DOSEN PEMBIMBING :
YULI SURTANTI, M.Keb
DISUSUN OLEH :
NAMA: TRI SUSANTI
NIM : PO71242220001
Jambi, O k t o b e r 2022
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Masa Kehamilan yang merupakan salah satu mata
kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi kebidanan.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Hj. Suryani, S.Pd, M.PH selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb, selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi.
5. Rekan-rekan profesi bidan yang telah banyak membantu dan memberi masukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari
dosen pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 4
D. Manfaat ...................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan Reproduksi Rmaja ................................................................... 6
B. Menstruasi ................................................................................................. 8
C. Daun Sirih .................................................................................................. 47
D. Tinjauan Umum Tentang Managemen Asuhan Kebdanan........................ 51
E. EMB Dalam Kebidanan ............................................................................ 54
F. Teori EMB.................................................................................................. 56
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus ................................................................................................ 63
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Kasus ........................................................................................... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 95
B. Saran ....................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputihan atau flour albus (leukorea, flour albus) adalah nama gejala
awal suatu penyakit yang cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak
berupa darah. Leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada
Menurut WHO, bahwa 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan
mengalami keputihan paling satu kali dalam seumur hidup dan sebanyak 45% akan
mengalaminya dua kali atau lebih dan keputihan yang paling sering terjadi
disebabkan oleh candida albicans. Akibat dari keputihan sangatlah fatal bila lambat
Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang
merupakan pembunuh nomor satu bagi wanita dengan angka insiden kanker servik
mencapai 100 per 100.000 penduduk pertahun. Meskipun termasuk penyakit yang
sederhana kenyataan keputihan adalah penyakit yang tidak mudah disembuhkan dan
Di Eropa hanya 25% saja wanita yang mengalami keputihan yang disebabkan oleh
1
karena dipicu oleh cuaca yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur candida
albicans.
keputihan, kemudian pada tahun 2011, 60% wanita pernah mengalami keputihan,
keputihan, dan pada tahun 2013 bulan Januari hingga Agustus hampir 55 % wanita
tubuh. Perubahan yang sering kali terjadi pada ibu hamil diantaranya adalah
perubahan fisik dan psikologis seperti pembesaran payudara, sering buang air kecil,
cenderung mengeluarkan lebih banyak cairan, peningkatan kadar air pada dinding
vagina ini yang disebut sebagai keputihan pada ibu hamil dan keputihan yang
terjadi karena hal tersebut masih tergolong normal. (Ari, Desi. 2020:514)
hamil disebabkan oleh jamur dan Bacterial Vaginosis. Penelitian ini bertujuan
hamil di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Jumlah
2
Keputihan dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, seperti gonococus,
seperti candida dan adanya infeksi parasit seperti trichomonas vaginalis, serta
adanya infeksi virus seperti candylomata acuminata dan herpes. Keputihan juga
dapat terjadi karena menderita sakit dalam waktu lama, kurang terjaganya
kebersihan diri sehingga timbulnya jamur atau parasit dan kanker karena adanya
benda-benda asing yang di masukkan secara sengaja atau tidak ke dalam vagina
Flour albus fisiologis pada masa kehamilan disebabkan oleh perubahan kadar
hormon estrogen dan progesteron saat hamil. Hal ini menyebab kan terjadi
asam basa di mukosa servik vagina. Untuk mengatasi masalah Flour albus pada
ibu untuk menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun, menganjurkan ibu
untuk sering ganti celana dalam minimal 3 kali, menganjurkan ibu untuk tidak
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Salamah, Umi.
OR= 27.7), ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan berkemih dengan
keputihan (p value=0.000 dan OR= 34), ada hubungan yang bermakna antara
3
penggunaan pakaian dalam dengan keputihan (p value=0.002 dan OR= 36), ada
Penelitian ini juga di perkuat dengan hasil penelitian (Ari, Desi. 2020:514)
dimana keputihan pada ibu hamil merupakan hal yang fisiologis, namun bila tidak
dan sikap memiliki peran penting dalam mencegah keputihan selama kehamilan.
Berdasarkan nilai OR didapatkan 25,667, yang berarti ibu hamil yang memiliki
dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik. Ada hubungan antara
sikap ibu hamil dengan perawatan keputihan di Puskesmas Gedong Tataan tahun
2019. Berdasarkan nilai OR didapatkan 17,5, yang berarti ibu hamil yang memiliki
sikap negative berisiko 17 kali untuk memiliki perawatan buruk bila dibandingkan
Menurut Penelitian (Rina, et.al 2020) Terapi Rebusan Air Daun Sirih Pada
Klinik Pratama Putri Asih Tahun 2020. Dari asuhan yang diberikan kepada Ny.D
kunjungan dengan rentang waktu 3 hari dengan terapai rebusan air daun sirih pada
ibu hamil. Setelah dilakukan asuhan selama 2 kali kunjungan tersebut maka hasil
yang didapat pada kajian terakhir yaitu keputihan ibu sudah mulai berkurang, sudah
encer dan berwarna bening bintik merah sudah mulai berkurang dan tidak memakai
pantyliner lagi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan perilaku ibu hamil dalam menjaga
4
edukasi kesehatan khususnya tentang keputihan, dalam hal ini dapat
organ genitalianya. Jadi di harapkan ibu hamil dapat merawat dan menjaga organ
B. Rumusan Masalah
Keputihan merupakan masalah kesehatan yang sering dialami oleh ibu hamil.
Salah satu penyebab terjadinya keputihan adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil
mengenai keputihan dan personal hygine. Berdasarkan uraian dari latar belakang,
keputihan?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a.
Mampu melakukan pengumpulan data pada kasus Ny”N” G3 P2 A0 UK
5
37-38 Minggu dengan Keputihan Fisiologis di PMB Supiyani, S.Tr.Keb
Tahun 2022
b.
Mampu menentukan interpretasi data pada kasus Ny”N” G3 P2 A0 UK
Tahun 2022.
c.
Mampu merencanakan diagnosa dan masalah pada kasus Ny”N” G3 P2
d.
Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
e.
Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada kasus Ny”N” G3 P2
f.
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus Ny”N” G3 P2 A0 UK
Tahun 2022.
g.
Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada kasus Ny”N” G3 P2 A0 UK
Tahun 2022.
h.
Mampu melakukan pendokumentasian kebidanan pada kasus Ny”N” G3
6
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
hamil.
hamil.
3. Lahan Praktek
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari ) di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan adalah mulai dari
ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu), trimester ketiga dari bulan
8
menstruasi, dan melakukan hubugan seksual dengan seorang pria yang organ
Apabila kehamilan ini direncanakan, akan memberi rasa kebahagian dan penuh
harapan.
dan hormon estrogen , yakni hormo kewanitaan yang ada di dalam tubuh sejak
di lakukan.
layanan.
9
4. Lingkup Asuhan Kehamilan
10
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu di dapatkan
informasi yang sangat penting. Menurut (Hani Ummi, dkk. 2010:13) garis-
Tabel 2.1
Informasi Kunjugan Kehamilan
11
Sama seperti di atas, di
tambah palpasi abdominal untuk
utuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu
normal yang di alami ibu serta tumbuh ketimbang janin, juga mendeteksi dan
bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil di anjurkan mengunjungi dokter atau
12
7. Tujuan Asuhan Kehamilan
dan bayi.
dan pembedahan.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian asi ekslusif.
a) Genetalia Interna
1) Vagina
cm) lebih pendek dari dinding belakang(11 cm), bagian dari cervix
13
2) Uterus
silindris, Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba: “fundus
3) Ovarium
4) Parameterium
ligamentum latum.
b) Genitalia Eksterna
1) Mons veneris
symfisis pubis.
kulit biasa dan ditumbuhi rambut, bagian dalam: selaput lendir banyak
dari labia mayora, kedua lipatan kanan dan kiri bertemu di atas:
14
3) Clitoris (A)
pembuluh darah.
4) Festibulum
5) Kelenjer Barhtolini
15
mendekati korion, mesoblas di ruang amnion dan mudigah menjadi padat
disebut body stalk yang merupakan jembatan antara embrio dan dinding
body stalk yang merupakan jembatan antara embrio dan dinding trofoblas,
Pada tali pusat terdapat jelly whayrton yaitu jaringan lembek untuk
1) Minggu ke 0
terbentuk.
darah.
16
5) Minggu ke-16/bulan ke-4
mulai.
terbentuk di paru-paru, mata mulai buka dan tutup, bentuk janin 2/3
sendiri.
17
b. Struktur dan Fungsi Amnion
Struktur dan Fungsi amnion ruangan yang di lapisi oleh selaput janin
ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion, mesodrem,
cc, berwarna putih keruh, berbau amis, berasa manis, asam urik, kreatinin
bebas dan tumbuh dengan optimal kesala jurusan karena tekanan pada
anak sama pada semua bagiannya. Hal ini sangat penting karena
akan terganggu, untuk melindungi anak dari pukulan-pukulan dari luar dan
dirasakan nyeri oleh ibu, mempertahankan posisi yang tetap bagi anak,
selaput janin yang di atas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut
2013:25)
permukaan fetalis dari plasenta. Bagian luarnya putih, pucat, basah dan
18
terbungkus amnion, dimana di dalamnya terdapat terlihat tiga pembuluh
darah umbilikal yaitu dua arteri satu vena. Diameternya 1-2,5 cm dengan
darah yang berlipat-lipat dan berkelok-kelok yang lebih panjang dari pada
tali pusat itu sendiri, sering membentuk nodulasi pada permukaan atau
false knots, yang pada dasarnya merupakan varises. Matriks tali pusat
terdiri dari jelly Warton yaitu zat yang membentuk seperti agar-agar dan
mengandung banyak air sehingga pada setelah bayi lahir tali pusat mudah
Jalan kelur darah dari vena umbilikalis melalui dua rute, duktus
kemudian menuju vena kava inferior lewat vena hepatik janin dan
Yeyeh. 2013:25)
15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram. Uri biasanya terbentuk
lengkap pada kehamilan ± 16 minggu, letak uri pada rahim umumnya pada
alat penyalur zat azam dan pembuangan CO2, eksresi alat pembuangan
19
penyaring obat-obatan dan kuman-kuman yang bisa melewati uri.
10. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil TM I, II, III
dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil TM I, II, III, yaitu diantaranya:
1) Perubahan Uterus
dengan usia kehamilan dan ketika usia kehamilan sudah atrem dan
20
bentuknya seprti bujur telur, telur ayam tidak hamil, satu bulan telur
2) Serviks Uteri
Servik yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit
cidera lecet dan robekan, sehingga post partum tampak adanya porsio
bawah lebih tipis dari pada sigmen atas dan menjadi lunak dan
terjadi.
4) Kotraksi Braxton-Hikcs
21
5) Vagina dan Vulva
vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiruan (livide) di sebut
6) Ovarium
7) Mammae
22
dari puting susu dapat mengeluarkan cairan berwarna putih di sebut
colostrum.
1) Sistem Endokrim
lotium.
ini tetap tinggi sampai saat sebelum aterm, ketika fungsi plasenta
2) Sistem kekebalan
pada kehamilan.
23
3) Tractus Urinarius
panjang selama masa nifas awal dari pada yang diukur 6 bulan
pada awal trimester kedua, dan yangpada awal trimester kedua, dan
1) Sestem Pencernaan
berada dalam usus otot-otot polos. Makanan lebih lama berada dalam
usus-usus.
24
Hal ini baik untuk reabsorbsi, akan tetapi menimbulkan juga
ini patologik.
2) Sistem Muskuloskeletal
depan.
sendi pubis bertambah besar, dan karena itu menyebabkan rasa tidak
kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami pada
dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu, yang akan
25
3) Sestem Kardiovaskuler
yang sama organ ini agar berputar pada sumbu panjangnya. Akibat
Pada ibu yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka dalam
biasanya terlihat pada 42 hari setelah konsepsi yang normal atau sekitar
26
b. Tanda-tanda Mungkin Kehamilan
gonadottropin sub unti beta (beta heg) dalam urine. Jika terjadi
gen beta heg dapat di deteksi dalam darah dan urine mulai enam hari
2) Tanda Hegar
tanda ini mendapat pada dua pertiga kasus dan biasanya muncul pada
minggu keenam dan sepuluh serta terlihat lebih awal pada perempuan
sigmen bawah uterus terasa lebih lembek. Tanda ini sulit diketahui pada
3) Tanda Chadwick
pada wanita hamil berulang tanda ini berupa perubahan warna. Warna
pada vagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak kebiuan timbul
4) Tanda Goodel
pada wanita yang hamilnya berulang tanda ini berupa serviks menjadi
27
5) Tanda Piscaseek
(setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih
kehamilan.
Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus
yang membesar tatapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
1) Amenorhea
pada pagi hari yang disebut morning sickness, akibat mual dan muntah
3) Mengidam
28
4) Pingsan
di mamma.
6) Anoreksia
setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai
7) Sering Miksi
8) Kontipasi/Obstipasi
29
10) Perubahan pada perut
B. Keputihan
1. Pengertian Keputihan
Keputihan atau flour albus (leukorea, flour albus) adalah nama gejala
awal suatu penyakit yang cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang
tidak berupa darah. Leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai
albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina. Leukore adalah semua pengeluaran
cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi merupakan manifestasi klinik
berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak organ reproduksi. Pengertian lebih
khusus keputihan merupakan infeksi jamur kandida pada genetalia wanita dan
30
Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal
pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara
Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua alat genitalia (infeksi bibir
kemaluan, liang senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangga, dan
2. Etiologi Keputihan
diantaranya :
31
a. Keputihan Normal (fisiologis)
tidak berbau dan tidak terasa gatal. Keputihan semacam ini merupakan
mengandung banyak sel epitel dan leokosit yang jarang. Daerah kewanitaan
dan adrenal.
5) Waktu: saat hamil, sebelum atau sesudah menstruasi, saat ovulasi, jika
terangsang atau saat hubungan seksual, kelelahan, saat stres dan saat
32
1) Kira-kira sampai 10 hari umur kelahiran bayi baru lahir, keadaan ini
hubungan seksual.
banyak, warnanya putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan, disertai
dengan rasa gatal dan pedih, terkadang berbau busuk atau amis. Keputihan
menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ reproduksi
wanita. Kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan
(tumor dan kanker), serta adanya benda asing, namun tidak semua infeksi
33
pada saluran reproduksi wanita memberikan gejala keputihan. (Rini,
2016:20)
pendarahan di luar masa menstruasi dan rasa nyeri ketika buang air
kecil.
34
dengan cairan seperti susu tersebut bisa jadi disebabkan oleh adanya
tersebut disertai darah serta rasa nyeri pada panggul. Hal ini harus
ataupun endometrium.
infeksi trikomoniasis.
35
3. Patogenesis Keputihan
fisiologis namun dapat berubah menjadi patologis bila vagina terinfeksi oleh
kuman penyakit seperti parasit, bakteri, jamur dan virus yang menyebabkan
esterogen pada dinding vagina untuk pertumbuhannya tidak dapat terjadi bila
4. Sumber Keputihan
berubah menjadi keputihan yang bersumber menurut (Rini, 2016:23) yaitu dari :
a. Vulva
coitus.
36
b. Vagina
fisiologis.
c. Cervik
Sekret cervik yang normal bersifat jernih, liat dan alkalis. Sekret
d. Corpus uteri
e. Tuba
penyakit, sehingga penyebab yang pasti perlu ditetapkan. Oleh karena itu
37
5. Kestabilan ekosistem vagina
Vagina
Faktor yang menyebabkan keputihan secara umum pada remaja putri usia
remaja awal sampai usia remaja akhir (11-20 tahun) antara lain :
b. Mengenakan pakaian berbahan sintetis yang ketat, sehingga ruang yang ada
e. Membasuh organ kewanitaan ke arah yang salah yaitu dari belakang kearah
depan.
keputihan normal yang terjadi pada bayi baru lahir sampai umur 10 hari
38
peningkatan produksi pada mulut rahim saat masa ovulasi, mucus serviks yang
a. Faktor pendukung
obesitas.
b. Faktor fisiologik
dan emosi.
c. Faktor patologik
1) Infeksi
2) Vulvitis
Disebabkan oleh :
3) Vaginitis
ditimbulkan oleh :
a) Bacil Doderlien
b) Micrococcus Catarrhalis
39
c) Bacil Coli
4) Cervicitis
a) Endometritis
b) Sapingitis
vagina bertugas menghasilkan asam laktat agar jamur tidak dapat hidup.
Bila bakteri ini mati maka jamur akan tumbuh subur. Kebiasaan
7. Pemeriksaan Keputihan
40
keluhan yang dirasakan, sifat-sifat cairan yang keluar, kaitannya dengan
langsung dengan melihat vagina, muara kandung kemih, anus dan lipatan pada
mengambil sel-sel yang lepas dengan cara mengeroknya dari selaput lendir
rahim.
8. Penyebab Keputihan
a. Jamur
keras, kadang ada rasa nyeri saat bersenggama, edematosa disertai rasa
41
manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh. Bayi yang
baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat jamur candida ini karena
persalinan. Kelainan pada pria juga dapat ditemukan akibat infeksi dari
jamur ini adalah balanopisitis atau radang pada gland penis dan
pesarium.
b. Parasit
Keputihan ini tidak menyebabkan gatal tapi nyeri jika liang vagina
ditekan.
c. Bakteri
a) Grandnerella
mengisi penuh sel epitel vagina membentuk khas clue cell yang
42
iritasi daerah vagina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan dari
tricomonas vaginalis.
b) Gonococus
Penyebaran infeksi bakteri ini sangat cepat, sehingga pada hari ke tiga
c) Clamidia tracomatis
oleh bakteri ini adalah peyakit mata tracoma, radang pelvis, KET,
infertilitas.
d) Tarponema parlidum
Infeksi yang paling sering disebabkan oleh bakteri ini adalah sipilis
43
e) Virus.
9. Pencegahan Keputihan
vagina.
44
i. Memilih celana dalam yang tidak terlalu ketat dan mudah menyerap
keringat.
keputihan.
kanker servik yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer,
berwarna merah muda, coklat mengandung darah, atau hitam yang disertai
bau busuk. Pengobatan untuk keputihan tergantung pada penyebab dari gejala
a. Jika keputihan masih ringan, bisa menggunakan air rebusan daun sirih
patologis dan infeksi sesuai dengan penyebabnya. Jenis obat dapat berupa
sediaan oral tablet atau kapsul, topical seperti krim yang dioleskan dan yang
45
b. Bagi yang sudah menikah/berkeluarga dan melakukaan hubungan seksual
c. Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut rahim.
d. Melakukan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh mendukung proses
pengobatan.
a. Pengobatan Moderen
1) Obat - obatan
herpes.
kondiloma.
2) Larutan Antisptik
keputihan yang keluar dari vagina, larutan ini tidak bisa membunuh
46
penyebab infeksi ataupun menyembuhkan keputihan yang diakibatkan
3) Hormon Estrogen
4) Operasi Kecil
5) Pembedahan
kankernya.
6) Pengobatan Tradisional
1. Daun sirih di rebus dalam air panas lalu didiamkan hingga dingin
C. Daun Sirih
47
pada kesuburan media tanam dan rendahnya media untuk merambat. Batang
bertangkai, teksturnya agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau yang sedap
(aromatis) jika diremas. Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Warna
bersandar pada batang pohon lain. Daun sirih mengandung minyak atsiri,
chavikol yang menyebabkan daun sirih memiliki bau yang khas dan memilik
berbagai penyakit, yakni: diabetes, mengatasi mimisan, luka bakar, asma, infeksi
Daun sirih (Piper betle linn) termasuk suku Peiperaceae. Bagian yang
digunakan adalah daunnya. Di dalam daun sirih terdapat minyak atsiri yang
disebut sebagai "kavikol" dan "kavibetol". Anti bakteri itu juga terdapat dalam
rebusan sirih dalam air. Daun sirih dalam pengobatan tradisional biasanya
beberapa jenis. Di Indonesia ada beberapa jenis, yakni sirih jawa, sirih banda,
sirih cengkih, dan sirih hitam atau sirih keling. Sirih jawa selain ditemukan di
Jawa, ditemukan juga di Maluku. Daun sirih jawa berwarna hijau tua dan
rasanya tidak begitu tajam. Sirih banda banyak tumbuh di Banda, Seram, dan
48
Ambon. Sirih banda berdaun besar, berwarna hijau tua dan kuning di beberapa
bagian, rasa serta aroma atau baunya sengak. Sirih cengkih berdaun kecil,
berwarna kuning, dan rasanya tajam menyerupai rasa cengkih. Sirih hitam
Aroma dan rasa daun sirih yang khas, sedap, pedas, sengak, tajam, dan
minyak atsiri. Kedua zat tersebut merupakan kandungan terbesar minyak atsiri
yang ada dalam daun sirih. Di samping itu, "ktor lain yang menentukan aroma
dan rasa daun sirih adalah jenis sirih itu sendiri, umur sirih, jumlah sinar
matahari yang sampai ke bagian daun, dan kondisi dedaunan bagian atas
mengandung enzim diastase, gula, dan tanin. Biasanya, daun sirih muda
dengan daun sirih tua. Sementara itu, kandungan taninnya relatif sama.
5. Pengolahan
Tanaman herbal dapat pula direbus dalam mengolahannya. Hal ini dikarenakan
kandungan senyawa aktif dan minyak atsiri dalam daun sirih yang terkandung di
dalamnya akan keluar dan larut dalam air (Erliza, Ersa, Muhammad, 2006: 91).
49
anti karat, tanah liat, kaca atau email. Perebusan ini dilakukan untuk proses
4) Gelas takar
5) Timbangan
6) Saringan
b. Cara Pengolahan
1) Daun sirih yang telah dipilih, ditimbang dan dicuci terlebih dahulu
4) Rebus daun sirih dengan api sedang hingga +15 menit (air berkurang
5) Setelah itu hasil rebusan daun sirih dibiarkan sampai dalam kondisi
hangat, lalu disaring. Air rebusan ini akan berwarna kuning kehijauan
dan jernih.
50
D. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan
yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian
dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan
dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7 langkah menurut (Gusti Nella,
2019:74) yaitu :
a. Pengkajian
menilai keadaan klien, yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan
klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan
dengan apa yang dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan yang
51
ia rasakan sebagai suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering
diidentifikasi oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien.
klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data
baru segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan
serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi
tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan
klien. Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan
dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa
secara teoritis.
oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim
52
g. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Menurut (Gusti Nella, 2019:75), alur berfikir bidan saat menghadapi klien
meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
pemeriksaan laboratorium.
c. Assesmen/Diagnosa
ibu.
53
d. Planning/Perencanaan
pasien/klien.
saat yang sama mencari dan menerapkan informasi yang paling berguna
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru
(Jayanti, 2020:20).
cikal bakal atau merupakan kondisi utama terbentuknya bidan professional yang
pengetahuan serta pemahaman yang bertahap terhadap kasus nyata yang terjadi
54
3. Manfaaat Evidence based Midwifery dalam Praktik Kebidanan
based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu
hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam
55
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula
Kehamilan
Hamil
Kota Kendari Tahun 2018. Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian
ini adalah case control. Sampel pada peneltian ini berjumlah 30 responden
digunakan pada penelitian ini yaitu analisis bivariat dengan rumus uji Chi
pengetahuan nilai p=0,666 > a (0,05) menunjukkan tidak ada hubungan tingkat
pengetahuan dengan kejadian flour albus pada ibu hamil di RSUD Kota Kediri
tahun 2018 dan variabel gravida nilai p= 0,269 artinya tidak terdapat hubungan
gravida dengan kejadian flour albus pada ibu hamil di RSUD Kota Kediri
Tahun 2018.
56
b. Hubungan Sikap Dan Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Perawatan Keputihan Di
Puskesmas Gedong Tataan Tahun 2020
Keputihan pada ibu hamil merupakan hal yang fisiologi, namun bila tidak
cross sectional. Subjek penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami
teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019.
lembar kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Uji yang digunakan
25,667, yang berarti ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang berisiko 25
kali untuk memiliki perawatan buruk bila dibandingkan dengan ibu yang
memiliki pengetahuan baik. Ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan
nilai OR didapatkan 17,5, yang berarti ibu hamil yang memiliki sikap negative
berisiko 17 kali untuk memiliki perawatan buruk bila dibandingkan dengan ibu
57
berhubungan dengan Perawatan Keputihan di Puskesmas Gedong Tataan tahun
2019
karena dapat membuat wanita merasa nyaman dan dapat mencegah dari
keputihan (p value=0.000 dan OR= 27.7), ada hubungan yang bermakna antara
(p value=0.002 dan OR= 36), ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan
58
d. Perawatan Organ Reproduksi Dan Kejadian Keputihan Pada Ibu Hamil
Tahun 2015
ibu hamil disebabkan oleh jamur dan Bacterial Vaginosis. Penelitian ini
patologis (85,4%).
organ reproduksi tidak ada hubungan dengan kejadian keputihan pada ibu
Perawatan organ reproduksi cukup pada ibu hamil tetap mengalami keputihan
patologis.
59
e. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “L” Dengan Kehamilan
Kabupaten Jombang
Setiap kehamilan tidak selalu berjalan dengan normal atau tanpa keluhan.
ibu hamil pada TM II dan TM III. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
vagina dari pada biasanya yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar
hormon estrogen. Solusi untuk kehamilan dengan keluhan Flour Albus untuk
mengganti celana dalam jika basah dan lembab (karena wanita hamil menjadi
hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus, dan KB. Metode, Asuhan dalam LTA
dalam asuhan ini adalah Ny. “L” UK 24 minggu dengan Flour Albus di PBM
kehamilan trimester III dengan keluhan Flour Albus tidak ditemukan adanya
masa nifas dengan nifas normal tanpa ada penyulit, pada BBL dengan BBLN,
pada neonatus dengan neonatus fisiologi dan pada KB ibu menjadi akseptor
60
kehamilan, persalinan, nifas, dan neonatus. Pemberian Layanan Asuhan
Kebidanan Bidan Siti Zulaikah, SST sudah baik, oleh karena itu perlu di
f. Terapi Rebusan Air Daun Sirih Pada Ibu Hamil Dengan Pengeluaran
ibu hamil disebabkan oleh jamur dan Bacterial Vaginosis. Laporan kasus ini
teknik rebusan air daun sirih selama 3 hari yang di laksanakan di Klinik
Asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan keluhan keputihan yang
patologis Salah satu asuhan yang dapat diberikan adalah Terapi Rebusan Daun
Sirih yaitu mengajarkan ibu untuk membasuh vagina dengan cara yang benar,
dalam setiap kali jika basah atau setelah BAB atau BAK, dan membersihkan
kuman, menganjurkan ibu untuk memakai pakaian dalam dari bahan katun dan
mudah menyerap dan menganjurkan ibu untu meningkatkan daya tahan tubuh
dengan makan buah dan sayur (Wikni sastro,2009) dan (Hani, 2011)
61
Dari asuhan yang diberikan kepada Ny.D pada tanggal 15 September 20020
dan 18 September 2020 dilakukan 2 kali kunjungan dengan rentang waktu 3 hari
dengan terapai rebusan air daun sirih pada ibu hamil. Setelah dilakukan asuhan
selama 2 kali kunjungan tersebut maka hasil yang didapat pada kajian terakhir yaitu
keputihan ibu sudah mulai berkurang, sudah encer dan berwarna bening bintik
62
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Biodata
ISTRI SUAMI
No.Telp/ Hp :- -
63
2. Data Subjektif
c. Riwayat Menstruasi :
1) Menarche : 14 Tahun
3) Konsistensi : Cair
d. Riwayat Perkwinan
2) Lamanya : 12 tahun
3 I N I
64
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) G : 3 P :2 A:0 H :2
2) HPHT : 10-01-2022
6) Gerakan janin
7) Tanda Bahaya
8) Keluhan
TT SD Tanggal : Ada
65
TT Caten Tanggal : Ada
kapan)
Tidak ada
Hamil kembar
√ Lain-lain : Tidak ada
66
j. Riwayat Keluarga Berencana
k. Pola Makan/minum
l. Pola Eliminasi
m. Pola Istirahat
ada
n. Pola Seksualitas
m. Riwayat Psikososial
67
Social support dari :
Masalah Psikososial :
Kekerasan RT Fisik
n. Perilaku Kesehatan :
Penggunaan miras √
: Ada Tidak
Penggunaan zat : √
Ada Tidak
adiktif Merokok Ad Tidak
: a
Membawa tumbuh-tumbuhan
3. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran : Composmentis
Scolios √ Normal
d. Tanda-tanda Vital
1) TD : 110/80 mmHg
68
3) RR : 21 x/i
4) Suhu : 36 oC
69
Turgor √ Bai Kurang Jelek
: k
TB : 156 cm
BB sebelum hamil : 57 kg
BB sekarang : 63 kg
LILA : 26 cm
e. Kepala
1) Keadaan Rambut
Kebersihan : Bersih
2) Mata
Penglihatan : Jelas
3) Muka
70
Lidah : Bersih
5) Telinga
f. Leher
g. Payudara
1) Pembesaran : Simetris
h. Abdomen
4) Striae : Alba
5) Linea : Nigra
Mass
Suprapubis tenderness
71
- Leopold I : TFU 31 cm pada bagian fundus teraba bundar, lunak
- Leopold II : Pada sisi kiri perut ibu teraba bagian keras memanjang
- Leopold III: Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan
goyangkan.
7) TFU : 31 cm
10) Auskultasi
DJJ : (+)
72
Akral : Normal
Palpasi Pembekakan
ada
4. Pemeriksaan Penunjang
c. Urine : Tidak
ada
f. Ro : Tidak ada
B. Interprestasi Data
G3P2A0H2 usia kehamilan 37- 38 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin,
73
C. Identefikasi Diagnosa dan masalah Potensial
Potensial terjadinya :
1. Keputihan Patologis
tindakan segera jika keputihan berwarna bening atau sedikit putih, encer atau
sedikit kental dan lengket, tidak berbau, tidak menimbulkan rasa gatal dan nyeri.
pada leher rahim dan kontraksi rahim sebelum waktunya. Jika pasien mengalami
keputihan tidak normal yaitu bau, gatal, dan jumlahnya cukup banyak maka akan
10. Anjurkan kepada ibu menguakan pembersih organ kewanitaan dengan bahan yang
herbal.
Diagnosa : G3P2A0H2 usia kehamilan 3 7 - 38 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin,
No Perencanaan Rasionalisasi
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa Dengan mengetahui kondisinya dalam keadaan
ibu dalam keadaan normal dan ibu mengalami baik akan membuat psikologis pasangan tenang
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga Organ wanita yang bersih dan sehat dapat
kebersihan daerah genitalianya, usahakan agar menimbulkan rasa percaya diri, rasa nyaman,
pakaian dalam bila perlu 2-3x sehari dan berbagai penyakit yang masuk di area
75
memakai celana dalam yang menyerap kewanitaan.
keringat
3. Menganjurkan ibu untuk ganti celana dalam Celana dalam yang lembap rentan ditumbuhi
minimal 3x sehari, agar membuat celana dalam jamur. Jamur bisa membuat kulit sekitar kelamin
menyerap keringat.
