Disusun oleh :
Retno Nurwinanthi, Amd.Kep
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya serta kesempatan kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Neonatus pada bayi Ny. I dengan Giant
Omphalochele di Ruang Bayi RSUD dr Soetomo Surabaya” tepat pada waktunya. Tidak lupa
pula kami menyampaikan banyak terimakasih kepada pembimbing ruangan yang telah
membimbing kami serta mengajarkan kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sehingga dapat bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan dan membantuproses
pembelajaran bagi kita, terutama bagi kami sebagai penyusun.
Penyusun
Retno Nurwinanthi
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Neonatus dengan judul “Asuhan Keperawatan
pada Bayi Ny. I dengan Giant Omphalochele di Ruang Bayi RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA”.
Disahkan dan disetujui pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 1 5 Januari 2023
Mengetahui
Pembimbing Ruangan Kepala Ruangan
Ruang Bayi Ruang Bayi
ii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu penulis telah menyusun makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan pada By Ny I dengan Giant Omphalocele di Ruang Bayi RSUD dr
Soetomo Surabaya sehingga diharapkan sebagai seorang perawat mampu memberikan
asuhan keperawatan dengan tujuan meminimalisir angka kematian dan kesakitan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penyusunan makalah ini diharapkan peserta pelatihan /penyusun dapat mengerti dan
mampu melakukan asuhan keperawatan pada bayi dengan omphalocele
1.3.2 Tujuan Khusus
Melakukan pengkajian keperawatan pada bayi dengan Giant Omphalocele
diRuang Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Menegakkan diagnosis keperawatan pada bayi dengan Giant Omphalocele
diRuang Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Menyusun rencana keperawatan pada bayi dengan Giant Omphalocele di
Ruang Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada bayi dengan
GiantOmphalocele di Ruang Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Melakukan evaluasi keperawatan pada bayi dengan Giant Omphalocele di
Ruang Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada bayi dengan
GiantOmphalochele di Ruang Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2
1.4 Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengharapkan dapat menambah
pengetahuan pembaca tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan Giant Omphalocele
khususnya pada perawat (peserta pelatihan).
1.5 Metode
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode studi kasus, dengan
pendekatan proses keperawatan guna mengumpulkan data, analisa data dan menarik
kesimpulan untuk memperoleh bahan atau materi yang digunakan dalam penyusunan
makalah ini. Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah cara penelitian dengan mengumpulkan data secara
komprehensif untuk mendapatkan data atau bahan yang berhubungan dengan
penderita omphalocele dalam rangka mendapatkan dasar teoritis dengan jalan
membaca buku catatan kuliah, makalah literatur, atau referensi.
2. Tinjauan kasus
Dengan cara mengadakan observasi pada pasien yang di rawat di Ruang Bayi di
RSUD. Dr. Soetomo khususnya pada penderita Omphalocele
3. Dokumenter
Dokumenter diambil dari catatan medis untuk menyesuaikan pelaksanaan kegiatan
teori. Dengan teknik studi dokumenter ini akan lebih mendukung pada data yang
telahdiambil dengan cara lain sebagai data yang diperoleh lebih bisa dipercaya.
4. Komunikasi dan wawancara
Yaitu dengan mengadakan wawancara dengan penderita maupun keluarganya
dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai riwayat kesehatan pasien
tersebut.
3
BAB II Tinjauan pustaka yang berisi konsep medis, pengertian, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, pemeriksaan
penunjang, komplikasi serta konsep dasar keperawatan yang berisi
pengkajian, diagnosis keperawatan dan intervensi
BAB IV Pembahasan yang berisi membahas kesenjangan antara BAB II dan BAB
III.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
adanya omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan
genetik.
c. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan
tersebut harus dilacak dengan USG.
2. Menurut Rosa M. Scharin (2004), etiologi dari Omphalocele belum diketahui secara
pasti, namun beberapa teori telah disebutkan seperti:
a. Kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen dalam 10-12 minggu yaitu
kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral untuk berpindah ke bagian tengah
dan menetapnya the body stalk selama gestasi 12 minggu.
b. Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalokel adalah resiko tinggi
kehamilan seperti :
Infeksi dan penyakit pada ibu
Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok,
Kelainan genetik
Defesiensi asam folat dan asupan gizi tidak seimbang
Hipoksia
Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke dalam tubuh
ibuhamil
2.1.3 Patofisiologi
Pada usia janin 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus
dariekstra peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan
terjadi kegagalan masuknya organ isi visera kedalam perut dan terbentuk kantong di
pangkal umbilicus yang terisi usus, lambung, kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari
lapisan peritoneum dan lapisan amino yang keduanya bening sehingga isi kantong
tampak dari luar, keadaan ini disebut omphalocelel. Bila usus keluar di titik terlemah di
kanan umbilicus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus lapisan
peritoneum dan amino, keadaan ini disebut gastroskizis. Usus, visera dan seluruh
permukaan rongga abdomen yang berhubungan dengan dunia luar menyebabkan
penguapan dan pancarandari tubuh cepat berlangsung sehingga terjadi dehidrasi dan
hipotermi. Kontaminasi usus dengan kuman dapat terjadi dan distensi usus sehingga
mempersulit koreksi pemasukan kerongga abdomen pada saat pembedahan
6
Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi pada dinding
abdomen yang menyebabkan herniasi usus pada salah satu sisi umbilicus. Hal ini
menyebabkan organ visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan terbungkus
kantong. Omfalokel terbentuk akibat kegagalan fungsi dalam pembentukan dinding
abdomen dan terbentuk defek. Letak defek umumnya di sebelah kanan umbilicus. Usus
Sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin, akibatnya usus menjadi tebal
dan kaku karena pengendapan dan iritasi dari cairan asam amino, usus juga terlihat
pendek dan rongga abdomen sempit. Angka kematian tinggi bila omphalocele besar
karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi. Pada 25-40% bayi yang menderita
omphalocele, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan
kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung. (Ngastiyah 1997).
2.1.4 Manifestasi Klinis
Omphalocele dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau atau
keluar melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalocele, yaitu
omphalocele kecil hanya usus yang keluar atau menonjol. Sedangkan omphalocele besar
usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh. Omphalocele memperlihatkan
sedikit pembesaran pada dasar tali pusat atau kantong membrane yang menonjol pada
umbilicus.kantong tersebut berukurab dari kecil sampai raksasa dan mengenai hati,
limfedan tonjolan besar pada bowel ( isi perut ). Tali pusat biasanya di insersi kedalam
kantong. Jika kantong rupture pada uterus, maka usus akan terlihat gelap dan edematous.
Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus menunjukkan normal yang esensial. 1 dari
3 bayi dengan omphalocele diasosiasikan sebagai kongenital abnormally
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboraorium
b. Pemeriksaan maternal serum alfa fetoprotein ( MSAFP ). Diagnosis prenatal defek
pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan serum MSAFP
c. USG
d. Radiologi
e. Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetic dengan
memperlihatkanmarker structural
f. Echocardiography untuk melihat kelainan jantung
7
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Pre Natal
Apabila didiagnosis omphalocele pada masa prenatal maka sebaiknya dilakukan
informed consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko terhadap ibu, dan
prognosis. Inform consent sebaiknya melibatkan ahli kandungan, ahli anak, dan ahli
bedah anak. Keputusan akhir dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan
berikutnya beerupa melanjutkan kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila
melanjutkan kehamilan sebaiknya dilakukan observasi melaluui pemeriksaan USG
secara berkala serta ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama kehamilan
mungkin omphalocele berkurang ukurannya atau bahkan rupture sehingga
mempengaruhi prognosis. Beberapa ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika
terdiagnosa omphalocele yang besar atau janin memiliki kelainan kongenital yang
multipel.
