DISUSUN OLEH :
RAWIYAH
PO.71242220108
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Remaja Nn. H dengan
Gangguan Siklus Menstruasi PMB Emi Hayati STr.keb, Bdn” guna memenuhi tugas
Stase Remaja dan Pranikah Program Studi Profeksi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi tahun
2022
Mengetahui:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya laporan tugas akhir
ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada
Remaja Nn. H dengan gangguan siklus menstruasi di PMB Emi Hayati STr.keb, Bdn
Sarolangun Tahun 2022”
Dalam proses penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak
yang telah membantu. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar - besarnya kepada :
1. Hj. Suryani, S.Pd, M.PH selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi
3. Evrina Solvia Soleh, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Institusi yang telah banyak
membantu, memberikan saran, bimbingan, arahan dan nasehat, serta meluangkan banyak
waktu dalam penyelesaian laporan tugas ini.
4. Emi Hayati STr.keb, Bdn Selaku Pembimbing Lahan
5. Kakak-kakak bidan dan perawat serta rekan-rekan yang telah memberi banyak masukan
dalam laporan ini yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis
sehingga laporan ini diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan tugas ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyaknya
terdapat kekurangan dan kesalahan pada tugas ini yang dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan, pengalaman, serta kekhilafan yang penulis miliki. Maka dari itu dengan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan
membangun dari semua pihak demi perbaikan kualitas dan kesempurnaan tugas ini yang
akan datang.
Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan segala rahmat dan karunia – Nya
kepada kita semua dan akhir kata penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin
Jambi, September 2022
Rawiyah
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR................................................................................. i
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi masa anak-anak dan
dewasa rentang usia 10-19 tahun. Remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa dimana terjadi perubahan pada tubuh
Permasalahan yang penuh dengan tantangan pada anak remaja putri adalah yang
endometrium yang banyak terdapat pembuluh darah dan peristiwa ini terjadi setiap
satu bulan sekali. Siklus menstruasi adalah jarak antara mulainya menstruasi yang lalu
Suatu siklus dikatakan teratur apabila berjalan tiga kali siklus dengan lama
siklus yang normal. Siklus menstruasi pada perempuan normalnya berkisar antara 21-
35 hari. Di balik siklus yang bervariasi, perempuan dapat mengalami gangguan pada
terhadap terjadinya gangguan (Nugroho, 2012). Menurut data WHO (2010) terdapat
75% remaja yang mengalami gangguan menstruasi dan ini merupakan alasan
siklus menstruasi sering terjadi pada remaja muda yang baru mengalami menstruasi
berikutnya, 1 atau 2 tahun siklus menstruasi akan lebih teratur (Adhi, 2012).
1
Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh,
atau bisa juga karena penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim,
tumor di indung telur. Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya
Kusmiran (2011), ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan
siklus menstruasi yakni status gizi, aktivitas fisik, diet, stres, merokok, konsumsi obat
antara status gizi, asupan protein dan asupan lemak terhadap siklus menstuasi remaja
putri. Siklus menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan status
gizi kurus (33,3%) dan status gizi gemuk (10,2%) sedangkan responden dengan status
gizi normal lebih banyak yang memiliki siklus mentruasi teratur (33,3%). Siklus
menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan asupan protein
kurang (49,1%) dibandingkan pada responden dengan asupan protein cukup (11,1%).
Siklus menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan asupan
lemak kurang (55,6%) dibandingkan pada responden dengan asupan lemak cukup
(4,6%).
hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada
kelenjar Hipofisis dalam memproduksi FSH dan LH. Hal ini di pengaruhi oleh
proses menstruasi.
2
Penelitian lain yang dilakukan oleh Yakoba Milla (2018) menyatakan bahwa
ada hubungan obesitas dengan gangguan menstruasi pada remaja putri di Kelurahan
diantaranya yaitu penelitian oleh Jasienca dan Kapiszewska (2017) yang berjudul
wanita, terutama siklus menstruasi, kualitas oosit, dan risiko keguguran. Pemendekan
fase luteal, kemungkinan manifestasi dari defisiensi fase luteal, dapat terjadi sistem
pembakaran bahan bakar fosil. Ini menunjukkan bahwa polusi udara dapat
menstruasi menunjukkan adanya masalah ovulasi atau risiko terjadi penyakit lainnya.
remaja terjadi perubahan perubahan psikologis seperti emosi yang tidak stabil sehingga
siklus menstruasi. Hal lain yang tak kalah penting perlu juga diperhatikan yaitu pola
hidup sehat dan asupan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, pentingnya kebutuhan
akan program pendidikan kesehatan menstruasi yang peka budaya dan layanan
keterlibatan aktif spesialis kesehatan reproduksi, ginekolog, dokter anak, guru, dan
perawat sekolah. Selain itu juga mengidentifikasi perlunya pemanfaatan peran media
3
massa yang berpengaruh untuk penciptaan kesadaran dan fasilitasi penyebaran
Asuhan Kebidanan pada Remaja dengan gangguan siklus menstruasi di PMB hj.Emi
B. Rumusan Masalah
laporan ini adalah masih ada remaja yang mengalami gangguan siklus menstruasi di
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada remaja Nn.H dengan gangguan siklus
b. Mampu melakukan Interpretasi data pada remaja Nn.H dengan gangguan siklus
varney
4
d. Mampu melakukan tindakan segera pada remaja Nn.H dengan gangguan siklus
varney.
varney.
g. Mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada remaja
varney.
D. Manfaat
2. Bagi Lahan Praktik (di PMB hj.Emi Hayati S.Tr.Keb. Bdn tahun 2022.)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Siklus Menstruasi
1. Pengertian
terdapat pembuluh darah dan peristiwa ini terjadi setiap satu bulan sekali. Siklus
menstruasi adalah jarak antara mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya
selaput lendir rongga rahim yang terlepas dengan sendirinya akibat perubahan
kadar hormone ekstrogen dan progesterone, yang akan keluar dari rahim melalui
liang vagina. Selaput lendir yang terlepas tersebut akan diubah oleh zat yang
terkelupas sehingga terbuka, dan darah mengalir keluar. Kadang– kadang karena
sesuatu, selaput lendir belum sempurna menjadi lendir karena misalnya bergumpal
– gumpal. Setelah haid selesai, akan tumbuh selaput lendir baru yang akan terus
selama beberapa hari, berhenti selama beberpa minggu, dan kembali lagi
Suatu siklus dikatakan teratur apabila berjalan tiga kali siklus dengan lama
siklus yang normal. Siklus menstruasi pada perempuan normalnya berkisar antara
21-35 hari. Di balik siklus yang bervariasi, perempuan dapat mengalami gangguan
Siklus menstruasi yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarak
haid yang setiap bulannya relative tetap yaitu selama 28 hari. Jika meleset pun,
6
perbedaan waktunya juga tidak terlalu jauh berbeda, tetap padakisaran 20 hingga
35 hari, dihitung dari haid pertama haid sampai bulan berikutnya. Lama haid
dilihat dari darah keluar sampai bersih, antara 2–10 hari. Darah yang keluar dalam
waktu sehari belaum dapat dikatakan sebagai haid. Namun bila telah lebih dari 10
hari, dapat dikategorikan sebagai gangguan. Jumlah darah haid yang keluar perhari
adalah 60–80 cc, atau tidak lebih dari 5 pembalut penuh. Ketidakteraturan siklus
haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh, atau bisa juga karena
penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor di indung telur.
Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya seperti stress,
Tingkat kesuburan seorang wanita dapat dilihat dari ada tidaknya produksi
sel telur dalam tubuh. Seorang wanita dikatakan subur jika ia mampu memproduksi
sel telur sebulan seklai, mematangkan telur, dan mengeluarkan telur yang masih
setengah matang dari indung telur. Pematangan sel telur dan keluarnya sel telur
dari indungnya merupakan kerjasama dari otak, indung telur, dan kelenjar buntu di
hingga dapat mendekati permukaan indung telur untuk dilepas. Jika tidak terjadi
pembuahan dalam waktu 24 jam, sel telur ini akan mati (Indiarti, 2015). Setiap
gangguan pada hormon FSH dan LH tidak akan menyebabkan terbentuknya sel
telur. Jika demikian, hormone ekstrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk
7
Menurut Indiarti (2015), siklus haid yang tidak teratur kebanyakan terjadi
akibat faktor hormonal. Seorang wanita yang memiliki hormon ekstrogen dan
lebih cepat. Jika gangguan haid dikarenakan oleh faktor hormonal, maka dapat
siklus yang kompleks karena melibatkan berbagai unsur panca indera, korteks
serebri, hipotalamus, aksis hipofisis-ovarium, dan organ tujuan (uterus, organ seks
sekunder).
rahim disertai perdarahan, hanya lapisan tipis (stratum basale) yang tinggal. Ini
2) Stadium post menstrum atau stadium regenerasi yaitu luka karena endometrium
menebal, endometrium kurang lebih 0,5 mm. stadium ini sudah mulai waktu
endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm, kelenjarnya tumbuh lebih cepat
dari jaringan lain hingga berkelok, berlangsung dari hari ke- 5 sampai hari ke -
tebalnya menetap, tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku
8
dan mengeluarkan getah, dalam endometrium sudah tertimbul glycogen dan
Menurut Eva (2016) ada beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat
- Demam
- Keputihan
- Radang padavagina
- Emosi meningkat
system serat saraf. Melalui system portal, peransangan pada hipofisis anterior
folikel de graaf.
9
Hipofisis dianggap sebagai mother of gland, yang menerima rangsangan
system fortal satu arahdan mengeluarkan dua bentuk releasing hormon yaitu FSH
untuk terjadinya konsepsi adalah selama 1.500 hari (tiga hari masa subur setelah
ovulasi).
yang sudah matang. Kapsul folikel yang telah matang mendekati permukaan
ovulasi. Setelah ovulasi, ovum dilepaskan. Segera setelah ovulasi, seolah – olah
terjadi tekanan negatif di dalam bekas folikel de graaf. Sel granulose masuk ke
tonic luteinzing hormone ini adalah mengubah korpus rubrum menjadi korpus
luteum untuk mengeluarkan dua hormone dasar yaitu hormone ekstrigen serta
poliferasi menjadi fase sekresi, sebagai persiapan untuk menerima “nidasi atau
- Hipermenorea (menoragia)
Yaitu perdarahan haid yang lebih bnayka dari normal atau lebih lama dari
- Hipomenorea
Yaitu perdarahan haid yang lebih pendek dan/atau lebih sedikit dari
biasanya.
b. Kelainan siklus
- Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasanya (<21 hari).
- Oligomenorea
Siklus lebih panjang (>35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga
berkurang.
- Amenorea
Amenorea yaitu keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan
dengan usia >18 tahun yang tidak pernah menstruasi) dan amenorea
sekunder (wanita yang pernah mengalami haid kemudian tidak dapat haid
lagi).
- Mastodinia
- Dismenorea
gangguan menstruasi yaitu stres, status gizi, usia, dan aktivitas fisik. Adanya
perkembangan psikis yang masih labil, hal ini lebih rentan terjadi pada remaja
Definisi stres
“stres”. Pada hakikatnya, tentunya kata ini merujuk pada sebuah kondisi
seseorang yang mengalami tuntutan emosi berlebihan dan atau waktu yang
depresi, kelelahan kronis, dan mudah marah, gelisah, impotensi, dan kualitas
kerja yang rendah (Richards, 2015). Hawari (dalam Yusuf, 2014) berpendapat
bahwa istilah stres tidak dapat dipisahkan dari distress dan depresi, karena satu
Manusia mempunyai suplai yang baik dan energi penyesuaian diri untuk
antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem
biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres adalah tekanan internal
internal and eksternal pressure and other troublesome condition in life). Ardani
(2015) mendefinisikan stress merupakan suatu keadaan tertekan baik itu secara
Menurut Richard (2015) stres adalah suatu proses yang menilai suatu
individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan
(dalam Preece, 2011) berpendapat bahwa stres adalah suatu konsep yang
13
diarahkan untuk mengubah peristiwa stres tersebut atau mengakomodasikan
dampakdampaknya.
yang dialami apabila seseorang menerima tekanan. Tekanan atau tuntutan yang
ataupun membahayakan dan individu yang berasal dari situasi yang bersumber
Aspek-Aspek Stres
Pada saat seseorang mengalami stres ada dua aspek utama dari dampak
yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek
Aspek fisik
orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan.
Aspek psikologis
14
Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku. Masing-
ingat, merasa sedih dan menunda pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh berat
atau ringannya stres. Berat atau ringannya stres yang dialami seseorang
dapat dilihat dari dalam dan luar diri mereka yang menjalani kegiatan
didimpulkan aspek- aspek stres terdiri dari aspek fisik dan aspek psikologis,
akademik.
Faktor-Faktor Stres
Setiap teori yang berbeda memiliki konsepsi atau sudut pandang yang berbeda
dalam melihat penyebab dari berbagai gangguan fisik yang berkaitan dengan
gangguan tersebut muncul sebagai akibat dari emosi yang direpres. Hal-hal
yang direpres akan menentukan organ tubuh mana yang terkena penyakit.
Salah satu sudut pandang biologis adalah somatic weakness model. Model ini
dan bereaksi terhadap ancaman dari luar. Seluruh persepsi individu dapat
sebagainya dapat membuat sistem ini tidak berjalan dengan berjalan lancar
Widury, 2015). Stres bersumber dari frustasi dan konflik yang dialami
individu dapat berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam hal
individu seperti:
sebagainya.
hidup yang keras, perubahan tidak pasti dalam berbagai aspek kehidupan.
seseorang.
16
- Hambatan pribadi : keterbatasan-keterbatasan pribadi individu dalam
bentuk cacat fisik atau penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi
yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian
digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisir melalui tindakan
dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan
keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien,
pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang,
pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang
17
dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai
suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang
dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru
segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat
harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan klien. Semua
tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan diakui
kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritis.
bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim kesehatan
dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus
a. Data subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama,
diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien atau keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,
laboratorium.
c. Assesmen/Diagnosa
d. Planning/Perencanaan
(Wahyuningsih, 2018:267).
19
C. Evidence Based Midwifery (EBM)
1. Pengertian
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan (Gray, 1997).
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi (Jayanti, 2020).
based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu
hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru yang
dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan
d. Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporan kasus yang
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang
public domain.
pembakaran bahan bakar fosil. Ini menunjukkan bahwa polusi udara dapat
ditemukan dengan prevalensi 75% pada remaja akhir. Salah satu penyebab
gangguan menstruasi pada wanita adalah faktor stres. Pemicu stres pada
21
mahasiswi adalah menghadapi atau menjalani perkuliahan yang terlalu padat,
praktik klinik yang sangat melelahkan, tugas yang banyak dan proses
stres sangat berat, yaitu 30 orang (40,0%) dan yang mengalami gangguan
siklus menstruasi yaitu 46 orang (61,3%). Hasil uji statistik Chi Square
diperoleh nilai taraf signifikan yaitu 0,028 (P value < 0,05). Terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi dengan
gangguan menstruasi.
22
d. Hubungan Status Gizi, Asupan Zat Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Siklus
asupan protein dan asupan lemak terhadap siklus menstuasi remaja putri. Siklus
menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan status gizi
kurus (33,3%) dan status gizi gemuk (10,2%) sedangkan responden dengan
status gizi normal lebih banyak yang memiliki siklus mentruasi teratur (33,3%).
Siklus menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan
protein cukup (11,1%). Siklus menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi
responden dengan asupan lemak cukup (4,6%). Untuk variabel aktivitas fisik,
Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi remaja
putri (p>0,05).
