REFERAT
VOLVULUS
Oleh:
Shabrina Yasyfi Hanifati
22004101096
Dosen Pembimbing
dr. Nurul Hidayat, M.Si, Med., Sp.B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam yang kami junjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran sehingga dalam
penyelesaian tugas ini kami dapat memilah antara yang baik dan buruk. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing pada Laboratorium Ilmu
Bedah yang memberikan bimbingan dalam menempuh pendidikan ini. Tak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunan
referat ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari dalam laporan ini belum sempurna secara keseluruhan oleh
karena itu kami dengan tangan terbuka menerima masukan-masukan yang
membangun sehingga dapat membantu dalam penyempurnaan dan pengembangan
penyelesaian laporan selanjutnya.
Demikian pengantar kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Amin.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iv
BAB I .......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................2
1.4 Manfaat ....................................................................................................................3
BAB II .....................................................................................................................................3
2.1 Definisi .....................................................................................................................4
2.2 Risiko .......................................................................................................................4
2.3 Patofisiologi .............................................................................................................4
2.3.1 Volvulus Midgut...............................................................................................4
2.3.2 Volvulus Sigmoid .............................................................................................6
2.3.3 Volvulus Caecal ...............................................................................................7
2.4 Penegakan Diagnosis ...............................................................................................8
2.4.1 Anamnesis ........................................................................................................8
2.4.2 Pemeriksaan Fisik.............................................................................................9
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................9
2.5 Tatalaksana...............................................................1Error! Bookmark not defined.
BAB III ..................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................14
3.2 Saran ......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... vivii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Volvulus Midgut................................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus
itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu
sendiri sebagai aksis longitudinal. Volvulus terjadi diberbagai tempat di saluran
pencernaan. Insidensi volvulus di dunia bervariasi, dengan kejadian volvulus usus
besar berkisar 1-5% dari seluruh penyebab obstruksi letak rendah. Di dunia bagian
barat, populasi volvulus usus besar 80% adalah volvulus sigmoid, diikuti dengan
volvulus sekum sebanyak 15%, kolon transversal 3% dan fleksura splenik (kolon
antara bagian transversal dan asending) 2%. Kondisi ini juga serupa dengan kondisi
di daerah Afrika, Asia bagian selatan dan Amerika selatan. Di daerah "volvulus belt"
di Afrika dan Timur Tengah, kejadian volvulus bahkan mencapai 50% dari penyebab
obstruksi usus besar. Volvulus lainnya dapat terjadi di gaster dan midgut.
Volvulus gaster adalah kelainan kongenital defisiensi fiksasi dari gaster ke
jaringan sekitarnya sehingga gaster dapat terpuntir. Pada keadaan normal, gaster
difiksasi oleh 4 ligament yaitu gastrohepatic, gastrophrenic, gastrosplenic, dan
gastrocolic. Kelemahan atau hilangnya ligament gastrohepatic dan gastrosplenic
menyebabkan terpuntirnya gaster sepanjang axis longitudinal (organoaxial volvulus),
sedangkan kelemahan atau hilangnya ligament gastrophrenic dan gastrocolic
menyebabkan terpuntirnya gaster sepanjang axis transverse (mesentericoaxial
volvulus). Organoaxial volvulus gaster lebih sering terjadi dibandingkan tipe
mesentericoaxial volvulus. 10-20% kasus terjadi pada anak usia kurang dari 1 tahun.
Volvulus lebih sering terjadi pada anak yaitu akibat abnormalitas mesenterium
yang terlalu panjang, dengan basis yang sempit, usus yang tidak terfiksasi dengan
baik dan malrotasi saat masa embriologi. Volvulus banyak menyerang usia neonatus
68-71%. Infant dengan malrotasi, sebanyak 40% bermanifestasi klinis saat minggu
pertama kelahiran, 50% pada bulan pertama, sisanya bermanifestasi lebih dari 1
bulan.1,2
2
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat melakukan pembelajaran tentang penyakit volvulus,
mengetahui cara penegakan diagnosis, mengetahui tatalaksana serta
penatalaksanaanya.
4
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Definisi
Istilah volvulus berasal dari kata Latin volvere ("memutar"). Volvulus
merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu sendiri,
mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu sendiri sebagai
aksis longitudinal sehingga menyebabkan obstruksi saluran cerna. Jenis utama
volvulus kolon adalah volvulus sigmoid dan volvulus cecal. 1,2
Volvulus kolon merupakan hampir 2% dari semua kasus obstruksi usus yang
dirawat di Amerika Serikat antara 2002-2010.3 Volvulus sigmoid, terhitung 8% dari
semua obstruksi usus, terjadi antara sepertiga dan dekade ke-tujuh kehidupan. Ini
lebih sering terjadi pada pria lanjut usia, orang Afrika-Amerika, orang dewasa dengan
konstipasi kronis, dan gangguan neuropsikiatri terkait. Di sisi lain, volvulus cecal
lebih sering terjadi pada wanita yang lebih muda. 3 Kelompok usia volvulus usus
midgut berbeda dari volvulus kolon. Ini biasanya terlihat pada bayi dengan rotasi
anomali usus. Volvulus segmental dari bagian usus lainnya dapat terjadi pada orang
dari segala usia, biasanya, karena isi usus yang abnormal atau perlengketan.
2.2 Faktor Risiko
Faktor risiko untuk volvulus termasuk malrotasi usus, penyakit Hirschsprung,
pembesaran usus besar, kehamilan, dan perlengketan perut. Insiden volvulus yang
lebih tinggi juga terlihat di antara pasien rawat inap dengan gangguan neuropsikiatri
seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dll. Diet tinggi serat, sembelit kronis
dengan penggunaan pencahar dan/atau enema kronis, dan miopati terkait seperti
distrofi otot Duchene, dll. juga dikaitkan dengan peningkatan risiko volvulus
sigmoid.4
2.3 Patofisiologi
2.3.1 Volvulus Midgut
Lengkung usus tengah yang terletak pada ujung umbilikus berotasi sebesar 90
derajat berlawanan arah jarum jam (dilihat dari anterior) dengan arteri mesenterika
superior sebagai aksisnya (lengkung kranial mengarah ke kanan bawah sedangkan
5
lengkung kaudal naik ke kiri atas). Proses tersebut lengkap setelah minggu ke-8.
Selama rotasi, lengkung kranial usus tengah memanjang dan membentuk lengkung
jejunum-ileum, sedangkan perluasan dari sekum membentuk suatu tunas yaitu
apendiks vermiformis. Pada minggu ke-10 intrauterin, sekum dan usus halus kembali
keintra abdomen dari saluran tali pusat. Sekum mengadakan rotasi menuju ke
kuadran kanan bawah dan usus halus berotasi dengan aksis arteri mesenterika
superior, sehingga sekum terfiksasi pada kanan bawah dan usus halus terfiksasi pada
peritoneum posterior. Setiap hambatan rotasi dan kembalinya sekum dan usus halus
ke abdomen pada setiap tempat menyebabkan pembentukan pita ( Ladd’s band) yang
menyilang duodenum dan sekum yang tidak berotasi sempurna dan menyebabkan
mesenterium usus halus tidak terfiksasi pada dinding posterior abdomen. Usus halus
bebas bergerak tanpa fiksasi sehingga memungkinkan terjadinya volvulus (Gambar 1
a dan b).5,6,7
Gambar 2.1: Volvulus Midgut. a. Mesentrika usus normal, b.Malrotasi usus dan
volvulus midgut,
c. Sekum letak tinggi akibat malrotasi saat masa embriologi; disertai Ladd’s Bands
yang menyebabkan obstruksi duodenum
6
a b
neonatus sampai usia 1 tahun, pasien dapat mengalami berbagai gejala diantaranya
muntah (akut atau kronik), nyeri perut (biasanya berat, akut, kronik, dengan atau
tanpa muntah), diare kronik, Konstipasi, Mual, irritabilitas atau letargi, BAB darah,
gagal tumbuh.13,14
Volvulus gaster yang akut bermanifestasi adanya nyeri pada epigastrium yang
sifatnya akut, nyeri dada yang sifatnya tajam, distensi abdomen dan biasanya juga
disertai hematemesis akibat iskemia mukosa. Trias Borchardt khas menunjukan
adanya obstruksi saluran cerna bagian atas, yaitu adanya nyeri, muntah tanpa
pengeluaran isi lambung (isi lambung naik ke esofagus namun tidak memasuki faring
sehingga tidak terjadi pengeluaran isi lambung) dan pipa nasogastrik yang tidak dapat
masuk hingga ke lambung.15,16,17
2.4.2 Pemeriksaan Fisik
Presentasi volvulus hampir sama, terlepas dari situs anatominya. Pada
peeriksaan fisik dapat ditemukan adanya nyeri perut, distensi, obstipasi, dan
konstipasi. Dengan obstruksi progresif, mual dan muntah terjadi. Perkembangan nyeri
perut yang konstan tidak menyenangkan dan menunjukkan perkembangan obstruksi
loop tertutup dengan tekanan intraluminal yang signifikan. Ini, pada gilirannya,
menandakan perkembangan gangren iskemik dan perforasi dinding usus.18
Distensi abdomen umumnya masif dan bersifat timpanitik di atas lengkung
kolon berdinding tipis yang berisi gas. Overlying atau rebound tenderness
menimbulkan kekhawatiran peritonitis karena usus iskemik atau perforasi. Pasien
mungkin memiliki riwayat episode volvulus akut yang sembuh secara spontan; dalam
keadaan seperti itu, distensi abdomen yang nyata dengan nyeri tekan minimal dapat
terjadi. 18
Tergantung pada luasnya iskemia usus atau peritonitis fekal, tanda-tanda
toksisitas sistemik dapat terlihat. Karena distensi abdomen yang masif, pasien
mungkin mengalami gangguan pernapasan dan kardiovaskular. 18
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis volvulus kolon bersifat klinis, namun, pemeriksaan radiologis
sering diperlukan untuk konfirmasi diagnostik karena tumpang tindih gambaran klinis
10
dengan penyakit lain. Pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah foto polos
abdomen. Tanda-tanda khusus termasuk tanda "bent inner tube" atau "coffee bean/biji
kopi" adalah karakteristik untuk volvulus sigmoid (Gambar 2.4). Ini mengacu pada
penampilan loop tertutup berisi udara dari usus besar yang membentuk volvulus yang
memperlihatkan dinding bagian dalam yang tebal dan dinding luar yang tipis.
Demikian pula, radiografi polos pasien dengan volvulus cecal mengungkapkan usus
kecil dan usus besar distensi.4
Studi laboratorium termasuk hitung darah lengkap (CBC) dan biokimia serum
dapat menunjukkan pergeseran kiri (shift to the left) dengan leukositosis dan kelainan
elektrolit masing-masing, namun ini tidak spesifik.
2.5 Tatalaksana
Dalam semua kasus volvulus, pasien perlu diresusitasi sebelum operasi.
Antibiotik spektrum luas juga harus diberikan pada pasien ini sebelum operasi.
Pemantauan vital termasuk pengukuran output urin harus dilakukan secara berkala.
Beberapa dokter juga menganjurkan menyusui pasien dalam posisi lateral kiri untuk
menghindari kompresi vena cava.
Perawatan awal untuk volvulus sigmoid adalah sigmoidoskopi.
Sigmoidoskopi juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis volvulus sigmoid.
Spiral dari mukosa dan kesulitan untuk menegosiasikan ruang lingkup di luar tempat
obstruksi adalah fitur klasik dari volvulus sigmoid pada sigmoidoskopi.20 Untuk
13
perawatan endoskopi, insersi perlahan endoskopi tepat di bawah lokasi torsi dan
insuflasi udara dicoba. Jika tidak berhasil, ujung endoskop dapat digunakan untuk
mengikuti mukosa yang terpelintir dan mencapai apeks.
Sebagai alternatif, tabung flatus lunak atau tabung karet merah dapat
dimasukkan. Hal ini menyebabkan detorsi dan dekompresi. Tingkat keberhasilan
reduksi sigmoidoskopi berkisar antara 50-100%.20 Untuk mencegah kekambuhan
dini, tabung flatus disimpan in-situ setelah reduksi endoskopi. Karena tingkat
kekambuhan yang tinggi, reseksi usus dalam dua hari dianjurkan. Kontraindikasi
reduksi endoskopi termasuk kecurigaan gangren usus yang bermanifestasi sebagai
demam, hematokezia persisten dan gambaran sepsis; dan peritonitis perforasi.
