Anda di halaman 1dari 20

i

REFERAT
VOLVULUS

Oleh:
Shabrina Yasyfi Hanifati
22004101096

Dosen Pembimbing
dr. Nurul Hidayat, M.Si, Med., Sp.B

LABORATORIUM ILMU BEDAH


KEPANITRAAN KLINIK MADYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam yang kami junjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran sehingga dalam
penyelesaian tugas ini kami dapat memilah antara yang baik dan buruk. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing pada Laboratorium Ilmu
Bedah yang memberikan bimbingan dalam menempuh pendidikan ini. Tak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunan
referat ini dapat terselesaikan.

Referat ini membahas terkait definisi, patofiologi, penegakan diagnosa dan


tatalaksana dari volvulus.

Kami menyadari dalam laporan ini belum sempurna secara keseluruhan oleh
karena itu kami dengan tangan terbuka menerima masukan-masukan yang
membangun sehingga dapat membantu dalam penyempurnaan dan pengembangan
penyelesaian laporan selanjutnya.

Demikian pengantar kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bangkalan, 16 Juli 2021

Penyusun
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iv
BAB I .......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................2
1.4 Manfaat ....................................................................................................................3
BAB II .....................................................................................................................................3
2.1 Definisi .....................................................................................................................4
2.2 Risiko .......................................................................................................................4
2.3 Patofisiologi .............................................................................................................4
2.3.1 Volvulus Midgut...............................................................................................4
2.3.2 Volvulus Sigmoid .............................................................................................6
2.3.3 Volvulus Caecal ...............................................................................................7
2.4 Penegakan Diagnosis ...............................................................................................8
2.4.1 Anamnesis ........................................................................................................8
2.4.2 Pemeriksaan Fisik.............................................................................................9
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................9
2.5 Tatalaksana...............................................................1Error! Bookmark not defined.
BAB III ..................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................14
3.2 Saran ......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... vivii
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Volvulus Midgut................................................................................................... 5

Gambar 3.2 Volvulus Sigmoid ................................................................................................. 7

Gambar 3.3 Volvulus Caecum ................................................................................................. 8

Gambar 3.4 Coffee Bean Sign ................................................................................................ 10

Gambar 3.5 Bird Beak Sign ................................................................................................... 11

Gambar 3.6 Whirlpool Sign ................................................................................................... 12


1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus
itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu
sendiri sebagai aksis longitudinal. Volvulus terjadi diberbagai tempat di saluran
pencernaan. Insidensi volvulus di dunia bervariasi, dengan kejadian volvulus usus
besar berkisar 1-5% dari seluruh penyebab obstruksi letak rendah. Di dunia bagian
barat, populasi volvulus usus besar 80% adalah volvulus sigmoid, diikuti dengan
volvulus sekum sebanyak 15%, kolon transversal 3% dan fleksura splenik (kolon
antara bagian transversal dan asending) 2%. Kondisi ini juga serupa dengan kondisi
di daerah Afrika, Asia bagian selatan dan Amerika selatan. Di daerah "volvulus belt"
di Afrika dan Timur Tengah, kejadian volvulus bahkan mencapai 50% dari penyebab
obstruksi usus besar. Volvulus lainnya dapat terjadi di gaster dan midgut.
Volvulus gaster adalah kelainan kongenital defisiensi fiksasi dari gaster ke
jaringan sekitarnya sehingga gaster dapat terpuntir. Pada keadaan normal, gaster
difiksasi oleh 4 ligament yaitu gastrohepatic, gastrophrenic, gastrosplenic, dan
gastrocolic. Kelemahan atau hilangnya ligament gastrohepatic dan gastrosplenic
menyebabkan terpuntirnya gaster sepanjang axis longitudinal (organoaxial volvulus),
sedangkan kelemahan atau hilangnya ligament gastrophrenic dan gastrocolic
menyebabkan terpuntirnya gaster sepanjang axis transverse (mesentericoaxial
volvulus). Organoaxial volvulus gaster lebih sering terjadi dibandingkan tipe
mesentericoaxial volvulus. 10-20% kasus terjadi pada anak usia kurang dari 1 tahun.
Volvulus lebih sering terjadi pada anak yaitu akibat abnormalitas mesenterium
yang terlalu panjang, dengan basis yang sempit, usus yang tidak terfiksasi dengan
baik dan malrotasi saat masa embriologi. Volvulus banyak menyerang usia neonatus
68-71%. Infant dengan malrotasi, sebanyak 40% bermanifestasi klinis saat minggu
pertama kelahiran, 50% pada bulan pertama, sisanya bermanifestasi lebih dari 1
bulan.1,2
2

Manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh adanya volvulus tergantung dari


letak volvulus, namun secara umum gejala yang ditimbulkan diantaranya adalah
gejala obstruksi saluran cerna berupa nyeri perut, muntah, distensi abdomen, dan
ketidakmampuan flatus serta buang air besar. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya distensi abdomen dan terkadang teraba massa akibat penumpukan makanan.
Gejala klinis tidak terlalu khas untuk mendiagnosis sehingga diperlukan pemeriksaan
penunjang berupa laboratorium dan radiologi untuk menegakan diagnosis volvulus.
Volvulus merupakan salah satu kegawatan pada bayi dan anak. Volvulus ini
dapat menyebabkan oklusi terhadap proksimal usus dan obstruksi didalam segmen
tersebut (closed loop obstruction) serta berujung kepada strangulasi dan nekrosis
jaringan usus bila tidak tertangani segera. Oleh karena itu volvulus merupakan salah
satu kegawatdaruratan abdomen karena menimbulkan obstruksi pada saluran cerna
yang akan diikuti dengan komplikasi berupa perforasi, peritonitis, sepsis hingga syok
hipovolemia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi volvulus?
2. Apakah faktor risiko penyakit volvulus?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit volvulus?
4. Bagaimana prinsip penatalaksanaan volvulus?
5. Bagaimana penegakan diagnosa volvulus?
6. Bagaimana tatalaksana penyakit volvulus?
1.3 Tujuan
1. Bagaimana definisi volvulus?
2. Apakah faktor risiko penyakit volvulus?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit volvulus?
4. Bagaimana prinsip penatalaksanaan volvulus?
5. Bagaimana penegakan diagnosa volvulus?
6. Bagaimana tatalaksana penyakit volvulus?
3

1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat melakukan pembelajaran tentang penyakit volvulus,
mengetahui cara penegakan diagnosis, mengetahui tatalaksana serta
penatalaksanaanya.
4

BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Definisi
Istilah volvulus berasal dari kata Latin volvere ("memutar"). Volvulus
merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu sendiri,
mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu sendiri sebagai
aksis longitudinal sehingga menyebabkan obstruksi saluran cerna. Jenis utama
volvulus kolon adalah volvulus sigmoid dan volvulus cecal. 1,2
Volvulus kolon merupakan hampir 2% dari semua kasus obstruksi usus yang
dirawat di Amerika Serikat antara 2002-2010.3 Volvulus sigmoid, terhitung 8% dari
semua obstruksi usus, terjadi antara sepertiga dan dekade ke-tujuh kehidupan. Ini
lebih sering terjadi pada pria lanjut usia, orang Afrika-Amerika, orang dewasa dengan
konstipasi kronis, dan gangguan neuropsikiatri terkait. Di sisi lain, volvulus cecal
lebih sering terjadi pada wanita yang lebih muda. 3 Kelompok usia volvulus usus
midgut berbeda dari volvulus kolon. Ini biasanya terlihat pada bayi dengan rotasi
anomali usus. Volvulus segmental dari bagian usus lainnya dapat terjadi pada orang
dari segala usia, biasanya, karena isi usus yang abnormal atau perlengketan.
2.2 Faktor Risiko
Faktor risiko untuk volvulus termasuk malrotasi usus, penyakit Hirschsprung,
pembesaran usus besar, kehamilan, dan perlengketan perut. Insiden volvulus yang
lebih tinggi juga terlihat di antara pasien rawat inap dengan gangguan neuropsikiatri
seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dll. Diet tinggi serat, sembelit kronis
dengan penggunaan pencahar dan/atau enema kronis, dan miopati terkait seperti
distrofi otot Duchene, dll. juga dikaitkan dengan peningkatan risiko volvulus
sigmoid.4
2.3 Patofisiologi
2.3.1 Volvulus Midgut
Lengkung usus tengah yang terletak pada ujung umbilikus berotasi sebesar 90
derajat berlawanan arah jarum jam (dilihat dari anterior) dengan arteri mesenterika
superior sebagai aksisnya (lengkung kranial mengarah ke kanan bawah sedangkan
5