2. Penatalaksanaan Post Natal
Penatalaksanaan post natal meliputi penatalaksanaan segera setelah bayi lahir,
kelanjutan penatalaksanaan awal, apakah operasi atau non operasi ( konservatif )dan
penatalaksanaan post operasi. Penatalaksanaan segera bayi dengan omphalocele adalah
:
a. Tempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk mencegah
kehilangancairan, hipotermi dan infeksi
b. Posisikan bayi senyaman mungkin, posisi kepala sebaiknya lebih tinggi untuk
memudahkan drainase
c. Lakukan penilaian ada tidaknya distress respirasi yang mungkin membutuhkan
alatbantu ventilasi seperti intubasi endotrakeal
d. Pasang pipa nasogastric atau pipa orogastric untuk mengeluarkan udara atau
cairan dari usus sehingga dapat mencegah muntah, aspirasi, mengurangi distensi
dantekanan ( dekompresi ) sekaligus mengurangi tekanan intra abdomen
e. Pasang kateter uretra untuk mengurangi distensi kandung kemihdan mengurangi
tekanan intra abdomen
f. Pasang jalur intravena ( sebaiknya pada ekstremitas atas) untuk pemberian cairan
dan nutrisi parenteral sehingga dapat menjaga tekanan intravaskuler dan menjaga
kehilangan protein yang mungkin terjadi karena kehilangan sistem usus dan untuk
pemberian antibiotika broad spektrum
8
g. Lakukan monitoring dan stabilisasi suhu, status asam basa, cairan dan elektrolit
h. pada omphalocele defek ditutup steril saline atau povidone iodine lalu ditutup lagi
dengan suatu oklusif plastic dressing wrap atau plastic bowel bag. Tindakan ini
harus dilakukan hati – hati yang bertujuan untuk melindungi defek dari trauma
mekanik, mencegah kehilangan panas, mencegah infeksi dan mencegah angulasi
sistem usus yang dapat mengganggu suplai aliran darah
i. Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit dilakukan
guna persiapan operasi bila diperlukan serta evaluasi adanya kelainan kongenital
lain yang ditunjang oleh pemeriksaan rontgent thorax dan echocardiogram
j. Bila bayi dirujuk sebaiknya bayi ditempatkan dalam suatu inkubator hangat dan
ditambah oksigen
Penatalaksanaan terapeutik menurut Suriadi dan Yuliani ( 2001) adalah:
1. Perawatan pra bedah
a. Terpeliharanya suhu tubuh
b. Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami prolaps
sangatmeningkatkan area permukaan
c. Pemasangan ngt dan pengisapan yang kontinyu untuk mencegah distensi usus
yangmempersulit pembedahan
d. Menutup usus dengan kasa steril lembab dengan cairan NaCl steril untuk
mencegahkontaminasi
e. Omphalocele tidak dianjurkan untuk melakukan traksi berlebihan pada mesentrium
f. Terapi intravena untuk hidrasi
g. Antibiotik dengan spektrum luas secara intravena
Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di
dalam kantong akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele
kecil, dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong
dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan peritoneum,
facia, dan kulit. Tetapi biasanya omphalocele terlalu besar dan rongga perut terlalu
kecil sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan kedalam rongga perut. Jika
dipaksakan aka nada regangan pada dinding perut, diafragma akan terdorong
keatas sehingga terjadi
9
gangguan pernafasan. Obstruksi vena cava inferior juga dapat terjadi karena
tekanan tersebut.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocele dengan
cairan antiseptik dann menutupnya. Dengan demikian ada kesempatan untuk
terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan
terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini membutuhkan waktu 3 – 4
bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah
anak berumur 5 -10 bulan
h. Terapi oksigen diperlukan untuk membantu pernafasan
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung pada besar kecilnya lubang
pad adinding abdomen. Tujuan pembedahan adalah untuk mengembalikan visera
ke dalam cavum abdomen dan menutup dinding abdomen. Pada omphalocele jika
lubang kecil maka disambungkan saja, namun jika lubangnya besar maka akan
dicangkok dengan mengambil kulit dari bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini
untuk menempatkan usus kedalam rongga perut dan menutup lubang. Harus
dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi. Semakin ditunda
operasi akan semakin sulit karena usus akan odema.
3. Pasca Bedah
a. Perawatan pasca bedah neonatus rutin
b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
c. Dilakukan aspirasi tiap jam pada tube nasogastric
d. Pemberian antibiotika
e. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan
2.1.7 Komplikasi
1. Infeksi pada kantong
2. Kekurangan nutrisi
3. Sepsis
4. Nekrosis
10
WOC
Infeksi pada waktu Asupan gizi tidak Konsumsi obat- obatan
kehamilan seimbang Merokok, paparan polutan
Defisiensi asam folart
OMPHALOCELE
Defisit Pengetahuan
11
Skin barrier tidak ada Rongga abdomen
terdesak
Penyebaran bakteri lewat Resiko Infeksi Resiko Hipotermi Muntah hijau Ketidakmampuan
pembuluh darah sistemik
mengabsorbsi nutrien
Hipertermi
Penurunan Perfusi
Jaringan Serebral
takikardia
Peningkatan
metabolisme tubuh
Konsumsi oksigen
meningkat
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien atau keluarga klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut
tidak ditentukan oleh tim kesehatan secara independen tetapi melalui suatu
interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009).
