Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

STERILISASI PADA WANITA


(MOW)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Dan
KB Dosen Pengampu : Cut Nurhasanah, SST, M.Keb

KELOMPOK 4

DEDEK RAMAYANTI P07124120003


RAHMAYANI SAGALA P07124120020
SYAHARANI P07124120029
ULFIA RAHMA P07124120030
YULIANISAH P07124120033
YULIZA ANDARI P07124120034

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH PRODI DIPLOMA
III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan
kebatilan pada diri kita.

Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah Laporan yang berjudul


“STERILISASI PADA WANITA (MOW)“ ini dapat di selesaikan dengan baik.
kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di
dalam Laporan ini.

kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami
dalam pembuatan laporan berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan
cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas laporan ini di masa yang
akan datang.

Banda Aceh, 26 Agustus 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ii
ISI ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan masalah............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................

A. Pengertian..................................................................................... 3
B. Penyinaran..................................................................................... 4
C. Operatif......................................................................................... 4
D. Prnyumbatan Tuba Secara Mekanis ............................................. 5

BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................

A. Soap............................................................................................... 7
B. Soal Vignette................................................................................. 9

BAB IV
PRNUTUP ................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................... 1
2
B. Saran.............................................................................................. 1
2
DAFTAR 1
PUSTAKA ............................................................................. 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pertumbuhan penduduk


yang terlalu pesat. Upaya yang telah dilakukan, antara lain dibuatnya undang-undang
perkawinan dan diberlakukannya program Keluarga Berencana. KeluargaBerencana
merupakan program pemerintah yang bertujuan antara lain meningkatkan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Program ini dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya kehamilan pada ibu. Oleh
karena itu, dikenal istilah kontrasepsi. Kata ini berasal dari kata kontra yang berani melawan,
dan konsepsi berarti pembuahan. Jadi, kontrasepsi dapat diartikan sebagai usaha mencegah
pertemuan sel sperma dan sel telur agar tidak terjadi pembuahan. Untuk keperluan itu,
berbagai alat dan cara kontrasepsi digunakan dalam teknik tersebut, antara lain kondom pada
pria, diafragma pada wanita, dan IUD (Intra Uterine Device) dalam bentuk spiral pada wanita.
Ketiga alat kontrasepsi tersebut berfungsi mencegah bertemunya sperma dengan sel telur
sehingga tidak terjadi proses pembuahan.

Cara lain yang digunakan untuk mencegah bertemunya sperma dengan sel telur adalah
dengan sterilisasi. Cara ini bersifat permanen, karena orang yang menggunakan cara ini tidak
akan rnempunyai anak lagi. Kontrasepsi ini dilakukan dengan cara operasi pada saluran
kelamin, baik pada pria maupun wanita. Pada pria dikenal dengan vasektomiatau MOP
(Metode Operasi Pria), sedangkan pada wanita disebut tubektomi atau MOW. (Metode
Operasi Wanita). Biasanya cara sterilisasi ini dilakukan oleh ibu yang tidak memungkinkan
untuk hamil lagi karena faktor kesehatan ibu dan bayi. Dari kedua jenis kontrasepsi mantap
diatas kami akan membahas mengenai MOW ( Metode OperasiWanita ) yaitu tubektomi.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Tubektomi (MOW)


2. Bagaimana Penyinarannya
3. Bagaimana Operatif
4. Bagaimana Penyumbatan Tuba Secara Mekanis

C. TUJUAN

Membahas masalah ini adalah agar para pembaca mengetahui dan bagaimana
pengetahuan tentang "Sterilisasi Pada Wanita (MOW).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Tubektomi (MOW) adalah prosedur pemotongan atau penutupan tuba falopi atau saluran
indung telur yang menghubungkan ovarium ke rahim setelah tubektomi, sel-sel telur tidak
akan bisa memasuki rahim sehingga tidak dapat di buahi. Prosedur ini juga akan menghalangi
sprema ke tuba falopi.

Sebagai salah satu metode KB yang bersifat permanen , tubektomi terbukti sangat evektif,
namun tidak memengaruhi siklus menstruasi. Proses ini dapat dilakukan kapan saja termasuk
selesai menjalani persalinan normal maupun caesar.