4. Menganjurkan ibu jangan terlalu sering Pantyliner tidak didesain untuk menyerap dan
menggunakan pantyliner atau produk kewanitaan mengalirkan udara seperti yang dilakukan oleh
Kecil
5. Menganjurkan konsumsi menu gizi seimbang Memenuhi gizi seimbang untuk mempertahankan
dengan perbanyak makan sayur dan buah. pola hidup sehat pada remaja dapat dicapai dengan
Mencukupi kebutuhan energi makan-makanan makan 3 kali sehari, mengkomsumsi makanan dari
bergizi diantaranya karbohidrat yaitu beras, sumber beragam untuk memenuhi kebutuhan gizi.
lainnya
76
6. Menganjurkan klien untuk melakukan pola hidup Selain baik untuk menjaga kebugaran tubuh,
sehat yaitu istirahat yang cukup tidak begadan dan olahraga juga penting dilakukan selama hamil
usahakan olah raga dengan cara jalan-jalan pagi di untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan janin. Tak
sekitar rumah ibu hanya itu, olahraga secara rutin saat hamil juga
lancar nantiya
7. Menjelaskan pada ibu tentang 9 tanda bahaya pada Di masa kehamilan memungkinkan
c. Edema pada wajah dan tungkai akan hilang sendiri, namun ada beberapa
i. Kejang
persalinan dan memberikan informasi tanda-tanda mengantisipasi adanya ketidak siapan keluarga
persalinan seperti keluar lendir bercampur darah, ketika sudah ada tanda persalinan
pinggang
77
9. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk Ketika melakukan gerakan cebok dari belakang
membiasakan membasuh dengan cara yang benar ke depan, bakteri E. Coli tersebut mengenai
tiap kali buang air dengan arah dari depan bagian vagina depan. Apabila imunitas seorang
kebelakang untuk menghindari infeksi, cuci wanita sedang dalam kondisi lemah, dampaknya
dengan air bersih setiap BAK/BAB dan mandi, pH vagina berubah menjadi lebih rentan
Membasuh
10. Menganjurkan kepada ibu untuk mengunakan Daun sirih di kenal dengan banyak manfaat
pembersih organ kewanitaan yang terbuat dari salah satunya untuk mengatasi keputihan,
bahan herbal salahsatunya yaitu dauh sirih, daun karena kandungan di dalam daun sirih dapat
sirih di kenal sangat bermanfaat di mana senyawa di mematikan jamur penyebab keputihan dan tanin
dalam daun sirih dapat mematikan jamur penyebab di dalam daun sirih dapat mengurangi sekresi
78
G. Evaluasi
DIAGNOSIS : G3P2A0H2 usia kehamilan 37-38 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin,
ibu
a. TD : 110/80 mmHg
b. RR : 21x/menit
c. Nadi : 78x/menit
d. Suhu : 36 ºC
minimal 3x sehari
hidup sehat
79
Ibu telah mengerti tanda-tanda bahaya
pada kehamilan
80
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan 7 langkah Varney yaitu : pengumpulan data dasar, merumuskan diagnosis atau
asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan dengan kajian teori jurnal /
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini, bidan mengumpulkan data
September 2022 pukul 17:00 WIB datang ingin konsul kehamilan dengan keluhan
keluar cairan putih dan bening dari kemaluannya tidak gatal dan tidak berbau.
Ibu tidak memiliki penaykit dari keluarga sepeti kangker, penyakit hati,
81
hipertensi, myoma, epilepsi, kelainan bawaan, DM, alergi, penyakit ginjal dan
hamil kembar. Dan klien tidak memiliki riwayat yang bergubungan dengan
masalah kesehatan reproduksi seperti Infeksi virus, PMS, myoma, polip servix,
Ibu mengatakan makan 1-2 x/hari dan minum 7-8 gelas x/hari, jarang tidur
siang dan tidur malam 6-7 jam perhari, dan pola seksualitas 2-3x seminggu dan
merokok.
Pada pemeriksaan fisik klien kesadaran composmentis, BB: 63 kg, TB: 156
cm, pemeriksaan TTV TD7: 110/80 mmHg, N7: 78x/menit, P7:721x/menit S:36ᵒC,
dan LILA 26 cm. Sikap tubuh normal, keadaan rambut bersih, tidak kotor dan tidak
rontok, keadaan mata sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat dan penglihatan
jelas, keadaan muka hiperpigmentasi tidak ada dan edema tidak ada, keadaan mulut
dan gigi bersih, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada karies, lidah bersih dan stomatitis
tidak ada, keadaan telinga dan kelainan tidak ada alat bantu pendengaran tidak ada,
keadaan leher kelenjer tyroid, getah bening dan jugularis tidak ada, keadaan
payudara, pembesaran simetris, bengkak tidak ada, puting susu menonjol, areola
bekas luka operasi tidak ada, ekstremitas tidak cacat, pengeluaran pevulva keluar
cairan bening tidak gatal dan tidak berbau, TFU 31cm, teraba bokong pada fundus
dan sesuai usia kehamilan hari, punggung kanan, presentasi kepala. Pada auskultasi
terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 145 x/menit janin intrauterin,
tunggal dan hidup, pada pemeriksaan penunjang laboratorium Hb (-) proten urine
82
pada uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu setengah duduk, lalu
mulai melakukan pengukuran dengan menempelkan ujung pita dari tepi atas
simpisis pubis dan puncak fundus uteri, hal tersebut dilakukan untuk menilai
tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan atau
perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting maka dapat dilakukan
sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada pada bagian fundus, atau
jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang melenting, dapat dikatakan
dengan usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu punggung,
sedangkan auskultasi denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada
Adanya gerakan janin dan denyut jantung janin (DJJ) merupakan tanda
bahwa janin hidup. Janin yang dalam keadaan sehat,bunyi jantungnya teratur dan
frekuensinya antara 120-160 kali per menit, selain itutanda janin hidup juga dapat
dilihat dari pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu satu kali perjam atau
lebih dari 10 kali perhari dan pembesaran uterus menandakan janin hidup dan
mual muntah, kram kaki, kram perut, pusing, gataldanflour albus. Flour
albus(keputihan) merupakan hal yang fisiologis pada ibu hamil, proses ini terjadi
83
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal selama kehamilan.Adapun bentuk
cairan vagina selama kehamilan berwarna bening atau putih susu, encer, dan tidak
penyabab lain seperti mencuci organ reproduksi dengan air kotor, memakai celana
dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat, jarang ganti celana dalam, tidak
mengenai reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total
beban penyakit yang menyerang pada wanita di seluruh dunia dan jumlah wanita
di dunia yang pernah mengalami keputihan 75%, sedangkan wanita Eropa yang
mengalami keputihan sebesar 25%. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan
masalah reproduksi pada kaum laki-laki yang hanya mencapai 12,3% pada usia
yang sama dengan kaum wanita. Data tersebut menunjukkan bahwa keputihan
satunya adalah keputihan yaitu masalah yang berhubungan dengan organ seksual
wanita.Keputihan biasanya disebabkan oleh jamur atau virus bakteri yang tentu
saja masalah ini amat mengganggu penderita. Karena biasanya wanita akan
mengeluarkan aroma yang tidak sedap dari organ intimnya (Juliansyah, 2021:03)
Wanita hamil rentan terkena infeksi, sebab daya tahan wanita hamil biasanya
84
hamil dapat mengakibatkan resiko tinggi pada ketuban pecah dini, sehingga bayi
lahir prematur atau bayi lahir dengan berat lahir rendah. Penyebab yang paling
sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Dimana cairan mengandung
banyak sel darah putih dan warnanya sampai kekuning-kuningan sampai hijau.
Bahkan sering kali kental mengeluarkan aroma tak sedap. Biasanya yang terkena
infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim dan rongga rahim. Penyebabnya bisa
disebabkan oleh kuman, jamur, parasit, dan virus. Wanita hamil berisiko atau
mudah terkena infeksi. Tiga faktor yang mempengaruhi yaitu tubuhnya sendiri,
lingkungan dan virus atau kuman yang ada. (Nengsih, Nurna. 2015:2)
dengan kasus keputihan fisiologis pada Ny “N” didapatkan data subjektif ibu
mengatakan mengeluarkan cairan bening dari kemaluan ibu tidak gatal dan tidak
berbau, ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga dan tidak pernah mengalami
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang
timbul pada keputihan fisiologis dalam kehemailan. Hal ini membuktikan bahwa
data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau maslah. Diagnosis
yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong
pada nomen klatur standar diagnosis, sedangkan perihal yang berkaian dengan
85
diagnosis keputihan fisiologis dalam kehamilan di mana pasien datang pada tanggal
30 September 2022 pukul 17.00 WIB, dengan keluhan keluar cairan bening dari
kemaluan ibu tidak gatal dan tidak berbau. Kehamilan ibu adalah kehamilan ketiga
wanita atau sesuai dengan siklus tubuh wanita dengan jenis pengeluaran berwarna
bening, tidak berlebihan tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal atau perih.
pengeluaran yang banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan,
gatal, perih, dan disertai bau amis atau busuk. Warna pengeluaran dari vagina akan
yang tersering adalah bakteri, jamur dan parasit. (Salamah, Umi. 2020:7)
Riwayat kesehatan yang lalu Ny “N” tidak pernah mengalami penyakit yang
didapatkan kesanya itu tinggi fundus uteri (TFU) 31 cm, sesuai usia kehamilan 37-
pada uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu berbaring dan kaki sedikit
ditekuk, lalu mulai melakukan pengukuran dengan menempelkan ujung pita dari
tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri, hal tersebut dilakukan untuk
menilai tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan
86
atau tidak dan untuk menentukan presentase janin dilakukan dengan
perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting maka dapat dilakukan
sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada pada bagian fundus, atau jika
pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang melenting, dapat dikatakan presentasi
dengan usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu punggung,
sedangkan auskultasi denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada
kuadran kiri bawah perut ibu. Adanya gerakan janin dan denyut jantungjanin (DJJ)
merupakan tanda bahwa janin hidup. Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi
jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 kali per menit, selain itu tanda
janin hidup jugadapat dilihat dari pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu
satu kali perjam atau lebih dari 10 kali perhari dan pembesaran uterus menandakan
seimbang. Sementara kadar keasaman vagina disebabkan oleh dua hal yaitu faktor
interna dan eksterna. Faktor interna antara lain dipicu oleh pil kontrasepsi yang
antibiotik, kanker atau HIV positif. Sedangkan faktor eksterna antara lain
kurangnya personal higiene kehamilan dan diabetes mellitus, pakaian dalam yang
ketat, hubungan seks dengan pria yang membawa bakteri Neisseria gonorrhoea,
oleh virus, bakteri, jamur dan timbul karena kurangnya personal hygiene.
87
Keputihan yang terjadi dapat bersifat normaldan abnormal (Tatirah, Siti 2020:06)
Ibu hamil sangat rentan terhadap infeksi, karena daya tahan ibu hamil
mengalami gangguan keputihan lebih sering daripada tidak sedang hamil. Leukorea
atau Fluor Albus (Keputihan) merupakan tanda dan gejala yang terjadinya
pengeluaran cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah. Fluor Albus
merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi Fluor Albus
yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman
penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan ekosistem
glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk pertumbuhannya
tinjauan pustaka pada kasus Ny“N” secara garis besar tampak adanya persamaan
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
88
benar-benar terjadi. (Tresnawati, 2012:3-4)
aman. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan
Keputihan patologis antara lain cairan dari vagina keruh dan kental, warna
kekuningan, keabu-abuan, atau kehijauan, berbau busuk, amis, dan terasa gatal dan
pada wanita, keputihan yang disertai oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa
gatal didalam vagina dan disekitar bibir vagina bagian luar atau labia mayora yang
Keputihan juga bisa disertai dengan bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri
89
Keputihan itu sendiri terjadi terus menerus atau hanya pada waktu waktu tertentu
diantaranya membilas dengan air kotor dan berlebihan, memakai celana dalam yang
tidak menyerap keringat dan jarang ganti, saat haid tidak sering mengganti
penyakit tersendiri, tetapi salah satu manifestasi gejala dari penyakit kandungan
dapat bersifat fisiologis ataupun patologis, secara fisiologis keputihan dapat terjadi
pada masa pertengahan siklus menstruasi yaitu sekitar dua minggu setelah haid atau
vaginalis, serta adanya infeksi virus seperti candiloma dan herpes atau kanker pada
Keputihan saat hamil memang harus diatasi sejak dini. Jika sudah kronis dan
berlangsung dalam waktu lama keputihan akan semakin sulit diobati. Selain itu
keputihan juga dapat menyebabkan penyakit kanker leher rahim sehingga harus
90
yang mengalami keputihan fisiologis telah sesuai dengan teori sehingga tidak ada
diagnosa potensial dan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi
klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus
segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu
kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi darurat dapat terjadi pada
saat mengelolaan ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Kondisi darurat
diagnosis maupun masalah darurat yang terjadi apabila tidak segera dilakukan
ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
91
Keputihan pada ibu hamil merupakan hal yang fisiologi, namun bila tidak
dan sikap memiliki peran penting dalam mencegah keputihan selama kehamilan.
Pada kasus Ny”N” dengan keputihan fisiologis adalah tidak ada tindakan
hygien. Semua tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sudah sesuai
dengan standar oprasional prosedur (SOP) dengan hasil keputihan fisiologis dapat
diatasi dengan pemberian konseling tentang keputihan dan personal hygien oleh
tenaga kesehatan.
ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi-
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
92
merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi,
Rencana tindakan pada kasus ibu dengan beritahu Ibu dan suami yang
kebersihan daerah genitalianya, anjurkan pada ibu cara cebok yang baik dan benar,
anjurkan pada ibu tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembersih,
anjurkan pada ibu ganti celana dalam minimal 2x sehari, anjurkan pada ibu jangan
anjurkan ibu selalu sarapan sebelum melakukan aktifitas, anjurkan ibu untuk
melakukan pola hidup sehat, jelaskan pada ibu 9 tanda bahaya pada kehamilan,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widya, Dwi. 2016:2)
dimana penggunaan panty liner pada saat keputihan akan meningkatkan tumbuhnya
bakteri jahat dalam vagina. Penggunaan panty liner dalam jangka waktu 6 bulan
dan frekuensi mengganti panty liner 5 jam sekali tidak membuat cairan yang keluar
aktual dan potensial, hal ini menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dengan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien, atau
93
anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
pemeriksaan pada ibu, engingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan daerah
dengan cara yang benar tiap kali buang air dengan arah dari depan kebelakang,
menganjurkan ibu untuk ganti celana dalam minimal 2x sehari, agar membuat
celana dalam tidak lembap, menganjurkan ibu jangan terlalu sering menggunakan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Tatirah, Siti 2020:6)
pembersih vagina secara berlebihan, dan cara cebok yang salah. Keputihan ini bisa
dicegah dengan kebiasaan vulva hygiene yang baik, sedangkan kebiasaan ini harus
2020:18) dimana untuk mengatasi masalah Flour albus pada kehamilan yaitu
94
mengeringkan vagina setelah BAB dan BAK, menganjurkan ibu untuk
menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun, menganjurkan ibu untuk sering
ganti celana dalam minimal 3 kali, menganjurkan ibu untuk tidak memakai pakaian
pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah
yang dihadapi klien. Proses evaluasi merupakan langkah dari proses manejemen
asuhan kebidanan pada tahap ini penulis tidak mendapatkan permasalahan atau
mengerti dengan hasil pemeriksaan, ibu telah mengetahui cara menjaga kebersihan
daerah genitalianya, ibu sudah mengetahui cara cebok yang baik dan benar, ibu
sudah mengetahui tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembersih, ibu
mengkonsumsi menu gizi seimbang, ibu sudah mengetahui bahaya makanan instant
dan berusaha akan mengurangi konsumsi makanan instant, ibu mengerti pentingnya
sarapan dan akan mulai melakukan sarapan sebelum melakukan aktifitas, ibu sudah
paham melakukan pola hidup sehat, ibu telah mengerti tanda-tanda bahaya pada
persalinan..
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
dan analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan
kebidanan pada ibu yaitu keputihan fisiologis dalam kehamilan yang didapat
3. Diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada kasus
96
5. Rencana tindakan yang telah disusun pada kasus ibu dengan keputihan
tercapai dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar
7. Tindakan evaluasi pada kasus Ibu dengan keputihan fisiologis telah diberikan
B. Saran
1. Bagi Klien
pembersih
97
2. Saran untuk Bidan
komprehensif.
tugas.
98
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. 2012. Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb
dan Patologi Persalinan,Yogyakarta : Nuha Medika
Biru Conningham, et. Al. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta : EGC
Heni, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika
Kementrian kesehatan republic Indonesia. 2014. Buku saku pelayanan kesehatan ibu
difasilitasi kesehtan dasardan rujukan. Jakarta.
Manuaba, Ida Ayuhandranita.,Ida Bagus Gde Fajar Manuaba., Ida Bagus Gde Manuaba.
2015. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC.
Mangkuji, Betty, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP, Jakarta : ECG
Ratna nyoman kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kegiatan Budaya dan Ilmu Sosial
Humanoria pada umumnya. Pustaka Belajar : Yogyakarta
99
Agustin1, Nelly. 2019. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan Kecamatan Susukan
Kabupaten Cirebon Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kesehatan : Cirebon
Ari, Desi. 2020. Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu Hamil dalam Perawatan
Keputihan di Puskesmas Gedong Tataan. Jurnal Wacana Kesehatan : Jakarta
Nengsih, Nurna. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Vulva Hygine Dan
Ketersediaan Air Bersih Dengan Keputihan Selama Kehamilan. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Jakarta
Novryanthi Dhinny. 2021. Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Remaja Putri
dalam Menjaga Kebersihan Genetalia dengan Kejadian Keputihan. Suka Bumi
Jurnal Keperawatan. e-ISSN 2549-8118; p-ISSN 2085-1049. Hlm. 20-22
Prianti, Ani. 2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Flour Albus pada
Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan : Makassar
Rachmadianti Frida. 2019. Analisis Prilaku Pencegahaan Keputihan pada Remaja Putri
Berdasarkan Teori Health Promotion Model (HPM).Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga. Surabaya
Rini Malena, 2016, Hubungan Vaginal Dauching Dengan Kejadian Keputihan Pada
Wanita Usia Muda, Adln-Perpustakaan Universitas Airlangga, Program Studi
Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Widya, Dwi. 2016. Hubungan Penggunaan Panty Liner dengan Kejadian Keputihan di SMA
Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan : Yogyakarta
100
WHO. 2014. Maternal Maortalit. World Healt Organization
101