Dalam hal ini data yang diperoleh dari wawancara dengan keluarga dan
tim kesehatan yang lain, dimana wawancara tersebut untuk mengetahui pada ibu
meliputi:
1) Identitas
a) Identitas anak
Nama, umur, jenis kelamin, agama, kedudukan klien dalam keluarga, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, nomor rekam
medis, alamat.
b) Identitas Orang tua
Nama ayah, nama ibu, umur, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pada pengkajian keperawatan dapat ditemukan omphalocele yang
berukuran kecil atau besar, adanya muntah atau retensi lambung. Bayi
mungkin mengalami kesulitan buang air besar, peningkatan suhu tiba – tiba
yang berkaitan dengan infeksi atau inflamasi. Kesulitan minum, penurunan
mobilisasi dan adanya distress pernafasan, sesak.
b) Riwayat Prenatal
Penyebab omphalocele meliputi infeksi pada waktu kehamilan, defisiensi
asam folat, asupan gizi tidak seimbang saat hamil, infeksi ibu, konsumsi obat-
obatan, merokok, dan paparan polutan
13
a) Riwayat intranatal
Lamanya kehamilan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan
persalinan, berat badan lahir, keadaan bayi lahir awal, awal timbulnya
pernafasan, tangisan pertama dan tindakan khusus.
d) Riwayat post natal
Demam, kelainan congenital, kesulitan menghisap, kesulitan pemberian
makan atau ASI.
e) Riwayat kesehatan Keluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami
gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan
langsung dengan gangguan system gastrointestinal.
f) Riwayat kehamilan sekarang
1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Sesuai dengan hukum Naegele yaitu dari hari pertama haid terakhir
ditambah tujuh dikurangi tiga bulan ditambah satu tahun (Varney,
2007).
2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui taksiran persalinan (Varney, 2007).
3) Keluhan pada kehamilan
Berisikan keluhan, pemakaian obat-obatan, maupun penyakit pada
saat hamil, mulai dari trimester I, II dan III (Varney, 2007).
4) Ante Natal Care (ANC)
Ante Natal Care yaitu pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Manuaba dkk, 2012). Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau
tidak, sejak hamil berapa minggu, tempat ANC dan riwayat
kehamilannya (Saifuddin, 2006).
5) Penyuluhan
Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu ditanyakan untuk
mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien
dan berguna bagi kehamilannya (Astuti, 2012).
6) Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
14
7) Untuk mengetahui sudah/belum, kapan dan berapa kali yang nantinya
akan mempengaruhi kekebalan ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus
(Astuti, 2012).
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, informasi
tersebut biasanya diperoleh melalui kepekaan perawat “senses”selama melakukan
pemeriksaan fisik melalui 2S (sight, smell) dan HT (hearing and touch atau taste)
(Nursalam, 2009).
Hal ini diperoleh dari pemeriksaan fisik yang meliputi :
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan antropometri
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), pemeriksaan antropometri
meliputi:
(a) Lingkar kepala : Untuk mengetahui pertumbuhan otak (normal 30-38
cm)
(b) Lingkar dada : Untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan
(normal 33-35 cm)
(c) Panjang badan : Normal (48-50 cm)
(d) Berat badan : Normal (2500-4000 gram)
(e) Lingkar Abdomen : (normal : 33-35 cm)
Keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital terdiri dari suhu, frekuensi
jantung dan pernapasan
Head to toe
a) Kulit
Kaji adanya penurunan turgor kulit, warna kulit, kaji adanya gangguan
sirkulasi, sianosis perifer dan peningkatan suhu tubuh biasanya
berhubungan dengan dehidrasi atau infeksi
b) Kepala
Bentuk kepala bulat, kaji adanya caput atau cephal
c) Mata
Pada mata tidak ada gangguan spesifik yang menyertai, kaji warna sklera
daan pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
d) Hidung
Kaji adanya pernapasan cuping hidung
15
e) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, kaji mukosa mulut lembab atau
kering
f) Telinga
Perhatikan kebersihannya dan kaji ada kelainan atau tidak
g) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenonatus pendek dan kaji ada
kelaianan atau tidak
h) Thorax
Bentuk simetris, kaji adanya takhikardia, suara jantung tambahan, kaji
adanya distress pernafasan, retraksi frekuensi napas dan perhatikan suara
napas bersih
h) Abdomen
Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka
Kaji letak defek, umumnya berada di sebelah kanan umbilicus
Perhatikan adanya tanda – tanda infeksi / iritasi
Diameter defek/ omphalocele
Nyeri abdomen mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/ kronis sering
disebabkan oleh inflamasi/ obstruksi
Distensi abdomen, kontur menonjoldari abdomen yang mungkin
disebabkan oleh pelambatan pengosongan lambung, akumulasi gas/
feses, inflamasi, obstruksi
i) Genetalia
Tidak ada gangguan spesifik yang menyertai
k) Ekstremitas
Tidak ada gangguan spesifik yang menyertai, kaji kekuatan otot dan
adakah kelainan pada tulang
l) Reflek
Tidak ada gangguan spesifik yang menyertai, kaji reflek bayi
1. Reflek moro : Untuk mengetahui gerakan memeluk bila
dikagetkan.