Metode ini salah satu cara kontrasepsi dengan metode operatif bagi wanita yang tidak
menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99% keuntungannya sebagai
berikut :

1. Efektivitas langsung sterilisasi


2. Permanen
3. Tidak ada efek samping jangka panjang
4. Tidak mengganggu hubungan seksual

Kerugiannya beresiko dan efek samping bedah tetap ada.


B. PENYINARAN

Penyinaran merupakan tindakan penutupan yang dilakukan pada kedua tuba falopii
wanita yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil atau tidak menyebabkan
kehamilan lagi (Handayani, S, 2010).

C. OPERATIF

Metode operatif menurut Sri Handayani (2010) yakni:

1. Abdominal
a. Laparotomi

Laparatomi sudah tidak digunakan lagi karena diperlukan insisi yang panjang.
Kontrasepsi ini diperlukan bila cara kontap yang lain gagal atau timbul komplikasi sehingga
memerlukan insisi yang lebih besar.

b. Mini-laparotomi

Laparotomi khusus untuk tubektomi yang paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca
persalinan. Sayatan dibuat di garis tengah di atas simfisis sepanjang 3cm sampai menembus
peritoneum. Untuk mencapai tuba digunakan alat khusus (elefaktor uterus) ke dalam kavum
uteri. Dengan bantuan alat tersebut uterus dalam keadaan retrofleksi dijadikan letak antefleksi
dahulu kemudian didorong ke arah lubang sayatan, lalu dilakukan penutupan tuba dengan
salah satu cara.

c. Laparoskopi

Mula-mula dipasang cunam servik pada bibir depan porsio uteri, dengan maksud
supaya dapat menggerakkan uterus jika hal tersebut diperlukan saat laparaskopi. Sayatan
dibuat di bawah pusat sepanjang lebih dari 1 cm. Kemudian ditempat luka tersebut dilakukan
pungsi sepanjang rongga peritoneum dengan jarum khusus (jarum veres) dan melalui jarum
itu dibuat pneumoperitoneum dengan memasukkan CO2 sebanyak 1 sampai 3 liter dengan
kecepatan kira-kira 1 liter/menit. Setelah jarum veres dikeluarkan, troika dimasukkan
laparaskop melalui tabung. Dengan cunam yang dimasukkan dalam ronggaperitoneu bersama
laparaskopi, tuba akan dijepit dandilakukan penutupan dengan kauterisasi.

2. Vaginal
a. Kolpotomi

Yang sering dipakai adalah kolpotomi posterior. Insisi dilakukan di dinding vagina
transversal 3-5 cm, cavum douglas yang terletak antara dinding depan rektum dan dinding
belakang uterus dibuka melalui vagina untuk sampai di tuba.
b. Kuldoskopi

Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang dimasukkan ke dalam cavum
douglas. Adanya laparoskopi trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat perhatian/
minat dan sekarang sudah jarang dikerjakan. Dalam posisi lutut dada kedua paha tegak lurus
dan kedua lutut terbuka suatu rektraktor perineal dimasukkan ke dalam vagina. Bila vernik
posteior terlihat sepert bagian kubah yang kecil, maka cavum douglas bebas dari perlekatan,
lalu dilakukan oklusi tuba.

3. Transcervikal
a. Histeresoskopi

Histereskopi prinsipnya seperti laparaskopi, hanya pada histereskopi tidak dipakai


trokar, tetapi suatu vakum cervical adaptor untuk mencegah keluarnya gas saat dilatasi
servik/ kavum uteri.

b. Tanpa melihat langsung

Pada cara ini operator tidak melihat langsung ke cavum uteri untuk melokalisir
orificium tubae.

D. PENYUMBATAN TUBA SECARA MEKANIS

Tubal clip merupakan penyumbatan tuba mekanis dipasang pada isthmus tuba falopii, 2-3 cm
dari uterus, melalui laparatomi, laparoskopi, kulpotomi dan kuldoskopi. Tuba clips
meyebabkan kerusakan lebih sedikit pada tuba falopii dibandingkan cara oklusi tuba falopii
lainnya.

Tubal ring dapat dipakai pada mini- laparatomi, laparaskopi, dan cara trans-vagina dan
dipasang pada ampula 2-3 cm dari uterus.
B
AB III

TINJAUAN KASUS

A. SOAP

Hari/Tanggal : Kamis, 09 September 2021


Pukul : 13.00 WIB
Tempat : RSIA Banda Aceh

a. Identitas Pasien Identitas Suami


1. Nama : Ny. Y Nama : Tn. A
2. Umur : 34 tahun Umur : 35 tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
5. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Kary. BUMN
6. Alamat : Gampong Prada

S : Ny. Y datang ke RSIA Banda Aceh dengan suaminya. Ibu mengatakan ingin
melakukan steril, karena ibu merasa jumlah anak sudah cukup. Ibu
mengatakan tidak ada riwayat sistemik.

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital
TD : 110/ 80 mmHg S : 36,5o
N : 80 x/ menit R : 20 x/
menit
TB : 154 cm
BB : 60 kg
Pemeriksaan fisik
1. Abdomen : Terdapat bekas Sectio Caesaria yang belum kering
2. Genetalia : Vulva berwara kemerahan, Tidak ada varises, luka pada vulva
3. Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan Laboratorium : Hb: 11,6 gr%
b. Pemeriksaan Penunjang Lain : tidak dilakukan

A
P3A0 dengan akseptor Kontrasepsi MOW

P
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum setelah bisa buang angina
4. Menganjurkan ibu untuk mobilitas dini dengan miring kanan, kiri, duduk dan
latihan berjalan dengan ditemani oleh keluarganya apabila pasien tidak pusing.
5. Memberikan konseling pada ibu pasca tindakan operatif
a. Menganjurkan ibu untuk menjaga luka operasi tetap kering hingga luka tidak
infeksi
b. Menghindari hubugan intim hingga merasa cukup nyaman
c. Menghindari mengangkan benda-benda berat dan kerja keras selama 1 seminggu
d. Menganjurkan ibu kembali lagi apabila merasakan ada keluhan dan control 1
minggu lagi
1. Memberikan terapi obat sesuai advis dokter pada ibu.
2. Ibu mengerti dan mau melaksanakan
B. SOAL VIGNETTE

1. Seorang perempuan usia 27 tahun datang keklinik bersalin, ia mengatakan


melahirkan anak pertama 40 hari yang lalu, belum pernah menggunakan
kontrasepsi, pada pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum baik, pada
pemeriksaan tanda vital diperolehTD 120/70 mmhg, nadi 80x/menit, frekuensi
nafas 24 x/menit, hasil pemeriksaan terdapatvarises dan hipertensi. Apakah alat
kontrasepsi yang cocok untuk perempuan dalam kasusdiatas?

A. Pil
B. Suntik
C. IUD
D. Implant
E. MOW

2. Bidan datang kerumah seorang perempuan berusia 35 tahun. keluhan 1 bulan


post partumanak ke 4 dan ingin menghentikan kehamilannya dengan
menggunakan alat kontrasespi.Dari hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N
76x/menit, RR 20x/menit, perdarahan postpartum (-). Apakah alat kontrasepsi
yang sebaiknya disarankan untuk perempuan tersebut?

A. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat


B. Kontrasespsi sederhana dengan alat
C. Kontrasespsi hormonal
D. Kontrasespsi non hormonal
E. Kontrasesi mantap

3. Seorang perempuan, umur 24 tahun, datang ke BPM dengan keluhan ingin


menunda kehamilan. Hasil anamesis: telah menikah 1 bulan yang lalu, saat ini
sedang menstruasi. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg, N 90/m, P
24x/menit, S 36,70C, tidakada pembesaran abdomen.Alat kontrasepsi apakah
yang paling tepat pada kasus tersebut?

A. Pil
B. Suntik
C. AKDR
D. AKBK
E. MOW
4. Seorang perempuan, umur 37 tahun, P4A0, datang ke BPM bersama suaminya
untuk berkonsultasi mengenai metode KB. Hasil anamnesis: menstruasi teratur,
siklus 28 hari,anak terkecil 1 tahun, memiliki riwayat preeklamsia dan
perdarahan postpartum sertaberencana tidak ingin menambah anak. Hasil
pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, abdomen tidak
teraba massa.Metode kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?

