Disusun oleh:
Putu Bagus Wisnu Mahadiputra 217100083
PEMBIMING:
dr. Agoes Boediono, Sp.A.
FAKULTAS KEDOKTERAN
NGANJUK
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya, para penulis dapat menyelesaikan referat dengan
judul “Invaginasi Dan Malrotasi Pada Bayi Dan Anak”. Penyusunan referat ini
bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di KSM Ilmu Penyakit Anak
di RSUD Nganjuk.
khususnya bagi kami dokter muda yang sedang menjalani kepaniteraan klinik
kasih kepada dr. Agoes Boediono, Sp. A yang telah membimbing kami dalam
Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan segala masukan, kritik, dan saran demi
Akhir kata penulis berharap semoga referat ini bermanfaat bagi semua
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................v
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................4
2.1 Malrotasi...................................................................................................................
2.1.1 Definisi.......................................................................................................4
2.1.2 Epidemiologi.............................................................................................4
2.1.3 Etiologi......................................................................................................5
2.1.4 Faktor resiko.............................................................................................7
2.1.5 Patofisiologi...............................................................................................7
2.1.6 Klasifikasi..................................................................................................8
2.1.7 Manifestasi klinis......................................................................................9
2.1.8 Pemeriksaan penunjang...........................................................................9
2.1.9 Penatalaksanaan.....................................................................................13
2.1.10 Komplikasi..............................................................................................14
2.1.11 Prognosis.................................................................................................14
2.2 Invaginasi............................................................................................................14
2.2.1 Definisi.....................................................................................................................
2.2.2 Epidemiologi...........................................................................................................
2.2.3 Etiologi Dan Faktor Risiko....................................................................................
2.2.4 Patofisiologi.............................................................................................................
2.2.5 Gejala klinis............................................................................................................
2.2.6 Pemeriksaan penunjang........................................................................................
2.2.7 Penatalaksanaan.....................................................................................................
2.2.8 Prognosis.................................................................................................................
2.2.9 Komplikasi..............................................................................................................
BAB III............................................................................................................................22
iii
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................22
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Malrotasi dan volvulus.........................................................................6
v
BAB I
PENDAHULUAN
usus itu sendiri dapat terjadi karena usus tidak terfikasi dengan benar pada
kehijauan, nyeri perut, perut kembung, tinja berdarah, dan gagal tumbuh.
Manifestasi klinik lain pada bayi adalah dehidrasi bayi akan sering muntah
ilmu bedah dimana suatu segmen usus masuk kedalam lumen usus bagian
distalnya sehingga dapat menimbulkan gejala obstruksi dan pada fase lanjut
1
2
dan biasanya melibatkan usus halus dan usus besar. Kelainan ini terjadi pada
Malrotasi biasanya didiagnosis pada bayi baru lahir dan bayi muda. sekitar
75% kasus gejala timbul pada bayi baru lahir dan sampai 90% terjadi dalam 1
Insiden terjadinya invaginsi 70% terjadi pada usia <1 tahun tersering
usia 6-7 bulan, anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak perempuan.
Sebesar 90-95 % invaginasi pada anak < 1 tahun tidak dijumpai adanya
pada 7 hari pertama setelah vaksinasi jika vaksin diberikan sebelum bayi
jika diberikan setelah 12 minggu, risiko menjadi 1 dari 20.000 anak (Octaria,
2020).
dari serangan pertama maka akan memberikan prognosis yang lebih baik
(Octaria, 2020).
3
invaginasi pada anak dan bayi agar dapat menentukan terapi yang sesuai pada
kondisi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Malrotasi
2.1.1 Definisi
peritoneum dan biasanya melibatkan usus halus dan usus besar. Kelainan ini
(Jurnalis, 2012)
dapat terjadi apabila usus tidak terfiksasi dengan benar pada dinding usus,
mengenai seluruh bagian usus maka keadaan ini disebut volvulus midgut
(Jurnalis, 2013).