lengkung kaudal naik ke kiri atas). Proses tersebut lengkap setelah minggu ke-8.
Selama rotasi, lengkung kranial usus tengah memanjang dan membentuk lengkung
jejunum-ileum, sedangkan perluasan dari sekum membentuk suatu tunas yaitu
apendiks vermiformis. Pada minggu ke-10 intrauterin, sekum dan usus halus kembali
keintra abdomen dari saluran tali pusat. Sekum mengadakan rotasi menuju ke
kuadran kanan bawah dan usus halus berotasi dengan aksis arteri mesenterika
superior, sehingga sekum terfiksasi pada kanan bawah dan usus halus terfiksasi pada
peritoneum posterior. Setiap hambatan rotasi dan kembalinya sekum dan usus halus
ke abdomen pada setiap tempat menyebabkan pembentukan pita ( Ladd’s band) yang
menyilang duodenum dan sekum yang tidak berotasi sempurna dan menyebabkan
mesenterium usus halus tidak terfiksasi pada dinding posterior abdomen. Usus halus
bebas bergerak tanpa fiksasi sehingga memungkinkan terjadinya volvulus (Gambar 1
a dan b).5,6,7

Gambar 2.1: Volvulus Midgut. a. Mesentrika usus normal, b.Malrotasi usus dan
volvulus midgut,
c. Sekum letak tinggi akibat malrotasi saat masa embriologi; disertai Ladd’s Bands
yang menyebabkan obstruksi duodenum
6

Midgut merupakan bagian embriologis yang kemudian menjadi duodenum,


jejunum, ileum, sekum, apendiks, kolon asending, kolon bagian fleksura hepatik dan
kolon transversal pada manusia pasca lahir. Volvulus midgut merupakan keadaan
yang disebabkan oleh kegagalan atau malrotasi intestinal loop saat masa embriologi
dan merupakan kasus kegawatan di bidang pediatrik karena menyebabkan adanya
obstruksi dan iskemia jaringan usus.5 Kasus volvulus midgut banyak ditemukan pada
satu tahun pertama kehidupan. Beberapa kasus volvulus midgut bahkan ditemukan
saat manusia masih menjadi janin dan mungkin juga tanpa disertai malrotasi. Etiologi
yang mungkin menyebabkan volvulus midgut, selain akibat kegagalan rotasi adalah
akibat tidak adanya otot dari saluran cerna dan defek mesenterika.5,7,8,9
Pada masa embriologi, minggu ke 4 hingga ke 8, terjadi perkembangan
intestinal fetal yang pesat, dimana terjadi pemanjangan dan perkembangan tube serta
rotasi hingga 270°. Jika loop duodenum tetap berada pada sisi kanan abdomen dan
loop sekokolik berada pada bagian kiri dari arteri mesenterika superior terjadilah non
rotasi dari intestinal loop. Malrotasi terjadi jika terdapat gangguan rotasi duodenal,
yang seharusnya lengkap 270°menjadi hanya 180° dan loop sekokolik kehilangan
rotasi 180° dari rotasi normalnya, menyebabkan sekum terletak diatas (mid abdomen)
atau letak tinggi. Malrotasi menyebabkan sekum terletak diatas, di mid abdomen
beserta dengan tangkai peritoneal yang disebut Ladd’s Bands. Ladd’s Bands
merupakan jaringan fibrosis dari peritoneal yang melekatkan sekum didinding
abdomen dan menimbulkan obstruksi pada duodenum serta khas terdapat pada
malrotasi intestinal. Malrotasi dari intestinal loop dapat bersifat asimptomatik, namun
beresiko terhadap adanya volvulus dikemudian hari.10
2.2.1 Volvulus Sigmoid
Volvulus sigmoid biasanya disebabkan oleh dua mekanisme yaitu konstipasi
kronis dan diet tinggi serat. Pada keduanya penyebab tersebut, kolon sigmoid menjadi
melebar dan penuh dengan tinja, sehingga rentan terhadap torsi. Arah dari volvulus
berlawanan arah jarum jam. Dengan serangan torsi berulang, ada pemendekan
mesenterium karena kronisperadangan. Selanjutnya terjadi perlengketan yang
kemudian menjebak kolon sigmoid menjadiposisi terpelintir. 11
7

