Karakteristik fisik
1. Perubahan porporsi
- Pertumbuhan tinggi badan -+5cm pertahun, tinggi badan rata-rata 116 cm – 150 cm.
penambahan berat badan -+ 2-4kg pertahun dengan berat rat-rata 21-40kg. berat badan
bertambah karena memanjangnya tulang dan terbentuknya jaringan otot, sehingga mampu
berdiri tegak dengan Gerakan lebih sempurna.
- Proporsi tubuh terlihat lebih langsing danpanjang karena ertumbuhan kaki dan lengan lebih
cepat dan leih Panjang daripada pertambahan Panjang badan. Panjang badan akan lebih
memanjang pada usia 9 tahun. Lingkar pinggang akan tampak mengecil karena
pertambahan tinggi.
- Fungsi tubuh lebih baik dan lebih spesifik.
jaringan otor yang sudah terbentuk menguat tapi masih bisa rusak jika overuse. Lingkar
kepala mengecil sebagai indicator kematangan.
a. Perubahan facial :
Gigi susu mulai tanggal, memiliki 10-11 gigi permannen pada usia 8 tahun dan kira-
kira 26 gigi permanan saat usia 12 tahun.
Pertumbuhan otak tengkorak lebih melambar.
Ugly ducking stage : gigi tampak terlalu besar bagi wajar.
b. Kematangan system :
Gastrointestinal :
Jarang mengalami gangguan
Dapat mempertahankan kadar gula darah dengan baik
Kapasitas lambung meningkat. Dan terjadi retensi makanan yang lama
Eleminasi :
Kapasitas vesica urinaria bertambah
Jumlah produksi urine tergantung pada suhu, kelembapan dan intake cairan.
Kardiovaskuler :
Tumbuh paling lambat daripada organ yang lain sehingga apabila olahraga
terlalu berat akan mengganggu pertumbuhan.
Imunitas :
Lebih baik dalam melokalisir infeksi dan memproduksi antigen dan
antibody.
Musculoskeletal :
Proses osfikasi terus terjadi tapi tidak diikuti dengan meneralisasi sehingga
tulang menjadi rapuh (peka terhadap tekanan maupun tarikan) untuk itu
postur tubuh harus tetap di jaga : contoh tidak membawa beban terlalu berat,
tidak memakai sepatu yang terlalu kecil dan posisi duduk harus tegak.
Pada usia 7-10 tahun aktifitas motoric kasar berada di bawah kendali keterampilan kogitif dan
kesadaran secara bertahap terjadi peningkatan irama, kehalusan dan keanggunan Gerakan otot,
mengalami minat dalam penyempurnaan fisik.
Kekuatan daya ingat meningkat
Pada usia 10-12 tahun terjadi pengingkatan energy, peningkatan arah, dan kendali dalam kemampuan
fisik
tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola
pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang, akan tetapi laju pertumbuhan
berjalan, berbicara, dan berlari dan melakukan suatu aktivitas yang semakin
kompleks (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000; Supartini, 2004; Potter & Perry,
dipengaruhi oleh faktor maturasi, lingkungan, dan genetik (Kozier, Erb, Berman,
11
2.1.1 Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia antara 6-12 tahun, periode ini kadang disebut sebagai masa
anak-anak pertengahan atau masa laten, masa untuk mempunyai tantangan baru.
kemampuan pada anak-anak usia sekolah untuk mengevaluasi diri sendiri dan
penghargaan diri menjadi masalah sentral bagi anak usia sekolah (Behrman,
Kesehatan Indoneisa (2011), anak usia sekolah adalah anak-anak yang berusia 7-
12 tahun (Depkes, 2011), periode pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda
akhir masa kanak-kanak menengah (Potter & Perry, 2005; Wong, Hockenberry-
Eaton, Wilson, Winkelstein, & Schwartz, 2009). Menurut Wong (2009), anak usia
sekolah atau anak yang sudah sekolah akan menjadi pengalaman inti anak.
dalam hubungan dengan orangtua mereka, teman sebaya, dan orang lain. Usia
berakhirnya periode usia sekolah dengan usia kurang lebih 12 tahun, ditandai
12
Menurut Kriswanto (2006), Amaliyasari & Puspitasari (2008),
pola perkembangan anak, usia yang paling rawan adalah usia anak SD
(10-12 tahun). Pada usia 10-12 tahun, mereka ini sedang dalam
Bisa menyusun dan menyampaikan pidato singkat dengan isi yang informatif.
Mengenali makna dan poin-poin inti dari sebuah percakapan atau tulisan.
Membaca tulisan dengan lantang dan berintonasi.
Mulai gemar membaca dengan tujuan tertentu, baik untuk hiburan, belajar
sesuatu yang baru, atau mencari informasi.
Bisa memberikan arahan dengan akurat.
Bisa menyesuaikan gaya bahasa, gestur tubuh, penggunaan kata, dan nada
bicara dengan situasi dan lawan bicara.
Mulai banyak menggunakan kiasan.
Bisa memulai dan mengakhiri obrolan dengan baik.
Koordinasi mata dan tangan yang semakin baik, sehingga sudah cukup lancar
mengikat tali sepatu dan mengancingkan baju sendiri.
Bisa menari selaras dengan irama musik , juga melakukan gerakan seperti
berputar di satu tempat.
Melempar dan menangkap bola, dengan satu atau dua tangan.
Meniru bentuk dan angka, juga menulis lebih rapih dan lebih terbaca.
Sudah bisa menggunakan sendok dan garpu dengan baik.
Bisa melakukan tugas rumah tangga sederhana seperti menyapu dan
membereskan tempat tidur.
Foto: Counterculturemom.com
Memasuki kelas 4 dan 5, secara umum hampir semua anak akan mengalami
percepatan pertumbuhan atau growth spurt. Menurut Centers for Disease
Control and Prevention , anak perempuan umumnya lebih matang secara fisik
dan beberapa diantaranya mulai memasuki masa puber .
Perkembangan motorik anak SD kelas empat dan lima bisa terlihat dari
frekuensi aktivitas fisik yang lebih intens, lebih mahir melakukan gerakan
olahraga dan membuat prakarya, juga bisa menggunakan perkakas dan
peralatan yang lebih sulit.
Foto: Freepik.com
Secara fisik, mulai tampak perubahan jelas antara anak laki-laki dan
perempuan.
Si Kecil juga sudah bisa melakukan tugas rumah tangga yang lebih rumit,
seperti memasak hidangan sederhana, mencuci piring, membersihkan
mobil/jendela, membersihkan kamar mandi , juga mencuci dan melipat baju
sendiri.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan
perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan
dengan
Pada fase ini, krisis utama yang dialami adalah rasa Percaya diri vs Rendah Diri terutama
ketika berada dalam kelompok sebaya. Hal ini juga didasari oleh fakta bahwa pihak yang
sangat berperan adalah sekolah dan tetangga, dimana komunitas anak tersebut sudah meluas
dan tidak terbatas pada anggota keluarga lagi.
Pada fase ini sang anak cenderung lebih aktif secara fisik dan lebih kompetitif sehingga
mereka lebih menyukai aktifitas yang bersifat kompetitif seperti olahraga, game, dll. Namun,
perlu berhati-hati karena pada fase ini sang anak akan sangat aktif dan sangat marah jika ada
pembatasan. Disini orang tua harus bijak dalam mengatur aktifitas sang anak.