Penelitian ini merupakan salah satu studi terbesar tentang pola dan gangguan
menstruasi di antara remaja perempuan Mesir. Temuan kami dari penelitian ini
menstruasi yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Ini menyoroti kebutuhan
akan program pendidikan kesehatan menstruasi yang peka budaya dan layanan
skrining berbasis sekolah yang menargetkan segmen populasi yang penting ini
anak, guru, dan perawat sekolah. Selain itu juga mengidentifikasi perlunya
23
pemanfaatan peran media massa yang berpengaruh untuk penciptaan kesadaran
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn. HUMUR 15TAHUN
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien Identitas Wali Pasien
Nama : Nn. H Nama : Ny.S
2. Keluhan Utama
Ny.G mengatakan putrinya sudah 2 bulan lebih tidak menstruasi. Ia
mengatakan bahwa anaknya mulai mendapat haid pertama saat usia 12 tahun.
Siklus mens anaknya jg tidak teratur, kadang 1 bulan sekali dan kadang tidak
mens selama 2 bln lebih. Ibu merasa khawatir dan ingin memeriksakan
anaknya.
3. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 12 tahun
2) Siklus : tidak teratur
3) Lama : 6-7 hari
4) Banyaknya : ganti pembalut 3-4x/hari
5) Bau : bau anyir
25
6) Keluhan : nyeri perut kadang-kadang pada hari 1-2
4. Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
1) Jantung : Nn.H mengatakan tidak merasa berdebar-debar
saat melakukan aktifitas ringan dan tidak berkeringat dingin
ditelapak tangan.
b. Pola eliminasi
Nn.H mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi lembek serta BAK 3-5
kali/hari, warna urine kuning jernih, bau khas urine.
26
c. Aktifitas
Nn.H mengatakan sehari-hari sekolah, membantu pekerjaan orang tua, dan
bermain.
d. Istirahat / Tidur
Nn.H mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam 6 - 7 jam per hari.
e. Personal Hygiene
Nn.H mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti pakaian 2x
sehari dan keramas 3x dalam seminggu.
6. Data psikososial
a. Pengetahuan tentang gangguan/penyakit yang diderita
Nn.H mengatakan belum mengetahui penyebab dari kurang konsentrasi,
sering pusing dan mudah capek.
c. Dukungan keluarga
Keluarga dan kerabat selalu mendukung Nn.H untuk memeriksakan
kesehatannya.
d. Keadaan psikologi
Nn.H mengatakan cemas dengan kondisinya, karena takut terjadi gangguan
kesehatan yang serius dan mengganggu kesehatan organ reproduksinya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 164 cm , Penghitungan IMT : 20,8 kg/m2 (Normal)
d. BB : 53 kg
e. TTV :
TD : 100/60 mmHg S : 36,7˚C
27
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak berketombe, dan tidak mudah
rontok.
28
(3) Kemerahan : Tidak ada kemerahan.
(4) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
(5) Kelenjar Bartholini :Tidak ada pembesaran.
(6) PPV : Terdapat pengeluaran pervaginan
dari darah merah pembalut penuh.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
C. Analisa Data
1. Diagnosa
Nn. H umur 15 Tahun dengan gangguan siklus menstruasi.
2. Masalah
Tidak titentuakn masalah pada Nn.H
3. Kebutuhan
KIE tentang siklus menstruasi, gizi seimbang, dan pola hidup sehat
D. Penatalaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu,14 September 2022 jam : 10.00 WIB
30
Rasionalisasi : Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada masalah
kesehatan serius yang terjadi pada klien terutama menyangkut organ
reproduksinya.
Evaluasi : Klien akan mengikuti saran petugas untuk melakukan pemeriksaan
kepada dokter S.POG untuk menghilangkan rasa khawatir dan cemas yang
dialaminya.
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi vitamin kepada klien
(Vitamin C, Vitamin B Kompleks, Vitamin D).
Rasional : Vitamin ini sangat dibutuhkan bagi remaja yang baru mengalami
puberitas.
Evaluasi : Klien bersedia makan konsumsi vitamin yang diberikan dokter.
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang gangguan siklus menstruasi pada remaja dengan
kajian teori jurnal Evidence Based Midwifery (EMB). Berdasarkan hasil pengkajian pada
kasus Nn.H, umur 16 tahun diketahui bahwa sudah 2 bulan lebih tidak menstruasi. Ibu dari
klien mengatakan bahwa anaknya mulai mendapat haid pertama saat usia 12 tahun. Siklus
mens anaknya jg tidak teratur, kadang 1 bulan sekali dan kadang tidak mens selama 2 bln
lebih. Ibu merasa khawatir dan ingin memeriksakan anaknya. Dari hasil pemeriksaan fisik
klien dengan keadaa umum baik, TTV dalam batas normal, perhitungan IMT klien didapat
angka 20,8 Kg/m2 (> 18,5 Kg/m2 ) yang menandakan IMT klien dalam batas ideal. Pada
pemeriksaan inspeksi terlihat kelopak merah muda, seklera tidak ikterik dan hasil
pemeriksaan labor menunjukkan kadar Hb klien 11,2 gr/dl (Normal). Pada Nn.H juga
dilakukan pemeriksaan Gravindeks test (hasil negatif) untuk memastikan klien tidak hamil
megalami gangguan siklus menstruasi. Gangguan siklus menstruasi sering terjadi pada
remaja muda yang baru mengalami menstruasi karena masih terjadi penyesuaian dalam
kemudian tidak menstruasi dibulan berikutnya, 1 atau 2 tahun siklus menstruasi akan lebih
atau bisa juga karena penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor
di indung telur. Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya seperti
stress, kelelahan dan penggunaan kontrasepsi (Indiarti, 2015). Menurut Kusmiran (2011),
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan siklus menstruasi yakni
32
status gizi, aktivitas fisik, diet, stres, merokok, konsumsi obat hormonal, dan gangguan
endokrin.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Maya Sari (2016) yang berjudul Hubungan
tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi Diploma IV Bidan
bahwa sebagian besar mahasiswi mengalami stres sangat berat, yaitu 30 orang (40,0%)
dan yang mengalami gangguan siklus menstruasi yaitu 46 orang (61,3%). Hasil uji statistik
Chi Square diperoleh nilai taraf signifikan yaitu 0,028 (P value < 0,05). Terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi dengan
menjadi terganggu. Hormon tersebut adalah FSH, LH, estrogen dan progesteron. Jika
terjadi gangguan pada hormon FSH dan LH tidak akan menyebabkan terbentuknya sel
telur, jika demikian maka hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk
gangguan siklus menstruasi yang tidak ditangani dengan benar atau segera akan
Penelitian oleh Hidayah, et al, (2016) yang berjudul Hubungan Status Gizi, Asupan
Zat Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri Pondok Pesantren
hubungan antara status gizi, asupan protein dan asupan lemak terhadap siklus menstuasi
remaja putri. Siklus menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan
status gizi kurus (33,3%) dan status gizi gemuk (10,2%) sedangkan responden dengan
33
status gizi normal lebih banyak yang memiliki siklus mentruasi teratur (33,3%). Siklus
menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan asupan protein kurang
(49,1%) dibandingkan pada responden dengan asupan protein cukup (11,1%). Siklus
menstruasi tidak teratur lebih banyak terjadi pada responden dengan asupan lemak kurang
(55,6%) dibandingkan pada responden dengan asupan lemak cukup (4,6%). Untuk
variabel aktivitas fisik, Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus
Penelitian lain tentang gangguan siklus menstruasi dilakukan oleh Yakoba Milla
(2018) dengan judul Hubungan Obesitas dengan gangguan Menstruasi pada Remaja Putri
oleh penumpukan lemak dalam tubuh, seseorang yang mengalami obesitas menyebabkan
perubahan saraf fisik yang menyebabkan gangguan menstruasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan gangguan menstruasi pada remaja
putri di Kelurahan Tlogomas. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan obesitas
dengan kejadian gangguan siklus menstruasi pada wanita, hal tersebut dikarenakan terjadi
dan Kapiszewska (2017) dengan judul Effect of air pollution on menstrual cycle length-
Polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan wanita, terutama siklus menstruasi, kualitas
oosit, dan risiko keguguran. Pemendekan fase luteal, kemungkinan manifestasi dari
defisiensi fase luteal, dapat terjadi sistem pembakaran bahan bakar fosil. Ini menunjukkan
34
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan siklus menstruasi d
apat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor stress, asupan gizi, obesitas, polusi udara,
dan sebagainya. Pada remaja umumnya gangguan siklus menstruasi disebabkan oleh kead
aan yang fisiologis ketidakseimbangan hormone. Oleh karena itu, perlunya pendidikan kes
ehatan reprodukasi kepada remaja baik dilingkungan pelayanan kesehatan, sekolah maupu
n keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Abdelmoty (2015) dengan judul
Menstrual patterns and disorders among secondary school adolescents in Egypt. A cross-
sectional survey. Penelitian ini merupakan salah satu studi terbesar tentang pola dan
gangguan menstruasi di antara remaja perempuan Mesir. Temuan kami dari penelitian ini
konsisten dengan penelitian lain dan melaporkan prevalensi gangguan menstruasi yang
lebih tinggi dari yang diharapkan. Ini menyoroti kebutuhan akan program pendidikan
kesehatan menstruasi yang peka budaya dan layanan skrining berbasis sekolah yang
menargetkan segmen populasi yang penting ini dengan keterlibatan aktif spesialis
kesehatan reproduksi, ginekolog, dokter anak, guru, dan perawat sekolah. Selain itu juga
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Nn. H umur 15 tahun dengan gangguan siklus
menstruasi di di PMB. Emi Hayati S.Tr.Keb. Bdn tahun 2022, maka penulis mengambil
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Nn. H umur 16 tahun dengan gangguan
pengkajian tersebut didapat dari pengumpulan data yaitu dari data subjektif dan
objektif pasien di mana dari data pasien yaitu pasien bernama Nn. H umur 16 tahun
dengan gangguan siklus menstruasi. Data objektif dilihat dari keadaan umum baik
kebidanan Nn. H umur 16 tahun dengan gangguan siklus menstruasi, yang didapat
dari data subjektif dan objektif dari hasil pengkajian. Pada kasus ini Nn. H
3. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada diagnosa atau masalah potensial
yang mungkin akan terjadi pada Nn. H, hal ini ditunjukkan dengan keluhan yang
(fisiologis).
36
4. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada tindakan segera terhadap keluhan
Nn.H, hal ini dikarenakan keluhan yang dialami oleh Nn. H merupakan gangguan
siklus mesntruasi dengan intervensi pemberian edukasi dan konseling pada klien.
5. Penulis telah mampu memberikan rencana asuhan kebidanan terhadap Nn.H, umur
16 tahun dengan gangguan siklus menstruasi sesuai dengan asuhan yang diberikan
yaitu dengan memberikan informasi dan edukasi yang tepat mengenai keluhan
yang dialami dan cara penatalaksanaan yang tepat sesuai dengan keluhan tersebut.
6. Penulis telah mampu melakukan pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan
B. Saran
PMB hj.Emi Hayati S.Tr.Keb. Bdn hendaknya selalu memberikan KIE kepada
klien sesuai dengan kebutuhannya. KIE tersebut dapat berupa Edukasi dan
sesuai dengan tujuan kompetensi yang ingin dicapai sehingga mahasiswa dapat
lebih mudah menggali dan menerapkan ketampilan sesuai dengan teori yang telah
dipelajari.
37
DAFTAR PUSTAKA
Adhi. (2012).
Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di SMP N 2
Gamping. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Anindita.P. (2016).
Hubungan Aktivitas Fisik Harian dengan Gangguan Menstruasi pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.Sumatra Barat.
Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011 dan 2013 [Skripsi].
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Kusmiran, E. (2011).
Riyadi, S. (2014).
Hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada remaja di SMA
38
Hubungan Status Gizi, Asupan Zat Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Siklus Menstruasi
Remaja Putri Pondok Pesantren Salafiyah Kauman Kabupaten Pemalang tahun 2016
reproductive health
Hubungan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi Diploma IV
Tlogomas.
39
40