Gambar 2.2: Volvulus Sigmoid


2.2.2 Volvulus Caecal
Volvulus cecal dapat berupa organoaksial (volvulus cecocolic atau true cecal)
atau mesentericoaxial (baskula cecal). Pada varietas organoaksial, kolon asendens dan
ileum distal berputar satu sama lain searah jarum jam cara. Namun, pada subtipe
mesenterikoaksial, sekum tidak sepenuhnya terfiksasi dan terletak di atas anterior
kolon asendens pada sudut kanan ke mesenterium. Karena tidak ada puntiran pedikel
vaskular, vascular kompromi jarang dikaitkan dengan volvulus cecal.11 Berbeda
dengan volvulus kolon, volvulus midgut pada anak-anak adalah
selalu karena anomali rotasi usus.12
8

a b

Gambar 2.3: Volvulus Caecal. a. Volvulus caecal organoaksial/volvulus caaecal


sejati, b.Volvulus caecal mesenterikoaksial/bascula caecal

2.4 Penegakan Diagnosis


2.4.1 Anamnesis
Volvulus dapat terjadi di berbagai bagian dari usus. Pada volvulus sigmoid
dan caecum gejala yang akan ditunjukkan oleh pasien diantaranya distensi perut,
nyeri, muntah, sembelit, dan tinja berdarah. Timbulnya gejala mungkin berbahaya
atau tiba-tiba. Mesenterium menjadi sangat terpelintir sehingga suplai darah terputus,
mengakibatkan iskemia usus. Nyeri mungkin signifikan dan demam dapat
berkembang.4
Pada volvulus midgut manifestasi klinik malrotasi usus dan volvulus sangat
bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai gejala akibat nekrosis usus yang
mengancam jiwa. Neonatus dengan malrotasi usus mengalami nuntah berwarna hijau
(muntah bilier), akibat obstruksi setinggi duodenum oleh pita kongenital dan
merupakan gejala utama adanya obstruksi usus pada bayi dan anak. Apabila gejala ini
terdapat pada anak berusia kurang dari 1 tahun maka harus dipikirkan adanya
malrotasi dan volvulus midgut sampai terbukti akibat kelainan lain. Selama masa
9

neonatus sampai usia 1 tahun, pasien dapat mengalami berbagai gejala diantaranya
muntah (akut atau kronik), nyeri perut (biasanya berat, akut, kronik, dengan atau
tanpa muntah), diare kronik, Konstipasi, Mual, irritabilitas atau letargi, BAB darah,
gagal tumbuh.13,14
Volvulus gaster yang akut bermanifestasi adanya nyeri pada epigastrium yang
sifatnya akut, nyeri dada yang sifatnya tajam, distensi abdomen dan biasanya juga
disertai hematemesis akibat iskemia mukosa. Trias Borchardt khas menunjukan
adanya obstruksi saluran cerna bagian atas, yaitu adanya nyeri, muntah tanpa
pengeluaran isi lambung (isi lambung naik ke esofagus namun tidak memasuki faring
sehingga tidak terjadi pengeluaran isi lambung) dan pipa nasogastrik yang tidak dapat
masuk hingga ke lambung.15,16,17
2.4.2 Pemeriksaan Fisik
Presentasi volvulus hampir sama, terlepas dari situs anatominya. Pada
peeriksaan fisik dapat ditemukan adanya nyeri perut, distensi, obstipasi, dan
konstipasi. Dengan obstruksi progresif, mual dan muntah terjadi. Perkembangan nyeri
perut yang konstan tidak menyenangkan dan menunjukkan perkembangan obstruksi
loop tertutup dengan tekanan intraluminal yang signifikan. Ini, pada gilirannya,
menandakan perkembangan gangren iskemik dan perforasi dinding usus.18
Distensi abdomen umumnya masif dan bersifat timpanitik di atas lengkung
kolon berdinding tipis yang berisi gas. Overlying atau rebound tenderness
menimbulkan kekhawatiran peritonitis karena usus iskemik atau perforasi. Pasien
mungkin memiliki riwayat episode volvulus akut yang sembuh secara spontan; dalam
keadaan seperti itu, distensi abdomen yang nyata dengan nyeri tekan minimal dapat
terjadi. 18
Tergantung pada luasnya iskemia usus atau peritonitis fekal, tanda-tanda
toksisitas sistemik dapat terlihat. Karena distensi abdomen yang masif, pasien
mungkin mengalami gangguan pernapasan dan kardiovaskular. 18
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis volvulus kolon bersifat klinis, namun, pemeriksaan radiologis
sering diperlukan untuk konfirmasi diagnostik karena tumpang tindih gambaran klinis
10

dengan penyakit lain. Pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah foto polos
abdomen. Tanda-tanda khusus termasuk tanda "bent inner tube" atau "coffee bean/biji
kopi" adalah karakteristik untuk volvulus sigmoid (Gambar 2.4). Ini mengacu pada
penampilan loop tertutup berisi udara dari usus besar yang membentuk volvulus yang
memperlihatkan dinding bagian dalam yang tebal dan dinding luar yang tipis.
Demikian pula, radiografi polos pasien dengan volvulus cecal mengungkapkan usus
kecil dan usus besar distensi.4

Gambar 2.4 Coffee Bean Sign

Kontras enema harus dilakukan hanya setelah perforasi peritonitis


disingkirkan. Demonstrasi "bird beak/paruh burung" pada titik di mana usus besar
berputar untuk membentuk volvulus adalah karakteristik volvulus sigmoid (Gambar
2.5). Computed tomography (CT) dari perut dan panggul umumnya tidak
diindikasikan pada pasien dengan volvulus kolon, namun, ketika dilakukan
perpindahan ke atas dari apendiks dengan obstruksi usus besar dan kecil sugestif
untuk volvulus cecal.19
11

Gambar 2.5 Bird Beak Sign

Mirip dengan volvulus kolon, pada anak-anak dengan volvulus midgut,


gambaran radiologis meliputi kekurangan gas di seluruh usus dengan sedikit tingkat
air-fluid yang tersebar pada radiografi polos, dan persimpangan duodenojejunal (DJ)
yang ditempatkan secara abnormal dengan usus kecil melingkar seluruhnya pada sisi
kanan perut pada seri GI atas.12 Pada gambaran CT-Scan dapat dilihat tanda yang
khas volvulus modgut yaitu “whirlpool atau whirl sign” yaitu gambaran menyerupai
pusaran air (Gambar 2.6). Gambaran ini terlihat karena usus berputar di sekitar
mesenteriumnya yang mengarah ke pusaran pembuluh darah mesenterika.
12

