Oleh:
Kelompok 11
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dan patofisiologi penyakit diabetes melitus
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit diabetes melitus
3. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa penyakit diabetes melitus
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan diabetes melitus
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Patofisiologi
Pada manusia bahan bakar berasal dari bahan yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari
karbohidrat (Gula dan tepung-tepungan), protein (asam amino), dan lemak (asam lemak).
Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke
usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari karbohidrat dipecah menjadi
glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat
makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam
tubuh sebagai energi. Supaya berfungsi sebagai energi zat makanan itu harus diolah, di mana
glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut metabolisme.
Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu memasukan glukosa ke
dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar (FK UI Depkes, WHO, 2004).
Insulin yang dikelurakan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, kemudian di dalam sel glukosa itu di
metabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa dapat masuk ke sel
dengan akibat glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di
dalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan menjadi lemah karena tidak
ada sumber energi di dalam sel. Inilah yang terjadi pada diabetes melitus tipe 1.
Menurut Utami P, (2003) Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui
pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria diagnosa Diabetes
mellitus diambil dari keputusan organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu berdasarkan kadar
gula atau glukosa darah. Diagnosa diabetes mellitus dapat di tetapkan dengan mengukur
kadar glukosa darah ketika puasa dan 1-2 jam setelah meminum larutan glukosa 75 gram
(tes toleransi oral). Kadar glukosa darah ketika puasa menunjukan keadaan produksi insulin
tubuh yang bersifat basal atau dasar. Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis diabetes mellitus adalah sebagai berikut:
1. Seorang dikatakan menderita diabetes mellitus. Jika kadar gula darah sewaktu 2200
mg/dl. (gula darah sewaktu adalah kadar glukosa darah pada suatu saat yang dapat
berubah sepanjang hari dengan jumlah karbohidrat yang dimakan.
2. Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah ketika puasa >
126 mg/dl atau 2 jam setelah mæminum larutan glukosa 75gram menunjukkan kadar
glukosa darah >200 mg/dl (puasa = tidak ada masukan makanan atau kalori sejak 10 jam
terakhir).
3. Seseorang dikatakan normal atau tidak menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa
darah ketika puasa adalah < 110 mg/dl, kadar glukosa darah 1 jam. Rekomendasi WHO
kriteria diagnosis diabetes mellitus dan hipoglikemia intermediate:
+glukosa plasma vena 2 jam setelah makan 75gram glukosa. Jika 2 jam pp tidak diukur,
status diabetes tidak jelas, dan IGT tidak bisa dikeluarkan.
Faktor bibit merupakan penyebab utama timbulnya penyakit diabetes di samping penyebab
lain seperti infeksi, kehamilan dan obat-obatan. Tetapi meskipun demikian, pada orang
dengan bibit diabetes, belumlah menjamin timbulnya penyakit diabetes. Masih mungkin
bibit ini tidak menampakkan diri secara nyata sampai akhir hayatnya. Beberapa factor yang
dapat menyuburkan dan sering merupakan factor pencetus diabetes mellitus ialah :
Kurang gerak/malas
Makanan berlebihan
Kehamilan
Kekurangan produksi hormon insulin
Penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin
1. Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen
yang mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi
resikonya terkena diabetes juga tergantung pada factor kelebihan berat badan, stress, dan
kurang bergerak.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis menurun dengan
cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes yang muncul setelah seseorang memasuki usia
rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya
berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
1. Latihan Jasmani
Latihan jasmani dalam bentuk olahraga dapat menimbulkan penurunan gula darah yang
disebabkan oleh meningkatnya kadar penggunaan glukosa di daerah perifer. Namun, bila
kadar gula darah tinggi dan bila memiliki penyakit ketosis, olahraga akan menyebabkan
diabetes melitus semakin parah, hal ini karena gula dan ketonemia akan meninggi karena
bertambahnya glukoneogenesis dan ketosis dalam hepar. Salah satu latihan jasmani yang
dapat dilakukan ialah olahraga ringan dengan berjalan kaki selama 30 menit.
2. Obat-obatan
Obat antidiabetic oral dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
a. Golongan sulfonilurea
Golongan ini bekerja dengan cara merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan
insulin.
b. Golongan klorpropamid
Golongan ini diberikan kepada pasien yang memiliki resiko khusus gangguan fungsi
ginjal dan wanita menyusui.
c. Golongan glipizid
Golongan ini diberikan kepada pasien yang memiliki resiko khusus penderita
gangguan fungsi hati, ginjal dan wanita hamil.
d. Golongan glimepirid
Golongan ini diberikan kepada pasien yang memiliki resiko khusus hipersensitif dan
gangguan fungsi hati.
e. Golongan glibenclamide
Golongan ini diberikan kepada pasien yang memiliki resiko khusus usia lanjut dan
hipoglikemia.
3. Penyuluhan
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan untuk menunjang perubahan perilaku
untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya. Hal ini diperlukan untuk
meningkatkan keadaan raga dan jiwa yang lebih baik.
Tujuan dari penyuluhan penyakit diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pengetahuan
b. Mengubah sikap
c. Mengubah perilaku serta meningkatkan kepatuhan
d. Mengubah kualitas hidup
DAFTAR PUSTAKA