas pori tertutup atau pori intrapartikel. Jika serbuk partikel dibiarkan dan
diberi getaran atau tekanan, partikel akan bergerak relatif terhadap satu sama lain
untuk meningkatkan kerapatannya. Pada akhirnya kondisi kerapatan mampat dapat
tercapai yang tidak mungkin tanpa perubahan bentuk partikel. (Gibson, 2004)

Tipe-tipe ruang udara atau rongga dapat dibedakan, menjadi 3 bagian yaitu:

1. Rongga intrapartikel yang terbuka rongga-rongga yang teradapat di dalam


partikel tunggal tetapi terbuka pada lingkungan luar.
2. Rongga intrapartikel tertutup, rongga-rongga yang terdapat di dalam
partikel tunggal, tetapi tertutup dari lingkungan luar.
3. Rongga antar partikel, ruang-ruang udara antara dua partikel individu.
(Lachman, 1986).

Kerapatan partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal dan kasar serta
berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan kerapatan dengan hati-hati.
kerapatan partikel secara umum didefinisikan sebagai perekat persatuan volume,
kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan volume dan partikel yang
mengandung retakan-retakan mikroskopis pori-pori dalam ruang kapiler.
Kerapatan dari suatu bubuk, tergantung pada kondisi penangan tersendiri, dan
ada beberapa definisi yang bisa diterapkan juga untuk serbuksebagai jumlah atau dari
pertikel tunggal. Standar british mendefiniskan tiga bentuk yang bisa diterapkan untuk
partikel-partikel. Istilah yang berbeda muncul dari cara dimana volume didefiniskan :

1. Kerapatan partikel sejati adalah ketika volume diukur tidak mencakup pori
terbuka dan pori tertutup dan merupakan susunan mendasar dari suatu
sediaan.
2. Kerapatan bulk adalah ketika volume diukur dari pori intrapartikel dan
pori antar partikel.
3. Kerapatan mampat adalah volume yang dilihat ketika fluid bergerak
melewati partikel. Hal ini sangat penting dalam pembuatan pengendapan
atau larutan tetapi jarang digunakan dalam pembuatan sediaan padat.

C. Tipe-tipe Kerapatan Partikel

1) Kerapatan Sebenarnya (True Desinty)


Kerapatan sebenarnya (ρ) adalah kerapatan dari bahan itu sendiri, tidak
termasuk rongga dan pori-pori didalam partikel yang lebih besar dari dimensi
molekuler atau dimensi atomis dalam kisi-kisi kristal.
Alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya yaitu:
 Densitometer Helium

7
Densitometer helium digunakan untuk menetukan kerapatan serbuk
yang berpori.

Gambar 1.1: Densitometer

 Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan
sebenarnya dari sebuah padatan dan benda cair. yang berfungsi mengukur
nilai suatu massa jenis atau densitas (kerapatan) dari fluida. Piknometer
terbuat dari bahan kaca dan berbentuk mirip botol parfum. Praktikum yang
diukur biasanya adalah massa jenis dari oli, dan juga untuk minyak goreng
dan lain-lain. Piknometer juga dipakai untuk pengukuran material berpori
seperti batuan, sampel yang akan diukur massa jenisnya harus dihaluskan
terlebih dahulu sampai berbentuk serbuk/serpihan. Dengan demikian pori-
pori benar-benar hilang dalam sampel yang berbentuk serbuk.

Gambar 1.2: Piknometer

Dimana kerapatan sebenarnya dapat dihitung denga persamaan


dibawah ini :

8
Contoh :
Berapakah kerapatan 5 ml serum jika mempunyai massa 5,23 gram ?

Bagian-Bagian Piknometer, antar lain:


1. Tutup piknometer, berfungsi untuk mempertahankan suhu di dalam
piknometer.
2. Lubang untuk tempat keluar masuknya sample/objek
3. Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang didalam
piknometer

Cara Menggunakan Piknometer yaitu :


1. Perhatikan volume pada piknometernya. biasanya bervolume 25 ml
dan 50 ml.
2. Timbanglah piknometer dalam keadaan kosong.
3. Masukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam
piknometer tersebut.
4. Jika sudah pas volumenya, tutup piknometer.
5. Timbang massa piknometer yang berisi fluida.
6. Hitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan
massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong.
7. Setelah mendapat data massa dan volume fluidanya, kita dapat
menentukan nilai rho/masssa jenis (ρ) fluida dengan persamaan: rho
(ρ) = m/V=(massa pikno+isi) – (massa pikno kosong) / volume.
Adapun satuan yang biasanya di gunakan yaitu massa dalam satuan
gram (gr) dan volume dalam satuan ml = cm3
8. Membersihkan dan mengeringkan piknometer setelah dipakai.