A. AKDR
B. AKBK
C. Suntik
D. MOW
E. Kondom

5. Seorang perempuan umur 27 tahun anak 2 belum ingin hamil lagi datang ke
bidan praktik mandiri mengatakan tadi malam baru melakukan hubungan
sesksual pada masa subur padahal ia tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Apakah tindakan bidan pada kasus diatas?

A. Menunda kehamilan
B. Morning after pil
C. Berikan kontrasepsi suntik
D. Berikan kontrasepsi darurat
E. Kontrasepsi pil mini

6. Seorang ibu usia 28 tahun melahirkan anak ke 2 dua bulan yang lalu, sekarang
masih menyusui dan belum mendapatkan haid. Datang ke bidan dengan maksud
ingin ber KB yang tidak mengganggu kelancaran ASI, hasil pemeriksaan TTV
normal. Apakah konseling kontrasepsi yang tepat diberikan bidan pada kasus
diatas?

A. Kontap
B. Implant
C. Suntik
D. Pil kombinasi
E. MAL sampai bayi berusia 6 bulan

7. Kasus 1 untuk soal 12-15 Ny. N berusia 45 tahun sudah mempunyai 6 anak,
datang ke bidan dan mengatakan ingin ber KB tetapi dilarang oleh suaminya.
Menstruasi masih teratur, ia ingin punya anak lagi karena menurutnya banyak
anak banyak rezeki. Hasil pemeriksaan TD 130/80 mmHg, nadi 85x/menit, suhu
37oC. Sikap bidan dalam menghadapi Ny. N adalah…

A. Dipaksa untuk ber KB


B. Membiarkan ibu memilih
C. Mendukung keputusan ibu
D Memberikan konseling resiko kehamilan
F. Memberikan masukan untuk komunikasi dengan suami

8. Metode kontrasespsi yang disarankan sesuai dengan kondisi ny. N adalah…


A. Oral pil
B. Kb suntik
C. Pantang berkala
D. AKDR
E. Implant

9. Informasi tentang kontrasepsi yang sesuai dengan ny. N harus mempunyai syarat
mutlak yaitu…

A. Sukarela
B. Himbauan
C. Pendapat
D. Paksaan
E. Anjuran bidan

10. Suami ny. N ternyata setuju dengan saran dari ibu bidan untuk tidak hamil
kembali, untuk menghindari tuntutan hukum harus dilakukan…

A. Pencatatan
B. Laporan
C. Rujukan
D. Informed consent dan Informed choice
E. Dokumentas
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tubektomi merupakan tindakan operasi kecil untuk mencegah kehamilan yang
dilakukan pada wanita dengan memotong atau mengikat bagian saluran yang dilalui sel telur
atau menghambat pertumbuhan ovum dan spermatozoa. Dahulu tubektomi dilakukan dengan
jalan laparotomi atau pembedahan vagina. Sekarang dengan alat dan teknik baru, tindakan
ini diselenggarakan secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Dalam tahun terakhir ini atomita merupakan bagian yang penting dalam program keluarga
berencana di banyak negara di dunia titik di Indonesia sejak tahun 1974 telah berdiri
perkumpulan kontrasepsi mantap Indonesia (PKMI) yang membina perkembangan metode
dengan operasi atau kontrasepsi mantap secara sukarela. Tetapi secara resmi tubektomi tidak
termasuk ke dalam program nasional keluarga berencana Indonesia.

B. SARAN

1. Harus lebih sering disosialisasikan manfaatnya atau keuntungan jika dibandingkan


dengan metode kontrasepsi lainnya
2. sebaliknya ada kontraksi atau penghargaan dari pemerintah kepada sektor KB yang
menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
Darmayanti, Eka. 2014. Asuhan kebidanan komprenshif pada ibu bersalin dan bayi baru

lahir. Yogyakarta : Deepblish.

Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Prapitasari R. 2020. Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Jawa Barat; CV


Adanu Abimata
Syafrudin, Hamidah. 2019. Kebidanan Komunitas, Jakarta: Buku Kedokteran ECG

Anda mungkin juga menyukai