2.1.2 Epidemiologi
Hampir 60% kasus terjadi pada 1 bulan kehidupan, sekitar 20% kasus
terjadi pada usia 1 bulan sampai 1 tahun, dan sisanya muncul pada usia
4
lebih dari 1 tahun, yaitu pada masa anak-anak bahkan dapat terjadi pada
orang dewasa dengan insiden yang lebih kecil dibandingkan anak. Malrotasi
dapat
5
5
bersama kelainan kongenital lain. Sekitar 70% anak dengan malrotasi usus
juga memiliki kelainan lain seperti kelainan jantung, limpa, hati dan sistem
2.1.3 Etiologi
sekum terfiksasi pada kanan bawah dan usus halus terfiksasi pada
pita ( Ladd’s band) yang menyilang duodenum dan sekum yang tidak
hepatik dan kolon transversal pada manusia pasca lahir (Jurnalis, 2013)
volvulus midgut bahkan ditemukan saat manusia masih menjadi janin dan
akibat tidak adanya otot dari saluran cerna dan defek mesenterika
(Jurnalis, 2013)
7
chromosomal.(Martin, 2010)
2.1.5 Patofisiologi
perkembangan tube serta rotasi hingga 270°. Jika loop duodenum tetap
berada pada sisi kanan abdomen dan loop sekokolik berada pada bagian
kiri dari arteri mesenterika superior terjadilah non rotasi dari intestinal
secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang
pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Pengaruh atas kehilangan
2.1.6 Klasifikasi
(Jurnalis, 2013)
a. Nonrotasi
Pemanjangan dari midgut dimana tidak terjadi rotasi atau rotasi yang
terjadi adalah 90° berlawanan arah jarum jam. Kolon berada pada sisi kiri
dan usus halus bergerak kearah kanan dari garis tengah. Mesenterium pada
b. Hernia mesokolika
Terjadinya kegagalan fiksasi dari pada sisi kanan atau kiri dari mesokolon
Berhentinya rotasi pada stadium dua rotasi normal. Terjadi pada 80%
neonatus. Jeratan peritoneal (Ladd’s Band) berjalan dari arah yang salah
dari caecum yang terletak pada tempat yang salah, yang kemudian
sempit dan cenderung untuk mengalami perputaran atau torsi searah jarum
jam.
d. Rotasi terbalik
dengan derajat yang bervariasi secara langsung searah dengan jarum jam.
kolon. Sekum mungkin dapat berada pada sisi kanan atau kiri.
akibat muntah yang sering dengan gejala bayi tampak gelisah, tidak tenang,
BAK yang berkurang, letargi, UUB cekung dan mukosa bibir kering.
atau syok septik berupa hipotensi, gagal nafas, hematemesis atau melena
(Jurnalis, 2013)
1. Pemeriksaan laboratorium
Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah
muntah berat, dan asidosis metabolik bila ada tanda - tanda syok dan
2. Pemeriksaan Radiologis
dan duodenum, dengan atau tanpa gas usus serta batas antara udara
lokasi yang tidak normal atau ditunjukan dengan letak akhir dari kontras
bawah, dilakukan juga pada pasien dengan gejala bilious vomiting untuk
dan atresia.
b. Ultrasonografi (USG)
volvulus midgut.
series. Pemeriksaan ini dapat digunakan dengan cepat dan relatif aman
garis tengah. Pada malrotasi, tampak perubahan posisi usus dari garis
d. Barium Enema
kontras larut air digunakan sebagai pengganti dari barium. Prosedur ini
divertikulosis (kantong kecil terbentuk pada dinding usus besar yang bisa
apendisitis akut yang terjadi atau puntiran dari loop usus juga dapat
e. CT scan abdomen
pembuluh darah mesenterika dan usus yang melilit (whirl pattern), edema
2.1.9 Penatalaksanaan
mengurangi muntah serta pipa rectal untuk dekompresi volvulus usus besar
serta untuk mengurangi obstruksi akibat feses dan gas. Persiapan pra-bedah
14
harus cepat, karena harus segera menyelamatkan usus halus yang terancam
nekrosis. Tata laksana bayi dan anak dengan malrotasi dan volvulus adakah
merupakan suatu prosedur bedah yang terdiri dari tindakan distorsi volvulus
2.1.10 Komplikasi
mengalami perforasi dan infeksi dari rongga perut bila volvulus yang
2.1.11 Prognosis
2.2 Invaginasi
2.2.1 Definisi
laparotomi yang biasanya timbul setelah dua minggu pasca bedah, hal ini
kasar dan lama, diseksi retroperitoneal yang luas dan hipoksia lokal
bedah. Perjalanan penyakit ini bersifat progresiv. Insiden 70% terjadi pada
usia < 1 tahun tersering usia 6-7 bulan, anak laki-laki lebih sering
2.2.2 Epidemiologi
bawah usia 1 tahun, insidens mulai dari 35 tiap 100.000 anak di Brazil
sampai 1200 tiap 100.000 anak di Inggris. Telaah literatur tahun 2013
kejadian terendah adalah pada usia 0 – 2 bulan, yaitu 13-37 per 100.000
orang dan insidens tertinggi pada usia 4 – 7 bulan, yaitu 97 – 126 per
15,8% kasus pada usia 20 tahun ke atas. Angka kejadian paling rendah
bawah usia 1 tahun, 58,1% pada anak laki – laki.6,7 Data epidemiologi di
fokal atau abnormalitas dinding usus. Adanya patologi pada usus ditandai
dengan gejala obstruksi usus yang lebih menonjol, segmen usus yang
17
(Djaya, 2019).