 Hidrometer
Merupakan alat untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari zat cair.
Nilai massa jenis suatu zat cair dapat diketahui dengan membaca skala
pada hidrometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Hidrometer
terbuat dari tabung kaca. Hidrometer sering disebut juga aerometer, agar
tabung kaca terapung tegak didalam zat cair, bagian bawah tabung
dibebani dengan butiran timbale.

Gambar 1.3: Hidrometer

9
Hidrometer merupakan sebuah alat ukur besaran turunan yang menjadi
salah satu aplikasi dari hukum Archimedes yang digunakan untuk
mengukur massa jenis zat cair sebuah benda dalam fluida (zat cair atau
gas) mengalami gaya dari semua arah yang dikerjakan oleh fluida di
sekitarnya. hukum Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang
dicelupkan kedalam zat cair akan mendapat gaya ke atas sebesar berat zat
cair yang dipindahkan oleh benda itu titik prinsip kerja hidrometer
menggunakan hukum Archimedes. nilai massa jenis suatu zat cair dapat
diketahui dengan membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan
mengapung pada zat cair.
Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume
zat cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. dengan demikian,
dihasilkan gaya keatas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung
di dalam air ke titik tangkai tabung kaca desain supaya perubahan kecil
dalam berat benda yang dipindahkan (sama artinya dengan perubahan
kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan perubahan besar pada
kedalaman tangkai yang tercelup didalam zat cair. ini berarti perbedaan
bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.

2) Kerapatan Granula
Kerapatan granula didefinisikan sebagai volume granul yang merupakan
volume partikel + ruang dalam partikel. Penentu kerapatan granula dikenal dengan
istilah porositas dalam partikel yang dirumuskan sebagai:

10
3) Kerapatan Bulk
Kerapatan bulk didefinisika sebagai massa dari suatu serbuk dibagi dengan
volume bulk. Kerapatan bulk ini tergantung dari pada distribusi ukuran partikel,
bentuk partikel dan kohesi antar partikel.
Dalam kerapatan bulk dikenal dua macam porositas yaitu:
a. Porositas celah / ruang antara
Yaitu volume relatif celah-celah ruang antara dibandingkan
dengan volume bulk serbuk, tidak termasuk pori-pori di dalam
partikel. porositas celah dinyatakan dalam rumus di bawah ini:

b. Porositas total
Porsitas total dinyatakan sebagai keseluruhan pori-pori dan
celah-celah antara partikel dan pori-pori didalam partikel.
Porositas total dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikromeritik yaitu suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang
partikel kecil terutama mengenai ukuran partikel. Ukuran partikel dalam bidang
farmasi sangat penting karena berhubungan dengan kestabilan suatu sediaan. Sifat-
sifat turunan serbuk diantaranya adalah porositas dan kerapatan partikel.
Kerapatan adalah berat per satuan volume suatu zat pada temperatur tertentu.
Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus
merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat.Adapun Metode untuk
penentuan pencairan teridir atas metode piknometer, metode Neraca Hidrostatis,
Metode Neraca Mohr-Westphal, Metode Areometer
Dan juga tipe-tipe kerapatan partikel antara lain kerapatan sebenarnya,
kerapatan Bulk, kerapatan Granula.
Dan dapat diketahui bahwa kerapatan dan bobot jenis yang besar yaitu zat
padat karena semakin berat bobot suatu zat maka akan semakin tinggi pula
kerapatan yang dimiliki zat tersebut karena kerapatan berbanding lurus dengan
bobot zat dan berbanding terbalik dengan volume nya.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan disampaikan
kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena saya adalah hamba allah juga yang tak luput dari salah dan
khilaf. Terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

- Mustofa, A. 2011. Hidrometer. https://www.abihamid.com/2011/04/hidrometer.html?


m=1. Diakses pada tanggal 17 maret 2020.
- Fathir,M.2017. Mikromeritik. https://www.slideshare.net/mobile/Fathir143/04-
mikromeritik. Diakses pada tanggal 17 maret 2020.
- Martin,A. 1993. Farmasi Fisika. Universitas Indonesia. Jakarta.
- Ika,f. 2015. Laporan Resmi Praktikum Fisika Farmasi “Kerapatan dan Bobot Jenis”.
https://www.academia.edu/18421465/Laporan_Resmi_Praktikum_Fisika_Farmasi_Ke
rapatan_dan_Bobot_Jenis_. Diakses pada tanggal 17 maret 2020.
- Nurmaida,M. 2014. Kerapatan dan Bobot Jenis.
http://nurmaidamastursusila.blogspot.com/2014/12/bobot-jenis-dan-kerapatan.html?
m=1. Diakses tanggal 17 maret 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai