Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

“Diabetes Miletus”

Pembimbing : Pramita Iriana, S.Kp. M.Biomed.

Nama : Nur’ali

Tingkat : II A Reguler

Prodi Keperawatan Kimia 17

Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Jakarta II

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta
orang, tujuh juta dari 12 juta penderita diabagnosis, sedangakn selebihnya belum.
Pada umumnya penyakit diabetes ditemukan di daerah perkotaan, banyak yang
menganggap bahwa penyakit diabetes adalah penyakit keturunan, padahal dari sejumlah
penderita penyakit ini, masih sedikit yang tercatat disebabkan oleh faktor keturunan.
Menurut health people 2000 pada tahun 1990 di Amerika Serikat kurang lebih
650.000 kasus diabetes melitus baru didiagnosissetiap tahunnya. Diabetes terutama
prevalen di antara kaum lanjut usia. Diantara individu yang berusia lebih dari 65 tahun
8,6% menderita diabetes melitus tipe II, angka ini mencakup 15% populasi pada panti
lansia.
Penyakit diabetes pada umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak
terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat-obatan tertentu. Kebiasan hidup
sehari-hari juga sangat mempengaruhi orang  terkena diabetes.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan penyakit diabetes melitus?
 Apa saja gejala dari penyakit diabetes melitus?
 Ada berapa macam tipe diabetes melitus?
 Bagaimana cara pencegahan diabetes melitus?

1.3 Tujuan
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB 1
 Untuk mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus
 Untuk mengetahui gejala diabetes mellitus
 Untuk mengetahui tipe-tipe diabetes mellitus
 Untuk mengetahui tindakan pencegahan diabetes melitus

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


1.4 Sistematika
Sistematika pada makalah ini mencakup:
Bab I yang membahas tentang pendahuluan terdiri atas: latar belakang, tujuan, dan
sistematika penulisan.
Bab II yang membahas tentang tinjauan pustaka terdiri dari : pengertian diabetes melitus,
klasifikasi diabetes melitus, patofisiolog diabetes melitus, tanda dan gejala diabetes melitus,
komplikasi diabetes melitus, pemeriksaan diagnostik diabetes melitus, penatalaksanaan
diabetes melitus, asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan diabetes melitus.
Bab III yang membahas tentang penutup, terdiri dari: simpulan dan saran.

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar


2.1.1 Pengertian
 Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran
air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis).
 Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik
hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
 Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
 Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin
atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Sudarta, 1999).

Penyakit diabetes mellitus yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon
insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin itu sendiri merupakan hormon yang dihasilkan di
pankreas, yang berbentuk kelenjar di bagian belakang lambung yang bertanggung jawab
untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.
Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


2.1.2 Klasifikasi
Ada beberapa tipe diabetes melitus, klasifikasi ini dibedakan berdasarkan penyebab,
perjalanan klinik, dan terapinya.

Klasifikasi diabetes melitus meliputi:


1. Diabetes tipe I
Yaitu diabetes yang tergantung pada insulin (Insulin Dependent Diabetes Melitus
(IDDM)), terjadi pada 5%-10% dari seluruh penedeita diabetes melitus. Ciri-ciri
penderita IDDM adalah:
 Berat badan menurun
 Sering memiliki antibodi terhadap insulin sekali pun belum pernah
mendapatkan terapi insulin
 Kecenderungan memiliki ketosis jika tidak memiliki insulin
 Komplikasi akut hiperglikemia: ketoasidosis diabetik

2. Diabetes tipe II
Yaitu diabetes yang tidak tergantung pada isuline (Non-Insuline Dependent Diabetes
Melitus (NIDDM), terjadi pada 90%-95% dari seluruh penderita diabetes melitus.
Ciri-ciri penderita NIDDM adalah:
 Biasanya terjadi diatas 30 tahun
 Bertubuh gemuk
 Penurunan produksi insulin
 Ketosis jarang, tetapi sering terjadi ketika stress atau menderita infeksi.

2.1.3 Patofisiologi
a. Diabetes tipe I
Pada diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan seseorang untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh sistem autoimun.

Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel,akibatnya
glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah sehingga kadar glukosa di darah

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


tetap tinggi, serta badan terasa lemah karena tidak ada sumber energi didalam sel.
Disebabkan karena: Kerusakan sel beta pankreas yang disebabkan karena faktor
keturunan atau reaksi autoimun yaitu tubuh memproduksi antibodi untuk menyerang
sel nya sendiri (sel beta) yang seakan-akan dianggap benda asing (antigen).

b. Diabetes tipe II

Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan


dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Penderita
diabetes melitus tipe II ini memiliki jumlah hormon Insulin yang normal, malah
mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan
sel yang kurang. Pada keadaan ini reseptor insulin tersebut kurang, sehingga
meskipun insulin yang dihasilkan banyak, maka glukosa yang masuk ke sel akan
sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di
pembuluh darah tetap tinggi.
Jadi diabetes melitus tipe II, di samping memiliki kadar glukosa yang tinggi,
juga memiliki kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut
resistensi insulin.

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


2.1.4 Tanda dan Gejala
Adapun gejala umum yang dirasakan oleh penderita diabetes adalah :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

2.1.5 Komplikasi

Komplikasi jangka lama diabetes melistus meliputi:

 Hipoglikemia

 Ketoasidosis diabetic

 Sindrom HHNK

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
Jenis pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan diabetes melitus :
1. Pemeriksaan glukosa urin
Pemeriksaan ini banyak dipakai dahulu kala untuk mengetahui perkiraan kadar glukosa
darah, tetapi tidak dapat mendeteksi adanya hipoglikemia. Selain itu, banyaknya glukosa
yang dikeluarkan di dalam urin tergantung dari ambang ginjal terhadap glukosa. Bila
ambang ginjal untuk glukosa rendah seperti pada glukosuria renal akan terdapat glukosa
di dalam urin walaupun tidak dijumpai hiperglikemia. Keadaan ini dapat dijumpai pada
wanita hamil.

2. Pemeriksaan kadar gula darah


Untuk mengetahui adanya DM dan pengontrolan kadar gula darah dapat diketahui
dengan mengukur kadar gula darah puasa atau kadar gula darah sewaktu seperti terlihat
pada alogaritma 1 atau 2.

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


3. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Tes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT) dilakukan
pada kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200 mg/dl, atau glukosa
puasa antara 110-126 mg/dl, atau bila ada glukosuria yang tidak jelas sebabnya. Uji ini
dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat keluarga diabetes mellitus;
pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik, atau infeksi yang tidak jelas sebabnya.

Bila didapatkan kadar gula darah yang meragukan baik pada kadar gula darah
puasa maupun sewaktu seperti terlihat pada alogaritma 1 atau 2. Untuk pemeriksaan TTGO
pasien harus memenuhi persyaratan sbb :
a. Tiga hari sebelum pemeriksaan, makan dan kegiatan jasmani dilakukan seperti biasa.
b. Puasa satu malam 10-12 jam
c. Di laboratorium pasien dilakukan pemeriksaan gula darah puasa, kemudian diberikan
250mL air yang ditambahkan 75g glukosa, yang dihabiskan dalam waktu 5 menit.
d. Selama menunggu 2 jam pasien istirahat dan tidak merokok.
e. Periksa kada gula darah 2 jam pasca penambahan glukosa

4. Hemoglobin glikasi (HbA1c)


Sebagaimana diketahui hemoglobin di dalam tubuh akan mengalami glikasi dengan
kecepatan yang proporsional dengan kadar glukosa darah. Reaksi ini terjadi secara
reversible membentuk senyawa stabil yang disebut hemoglobin glikasi atau hemoglobin
A1c.

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


Pengukuran kadar HbA1c ini bermanfaat untuk :
a. Mengetahui kadar glukosa rerata 3 bulan terakhir selama pengobatan.
b. Ingin mengetahui pengendalian DM selama pengobatan.
2.1.7 Penatalaksanaan atau Pengobatan
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes melitus, diantaranya:
 Diet
 Latihan
 Pemantauan
 Terapi (jika diperlukan)
 Pendidikan kesehatan

2.2 Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama:
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.

2. Riwayat kesehatan keluarga.


Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.

3. Kaji tanda-tanda Diabetes Melitus


 Polidipsi.
 Poliuri.
 Mual dan muntah.
 Obesitas.
 Nyeri tekan abdomen.
 Hipoglikemi.
 Glukosuria.
 Ketonuria

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


2.2.2 Diagnosa
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
a. Perubahan nutrisi berhubungan dengan peningkatan kadar hormon stress (akibat
problem medis primer) dan gangguan keseimbangan pada pemberian insulin,
makanan serta aktivitas jasmani.
b. Resiko terputusnya integritas kulit berhubungan dengan imobilitas dan penurunan
sensibilitas (akibat neuropati)
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keselahan interpretasi informasi.

2.2.3 Discharge Planning


 Ajarkan dan jelaskan cara pemberian insulin
 Jelaskan diet DM
 Ajarkan dan jelaskan perawatan luka ganggren
 Anjurkan pada klien pemeriksaan diagnostic di rumahb secara mandiri
 Ajarkan cara cek gula darah secara mandiri

2.2.4 Perencanaan & Implementasi


Tujuan: mencakup perbaikan status nutrisi, pemeliharaan integritas kulit, kemampuan
untuk melaksanakan keterampilan perawatan mandiri diabetes melitus disamping
perawatan preventif untuk menghindari komplikasi jangka panjang dan tidak adanya
komlikasi.
 Memperbaiki status nutrisi
 Perawatan luka
 Pendidikan pasien dan perawatan di rumah
 Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi potensial

2.2.5 Evaluasi
 Glukosa dalam darah normal

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


 Kebutuhan insulin dalam terpenuhi
 Tidak adanya komlikasi
 Pasien mengerti cara pemakaian insulin dengan benar
 Tidak adanya ganggren

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia kronik disertai berbagai


kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.

Penyakit diabetes mellitus yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis
yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin itu sendiri merupakan
hormon yang dihasilkan di pankreas, yang berbentuk kelenjar di bagian belakang
lambung yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan
insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula
dalam darah.
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing
manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan
kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita
kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau
dikerubuti semut.

Untuk menjaga kestabilitasan mekanisme insulin atau glukosa pada tubuh, kita
harus mengurangi lemak, minyak dan gula, lalu boleh makan daging sekali-kali atau
pengganti daging & protein lainnya, dan bisa meminum susu, buah-buahan, sayuran, dan
sesering mungkin bisa memakan roti atau biji-bijian dan makanan dari tepung yang
sangat sedikit mengandung glukosa ataupun karbohidrat.

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


3.2 Saran
Resiko komplikasi yang berhubungan dengan diabetes sebagian besar dapat
dikurangi dengan mengontrol glukosa darah dan menjaga dengan pola hidup yang sehat.
Deteksi awal komplikasi dengan pemeriksaan rutin dapat menurunkan kerusakan lebih lanjut.
Penderita diabetes harus berperan aktif dalam manajemen penyakitnya.
Hidup sehat atur pola makan anda.

DIABETES MELITUS – NUR’ALI


DAFTAR PUSTAKA

 Brunner dan Suddarths. 2000. Textbook of Medical Nursing. Philadelphia: Lipponcot


 Engram, barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
 Juall, Lynda. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
 Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai penerbit FKUI
 http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus

DIABETES MELITUS – NUR’ALI

Anda mungkin juga menyukai