2.2.4 Patofisiologi
lumen usus bagian distal oleh suatu sebab. Proses selanjutnya adalah
proses obstruksi usus strangulasi berupa rasa sakit dan perdarahan peranal.
dan pucat menahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini berlangsung
dalam beberapa menit. Diluar serangan anak atau bayi kelihatan seperti
normal kembali, pada waktu itu sudah terjadi proses invaginasi (Octiara,
2020)
Umumnya bayi dalam keadaan sehat dan gizi baik. Mungkin beberapa hari
Gejala klinis dari invaginasi adalah TRIAS gejala yang terdiri dari:
2) Muntah
3) Berak lendir darah. Sekum yang teraba kosong disebut dengan “dance’s
sign”.
invasif, bebas radiasi, tidak nyeri, cepat, dan relatif murah (Djaya, 2019).
3. Bila jari di tarik, maka akan keluar darah bercampur lendir (Currant
jelly stool’s)
gambar “air fluid levels” dan distribusi udara dalam usus tidak merata.
2.2.7 Penatalaksanaan
(Octaria, 2020)
perfusi jaringan telah baik. Pasang sonde lambung (NGT) untuk tujuan
asidosis bila ada. Berikan antibiotika profilaksis dan obat sedativa, muscle
A. Invaginasi ileo-colica
B. Invaginasi ileo-ileal.
invaginat. Reseksi usus dilakukan bila telah terjadi perforasi atau ganggren
2.2.8 Prognosis
jam dari serangan pertama maka akan memberikan prognosis yang lebih
2.2.9 Komplikasi
yang masuk dengan komplikasi perforasi dan peritonitis selain itu terdapat
juga komplikasi pasca operasi yaitu Komplikasi yang dapat terjadi pasca
operatif pada pasien bayi dan anak-anak antara lain: instabilitas sistem
menggigil, agitasi, retensi urin, ataupun yang paling sering terjadi adalah
mual dan muntah. Oleh karena itu pemantauan ketat terhadap tanda-tanda
vital pasien seperti tekanan darah, denyut nadi, laju napas, saturasi
3.1 Kesimpulan
peritonitis serta iskemik usus. Hal ini juga dapat menyebkan terjadinya
fase awal (early phase). Milking merupakan tindakan reposisi operatif pada
usus terhadap usus itu sendiri dapat terjadi karena usus tidak terfikasi dengan
22
nutrisi ke usus. Terdapat beberapa jenis dari malrotasi yang dapat terjadi yaitu
Manifestasi klinis lain pada bayi dengan malrotasi adalah dehidrasi akibat
muntah yang sering dengan gejala bayi tampak gelisah, tidak tenang, BAK
yang berkurang, letargi, ubun ubun cekung dan mukosa bibir kering. Prioritas
3.2 Saran
1. Profesi Kedokteran
invaginasi pada anak dan neonatus, dan juga orang tua diberikan
2. Penulis Selanjutnya
23
DAFTAR PUSTAKA
Djaya, A. M. E. S., 2019. Diagnosis Dan Tatalaksana Intususepsi. 46(3), pp. 189-
192.
Octiara, D. L. & Wahyuni, A., 2020. Manajemen Anestesi Pada Pediatri Dengan
Invaginasi : Sebuah Laporan Kasus. JK UNILA, 4(1), pp. 70-79.
Sander, M. A., 2014. Invaginasi Ileo-Kolo-Kolika Bagaimana Mengenali Gejala
Klinis Sejak Awal Dan Penatalaksanaannya ?. Jurnal UMM, 5(1), pp. 16-22
Jurnalis, Y. D., Sayoeti, Y., & Russelly, A. (2013). Jurnal Kesehatan Andalas.
2013; 2 (2) Malrotasi dan Volvulus pada Anak. Jurnal Kesehatan
Andalas, 2(2), 105-110.
Jurnalis, Y. D., Sayoeti, Y., & Aslinar, A. (2012). Malrotasi Usus. Jurnal
Kesehatan Andalas, 1(2).
Martin, V., & Shaw-Smith, C. (2010). Review of genetic factors in intestinal
malrotation. Pediatric surgery international, 26(8), 769-781.
Sutisna, C. S., & Viola, V. (2020). Malrotasi dengan Volvulus Midgut dan Ileus
Obstruktif Total pada Bayi Usia 2 bulan. Cermin Dunia Kedokteran, 47(1),
45-47.
24