Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M


DI PUSKESMAS SULEWANA KECAMATAN PAMONA UTARA
KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
PUTU KRISYE YULIANI
ROSANTI
MEYLI ELVIRA TODING
FRISKA POIMA

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang diajukan guna memenuhi

salah satu tugas mata kuliah Praktik Klinik Komprehensif.

Pada kesempatan kami ingin berterimakasih kepada pembimbing kampus maupun

pembibing lahan selama kami melakukan praktik, kami menemukan ilmu terbaru tentang kasus-

kasus kebidanan. Semoga ilmu yang kami dapatkan dapat kami praktikan di saat kami Kembali

bertugas di tempat kerjakami masing-masing.

Dalam penyusunan Laporan kasus ini terdapat begitu banyak kekurangan. Oleh sebab itu

penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan laporan

kasus di kemudian hari. akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kebidanan.

Sulewana, Maret 2022


Penulis

KELOMPOK IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................2
C. Waktu dan tempat pengkajian kasus................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................3
A. Tinjauan teori tentang KPD.............................................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................................................3
C. Faktor resiko....................................................................................................................................4
D. Tanda dan gejala..............................................................................................................................5
E. Diagnosa..........................................................................................................................................5
F. Penatalaksanaan...............................................................................................................................6
BAB III STUDI KASUS............................................................................................................................9
A. PENGKAJIAN................................................................................................................................9
B. INTERPRETASI DATA...............................................................................................................14
C. DIAGNOSA POTENSIAL DAN ANTISIPASI............................................................................15
D. TINDAKAN SEGERA..................................................................................................................16
E. RENCANA TINDAKAN..............................................................................................................16
F. IMPLEMENTASI.........................................................................................................................16
G. EVALUASI...................................................................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................................18
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................................................20
1. Bagi Institusi / Pendidikan.........................................................................................................20
2. Bagi Lahan Praktik....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta

kehamilan di seluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai

akibat kehamilan, sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa dan lebih dari

50% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia.

Persalinan merupakan suatu momen menegangkan yang dialami oleh para calon ibu, suami

dan anggota keluarga. Persalinan merupakan suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari

uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi)

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari

vagina, rata-rata proses persalinan berjalan normal tetapi dapat juga terjadi komplikasi

persalinan.

Komplikasi dalam persalinan yang menimbulkan masalah pada bayi disebabkan oleh

adanya infeksi dan perlukaan saat lahir. Infeksi lebih sering dikarenakan kuman misalnya pada

keadaan, partus lama, ibu yang menderita gonorea dan ketuban pecah dini. KPD adalah

ketuban pecah sebelum proses persalinan berlangsung, ada dua macam kemungkinan ketuban

pecah dini, yaitu premature rupture of membrane dan preterm rupture of membrane. Gejalanya

sama, yaitu keluarnya cairan dan tidak ada keluhan sakit. KPD dapat terjadi setelah ibu hamil

mengalami trauma, mulut rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan,

ketegangan rahim yang berlebihan, kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang, atau

kelainan bawaan dari selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi yang kemudian menimbulkan

proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah. (Panjaitan &

Tarigan, 2018)

KPD mengakibatkan terjadinya oligo hidramnion, kondisi ini akan mempengaruhi janin

karena sedikitnya volume air ketuban akan menyebabkan tali pusat tertekan oleh bagian tubuh

janin akibatnya aliran darah dari ibu ke janin berkurang sehingga bayi mengalami hipoksia atau

1
gangguan pertukaran O2 hingga fetal distress dan berlanjut menjadi asfiksia pada bayi baru

lahir.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kematian ibu dan

neonatus di Indonesia pada tahun 2015 masing-masing ialah 305 per 100.000 kelahiran hidup

dan 32 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab mortalitas ibu dan neonatus adalah

kejadian ketuban pecah dini. Hingga saat ini belum ada data yang dapat menunjukkan secara

pasti angka kejadian KPD secara nasional.

B. Tujuan

Melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. M di Puskesmas

Sulewana

C. Waktu dan tempat pengkajian kasus

Pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas Sulewana di mulai tanggal 19 s/d 25 Maret

2022

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan teori tentang KPD

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran spontan cairan dari kantung

amnion sebelum adanya tanda-tanda inpartu. Kejadian KPD dapat terjadi sebelum atau sesudah

masa kehamilan 40 minggu. Berdasarkan waktunya, KPD dapat terjadi pada kehamilan

preterm atau kehamilan kurang bulan terjadi sebelum minggu ke-37 usia kehamilan, sedangkan

pada kehamilan aterm atau kehamilan cukup bulan terjadi setelah minggu ke-37 dari usia

kehamilan. Pada KPD kehamilan preterm dan KPD kehamilan aterm kemudian dibagi menjadi

KPD awal yaitu kurang dari dua belas jam setelah pecah ketuban dan KPD berkepanjangan

yang terjadi dua belas jam atau lebih setelah pecah ketuban. (Rifiana & Hasanah, 2018)

B. Etiologi

Penyebab KPD belum di ketahui dengan pasti. Kejadian KPD mendekati 10% dari semua

persalinan pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar 4% kemungkinan di

sebabkan karena berbagai jenis faktor yaitu infeksi vagina dan servik, fisiologi selaput ketuban

yang abnormal, inkompetensi servik, dan defisiensi zat gizi (asam askorbat) pecahnya selaput

ketuban berkaitan erat dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam faktor kolagen,

infeksi dan peregangan selaput ketuban (Manuaba, 2010).

Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah :

1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina

atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.

2. Servik yang inkompetensia, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan

pada servik uteri (akibat persalinan, curetage).

3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)

misalnya trauma, hidramnion, gemelli.

3
4. Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun

amniosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya di sertai infeksi.

5. Kelainan Letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi

pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian

bawah.

C. Faktor resiko

Penyebab terjadinya KPD masih belum dapat ditentukan secara pasti. Dalam kebanyakan

kasus, berbagai faktor risiko saling berinteraksi sebagai penyebab KPD, mesikupun secara

garis besar KPD dapat terjadi karena lemahnya selaput ketuban, di mana terjadi abnormalitas

berupa berkurangnya ketebalan kolagen atau terdapatnya enzim kolagenase dan protease yang

menyebabkan depolimerisasi kolagen sehingga elastisitas dari kolagen berkurang. (Panjaitan &

Tarigan, 2018)

Pada penelitian Ning Li, dkk (China, 2013) menunjukkan hasil kultur bakteri sekret vagina

(+) sebesar 30,2% pada wanita yang mengalami KPD, sedangkan pada kelompok kontrol

sebesar 10,76%. Tingkat infeksi saluran genital secara signifikan lebih tinggi pada kasus KPD

dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga infeksi saluran reproduksi dan kejadian KPD

sangat terkait.

Kelemahan selaput ketuban dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yang terjadi

melalui beberapa mekanisme yaitu infeksi asenderen oleh bakteri, aktifitas enzim phospolipase

A2 yang merangsang pelepasan prostaglandin, interleukin maternal, endotoksin bakteri, dan

produksi enzim proteolitik yang menyebabkan lemahnya selaput ketuban. Sedangkan

dilepaskannya radikal bebas dan reaksi peroksidase dapat merusak selaput ketuban. (Rifiana &

Hasanah, 2018)

Kehamilan kembar dan polihidramnion dapat meningkatkan tekanan intrauterin. Ketika

terdapat juga kelainan selaput ketuban, seperti kehilangan elastisitas dan pengurangan kolagen,

peningkatan tekanan tersebut jugs akan memperlemah kondisi selaput ketuban janin dan dapat

menyebabkan KPD.

4
Kondisi posisi janin yang abnormal dan Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) dapat

menyebabkan kegagalan kepala janin memasuki pintu masuk panggul. Panggul yang kosong

dapat mengakibatkan tekanan intrauterin yang tidak merata disebabkan oleh cairan ketuban

yang memasuki rongga kosong tersebut sehingga dapat menyebabkan KPD.

Faktor rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum juga berpengaruh terhadap produksi

struktur kolagen yang menurun pada kulit ketuban.

Faktor-faktor seperti trauma kelahiran dan kelainan kongenital pada struktur serviks yang

rentan dapat merusak fungsi otot pada serviks. Konsekuensinya adalah serviks akan melonggar

sehingga membuat bagian depan kulit cairan ketuban dapat dengan mudah mendesak ke dalam,

menyebabkan tekanan yang tidak merata pada kapsul cairan ketuban.

D. Tanda dan gejala

1. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.

2. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut

masih merembes atau menetes, dengan cirri pucat dan bergaris warna darah.

3. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di produksi sampai kelahiran.

Tetapi apabila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya

“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran sementara.

E. Diagnosa

Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena diagnosa yang positif

palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan seksio

sesarea yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti

akan membiarkan ibu dan janin mempunyai risiko infeksi yang akan mengancam kehidupan

janin, ibu, dan keduanya.

Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa KPD ditegakkan

dengan cara :

1. Anamnesa

5
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan berbau khas, dan

perlu juga diperhatikan warna keluarnya cairan tersebut, his belum teratur atau belum ada,

dan belum ada pengeluaran lendir darah.

2. Inspeksi

Pengamatan dengan mata biasa, akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila

ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih

jelas.

3. Pemeriksaan dengan spekulum

Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tempak keluar cairan dari ostium uteri

eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan, penderita diminta

batuk, mengejan atau mengadakan manuver valsava, atau bagian terendah digoyangkan,

akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpil pada fornik anterior.

4. Pemeriksaan dalam

Di dalam vagina didapati cairan dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai

pemeriksaan dalam dengan toucher perlu dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurang

bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada

waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawah rahim

dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi

patogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya dilakukan kalau KPD yang sudah dalam

persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan dibatasi sedikit mungkin

F. Penatalaksanaan

KPD termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan dalam mengelola KPD akan

membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya.

Penatalaksanaan KPD masih dilema bagi sebagian besar ahli kebidanan.

Kasus KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan

insidensi bedah sesarea, dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi

korioamnionitis. Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif harus

dipastikan bahwa tidak akan terjadi Respiratory Distress Syndrome (RDS), dan kalau

6
menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus

bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis janin.

Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan.Kalau umur kehamilan tidak di

ketahui secara pasti segera lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur

kehamilan dan letak janin.

Risiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan

dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk

menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih

biasanya paru-paru sudah matang, korioamnionitis yang diikuti dengan sepsis pada janin

merupakan sebab utama meningginya morbiditas dan mortalitas janin.

Sedangkan kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan lama

pecahnya selaput ketuban atau lamanya periode laten.

Penatalaksanaannya pada kasus KPD antara lain:

1. Konservatif

a. Rawat di rumah sakit

b. Berikan antibiotic : Bila ketuban pecah > 6 jam (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin

bila tidak tahan ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).

c. Umur kehamilan < 32 - 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau

sampai air ketuban tidak lagi keluar.

d. Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif

beri deksametason, observasi tandatanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi

pada kehamilan 37 minggu.

e. Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik

(salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.

f. Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.

g. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).

7
h. Pada usia kehamilan 32 - 37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru

janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielintiap minggu.

Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari deksametason I.M. 5 mg

setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

2. Aktif

Kehamilan > 35 minggu, induksi dengan oksitosin.Bila gagal seksio sesarea.Dapat

pula diberikan misoprostol 25 µg - 50 µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.Bila ada

tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

a) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak

berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.

b) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan

8
BAB III
STUDI KASUS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. M UMUR 34 TAHUN


G2P0A1 UK 40 MINGGU DENGAN KPD 8 JAM DI RUANG BERSALIN
PUSKESMAS SULEWANA TAHUN 2022

Tanggal masuk : 19 Maret 2022 Pukul: 10.15 WIB


Tanggal pengkajian : 19 Maret 2022 Pukul: 10.15 WIB
Ruang : Bersalin Puskesmas Sulewana No. Register : 05-xx-xx

A. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF

a. Biodata

Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. D

Umur : 34 tahun Umur : 37 tahun

Suku/Bangsa : Pamona/Indonesia Suku/Bangsa : Pamona/Indonesia

Agama : Kristen Agama : Kristen

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat rumah : Kelurahan Sulewana

b. Alasan Kunjungan

9
Tanggal 19 Maret 2022 pukul 10.15 WIB Ny. M usia 34 tahun G2P0A1 usia

kehamilan 40 minggu dengan KPD 8 jam rujukan dari Polindes Sulewana.

c. Keluhan utama

pada waktu masuk Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir pukul 00.00 WIB

tanggal 19 Maret 2022. Kemudian pukul 09.00 WIB tanggal 19 Maret 2022 Ibu datang

ke polindes karena khawatir keluar cairan merembes dari jalan lahir, kemuadian

diobservasi sampai dengan pukul 09.30 karena belum ada pembukaan maka ibu

dirujuk ke Puskesmas Sulewana.

d. Riwayat Menstruasi

Menarche : Umur 13 tahun

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut /hari

Siklus : 28 hari, teratur

Keluhan : Tidak ada

Jenis dan warna : Cair, warna merah tua

Lamanya : 6 – 7 hari

e. Tanda – tanda Persalinan Belum ada.

f. Pengeluaran Pervaginam

Lendir darah : tidak ada

Air ketuban : ada, rembes

Darah : tidak ada

g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Persalinan Anak
Anak
Tgl/ Uk Jenis Nifas
ke Tpt Penolong Penyulit BB PB JK Keadaan
Thn Mgg persalinan

1 2015 RS 12 Abortus

Hamil
2
Sekarang

h. Riwayat Kehamilan Sekarang

10
1) G2P0A1

2) HPHT: 10 Juni 20221 HPL: 17 Maret 2022

3) Usia kehamilan : 40 minggu

4) Gerakan janin : Ibu mengatakan gerakan janin dalam 24 jam lebih dari 10 kali.

