a. Usia 1 bulan
1) Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya.
Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada
jarak 20 cm.
2) Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru
3) Memiliki gerakan refleks alami.
4) Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
5) Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang disentuh.
6) Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
7) Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan itu sendiri
akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia lapar, haus,
gerah, atau hal lainnya.
8) Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia memegang
jari tersebut
9) Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
b. Usia 2 bulan
1) Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan suara.
2) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
3) Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c. Usia 3 bulan
1) Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
2) Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
3) Tertawanya sudah mulai keras.
4) Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau tersenyum.
5) Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran, serta
kontak.
d. Usia 4 bulan
1) Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
2) Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
3) Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
4) Mulai memperluas jarak pandangannya.
e. Usia 5 bulan
1) Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
2) Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
3) Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
f. Usia 6 bulan
1) Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
2) Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa yang
ceria.
3) Sudah bisa bermain sendiri.
4) Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
g. Usia 7 bulan
1) Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
2) Mulai belajar merangkak.
3) Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h. Usia 8 bulan
1) Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.
2) Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
3) Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada,
tatata.
4) Bisa memegang dan makan kue sendiri.
5) Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i. Usia 9 bulan
1) Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga
berat badannya.
2) Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
3) Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
4) Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j. Usia 10 bulan
1) Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
2) Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
3) Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k. Usia 11 bulan
1) Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan
dengan kursi atau meja selama 30 detik.
2) Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
3) Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
4) Senang diajak bermain cilukba.
l. Usia 12 bulan
1) Mulai berjalan dengan dituntun.
2) Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
4) Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
5) Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
6) Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
7) Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak
dikenal/asing.
a. Berat Badan
Setelah melepaskan pakaian pada bayi, dokter atau perawat akan meletakkan
bayi pada timbangan khusus untuk diukur beratnya. Pengukuran biasanya akan
tercatat dalam satuan kilogram, dan Ibu dapat segera mengetahui berat badan yang
akurat dari bayi.
b. Tinggi/Panjang Badan
Dalam posisi berbaring, dokter atau perawat akan mengukur bayi Ibu dari
atas kepala hingga tumit. Beberapa rumah sakit menggunakan alat khusus dengan
bagian kepala dan kaki dari ranjang pengukur untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
c. Lingkar Kepala
Untuk mengukur lingkar kepala bayi Ibu, dokter atau perawat akan
melingkarkan alat pengukur khusus yang fleksibel tepat di atas alis dan telinga.
Pentingnya mengukur lingkar kepala bayi adalah untuk mengetahui apakah
ukuran tengkorak dan otak bayi sudah sesuai dan pertumbuhannya dalam batas
wajar. Melalui pengukuran lingkar kepala, dokter anak dapat langsung mendeteksi
bila ada penyakit atau ketidakwajaran dalam pertumbuhan bayi.
d. Gizi
Hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua jika ingin tumbuh
kembang putra putrinya maksimal. Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan
suatu keharusan karena hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati,
terutama pada 5 tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama
tersebut sangat menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan
perkembangannya. Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk
berusaha agar gizi balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.
VI. Perkembangan
Berdasarkan panduan yang digunakan di Indonesia, terdapat tahapan
perkembangan anak menurut usia dikelompokkan menjadi beberapa tahapan usia,
berikut merupakan tahapan perkembangan anak usia 9 – 12 bulan
belum dikenal
Skoring DDST:
1) Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu / pengasuh
anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).
2) Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu /
pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya
dengan baik
3) Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan
dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika
tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang
dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).
IX. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 42 Tahun 2013).
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunukan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit
seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomyelitis, dan campak dapat
dicegah. Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya belita yang
meninggal akibat penyakit yangdapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Hal itu
sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-penyakit tesebut bias dicegah dengan
imunisasi. Oleh karena itulah, untuk mencegah balita menderita beberapa penyakit yang
berbahaya, imunisasi pada bayi dari balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal.
(Vivian 2010)
Penatalaksanaan medis untuk anak usia 12 bulan : Pemberian imunisasi dasar
lengkap sesuai dengan waktu pemberian dan imunisasi tambahn seperti MMR,
Influenza, HPV dll
5. MMR
diberikan Ketika usia 12 bulan asal belum
melakukan vaksin campak.
MMR (imunisasi yang diberikan saat usia 12 bulan jika di usia 9 bulan belum
mendapatkan vaksin campak)
Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun
seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh
antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh
virus Morbili.
Imunisasi MMR memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(tampek), Rubella, mumps. Imunisasi MMR diberikan sebanyak 1 dosis pada saat
anak berumur 12 bulan.
I. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori
1. Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan
Identitas Anak dan/atau Orang Tua
Nama, Alamat, Telepon, Tempat dan tanggal lahir, Ras/kelompok entries, Jenis
kelamin, Agama, Tanggal wawancara.
2. Keluhan Utama (KU)
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan
rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu
fungsi imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak
infeksi dari lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal
imunisasi ia berada dalam kondisi sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah
anak memiliki keluhan kesehatan baik secara langsung pada anak ataupun orang
tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi. Keluhan ini dapat dijadikan
indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak
diberikan sama sekali.
3. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika
saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu
menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat
dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain
untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus
mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan
sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti
dalam pemberian imunisasi. Riwayat penyakit dahulu mencangkup :
5. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).
Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya, Alergi, Pengobatan terbaru, Imunisasi
yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang
pernah didapat sebelumnya, Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum
melakukan imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta pendidikan kesehatan
yang sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan secara langsung pada
anak ataupun keluarganya). Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.
6. Riwayat pengobatan keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki
kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit
menular pada anggota keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi
kesehatan anak, seperti merokok dan penggunaan bahan kimia, serta tingkat
kewaspadaan keluarga saat anak mengalami sakit.
7. Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada
riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan
kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini
diperbaiki untuk mengubah konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya
bahwa hal ini penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta
diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan mental pada
anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi imunisasi.
8. Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai
anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana
keluarga memahami tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis
imunisasi, alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan
sangat membantu jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai
langkah penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk
beberapa keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal ini dapat dijadikan
patokan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap
imunisasi.
9. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan mengumpulkan data-
data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak, sehingga dengan data yang ada,
dapat diketahui mengenai keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi dan
juga pendidikan kesehatan seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan
pengkajiaan atas pertumbuhan dan perkembangan anak, hal penting yang harus
diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar pemeriksaan berjalan
lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan, prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan
dan dapat diterapkan di lapangan adalah :
a. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya memberikan
warna dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan yang
menakutkan bagi anak, dan menyediakan makanan.
b. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak
menjadi kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama,
tetapi untuk pendekatan agar anak tidak takut sehingga memudahkan
pemeriksaan.
c. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak
menakutkan anak.
d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan
mengurangi rasa takut dari anak yang lain.
e. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak
mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri
kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.
f. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di
pangkuaan orang tua.
g. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak
yang lain agar tidak takut untuk diperiksa.
h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui
nasehat petugas.
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dipahami oleh setiap perawat sehingga
memudahkannya dalam melaksanakan pemeriksaan dan meminimalkan kecemasan
pada anak. Setelah memahami prinsip-prinsip ini, berikutnya adalah melakukan
pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu dikaji adalah yaitu
a. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,
seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-
lain, serta apakah kehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi
yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh kembang
anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat
diperkirakan.
b. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam
kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara
kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka
gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.
c. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan
pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam
pembahasan sebelumnya, pengukuran antropometri yang sering digunakan di
lapangan untuk memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar
kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila
dicurigai adanya gangguan pada anak. Apabila petugas akan mengkaji
pertubuhan fisik anak, maka petugas tersebut cukup mengukur BB, TB, dan
lingkar kepala. Meskipun tidak semua ukuran antropometri digunakan,
berikut ini akan dijelaskan cara pengukuran dari masing-masing ukuran
antropometri:
1) Berat Badan (BB)
Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah
sebagai berikut :
a) Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah
ditera (distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang
digunakan dapat berupa dacin atau timbangan injak.
b) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal
tersebut dilakukan dengan posisi berbaring. Untuk anak yang berusia
1-2 tahun, dilakukan dengan posisi duduk dengan menggunakan
dacin. Untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun, penimbangan berat
badan dapat dilakukan dengan posisi berdiri.
d. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku
Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas
sebelumnya. Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai keadaan
perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan normal,
meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca
pada Buku Tumbuh Kembang oleh Soetjiningsih (1996).
e. Data Kebutuhan Bio-Psiko-Sosio dalam sehari-hari
1) Bernafas
Pada pola ini, kaji anak mengenai : Apakah anak mengalami kesulitan
bernafas ? Jika iya apa kesulitan yang dirasakan ? Bagaimana suara napas
anak ?
2) Makan dan Minum
Pada pola ini kaji anak mengenai : Pada bayi : Berapa kali sehari anak
diberikan ASI ? Sampai umur berapa anak diberikan ASI ? Apakah ada
makanan pendamping ASI ? Jika ada makanan apa yang diberikan ? Umur
berapa mulai diberikan makanan cair (air buah/sari buah) ? Umur berapa
diberikan bubur susu ? Umur berapa anak mulai diberi nasi tim saring ?
Umur berapa anak diberi nasi tim ? Berapa kali sehari anak diberi makan ?
Pada anak-anak : Bagaimana nafsu makan anak sehari-hari ? Apa jenis
makanan pokok, lauk, sayuran, dan jenis buah anak ? Apakah anak
memiliki kebiasaan jajan ?
3) Eliminasi (BAB/BAK)
Pada pola ini kaji anak mengenai : Apakah anak bisa memberitahu jika
ingin BAB/BAK ? Apakah anak melakukan BAB/BAK sendiri/ditolong ?
Berapakali anak BAB/BAK dalam sehari ? Bagaimana bau, warna, dan
konsistensi feses dan urine anak ?
4) Aktifitas
Pada pola ini kaji anak mengenai : Apakah anak suka bermain ? Apa
permainan yang disukai anak ? Apakah anak memiliki teman bermain ?