Gambar 2.6 Whirlpool Sign

Studi laboratorium termasuk hitung darah lengkap (CBC) dan biokimia serum
dapat menunjukkan pergeseran kiri (shift to the left) dengan leukositosis dan kelainan
elektrolit masing-masing, namun ini tidak spesifik.
2.5 Tatalaksana
Dalam semua kasus volvulus, pasien perlu diresusitasi sebelum operasi.
Antibiotik spektrum luas juga harus diberikan pada pasien ini sebelum operasi.
Pemantauan vital termasuk pengukuran output urin harus dilakukan secara berkala.
Beberapa dokter juga menganjurkan menyusui pasien dalam posisi lateral kiri untuk
menghindari kompresi vena cava.
Perawatan awal untuk volvulus sigmoid adalah sigmoidoskopi.
Sigmoidoskopi juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis volvulus sigmoid.
Spiral dari mukosa dan kesulitan untuk menegosiasikan ruang lingkup di luar tempat
obstruksi adalah fitur klasik dari volvulus sigmoid pada sigmoidoskopi.20 Untuk
13

perawatan endoskopi, insersi perlahan endoskopi tepat di bawah lokasi torsi dan
insuflasi udara dicoba. Jika tidak berhasil, ujung endoskop dapat digunakan untuk
mengikuti mukosa yang terpelintir dan mencapai apeks.
Sebagai alternatif, tabung flatus lunak atau tabung karet merah dapat
dimasukkan. Hal ini menyebabkan detorsi dan dekompresi. Tingkat keberhasilan
reduksi sigmoidoskopi berkisar antara 50-100%.20 Untuk mencegah kekambuhan
dini, tabung flatus disimpan in-situ setelah reduksi endoskopi. Karena tingkat
kekambuhan yang tinggi, reseksi usus dalam dua hari dianjurkan. Kontraindikasi
reduksi endoskopi termasuk kecurigaan gangren usus yang bermanifestasi sebagai
demam, hematokezia persisten dan gambaran sepsis; dan peritonitis perforasi.
Resusitasi dan pembedahan segera direkomendasikan dalam kasus ini.
Pilihan tatalaksana bedah untuk volvulus sigmoid termasuk reseksi usus dan
operasi konservatif usus. Reseksi usus direkomendasikan daripada operasi
konservatif (sigmoidopexy atau plikasi mesenterika) karena tingkat kekambuhan
lebih tinggi dengan operasi selanjutnya. Jika tidak ada peritonitis fekal, reseksi primer
dapat dilakukan. Sedangkan jika terjadi perforasi usus, maka dapat dilakukan
prosedur Hartmann. Pendekatan invasif minimal untuk volvulus sigmoid dapat
dipertimbangkan tergantung pada preferensi dan pengalaman ahli bedah. Pasien
lanjut usia dapat mengambil manfaat dari prosedur invasif minimal.21
Dekompresi endoskopi untuk volvulus cecal memiliki tingkat keberhasilan
yang rendah (hampir 20%) dan juga dikaitkan dengan tingkat kekambuhan yang
tinggi. Dalam volvulus cecal, sekum dapat didetorsi dan cecopexy dapat dilakukan.
Namun, sebagian dari sekum seringkali perlu diangkat. Prosedur ideal untuk
hemikolektomi kanan volvulus cecal. Jika usus jelas nekrotik, maka reseksi dengan
ileostomi atau kolostomi diperlukan. Jika pasien sakit kritis dan tidak cocok untuk
anestesi umum, cecostomy tabung perkutan dapat dilakukan sebagai prosedur
sementara. Prosedur pasti dapat dicoba bila pasien dinyatakan fit oleh tim anestesi.
14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Volvulus perlu segera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat untuk
memaksimalkan keberhasilan penyembuhan pasien dan menurunkan risiko
komplikasi serta kematian pasien. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologi. Penegakan diagnosis yang
tepat dapat menjadi acuan dalam penatalaksanaan pasien.
3.2 Saran
Pengetahuan tentang volvulus penting untuk diketahui guna dapat membantu
mempercepat penegakan diagnosis dan terapi pada pasien sehingga dapat
menurunkan risiko terjadinya komplikasi.
vii

