Celah di bibir
Celah terjadi pada lebih
(labioskisis)
dari organ. Misal, terjadi
di bibir dan langit- langit
(labiopalatoskisis) atau
Celah di langit mulut terjadi pada bibir,
(palatoskisis) palatum hingga
mengenai gusi bagian
atas (labio
gnatopalatoskisis).
BEBERAPA JENIS BIBIR SUMBING
01 02 03
Unilateral Unilateral Bilateral
Incomplete Complete Complete
Sumbing bibir disebabkan oleh kegagalan fusi prosesus
2
maksilaris dan frontonasalis selama minggu ke enam
usia gestasi. Pada kasus bilateral, premaksila
mengalami anteversi. Masalah ini selalu berkaitan
dengan deformitas nasal. Sumbing palatum dapat berdiri
sendiri atau bersama dengan sumbing bibir. Ini
disebabkan oleh kegagalan fusi prosesus palatinum dan
septum nasi.
Kelainan kongenital seperti tracheoesophalangeal
fistula, omphalocele, trisomi 13, dan displasia skeletal
ETIOLOGI dihubungkan dengan kejadian cleft lip dan cleft palate
sekitar 20-30% dari kasus. Penyebabnya bersifat
multifaktorial, meliputi gabungan antara faktor
lingkungan dan genetik. Diantaranya abnormalitas
kromosom, faktor lingkungan atau teratogen, obat-
obatan, nutrisi saat kehamilan, dan ibu hamil yang
merokok.
Manifestasi Klinis
• Labioskisis • Palatoskisis
01 02 03
MRI
FOTO PEMERIKSAA (MAGNETIC RESONANCE
ROTGEN N FISIK IMAGING)
PENATALAKSANAAN
Dalam menangani masalah Labiopalatoskisis ini, pembedahan dilakukan untuk
penutupan bibir dan palatum. Penutupan bibir sumbing secara bedah biasanya
dilakukan setelah anak berumur 2 bulan, ketika anak telah menunjukkan kenaikan
berat badan yang memuaskan dan bebas dari infeksi oral, saluran napas, atau
sistemik. Perbaikan pertama dapat direvisi saat berumur 4-5 tahun. Operasi hidung
untuk mengatasi distorsi hidung sering dilakukan pada saat perbaikan bibir (Nelson,
2011). Namun rinoplasti atau operasi hidung bisa juga dilakukan saat berumur 3-6
bulan.
Sedangkan untuk sumbing palatum, pembedahan dilakukan pada usia 18 bulan
sampai 2,5 tahun ketika anak belum aktif berbicara. Satu bulan setelah palatoplasti
(operasi palatum) dilakukan terapi wicara oleh terapis. Bila gusi juga terbelah
(gnatoskisis) kelainannya menjadi labiognatopalatoskisis, perbaikan untuk gusi
dilakukan pada saat usia 8-9 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi
(Aminullah A, 2012).
PEMBEDAHAN LABIOPLASTY
S:-O:
- Tidak ada sekret
- Suara napas
vesikuler
2. 10.00 D.0006 - RR : 30 x/menit Kelompok 7
- SpO2 : 99%
A: masalah teratasi
P : Intervensi di
hentikan
1. Persiapan
a. Kelengkapan tim oprasi :
Operator : dr. Wira
ASUHAN KEPERAWATAN Anestesi : dr. Momon
Jenis anestesi : General anestesi
INTRA OPERATIF
Perawat sirkuler: Br. Lutfi
Scrub nurse : Zr. Ida
b. Riwayat asma : Tidak ada
c. Posisi operasi : Supine
d. Rencana dilakukan tindakan :
Labioplasty
• PERSIAPAN ALAT
S:-
O:
- TD : - mmHg
- RR : 29 x/menit
- Nadi : 134
1. 12.30 D.0012 x/menit Kelompok 7
- Suhu : 36,1 oC
- Akral hangat
- Perdarahan ± 15 cc
A: masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
• Airway
Terdapat sumbatan jalan nafas, banyak
akumulasi sekret pada daerah mulut.
