NAMA ANGGOTA
ELZA DWI KURNIA
RAHMAWATI
CHAIRUL ALGIEZHE
KONSEP TUMBUH KEMBANG
DARI NEONATUS SAMPAI REMAJA
Tumbuh kembang anak mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan
yaitu pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan besar ,jumlah ,ukuran atau dimensi tingkat sel , organ maupun
individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram, pound ,kilogram), ukuran panjang ( cm , meter ) , umur tulang
dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh )
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat di ramalkan , sebagai hasil dari proses pematangan . Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh ,jaringan tubuh, organ – organ dan sistem organ yang berkembang sedemikia rupa
sehingga dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi , intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interkasi dengan lingkungannya.
1. masa neonatus ( 0 – 28 hari )
◦ Perkembangan masa neonatus perkembangan kasar dapat diawali tanda gerakan
seimbang pada tubuh , mulai mengangkat kepala , kemudian
◦ pada motorik halus dimulainya tanda – tanda kemampuan untuk mampu
mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap gerakan jari atau
tangan .
◦ pada perkembangan bahasa ditunjukan adanya kemampuan bersuara ( menangis
) dan bereaksi terhadap suara atau bel dan pada
◦ perkembangan adaptasi sosial ditunjukan adanya tanda – tanda tersenyum dan
mulai menatap muka untuk mengenali seserang.
2. masa bayi ( 28 hari – 1 tahun )
Pada masa bayi hingga satu tahun dalam pertumbuhan dan perkembangan dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap :
◦ 1 - 4 bulan
◦ 4 - 8 bulan
◦ 8 – 12 bulan
1- 4 bulan
◦ Perkembangan motorik kasar memiliki kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap , mencoba duduk
sebentar dengan di topang , dapat duduk dengan kepala tegak , jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong
pada posisi berdiri , kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring telentang ,berguling
dari terlenteang ke miring , posisi lengan dan tungkai kurang fleksi dan berusaha untuk merangkak .
◦ Perkembangan motrik halus dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk memegang suatu objek , mengikuti
objek dari sisi ke sisi , mencoba memegang benda kedalam mulut , memegang benda tetapi terlepas ,
memperhatikan tangan dan kaki,memegang benda dengan kedua tangan , menahan benda di tangan walaupun
hanya sebentar .
◦ Perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan besuara dan tersenyum ,dapat berbunyi huruf
hidup ,berceloteh mulai mampu mengucapkan kata ohh/ahh,tertawa dan berteriak ,mengoceh.
◦ Perkembangan adaptasi sosial mulai untuk mengamati tangannya , tersenyum spontan dan membalas senyum
bila diajak tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan , penciuman , pendengaran dan kontak ,
tersenyum pada wajah manusia , waktu tidur dalam sehari lebih sedkit dari pada waktu terjaga , membentuk
siklus tidur bangun ,menangis menjadi sesuatu yang berbeda , membedakan wajah-
wajak yang dikenalnya,diam saja apabila ada orang asing
4 – 8 bulan
◦ Pada perkembangan motorik kasar awal bulan ini terjadi perubahan aktivitas seperti posisi telungkup pada alas
dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya dan pada bulan
keempat sudah mampu memalingkan ke kanan dan ke kiri sudah mulai terjadi kemampuan dalam duduk dengan
kepala tegak , sudah mampu membalik badan , bangkit dengan kepala tegak , menumpu beban dan ke belakang
, berguling dari terlentang ke tengkurap dan dapat duduk dengan bantuan selama waktu singkat .
◦ Pada perkembangan motorik halus sudah mulai mengamati benda , mulai menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
untuk memegang , mengeksplorasi benda yang sedang di pegang , mengambil objek dengan tangan tertangkup ,
mampu menahan kedua benda dikedua tangan secara simultan , menggunakan bahu dan tangan sebagai satu
kesatuan , memudahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain .
◦ Pada perkembangan bahasa dapat menirukan bunyi atau kata-kata . Menoleh ke arah suara atau menoleh ke arah
sumber bunyi , tertawa , menjerit , menggunakan vokalisasi semakin banyak , menggunakan kata yang terdiri
dari dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperti aba-aba.
◦ Perkembangan adaptasi sosial merasa terpaksa jika ada orang asing , mulai bermain dengan mainan , takut akan
kehadiran orang asing , mudah frustasi dan memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal .
8 – 12 bulan
◦ Pada perkembangan motorik kasar dapat terjadi kemampuan diawali dengan duduk tanpa
pegangan , berdiri dengan pegangan , bangkit terus beridiri , dan berdiri sendiri .
Kemudian pada motorik halus mencari atau meraih benda kecil ,bila di beri kubus
mampu memindahkannya , mampu mengambilnya dan mampu memegang dengan jari
dan ibu jari , membenturkannya dan mampu menaruh benda atau kubus ketempatnya.
◦ Pada perkembangan bahasa mulai mampu mengatakan mama papa yang belum spesifik ,
mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik , dapat mengucapkan 1-2 kata .
Menurut soetjiningsih (2014 ) salah satu skala pengukuran yang baik untuk perkembangan sosial .
Vineland social maturity scale terdiri dari 117 item yang terbagi dalam 8 indikator dan terbagi dalam dalam beberapa periode usia
hitungan tahun . Alat ukur ini dapat mengukur kematangan sosial individu dari usia 0 bulan hingga usia 25 tahun lebih.
◦ Self-help general (SG), eating, and dressing oneself yaitu kemampuan untuk menolong dirinya sendiri, menyeimbangkan 17 kepala,
tengkurap, menjangkau benda-benda dekat, duduk, berdiri dan sebagainya.
◦ Self-help eating (SHE): the child can feed himself yaitu mampu untuk makan sendiri.
◦ Self-help dressing (SHD): the child can dress himself yaitu mampu untuk berpakaian sendiri.
◦ Self-direction (SD) : the child can spend money and assume responsibilities yaitu mampu untuk memimpin dirinya sendiri,
misalnya mampu mengatur keuangannya sendiri dan memikul tanggung jawab sendiri.
◦ Occupation (O) : the child does things for himself, cuts things, uses a pencil and transfer objects yaitu mampu melakukan
pekerjaan untuk dirinya, menggunting, menggunakan pensil, memindahkan bendabenda.
◦ Communication (C) : the child talks, laughs and reads yaitu mampu melakukan komunikasi seperti berbicara, tertawa, dan
membaca.
◦ Locomotion (L) : the child can move about where he wants to go yaitu mampu melakukan gerakan motorik misalnya anak
mampu bergerak ke manapun yang ia inginkan.
◦ Socialization (S) : the child seeks the company of others, engages in play and competes yaitu mampu bersosialisasi misalnya
berteman, terlibat dalam permainan dan berkompetensi.
Sex education
◦ Pendidikan seks untuk anak hanya effektif apabila dilakukan berdasarkan tahapan perkembangan anak, sesuai dengan rentang usia
yaitu:
◦ Batita (1-3 tahun). Pada usia ini orang tua dapat mulai memperkenalkan organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu
memberi penjelasan mendetil karena rentang waktu atensi batita amat pendek. Hal ini bisa dilakukan pada saat memandikan si
kecil. Orang tua bisa memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis
dan vagina atau vulva.
◦ Balita (3-5 tahun). Pada usia ini orang tua menjelaskan tentang perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil
memiliki adik yang berlawanan jenis. Tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan
sembarangan, juga tidak boleh membiarkan orang lain menyentuhnya tanpa diketahui orang tua. Ajarkan juga bagaimana cara
melawan apabila ada orang yang memegang alat kelaminnya tanpa sepengetahuan orang tua. Cara yang paling sederhana
tetapi efektiv adalah berteriak-teriak sekeras-kerasnya dan melaporkan kepada orang tua.
◦ Bayi 5-10 tahun. Anak-anak dalam rentang usia ini (Kadang, ada anak usia tiga dan 4 tahun) biasanya mulai aktif bertanya tentang
seks dengan pertanyaan yang lebih spesifik. Misalnya darimana bayi berasal. Tentu saja, jawaban orang tua haruslah terus terang
dan apa adanya. Dan akhiri dengan mengatakan bahwa hubungan seks hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah
(suami-istri).
◦ Menjelang remaja. Orang tua harus menerangkan tentang haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik, seperti
perubahan payudara pada perempuan atau perubahan suara pada laki-laki.
◦ Remaja. Dalam masa ini, secara intensif, orang tua harus menanamkan nilai-nilai moral terkait seks. Berikan penjelasan mengenai
dampak buruk, baik fisik maupun psikis, yang mungkin dialaminya apabila terlibat dalam aktifitas seks sebelum waktunya.
Masalah tumbuh kembang anak
◦ Ada beberapa masalah yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak diantaranya :
◦ Gagal tumbuh ( failure to thrive )
merupakan kegagalan untuk tumbuh dimana sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup bulan akan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya mengalami kegagalan pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan sosial dan motorik .
◦ Gangguan makan
gangguan makan pada anak yang sering ditemukan penolakan makan , pika , gangguan regurgitasi pada masa bayi, anoreksia nervosa, dan bulimia.
◦ Gangguan tidur
gangguan tidur merupakan gangguan yang dialami anak selama tidur, gangguan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak
apabila gangguan ini berlangsung lama dan terus menerus.
◦ Enuresis Fungsional
merupakan gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu siang atau malam hari pada anak yang berumur lebih dari empat tahun
tanpa adanya kelainan fisik maupun penyakit organik.
◦ Enkopresis Fungsional
merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol pada anak yang terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya konstipasi tanpa
adanya penyebab organik pada anak yang berumur lebih dari empat tahun.
◦ Gagap
gagap ini dapat terjadi disebabkan karena faktor psikologis anak atau juga disebabkan oleh kelainan neorologis yaitu gangguan dalam dominasi
serebral.
◦ Mutisme Efektif
merupakan gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk berbicara pada situasi sosial seperti disekolah, ditempat umum.
◦ Autisme
autisme dikenal dengan sindroma keanner dengan memiliki gejala tidak mampu bersosialisasi, mengalami kesulitan menggunakan bahasa, berperilaku
berulang-ulang serta bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan sekitarnya degan kata lain pada anak autisme dapat terjadi kelainan emosi, intelektual
dan kemauan atau gangguan pervasif.