Apa mainan yang dimiliki anak ?
5) Rekreasi
Pada pola ini kaji anak mengenai : Apakah anak pernah/jarang/sering
melakukan rekreasi ? Jenis rekreasi apa yang disukai anak ?
6) Istirahat dan Tidur
Pada pola ini kaji anak mengenai : Bagaimana kebiasaan istirahat anak ?
Bagaimana kebiasaan tidur anak (mencuci kaki sebelum tidur,
mengompol, mengorok, mengigau, sering terjaga atau kebiasaan tidur
lain)? Jam berapa anak mulai tidur malam dan bangun pagi ?Apakah anak
tidur sendiri atau ditemani? Apakah anak biasa tidur siang ? berapa jam ?
7) Kebersihan Diri
Pada pola ini kaji anak mengenai: Apakah anak mandi sendiri atau dibantu
? Dimana anak mandi ? Dikeringkan dengan handuk atau tidak ? Apakah
anak gosok gigi sendiri atau ditolong ? Kapan anak menggosok gigi ?
apakah menggunakan pasta gigi ?
8) Pengaturan Suhu Tubuh
Pada pola ini kaji anak mengenai pengaturan suhu tubuhnya
9) Rasa Nyaman
Pada pola ini kaji anak apakah anak mengalami nyeri atau tidak
10) Rasa Aman
Pada pola ini kaji anak apakah anak mengalami ketakutan atau kecemasan
11) Belajar (anak dan orang tua)
Pada pola ini kaji anak dan orangtua mengenai pengetahuan tentang
mkanan, kesehatan lingkungan, personal hygiene, tumbuh kembang anak
12) Prestasi
Pada pola ini kaji anak mengenai apa kepandaiannya sekarang dan apa
prestasi yang dimiliki anak
13) Hubungan Sosial Anak
Pada pola ini kaji anak mengenai hubungan anak dengan inter keluarga
(hubungan paling dekat, orang yang dominan, orang yang disegani,
hubungan, komunikasi anak dan orang tua, serta anggota keluarga lain)
14) Melaksanakan Ibadah
Pada pola ini kaji anak mengenai bagaimana kebiasaan sembahyang anak
dan bantuan yang diperlukan Selama anak sakit
II. Diagnosis Keperawatan
1. Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2016), diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada anak sehat adalah :
2. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan (D.0112)
3. Kesiapan peningkatan pengetahuan (D.0113
28
1. Kesiapan peningkatan (L. 12104) Manajemen Kesehatan Setelah (I.14508) Manajemen imunisasi atau vaksinasi Observasi
manajemen kesehatan (D.0112) dilakukan tindakan keperawatan selama .... Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
ditandai dengan x ..... diharapkan kesiapan peningkatan Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (misalnya, reaksi
Gejala dan tanda mayor Subjektif manajemen kesehatan tercapai anafilaksis terhadap vaksin sebelumnya dan atau sakit parah
a. Mengekspresikan keinginan dengan kriteria hasil : dengan atau tanpa demam)
untuk mengelola masalah Meningkatkan tindakan untuk Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan kepelayanan
kesehatan dan mengurangi faktor risiko kesehatan
pencegahannya Objektif Menerapkan program perawatan Terapeutik
a. Pilihan hidup sehari-hari tepat Aktivitas hidup sehari-hari efektif Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
untuk memenuhi tujuan program memenuhi tujuan kesehatan Dokumentasikan informasi vaksinasi (misalnya, nama produen,
kesehatan tanggal kedaluwarsa)
Gejala dan tanda minor Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat Edukasi
Subjektif Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan
Mengekspresikan tidak adanya efek samping
hambatan yang berartidalam
Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (misalnya,
mengintegrasikan program yang hepatitis B, BCG, difteri, tetanus, pertussis, h. influenza, polio,
ditetapkan untuk megatasi campak, measles, rubella)
masalah kesehatan
Informasikan imunisasi yang meindungi terhadap penyakit
Menggambarkan berkurangnya namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah (misalya, influenza,
faktor risiko terjadinya pneumokokus)
masalah kesehatan
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (misalnya, rabies,
Objektif tetanus)
a. Tidak ditemukan adanya gejala Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti
masalah kesehatan atau penyakit mengulang jadwal imunisasi kembali
yang tidak terduga
Informasikan penyedia layanan pecan imuisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis
2 Kesiapan peningkatan (L. 12111) Tingkat Pengetahuan (I.12470) Promosi kesiapan penerimaan informasi
pengetahuan (D.0113)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Gejala dan Tanda Mayor selama …x.... diharapkan tingkat
Observasi
pengetahuan meningkat dengan kriteria
hasil : Identifikasi informasi yang akan disampaikan
Subjektif :
Perilaku sesuai anjuran meningkat Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini
Menggambarkan
pengalaman sebelum yang sesuai menerima informasi
dengan topik
Fasilitasi mengenali kondisi tubuh yangyang membutuhkan
Objektif : layanan keperawatan
Terapeutik