2. Reflek rooting : Untuk mengetahui cara mencari putting susu
dengan rangsangan atau sentuhan pada pipi daerahmulut.
3. Reflek walking : Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam
16
suatu gerakan berjalan atau melangkah jika diberikan dengan cara
memegang lengannya sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh
permukaan yang rata dan keras.
4. Reflek sucking : Untuk mengetahui reflek hisap dan menelan
5. Reflek grasping : Untuk mengetahui kekuatan menggenggam.
6. Reflek tonik neck : Untuk mengetahui otot leher bayi akan
mengangkat leher dan menoleh kekanan dan kekiri jika diletakkan
pada posisi tengkurap. (Marmi dan Rahardjo, 2012).
m) Tonus / aktivitas
Kaji apakah bayi aktif atau tenang dan tangisan bayi keras atau lemah
n) Pola tidur/istirahat kurang
o) Pola eliminasi alvi : diare feses berwarna hijau/campur lendir
p) Pola eliminasi urin: hitung frekuensi dan jumlah kencing
q) Pola nutrisi : jumlah minum sesuai dengan kebutuhan, jenis minum
ASI/PASI, apabila muntah/retensi lambung catat (jumlah, warna, jenis
muntahan)
2. Pemeriksaan Penunjang
Pada Preoperatif biasanya dilakukakan pemeriksaan hematologi
diantaranya : Darah lengkap, Serum Elektrolit dan CRP
USG Abdomen
Babygram
B. Analisis data
Merupakan proses berfikir secara ilmiah berdasarkan teori teori yang
dihubungkan dengan data-data yang ditemukan saat pengkajian, mengintreprastasikan
data atau membandingkan dengan standar fsiologi setelah dianalisa maka akan didapat
penyebab terjadinya masalah pada klien.
Data tersebut dapat diperoleh dari keadaan pasien yang tidak sesuai dengan
standar criteria yang sudah ada. Untuk itu perawat harus jeli memahami tentang standar
keperawatan sebagai bahan pembandingan, apakah keadan kesehatan klien sesuai atau
tidak dengan standar yang ada.
Pengelompokan data adalah mengelompokan data-data klien dimana klien
mengalami permasalahan kesalahan atau keperawatan berdasarkan criteria
permasalahannya, setelah data dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi
masalah keperawatan klien dan merumuskannya.
17
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
19
2) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
20
a. Verbalisasi kebingungan menurun
b. Verbalisasi akibat kondisi yang dihadapi menurun
c. Perilaku gelisah menurun
Intervesi Konseling
Observasi
a. Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
b. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
c. Monitor tanda – tanda kecemasan
Terapeutik
a. Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan
b. Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran
c. Berikan penguatan pada ketrampilan baru
d. Berikan privasi dan pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
penuh perhatian
e. Motivasi ibu untuk belajar merawat omphalocele
Edukasi
a. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi
b. Anjurkan mengekspresikan perasaan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan informasi tentang penyakit
21
a. Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
b. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang perawatan omphalocele meningkat
c. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
Intervesi Konseling
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Identifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi belajar
Terapeutik
a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
2.2.3 Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).
2.2.4 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai ataudalam
melakukan evaluasi perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil (Hidayat, A.Aziz
Alimul,2011)
22
BAB III
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
23
b. Riwayat Prenatal
Ibu hamil G4P2A1 dengan usia kehamilan 37 - 38 minggu. Ibu rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan pada bidan praktek mandiri saat trimester 1 (2x)
pemeriksaan, trimester II (2x) pemeriksaan, dan trimester III (3x) pemeriksaan.