• Breathing
Pergerakan dada simetris RR : 29 x/menit,
Saturasi : 98 %
• Circulation
ASUHAN KEPERAWATAN
TD : - mmHg, Nadi : 135 x/menit, CRT < 2 detik
POST OPERATIF • Observasi Recovery Room
Klien datang ke recovery room pukul 12.50
TTV :
TD : - mmHg
Nadi : 13 x/menit
N : 135 x/menit
RR : 29 x/menit
Sat : 98 %
• ANALISA DATA POST OPERASI
No Data Etiologi Masalah
DS :
- Tidak terkaji DO :
- Airway : Terdapat sumbatan jalan
1. nafas, terdapat banyak akumulasi Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efek agen farmakologis (anastesi)
sekret pada daerah mulut. Efektif
- Breathing :
RR 29 x/menit,
Sat 98%
DS :
- Tidak terkaji DO :
2. - Terdapat luka insisi dibagian mulut Insisi pembedahan Gangguan integritas kulit
- CRT < 2 detik
- Tampak Kemerahan
DS :
- Tidak terkaji DO :
- Tampak kemerahan
3. - TTV : Insisi pembedahan Resiko infeksi
TD : - mmHg
N : 135 x/menit RR : 29 x/menit
Sat : 98 %
• INTERVENSI POST OPERASI
INTERVENSI POST OPERASI
NO SDKI SLKI SIKI
1. Manajemen Jalan Napas (I.01011)
(D.0149) (L.01001) Observasi :
Bersihan jalan nafas tidak efektif Tujuan: 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
berhubungan dengan efek agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama usaha nafas)
farmakologis (anastesi) 1 x 45 menitdiharapkan kemampuan 2. Monitor bunyi nafas tambahan
membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
untuk mempertahankan jaln Terapeutik :
nafas tetap paten meningkat. 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
Kriteria Hasil: 2. Lakukan fisioterapi dada
a. Produksi sputum 4 (cukup menurun) 3. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
b. Wheezing 5 (menurun) detik, jika perlu
c. Dispnea 5 (menurun)
2. (D.0129) (L.14125) Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
Gangguan integritas kulit Tujuan: Perawatan Luka (I.14564)
berhubungan dengan faktor mekanik, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi :
insisi pembedahan 1 x 45 menit diharapkan keutuhan kulit atau 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
jaringan meningkat. 2. Monitor tanda-tanda infeksi
Kriteria Hasil : 3. Monitor karakteristik (misalnya, bau, warna,
a. Perfusi jaringan 5 (meningkat) ukuran)
b. Kemerahan 5 (menurun) Terapeutik :
c. Jaringan parut 5 (menurun) 1. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi
2. Pasang balutan sesuai jenis luka
d. Suhu kulit 5 (membaik) • Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antibiotik
INTERVENSI POST OPERASI
No SDKI SLKI SIKI
1 (D.0142) (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
Resiko infeksi berhubungan dengan Tujuan: Observasi :
insisi pembedahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitoring tanda dan gejala infeksi
selama 1x45 menit diharapkan derajat lokal dan sistemik
infeksi berdasarkan observasi atau sumber 2. Monitor karakteristik luka operasi
informasi menurun. Dengan Kriteria hasil: Terapeutik :
a. Demam 5 (menurun) 1. Batasi jumlah pengunjung
b. Kemerahan 5 (menurun) 2. Berikan perawatan kulit pada daerah
c. Bengkak 5 (menurun) luka
3. Cuci tangan sesudah dan sebelum
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Bersihkan luka dengan cairan NaCl
5. Berikan salep sesuai indikasi, jika
perlu
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu.
• IMPLEMENTASI POST OPERASI
No Jam Diagnosis Implementasi Paraf
1. 13.00 D.0149 1. Memonitor tanda dan gejala Monitor pola nafas Kelompok 7
13.05 (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Hasil :RR : 29 x/menit SpO2 : 98%
2. Memonitorbunyi nafas tambahan
Hasil :
Tidak ada bunyi nafas tambahan
13.08 3. Memonitorsputum (jumlah, warna, aroma) Hasil
:
Tidak ada sputum
4. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
Hasil :
13.10 Jalan napas pasien paten
5. Berikan minum hangat Hasil :
13.15 Belum diberikan air hangat
6. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik, jika perlu
13.15 7. Hasil :
Pasien dilakukan suctioning untuk mengurangi
sekret
• IMPLEMENTASI POST OPERASI
No Jam Diagnosis Implementasi Paraf
2. 13.00 D.0129 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit Hasil : Kelompok 7
Luka karena insisi
2. Memonitor tanda-tanda infeksi
13.05 Hasil :
Tampak kemerahan, TD : - mmHg
N : 135 x/menit RR : 29 x/menit Sat : 98 %
3. Memonitor karakteristik (misalnya, bau, warna, ukuran)
Hasil :
Tidak berbau, tampak kemerahan
4. Memberikan salep yang sesuai ke kulit/lesi Hasil :
Sebelum dibalut luka diberikan gentamicin
5. Memasang balutan sesuai jenis luka
13.09 Hasil :
Luka sudah dibalut
6. Berkolaborasi pemberian antibiotik
Hasil :
Rencana pemberian ampicilin
13.16
13.17
13.25
• IMPLEMENTASI POST OPERASI
No Jam Diagnosis Implementasi Paraf
3. 13.00 D.0142 1. Memonitoring tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik Kelompok 7
Hasil :
Tampak kemerahan TD : - mmHg
N : 135 x/menit RR : 29 x/menit Sat : 98 %
13.05 2. Memonitor karakteristik luka operasi
Hasil :
Luka pasien dibalut dengan kassa
13.10 3. Membatasi jumlah pengunjung
Hasil :
Kunjungan untuk klien dibatasi karena observasi ICU
4. Memberikan perawatan kulit pada daerah luka Hasil :
13.12 Luka sudah dibalut
5. Mencuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
13.15 Hasil :
Perawat sudah mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien
6. Memberikan salep sesuai indikasi, jika perlu
Hasil :
13.16 Telah diberikan gentamicin sebelum di balut dengan kasa
13.18 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Hasil :
Keluarga sudah paham
13.20 Mengajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Hasil :
Kelurga sudah paham tentang perawatan luka
13.25 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu. Hasil :
Rencana pemberian ampicilin
• EVALUASI POST OPERASI
THANK YOU