Resusitasi dan pembedahan segera direkomendasikan dalam kasus ini.
Pilihan tatalaksana bedah untuk volvulus sigmoid termasuk reseksi usus dan
operasi konservatif usus. Reseksi usus direkomendasikan daripada operasi
konservatif (sigmoidopexy atau plikasi mesenterika) karena tingkat kekambuhan
lebih tinggi dengan operasi selanjutnya. Jika tidak ada peritonitis fekal, reseksi primer
dapat dilakukan. Sedangkan jika terjadi perforasi usus, maka dapat dilakukan
prosedur Hartmann. Pendekatan invasif minimal untuk volvulus sigmoid dapat
dipertimbangkan tergantung pada preferensi dan pengalaman ahli bedah. Pasien
lanjut usia dapat mengambil manfaat dari prosedur invasif minimal.21
Dekompresi endoskopi untuk volvulus cecal memiliki tingkat keberhasilan
yang rendah (hampir 20%) dan juga dikaitkan dengan tingkat kekambuhan yang
tinggi. Dalam volvulus cecal, sekum dapat didetorsi dan cecopexy dapat dilakukan.
Namun, sebagian dari sekum seringkali perlu diangkat. Prosedur ideal untuk
hemikolektomi kanan volvulus cecal. Jika usus jelas nekrotik, maka reseksi dengan
ileostomi atau kolostomi diperlukan. Jika pasien sakit kritis dan tidak cocok untuk
anestesi umum, cecostomy tabung perkutan dapat dilakukan sebagai prosedur
sementara. Prosedur pasti dapat dicoba bila pasien dinyatakan fit oleh tim anestesi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Volvulus perlu segera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat untuk
memaksimalkan keberhasilan penyembuhan pasien dan menurunkan risiko
komplikasi serta kematian pasien. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologi. Penegakan diagnosis yang
tepat dapat menjadi acuan dalam penatalaksanaan pasien.
3.2 Saran
Pengetahuan tentang volvulus penting untuk diketahui guna dapat membantu
mempercepat penegakan diagnosis dan terapi pada pasien sehingga dapat
menurunkan risiko terjadinya komplikasi.
vii
DAFTAR PUSTAKA
12. Coste AH, Ahmad H. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure Island
(FL): Jun 8, 2020. Midgut Volvulus. [PubMed: 28722991]
13. Kamal IM. Defusing the intra-abdominal ticking bomb: intestinal malrotation in
children. CMAJ 2000;162:1315-7
14. Nehra D, Goldstein AM, Intestinal malrotation: Varied clinical presentation from
infancy through adulthood. Surgery 2011;149:386-93.
15. Hope, Wiliam W. Gastric Volvulus. Tersedia di
http://www.emedicine.medscape.com. Diakses Juli, 10, 2021
16. Anonim. Volvulus Gaster. Tersedia di http://www.learningradiology.com Diakses
Juli 10, 2021
17. Schoeffel, U., M. Schein. Diafragmatic Emergencies. In: Schein’s Common
Sense Emergency Abdominal Surgery. 2nd Edition. New York : Springer. 2005;
121-23
18. Thornton, Scott C. Sigmoid and Cecal Volvulus Clinical Presentation. General
Surger. Medscape. 2020. Tersedia di
https://emedicine.medscape.com/article/2048554-clinical#b3. Diakses Juli, 7,
2021
19. Peterson CM, Anderson JS, Hara AK, Carenza JW, Menias CO. Volvulus of the
gastrointestinal tract: appearances at multimodality imaging. Radiographics. 2009
Sep-Oct;29(5):1281-93. [PubMed]
20. Atamanalp SS, Atamanalp RS. The role of sigmoidoscopy in thediagnosis and
treatment of sigmoid volvulus. Pak J Med Sci. 2016 Jan-Feb;32(1):244-8. [PMC
free article] [PubMed]
21. Carmo L, Amaral M, Trindade E, Henriques-Coelho T, Pinho-Sousa J. Sigmoid
Volvulus in Children: Diagnosis and Therapeutic Challenge. GE Port J
Gastroenterol. 2018 Sep;25(5):264-267. [PMC free article] [PubMed]