Anda di halaman 1dari 10

DIABETES MELLITUS

A. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus (DM) (dari kataYunani diabanein, "tembus"

atau"pancuran air", dan kataLatin mellitus, "rasa manis") yang umum dikenalsebagai kencing manis. Diabetes mengakibatkan mellitus gangguan adalah penyakit kronis yang kompleks protein, lemak yang dan

metabolisme

karbohidrat,

berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long) Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart) Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO)

Klasifikasi Diabetes Mellitus Klasifikasi diabetes mellitus meliputi : 1. Diabetes Mellitus Tipe I (DM Tipe I) Diabetes mellitus tipe 1 -dulu disebut insulin- dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan

dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anakanak maupun orang dewasa. Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

2. Diabetes Mellitus Tipe II (DM Tipe II) Diabetes mellitus tipe 2 - dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin") terjadi karena kombinasi dari "kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya sensitifitas terhadap insulin" (adanya efek respon jaringan terhadap insulin) yang melibatkan reseptor insulin di membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. DM Tipe II adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah umur 40 tahun dengan catatan pada dekade ketujuh diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa.

3. Diabetes Mellitus Tipe Lain Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti efek genetik fungsi sel beta, efek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat

atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.

4. Diabetes Mellitus Gestasional Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes mellitus, GDM) juga melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, sama dengan 2 jenis diabetes, di beberapa penelitian ditemukan selama kehamilan, meningkat atau menghilang lenyap setelah persalinan, namun itu hanya penyakit sementara, gestational diabetes bisa merusak kesehatan dari janin atau ibu. Gestational diabetes mellitus (GDM) terjadi di sekitar 2%- 5% dari semua kehamilan. Hal ini bersifat temporer dan dapat dilakukan terapi, tetapi tidak dapat dilakukan karena dapat menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (bayi dengan berat lahir di atas rat-rata), kecacatan dan penyakit jantung sejak dini sehingga diperlukan pengawasan dari pihak tenaga kesehatan selama kehamilan.

B. EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS 1. Diabetes Mellitus Secara Global Pada tahun 1992, lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita DM dan pada tahun 2000 jumlahnya meningkat menjadi 150 juta yang merupakan 6% dari populasi dewasa. Amerika Serikat jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 1980 mencapai 5,8 juta orang dan pada tahun 2003 meningkat menjadi13,8 juta orang. Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,4% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta

pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita.

2. Diabetes Mellitus di Indonesia a. Frekuensi Jumlah kasus baru kunjungan rawat inap rumah sakit pada tahun 2007 adalah 28.095 kasus. Keseluruhan DM menyebabkan 4162 kematian atau CFR sebesar 7,02%. Riskesdas tahun 2007 melakukan wawancara dan pemeriksaan kadar gula darah pada sejumlah sampel usia 15 tahun dan diperoleh hasil yaitu prevalensi total DM pada penduduk perkotaan sebesar 5,7 %. Namun, hanya 1,5% yang telah mengetahui dirinya DM sebelum pemeriksaan. Jumlah pasien rawat inap di RS di Indonesia dengan diagnosis DM tahun 2007 sebanyak 56.378 pasien dengan CFR 7,38%, kasus baru pada rawat jalan sebanyak 28.095 kasus

b.

Distribusi 1) Distribusi menurut orang Berdasarkan proses timbulnya penyakit Diabetes Mellitus dapat

disimpulkan bahwa orang yang berisiko mengalami Diabetes Mellitus adalah mereka yang memiliki riwayat Diabetes dari keluarga. Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 umumnya dewasa usia 40-an dan mengalami kegemukan (obesitas) dan tidak aktif dan jarang berolahraga. Sedangkan pada Diabetes Mellitus tipe 1 biasanya terdapat pada anak-anak dan remaja, salah satu penyebabnya adalah seringnya mengkonsumsi fast food. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg juga berisiko mengalami Diabetes Mellitus. Apabila dipresentasekan berdasarkan jumlah penderita dengan jumlah penduduk, maka pada usia sebelum 20 tahun angka kejadian DM diperkirakan 0,19% dan diatas usia 20 tahun diperkirakan mencapai 8,6%, sedang pada usia di atas 65 tahun 20,1 %. Sedangkan untuk jenis kelamin tidak mengalami perbedaan yang signifikan. 2) Distribusi menurut tempat 8,4 juta orang pada tahun 2000 dan diperkirakan terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebanyak 21,3 juta orang penderita Diabetes Mellitus. Prevalensi DM tertinggi berada pada daerah Kalimantan Barat dan Maluku Utara (11,1%), Riau (10,4%), NAD (8,5%), NTT(1,8%), dan Papua (1,7%). Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 DM sebesar 1,2 %, tahun 2001 ( 7,5 %), dan 2003 (14,7%). 3) Distribusi menurut waktu

Lamanya seseorang menderita penyakit dapat memberikan gambaran mengenai tingkat patogenesitas penyakit tersebut. Peningkatan angka kesakitan Diabetes Mellitus dari waktu ke waktu lebih benyak disebabkan oleh faktor herediter, life style (kebiasaan hidup) dan faktor lingkungannya. Komplikasi Diabetes Mellitus dengan penyakit lain terkait dengan lamanya seseorang menderita Diabetes Mellitus, semakin lama seseorang menderita Diabetes Mellitus maka komplikasi penyakit Diabetes Mellitus juga akan lebih mudah terjadi.

C. PENYEBAB DIABETES MELLITUS SECARA TEORI Secara umum, penyebab diabetes mellitus adalah rusaknya sel pankreas. Di dalam teori telah diketahui adanya berbagal faktor yang merusak kelenjar pankreas khususnya fungsi endokrin yang menyebabkan terjadinya DM. Faktorfaktor tersebut dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yakni genetik, virus, bakteri, bahan beracun, nutrisi, dan faktor lain yang diduga dapat pula menyebabkan DM melalui kerusakan pankreas, misalnya proses peradangan, tumor, kista, dan setelah operasi kanker. Berikut ini faktor-faktor penyebab rusaknya kelenjar DM. 1. Diabetes mellitus dapat disebabkan oleh keturunan atau genetik, melalui reaksi otoimunitas, yang mungkin dipacu faktor lingkungan, seperti infeksi virus yang terjadi berulang kali.

2. Virus yang diduga menyebabkan DM adalah Rubela mumps dan Human coxsackievirus B4. 3. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. 4. Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara langsung, yakni alloxan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk dari jenis jamur), dan glikosida sianogenik yang berasal dari singkong. 5. DM dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan nutrisi, baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan. Etiologi Diabetes Melitus 1. Diabetes tipe I a. Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. b. Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen. c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. 2. Diabetes Tipe II Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko: a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th) b. Obesitas c. Riwayat keluarga Diabetes Mellitus mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu: a. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin b. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan c. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh auto imunitas yang disertai pembentukan kerusakan sel-sel sel-sel antibodi penyekresi antipankreatik insulin, dan

mengakibatkan

kemudian

peningkatan kepekaan sel beta oleh virus

d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin

D. PENYEBAB

DIABETES

MELITUS

BERDASARKAN

KONSEP

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI Segitiga Epidemiologi

Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya

Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)

Segitiga Epidemiologi

Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment

Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai