Disusun Oleh :
PUTU KRISYE YULIANI
ROSANTI
MEYLI ELVIRA TODING
FRISKA POIMA
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang diajukan guna memenuhi
pembibing lahan selama kami melakukan praktik, kami menemukan ilmu terbaru tentang kasus-
kasus kebidanan. Semoga ilmu yang kami dapatkan dapat kami praktikan di saat kami Kembali
Dalam penyusunan Laporan kasus ini terdapat begitu banyak kekurangan. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan laporan
kasus di kemudian hari. akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
KELOMPOK IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................2
C. Waktu dan tempat pengkajian kasus................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................3
A. Tinjauan teori tentang KPD.............................................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................................................3
C. Faktor resiko....................................................................................................................................4
D. Tanda dan gejala..............................................................................................................................5
E. Diagnosa..........................................................................................................................................5
F. Penatalaksanaan...............................................................................................................................6
BAB III STUDI KASUS............................................................................................................................9
A. PENGKAJIAN................................................................................................................................9
B. INTERPRETASI DATA...............................................................................................................14
C. DIAGNOSA POTENSIAL DAN ANTISIPASI............................................................................15
D. TINDAKAN SEGERA..................................................................................................................16
E. RENCANA TINDAKAN..............................................................................................................16
F. IMPLEMENTASI.........................................................................................................................16
G. EVALUASI...................................................................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................18
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................................................20
1. Bagi Institusi / Pendidikan.........................................................................................................20
2. Bagi Lahan Praktik....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta
kehamilan di seluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai
akibat kehamilan, sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa dan lebih dari
Persalinan merupakan suatu momen menegangkan yang dialami oleh para calon ibu, suami
dan anggota keluarga. Persalinan merupakan suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari
uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi)
yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari
vagina, rata-rata proses persalinan berjalan normal tetapi dapat juga terjadi komplikasi
persalinan.
Komplikasi dalam persalinan yang menimbulkan masalah pada bayi disebabkan oleh
adanya infeksi dan perlukaan saat lahir. Infeksi lebih sering dikarenakan kuman misalnya pada
keadaan, partus lama, ibu yang menderita gonorea dan ketuban pecah dini. KPD adalah
ketuban pecah sebelum proses persalinan berlangsung, ada dua macam kemungkinan ketuban
pecah dini, yaitu premature rupture of membrane dan preterm rupture of membrane. Gejalanya
sama, yaitu keluarnya cairan dan tidak ada keluhan sakit. KPD dapat terjadi setelah ibu hamil
mengalami trauma, mulut rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan,
ketegangan rahim yang berlebihan, kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang, atau
kelainan bawaan dari selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi yang kemudian menimbulkan
proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah. (Panjaitan &
Tarigan, 2018)
KPD mengakibatkan terjadinya oligo hidramnion, kondisi ini akan mempengaruhi janin
karena sedikitnya volume air ketuban akan menyebabkan tali pusat tertekan oleh bagian tubuh
janin akibatnya aliran darah dari ibu ke janin berkurang sehingga bayi mengalami hipoksia atau
1
gangguan pertukaran O2 hingga fetal distress dan berlanjut menjadi asfiksia pada bayi baru
lahir.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kematian ibu dan
neonatus di Indonesia pada tahun 2015 masing-masing ialah 305 per 100.000 kelahiran hidup
dan 32 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab mortalitas ibu dan neonatus adalah
kejadian ketuban pecah dini. Hingga saat ini belum ada data yang dapat menunjukkan secara
B. Tujuan
Sulewana
2022
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran spontan cairan dari kantung
amnion sebelum adanya tanda-tanda inpartu. Kejadian KPD dapat terjadi sebelum atau sesudah
masa kehamilan 40 minggu. Berdasarkan waktunya, KPD dapat terjadi pada kehamilan
preterm atau kehamilan kurang bulan terjadi sebelum minggu ke-37 usia kehamilan, sedangkan
pada kehamilan aterm atau kehamilan cukup bulan terjadi setelah minggu ke-37 dari usia
kehamilan. Pada KPD kehamilan preterm dan KPD kehamilan aterm kemudian dibagi menjadi
KPD awal yaitu kurang dari dua belas jam setelah pecah ketuban dan KPD berkepanjangan
yang terjadi dua belas jam atau lebih setelah pecah ketuban. (Rifiana & Hasanah, 2018)
B. Etiologi
Penyebab KPD belum di ketahui dengan pasti. Kejadian KPD mendekati 10% dari semua
persalinan pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar 4% kemungkinan di
sebabkan karena berbagai jenis faktor yaitu infeksi vagina dan servik, fisiologi selaput ketuban
yang abnormal, inkompetensi servik, dan defisiensi zat gizi (asam askorbat) pecahnya selaput
ketuban berkaitan erat dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam faktor kolagen,
1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina
2. Servik yang inkompetensia, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)
3
4. Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun
5. Kelainan Letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi
pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian
bawah.