Pernah melakukan pemeriksaan USG 2x selama hamil.
c. Riwayat Intranatal
Bayi lahir SC tanggal 15 Desember 2022 jam 13.26 wib , bayi lahir langsung
menangis, AS 8-9, Down Score 0, Skala nyeri : 1, ketuban jernih, tidak ada
perdarahan. Jenis kelamin perempuan, BB lahir 2700 gr, PB 51 cm, lingkar kepala
34.5 cm, lingkar dada 27 cm, anus (+) dan terdapat giant omphalocele diameter 12
cm
Bayi dirawat di NICU selama 4 hari kemudian dipindah ke ruang RKL tgl 19
Desember 2022.Pada omphalocele terpasang ring kasa yang diganti setiap 3 hari
sekali. Kondisi saat pengkajian keadaan umum cukup, terpasang CVC di lengan
kanan. BAB (+) BAK (+). HR 140x/menit, RR 44 x/menit dan suhu36.8 oC. Bayi di
rawat dalam inkubator.Ibu bayi mengatakan cemas dan ingin mengetahui
perkembangan kondisi bayi.Ibu tampak bingung dan gelisah menanyakan cara
merawat bayi dan omphalocele pada saat dirumah.
Panjang badan : 51 cm
Lingkar dada : 27 cm
Head to toe
a. Kulit
Warna kulit : pink
Cyanosis : tidak ada
24
Kemerahan (RASH) : tidak ada
Tanda lahir : tidak ada
Turgor kulit : elastis
Suhu kulit : 36,8 oC
Akral : hangat, kering, merah
b. Kepala/Leher
Frontanela anterio : tegas
Sutura sagitalis : tepat
Gambaran wajah : simetris
Caput succedanum : tidak ada
Cephal hematom : tidak ada
Telinga : normal
Hidung : simetris, RR 48 x/menit, tidak ada napas cuping
hidung
Mata : secret mata tidak ada, sclera mata bersih
Mulut : tidak ada kelainan, mukosa bibir lembab.
c. Dada dan paru
Bentuk : simetris
Suara napas : bersih
Respirasi : O2 ruangan, RR 48 x/menit
d. Jantung
CRT : < 3 detik
Denyut jantung : 140 x/menit, kuat, teratur
Suara jantung : tidak terdengar murmur
e. Abdomen
Lingkar abdomen : 28 cm, terdapat omphalocele terpasang ring kasa
Bising usus : ada
Peristaltik usus : 6x/menit
Tali pusat : tali pusat kering,ompahalocele utuh diameter : 12
cm
f. Genetalia
Jenis kelamin : perempuan
Labia mayora menutup labia minora
25
g. Ekstremitas
Gerakan : terbatas
Ekstremitas atas : normal
Ekstremitas bawah : normal
Kelainan tulang : tidak ada
Spinal/tulang belakang : normal
h. Reflek
Rooting reflek : kuat
Menggenggam : kuat
Menghisap : kuat
i. Tonus/ aktivitas
Aktivitas : gerak aktif
Menangis : cukup
26
BOF Soft tissue mas, batas tegas, tepi regular, dengan ukuran +/- 8.3 x 8.9
cm dominan di sisi kiri kesan berada diluar kavum abdomen bercampur
dengan bayangan gas usus di dalamnya.
Tak tampak gambaran ileus maupun pneumoperitoneum
27
No Tanggal & Data Etiologi Masalah
Jam
- Menanyakan cara
merawat bayi
Ansietas
3. 03-01-2023 DS :Ibu bayi mengatakan Omphalochele Defisit Pengetahuan
belum tahu tentang
perawatan omphalocele Kurang pengetahuan
D0 : orang tua
- Ibu tampak bingung
Defisit Pengetahuan
28
3.4 Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : By. Ny. I
No RM : 1296xxxx
Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Keperawatan
03 Januari Resiko infeksi Tujuan : Setelah dilakukan 1) Observasi
2023 berhubungan dengan tindakan keperawatan dalam 3x24 a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Pukul 14.30 tidak adanya skin jam diharapkan tidak terjadi 2) Terapeutik
WIB barrier infeksi dengan kriteria hasil : a. Batasi jumlah pengunjung
b. berikan perawatan kulit area omphalocele
a. Tidak ada demam
c. cuci tangan dengan five moment
b. Tidak ada kemerahan
d. pertahankan aseptik pada pasien beresiko tinggi
c. Tidak berbau
3) Edukasi
d. Kebersihan tangan meningkat
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
e. Kebersihan badan meningkat
b. Anjurkan cara cuci tangan dengan benar
f. Kadar sel darah putih membaik
c. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4) Kolaborasi
Kolaborasi dalam pemberian terapi SSD
29
Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Keperawatan
03 Januari Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor tanda tanda ansietas
2023 dengan kurang keperawatan selama 3x 24 jam 2) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
Pukul 14.30 pengetahuan ibu diharapkan tidak terjadi ansietas kepercayaan
WIB tentang penyakit dengan kriteria hasil : 3) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
a. Orang tua tidak mengalami 4) Anjurkan keluarga untuk selaliu disamping dan
stres mendukung ibu
b. Orang tua dapat mengontrol
kecemasan
c. Orang tua mengerti prosedur
perawatan ompalocele di rumah
30
3.5 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi
31
Tanggal No Dx Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
03/01/2023 2 17.00 1. Memberikan informasi kepada S : Ibu mengatakan sudah mengerti
orang tua tentangpenyakit tentangkondisi bayinya
2. Memberikan penjelasan tentang Retno O: Retno
perawatanomphalocele Tidak tampak gelisah dan
bingung
3. Memberikan edukasi tentang ASI
Dapat menjelaskan kembali
yang terbaikuntuk bayi
Retno informasiyang disampaikan
4. Menganjurkan pada ibu untuk
memberikan ASI Tampak
5. Menganjurkan ibu untuk tenangA :
mengunjungi bayinya
Retno Ansietas
P : Intervensi dihentikan
03/01/2023 3 17.00 1.Memberi contoh kepada orangtua cara S: Ibu mengatakan sudah mengerti
merawat omphalocele cara merawat omphalocele
2.Mengajarkan kepada orangtua cara O :-Tidak tampak bingung
Retno Retno
merawat omphalocele -Bisa cara merawat omphalocele
3.Memberi informasi pada Ibu -Tampak tenang
perawatan di rumah A: Defisit Pengetahuan
P: Intervensi dihentikan
32
04/01/2023 1 07.00 1. Cuci tangan prosedural Jam 13.00S : -
08.00 2. Observasi keadaan umum bayi : O:
cukup
Keadaan umum lemah
3. Memeriksa kondisi Retno Retno
sekitar omphalochele tidak ada
omphalocele : utuh, tanda
diameter 12 cm – tanda infeksi
4. Memeriksa tanda-tanda infeksi HR 144x/menit, suhu 37 oC,
Retno
5. Mengubah posisi yang RR45x/menit
nyaman (midlinecontrol) Tanda-tanda vital dalam
batas
6. Melakukan observasi TTV
normal
Hasil TTV : HR 141x/menit, suhu Retno
36,7 oC, RR41x/menit
33
Tanggal No Dx Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
7. Merawat omphalocele dengan salep Kebersihan area omphalocele
10.00 sulfadiazine baik
8. Memberikan minum 12x32ml Kebersihan
Retno
9. Mengubah posisi bayi (midline tubuh baikA : Resiko
control)
infeksi
12.00 10. Melakukan observasi TTV
P : Lanjutkan
Hasil TTV : HR 140x/menit, suhu:
intervensi
36,7 oC, RR:40x/menit Retno Perawatan
Omphalocele
Pemberian SSD
04/01/2023 2 13.00 1. Memberikan informasi tentang cara S : Ibu mengatakan sudah mengerti
perawatanbayi dirumah tentangperawatan omphalocele
2. Memberikan penjelasan tentang Retno O:
Retno
perawatanomphalocele dirumah Tidak tampak gelisah dan
bingung
3. Memberikan edukasi tentang ASI
Dapat menjelaskan kembali
yang terbaikuntuk bayi Retno
informasiyang disampaikan
4Menganjurkan pada ibu untuk
memberikan ASI Tampa
k tenangA :
Retno Ansietas
P : Lanjutkan intervensi
34
04/01/2023 3 13.00 1.Memberi contoh kepada orangtua S: Ibu mengatakan sudah mengerti
cara merawat omphalocele cara merawat omphalocele
2.Mengajarkan kepada orangtua cara Retno O: -Tidak tampak bingung
Retno
merawat omphalocele -Bisa cara merawat omphalocele
3.Memberi informasi kepada orangtua -Tampak tenang
tentang perawatan dirumah A: Defisit Pengetahuan
Retno
P.Intervensi dihentikan
35
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian, data yang diambil penulis adalah data pasien pada usia 20 hari. Bayi
pindahan dari Ruang NICU IGD tidak didapatkan distress nafas : sesak, retraksi dada,
maupun sianosis. Pasien menggunakan O2 ruangan, pada axila kanan terpasang CVC. Di
area giant omphalocele tampak utuh terpasang ring kasa yang diganti setiap 3 hari sekali
dan tidak ada tanda - tanda infeksi. Pada hari ke duapuluh perawatan dalam inkubator
kulit bayi tidak ada luka decubitus.
Diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif tidak muncul pada tinjauan kasus karena pada
36
klinis bayi tidak ditemukan tanda – tanda distress pernafasan yaitu tidak ada sesak, tidak ada
retraksi dada, tidak sianosis, tanda – tanda vital dalam batas normal, dan pasien hanya
menggunakan O2 ruangan.
4.3 Perencanaan
Pada perencanaan tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan
tinjauan kasus dimana intervensi yang diberikan pada By. Ny. I sesuai dengan tinjauan
pustaka.
4.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah perwujudan atau realisasi dari perencanaan yang telah disusun.
Pelaksanaan pada tinjauan pustaka belum direalisasikan karena hanya membahas teori
asuhan keperawatan tanpa adanya kasus nyata, sedangkan pada kasus nyata pelaksanaan
telah disusun dan direalisasikan pada pasien dan ada intervensi dan pendokumentasian
tindakan keperawatan
Pelaksanaan pada kasus ini dilakukan secara sistematis mulai dari diagnosa prioritas
yang paling mengancam jiwa yaitu resiko defisit nutrisi, resiko infeksi, resiko gangguan
integritas kulit, ansietas dan defisit pengetahuan. Dari beberapa tindakan yang telah
direncanakan sepenuhnya dapat terlaksanakan.
Pada diagnosa resiko defisit nutrisi telah dilakukan perawatan oral hygiene,
monitoring berat badan bayi setiap hari, menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI
dan kolaborasi pemberian infus TPN. Pada diagnosa resiko infeksi telah dilakukan
perawatan area giant omphalocele menggunakan salep sulfadiazine, menjaga area
omphalocele tetap utuh dan mengganti ring kasa setiap 3 hari sekali. Pada diagnosa resiko
gangguan integritas kulit telah dilakukan mobilisasi setiap 2 jam untuk mencegah
terjadinya luka decubitus. Pada diagnosa ansietas telah dilakukan kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian informasi mengenai penyakit omphalocele kepada orang tua.Dan
pada diagnosa defisit pengetahuan telah mengajarkan cara merawat omphalocele.
1.5 Evaluasi
Pada tinjauan pustaka evaluasi belum dapat dilakukan karena merupakan kasus
semu, sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat diketahui
keadaan pasien dan masalahnya secara langsung. Pada diagnosa resiko defisit nutrisi
37
masalah teratasi sebagian dikarenakan berat badan bayi belum mengalami peningkatan.
Pada diagnosa resiko infeksi yang direncanakan 3x24 jam masalah teratasi pada pasien
tidak terjadi infeksi. Sedangkan pada diagnosa gangguan integritas kulit teratasi selama
perawatan dalam inkubator tidak terjadi gangguan integritas kulit. Pada diagnose ansietas
teratasi karena orang tua telah menunjukkan sikap penurunan kecemasan.Dan yang
terakhir pada diagnosa defisit pengetahuan teratasi karena orang tua bisa merawat
omphalocele.
.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
39
Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh
pelambatan pengosongan lambung, akumulasi gas/ feses, inflamasi, obstruksi
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan omphalocele yaitu :
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan ekspansi paru
Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adanya skin barrier
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilisasi
Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Ansietas berhubungan dengan kurang informasi orang tua tentang penyakit
Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan
omphalocele
5.2 Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
Betz Cecily Lynn. 2009. Buku Saku Kperawatan Pediatri Edisi 5.Jakarta : EGC
Handerson Crist. 2001. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC hal 234
Hull David. Jhonsont derek 2008. Dasar – dasar pediatri edisi 3. Jakarta. EGC.Hal 66
Makrum.a.h Ismael. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta: FKUI
Suriadi & Yuliani R. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1.Jakarta: CV
41