DAFTAR PUSTAKA

1. Lianos G, Ignatiadou E, Lianou E, Anastasiadi Z, Fatouros M. Simultaneous


volvulus of the transverse and sigmoid colon: case report. G Chir. 2012 Oct. 33
(10):324-6. [Medline].
2. Elsharif M, Basu I, Phillips D. A case of triple volvulus. Ann R Coll Surg Engl.
2012 Mar. 94 (2):e62-4. [Medline].
3. Halabi WJ, Jafari MD, Kang CY, Nguyen VQ, Carmichael JC, Mills S, Pigazzi
A, Stamos MJ. Colonic volvulus in the United States: trends, outcomes, and
predictors of mortality. Ann. Surg. 2014 Feb;259(2):293-301.
4. Le, C. K., Nahirniak, P., Anand, S., & Cooper, W. (2020). Volvulus. StatPearls
[Internet].
5. Hatley R. Intestinal malrotation. Diunduh dari http://www.emedicine.com last
update 14 November 2012
6. Starause PJ. Disorders of intestinal rotation and fixation (malrotation).
PediatrRadiol 2004; 34: 837 – 51
7. Lampl B, Levin TL, Berdon WE, Cowles RA. Malrotation and midgut volvulus: a
historical review and current controversies in diagnosis and management. Pediatr
Radiol (2009) 39:359–366
8. Giesmann JRA, Amah CC, Kenney BD. Intestinal malrotation and midgut
volvulus. Diunduh dari http://www.global-help.org
9. Türkmen Nursel, Eren Bülent, Fedakar Recep, Bulut Mehtap. Mesenteric
Volvulus in Children: Two Autopsy Cases and Review of the Literature. Journal
Ayub Medicine Coll Abbottabad. Turki. 2008. Vol.20. No: 2. Hal. 133-5
10. Ingoe R, Lange P. The Ladds procedure for correction of intestinal malrotation
with volvulus in children. AORN J 2007;85:300-8
11. Ramsingh J, Hodnett R, Coyle T, Al-Ani A. Bascule caecal volvulus: a rare cause
of intestinal obstruction. J Surg Case Rep. 2014 Apr 11;2014(4) [PMC free
article: PMC3998522] [PubMed: 24876459]
viii

12. Coste AH, Ahmad H. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure Island
(FL): Jun 8, 2020. Midgut Volvulus. [PubMed: 28722991]
13. Kamal IM. Defusing the intra-abdominal ticking bomb: intestinal malrotation in
children. CMAJ 2000;162:1315-7
14. Nehra D, Goldstein AM, Intestinal malrotation: Varied clinical presentation from
infancy through adulthood. Surgery 2011;149:386-93.
15. Hope, Wiliam W. Gastric Volvulus. Tersedia di
http://www.emedicine.medscape.com. Diakses Juli, 10, 2021
16. Anonim. Volvulus Gaster. Tersedia di http://www.learningradiology.com Diakses
Juli 10, 2021
17. Schoeffel, U., M. Schein. Diafragmatic Emergencies. In: Schein’s Common
Sense Emergency Abdominal Surgery. 2nd Edition. New York : Springer. 2005;
121-23
18. Thornton, Scott C. Sigmoid and Cecal Volvulus Clinical Presentation. General
Surger. Medscape. 2020. Tersedia di
https://emedicine.medscape.com/article/2048554-clinical#b3. Diakses Juli, 7,
2021
19. Peterson CM, Anderson JS, Hara AK, Carenza JW, Menias CO. Volvulus of the
gastrointestinal tract: appearances at multimodality imaging. Radiographics. 2009
Sep-Oct;29(5):1281-93. [PubMed]
20. Atamanalp SS, Atamanalp RS. The role of sigmoidoscopy in thediagnosis and
treatment of sigmoid volvulus. Pak J Med Sci. 2016 Jan-Feb;32(1):244-8. [PMC
free article] [PubMed]
21. Carmo L, Amaral M, Trindade E, Henriques-Coelho T, Pinho-Sousa J. Sigmoid
Volvulus in Children: Diagnosis and Therapeutic Challenge. GE Port J
Gastroenterol. 2018 Sep;25(5):264-267. [PMC free article] [PubMed]

Anda mungkin juga menyukai