C. Faktor resiko
Penyebab terjadinya KPD masih belum dapat ditentukan secara pasti. Dalam kebanyakan
kasus, berbagai faktor risiko saling berinteraksi sebagai penyebab KPD, mesikupun secara
garis besar KPD dapat terjadi karena lemahnya selaput ketuban, di mana terjadi abnormalitas
berupa berkurangnya ketebalan kolagen atau terdapatnya enzim kolagenase dan protease yang
menyebabkan depolimerisasi kolagen sehingga elastisitas dari kolagen berkurang. (Panjaitan &
Tarigan, 2018)
Pada penelitian Ning Li, dkk (China, 2013) menunjukkan hasil kultur bakteri sekret vagina
(+) sebesar 30,2% pada wanita yang mengalami KPD, sedangkan pada kelompok kontrol
sebesar 10,76%. Tingkat infeksi saluran genital secara signifikan lebih tinggi pada kasus KPD
dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga infeksi saluran reproduksi dan kejadian KPD
sangat terkait.
Kelemahan selaput ketuban dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yang terjadi
melalui beberapa mekanisme yaitu infeksi asenderen oleh bakteri, aktifitas enzim phospolipase
dilepaskannya radikal bebas dan reaksi peroksidase dapat merusak selaput ketuban. (Rifiana &
Hasanah, 2018)
terdapat juga kelainan selaput ketuban, seperti kehilangan elastisitas dan pengurangan kolagen,
peningkatan tekanan tersebut jugs akan memperlemah kondisi selaput ketuban janin dan dapat
menyebabkan KPD.
4
Kondisi posisi janin yang abnormal dan Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) dapat
menyebabkan kegagalan kepala janin memasuki pintu masuk panggul. Panggul yang kosong
dapat mengakibatkan tekanan intrauterin yang tidak merata disebabkan oleh cairan ketuban
Faktor rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum juga berpengaruh terhadap produksi
Faktor-faktor seperti trauma kelahiran dan kelainan kongenital pada struktur serviks yang
rentan dapat merusak fungsi otot pada serviks. Konsekuensinya adalah serviks akan melonggar
sehingga membuat bagian depan kulit cairan ketuban dapat dengan mudah mendesak ke dalam,
1. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
2. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut
masih merembes atau menetes, dengan cirri pucat dan bergaris warna darah.
3. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di produksi sampai kelahiran.
Tetapi apabila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
E. Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena diagnosa yang positif
palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan seksio
sesarea yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti
akan membiarkan ibu dan janin mempunyai risiko infeksi yang akan mengancam kehidupan
Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa KPD ditegakkan
dengan cara :
1. Anamnesa
5
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan berbau khas, dan
perlu juga diperhatikan warna keluarnya cairan tersebut, his belum teratur atau belum ada,
2. Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa, akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih
jelas.
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tempak keluar cairan dari ostium uteri
eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan, penderita diminta
batuk, mengejan atau mengadakan manuver valsava, atau bagian terendah digoyangkan,
akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpil pada fornik anterior.
4. Pemeriksaan dalam
Di dalam vagina didapati cairan dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai
pemeriksaan dalam dengan toucher perlu dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurang
bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada
waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawah rahim
dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi
patogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya dilakukan kalau KPD yang sudah dalam
persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan dibatasi sedikit mungkin
F. Penatalaksanaan
KPD termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan dalam mengelola KPD akan
membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya.
Kasus KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan
insidensi bedah sesarea, dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi
korioamnionitis. Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif harus
dipastikan bahwa tidak akan terjadi Respiratory Distress Syndrome (RDS), dan kalau
6
menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus
bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis janin.
ketahui secara pasti segera lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur
Risiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan
dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk
menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih
biasanya paru-paru sudah matang, korioamnionitis yang diikuti dengan sepsis pada janin
Sedangkan kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan lama
1. Konservatif
b. Berikan antibiotic : Bila ketuban pecah > 6 jam (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin
c. Umur kehamilan < 32 - 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau
d. Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif
e. Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik
f. Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
7
h. Pada usia kehamilan 32 - 37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru
janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielintiap minggu.
2. Aktif
a) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak
8
BAB III
STUDI KASUS
A. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
b. Alasan Kunjungan
9
Tanggal 19 Maret 2022 pukul 10.15 WIB Ny. M usia 34 tahun G2P0A1 usia
c. Keluhan utama
pada waktu masuk Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir pukul 00.00 WIB
tanggal 19 Maret 2022. Kemudian pukul 09.00 WIB tanggal 19 Maret 2022 Ibu datang
ke polindes karena khawatir keluar cairan merembes dari jalan lahir, kemuadian
diobservasi sampai dengan pukul 09.30 karena belum ada pembukaan maka ibu
d. Riwayat Menstruasi
Lamanya : 6 – 7 hari
f. Pengeluaran Pervaginam
Persalinan Anak
Anak
Tgl/ Uk Jenis Nifas
ke Tpt Penolong Penyulit BB PB JK Keadaan
Thn Mgg persalinan
1 2015 RS 12 Abortus
Hamil
2
Sekarang
10
1) G2P0A1
4) Gerakan janin : Ibu mengatakan gerakan janin dalam 24 jam lebih dari 10 kali.
Gerakan pertama dirasakan oleh ibu yaitu pada usia kehamilan 16 minggu.
7) Keluhan :
8) ANC : Di bidan sebanyak 8 kali teratur Penyuluhan yang pernah didapat : nutrisi
ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, tanda persalinan, dan persiapan persalinan.
Ibu mengatakan sebelum hamil pernah menggunakan alat kontrasepsi IUD selama
Ibu mengatakan tidak pernah dioperasi, tidak pernah menderita penyakit gula,
tekanan darah tinggi, jantung, asma, TBC, kanker, maupun penyakit menular
seksual.
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit gula,
tekanan darah tinggi, jantung, asma, TBC, kanker, maupun penyakit menular
seksual serta tidak ada riwayat keturunan kembar maupun cacat bawaan.
11
- Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara musyawarah.
a) Nutrisi Terakhir
Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 21 April 2015 pukul 12.30 WIB.
- Porsi : 1 piring
b) Istirahat Terakhir
Ibu mengatakan tidur terakhir pukul 21.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB
c) Eliminasi Terakhir
Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 07.00 WIB tanggal 21 April 2015 warna
Ibu mengatakan BAK terakhir pukul 13.00 WIB tanggal 25 21 April 2015
d) Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi, gosok gigi dan ganti baju dan pakaian dalam terakhir
g) Kebiasaan Hidup
2. DATA OBJEKTIF
12
a. Pemeriksaan Umum
2) Kesadaran : Composmentis
3) Vital Sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu : 364 ºC Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
sklera putih.
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupun kelenjar tyroid.
4) Abdomen
(punggung janin) dan bagian-bagian kecil janin pada perut sebelah kanan
(ekstremitas).
- Leopold III : teraba bulat, keras, melenting, kepala janin sudah tidak bisa
digoyang.
13
155 = 2945 gram. DJJ : 146 x/menit teratur. Punctum maximum : kuadran kiri
bawah pusat.
5) Genitalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
6) Ekstremitas : jari tangan dan kaki tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak ada
7) Pemeriksaan dalam : vulva tenang, dinding vagina licin, servik tebal, pembukaan 1
cm, pengeluaran pervaginam cairan berwarna jernih (ketuban), lendir darah tidak
ada.
8) Pemeriksaan Penunjang
6 Antigen C 19 Negatif
B. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa Kebidanan
Ny.M umur 34 Tahun G2P0A1 UK 40 minggu inpartu kala I fase laten dengan KPD 10
14
c. Ibu mengatakan sangat cemas dengan keadaan bayinya
e. Ibu mengatakan keluar cairan merembes dari jalan lahir sejak tanggal 19 Maret 2022
Data Obyektif:
b. Kesadaran : composmentis
c. Vital Sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu : 367 ºC Nadi : 80 x/menit Respirasi :
24 x/menit
d. Palpasi Abdomen:
- Leopold II : teraba tahanan keras memanjang pada perut sebelah kiri (punggung
janin) dan bagian-bagian 36 kecil janin pada perut sebelah kanan (ekstremitas).
- Leopold III : teraba bulat, keras, melenting, kepala janin sudah tidak bisa digoyang.
- Leopold IV : divergen, bagian bawah janin sudah masuk PAP, penurunan kepala 2/5
bagian.
- TFU Mc.Donald : 30 cm
e. Genitalia :
Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini,
f. Ekstremitas : jari tangan dan kaki tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak ada varices,
g. Pemeriksaan dalam : vulva tenang, dinding vagina licin, servik tebal, pembukaan 1 cm,
pengeluaran pervaginam cairan berwarna jernih (ketuban), lendir darah tidak ada.
h. Masalah
15
Ibu cemas dengan keadaan bayinya.
i. Kebutuhan
Dukungan emosional berupa motivasi ibu untuk tetap tenang dan sabar.
D. TINDAKAN SEGERA
E. RENCANA TINDAKAN
3. Lakukan informed consent kepada ibu dan keluarga, persetujuan atas segala tindakan
7. Catat perkembangan kemajuan persalinan, Djj setiap 30 menit serta TTV dan pembukaan
setiap 4 jam
F. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin
sehat.
3. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga, yang berisi persetujuan atas segala
16
4. Melakukan advice dokter Puskesmas
- Memberikan Antiboitik 3 x 1
7. Mencatat perkembangan kemajuan persalinan, Djj setiap 30 menit serta TTV dan
8. Mempersiapkan rujukan
G. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga sudah mengerti hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah : 110/70 mmHg, suhu 367 ºC, nadi : 80 x/menit, respirasi :
20 x/menit.
Subjek :
Objek :
- Kesadaran : composmentis
17
- Perut ibu belum berkontraksi sama sekali
Assesment :
Ny.M, umur 34 thn G3P2A0 umur kehamilan 40 mgg dengan persalinan kala 1 laten + KPD
Plan :
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian data subjektif yang dilakukan pada Ny.M berdasarkan anamnesa didapatkan bahwa
pasien hamil anak ketiga dan anak pertama mengalami keguguran sekarang usia kehamilannya 40
minggu. Pasien tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti asma, Diabetes Mellitus, dan
penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan jantung. Pengumpulan data subjektif ini sudah sesuai
dengan teori yang ada, yaitu data yang didapat dari pasien ataupun keluarga pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
melakukan pengkajian awal (anamnesa) sehingga tidak akan terjadi kekeliruan identitas, dan data-
data yang mampu menunjang untuk pemeriksaan lanjutan, analisis data dan penatalaksanaan yang
akan diberikan kepada pasien. Selain itu, diharapkan pula bagi pasien agar bisa memberikan
informasi yang sesuai dengan keluhan yang dirasakan, sehingga memudahkan tenaga kesehatan
untuk menghubungkan antara keluhan dengan hasil pemeriksaan yang akan dilakukan untuk
mendapatkan analisa data dan penatalaksanaan yang sesuai dengan keadaan pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif yang didapatkan bahwa tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan lahan praktik. Pengkajian data objektif yang dilakukan pada Ny.M tidak ada
kesenjangan pada pemeriksaan khusus dan fisik terdapat pengeluaran cairan yang merembes
melalui vagina sebelum tanda-tanda inpartu. Berdasarkan hasil pengkajian data objektif yang
18
didapatkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan di lahan praktik, dimana berdasarkan
teori Prawirohardjo, 2010 menyatakan bahwa pemeriksaan KPD dilakukan dengan tes lakmus
Sedangkan kejadian KPD yang dialami pasien sudah sesuai dengan teori Cunningham, 2010
yang menyatakan bahwa ibu yang pernah mengalami riwayat keguguran pada kehamilan kedua
bisa mengalami KPD terjadi akibat serviks inkompetensi dimana servik mengalami penipisan
terlebih dahulu sehingga memudahkan selaput ketuban mudah pecah. Analisa data yang dapat
disimpulkan berdasarkan pengkajian dari data subjektif dan pemeriksaan yang telah dilakukan dari
data objektif bahwa Ny. M dengan mempunyai riwayat keguguran bisa menyebabkan KPD dimana
servik mengalami penipisan terlebih dahulu sehingga memudahkan selaput ketuban mudah pecah.
sehingga pada Ny. M diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah G2P0A1 UK 40 minggu Inpartu
Kala I Fase Laten dengan Ketuban Pecah Dini (KPD, masalah yang didapat adalah pasien merasa
cemas dengan keadaan yang dialaminya, dan kebutuhan yang diberikan adalah asuhan sayang ibu
dan berkolaborasi dengan dokter Umum untuk pemberian Tindakan, terapi dan rujukan.
Berdasarkan teori Varney 2007, analisis data adalah mengidentifikasi masalah dari data yang ada,
untuk menentukan diagnosa yang akurat, yang terdiri dari diagnosa, masalah dan kebutuhan.
Berdasarkan hasil analisa data yang didapatkan pada Ny.M tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan di lahan praktik, diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan kembali
dalam hal penegakkan diagnosa terhadap pasien, sehingga diagnosa yang ditegakkan tepat. Dengan
penegakkan diagnosa yang tepat, maka asuhan atau penatalaksanaan yang nantinya akan diberikan
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny.M adalah menginformasikan kepada ibu tentang
pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu ibu mengalami KPD dengan UK aterm (40 minggu)
sehingga ibu harus segera di rujuk ke RSUD Poso untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian sampai evaluasi kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori
B. Saran
Diharapkan lahan praktik dapat dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
20
DAFTAR PUSTAKA
dengan ketuban P pecah D dini di Rumah Sakit Martha Friska. Jurnal Bidan
Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin di Puskesmas Tanggeung Ciannjur. Ilmu
http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/view/461
21
22