Gerakan pertama dirasakan oleh ibu yaitu pada usia kehamilan 16 minggu.

5) TT : 2 kali (TT1 :bulan November 2021, TT2 : Desember 2021).

6) Kecemasan : Ibu mengatakan cemas dengan keadaan bayinya.

7) Keluhan :

- Trimester I : Mual dan muntah

- Trimester II : Tidak ada keluhan

- Trimester III : Sering BAK dimalam hari

8) ANC : Di bidan sebanyak 8 kali teratur Penyuluhan yang pernah didapat : nutrisi

ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, tanda persalinan, dan persiapan persalinan.

9) Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan sebelum hamil pernah menggunakan alat kontrasepsi IUD selama

2 tahun, alasan berhenti karena ingin mempunyai anak.

10) Riwayat Penyakit Ibu

Ibu mengatakan tidak pernah dioperasi, tidak pernah menderita penyakit gula,

tekanan darah tinggi, jantung, asma, TBC, kanker, maupun penyakit menular

seksual.

11) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit gula,

tekanan darah tinggi, jantung, asma, TBC, kanker, maupun penyakit menular

seksual serta tidak ada riwayat keturunan kembar maupun cacat bawaan.

12) Riwayat Sosial, Ekonomi, dan Psikososial

- Kawin / tidak kawin : Kawin

- Usia kawin pertama : 22 tahun

- Lama perkawinan : 7 tahun

- Perasaan Ibu dan keluarga terhadap persalinan ini cemas.

11
- Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara musyawarah.

- Tempat rujukan jika ada komplikasi di Rumah Sakit Margono Soekarjo.

13) Activity Daily Living (ADL)

a) Nutrisi Terakhir

Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 21 April 2015 pukul 12.30 WIB.

- Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk.

- Porsi : 1 piring

- Pantangan makanan: tidak ada

- Alergi : Tidak ada

b) Istirahat Terakhir

Ibu mengatakan tidur terakhir pukul 21.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB

tanggal 21 April 2015.

c) Eliminasi Terakhir

Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 07.00 WIB tanggal 21 April 2015 warna

kuning, konsistensi lunak, bau khas feses.

Ibu mengatakan BAK terakhir pukul 13.00 WIB tanggal 25 21 April 2015

warna kuning jernih, bau khas urin.

d) Personal hygiene

Ibu mengatakan mandi, gosok gigi dan ganti baju dan pakaian dalam terakhir

pukul 16.30 WIB tanggal 20 April 2015.

e) Aktivitas Aktivitas saat ini ibu berbaring ditempat tidur.

f) Hubungan Seksual Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual terakhir 1

minggu yang lalu.

g) Kebiasaan Hidup

Merokok : Tidak pernah.

Jamu : Tidak pernah.

Minum-minuman keras : Tidak pernah.

Obat-obatan : Ibu hanya mengonsumsi obat dari bidan.

2. DATA OBJEKTIF

12
a. Pemeriksaan Umum

1) Keadaan Umum : Baik.

2) Kesadaran : Composmentis

3) Vital Sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu : 364 ºC Nadi : 88 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

4) Tinggi Badan : 152 cm

5) Berat Badan Sekarang : 52 kg BB sebelum hamil : 44 kg

6) Lingkar Lengan Atas : 24 cm

b. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Muka : bersih, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum.

Mata : simetris, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

Mulut/Gigi : bersih, tidak ada sariawan, tidak ada gigi berlubang.

2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupun kelenjar tyroid.

3) Payudara : simetris, bersih, ada hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol,

kolostrum sudah keluar dan tidak ada benjolan abnormal.

4) Abdomen

Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, terdapat striae gravidarum,

terdapat linea nigra dan tidak ada bekas operasi.

- Leopold I : TFU berada di pertengahan proccesus xypoid dan umbilikus,

teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong janin).

- Leopold II : teraba tahanan keras memanjang pada perut sebelah kiri

(punggung janin) dan bagian-bagian kecil janin pada perut sebelah kanan

(ekstremitas).

- Leopold III : teraba bulat, keras, melenting, kepala janin sudah tidak bisa

digoyang.

- Leopold IV : divergen, bagian bawah janin sudah masuk PAP, penurunan

kepala 2/5 bagian. TFU Mc.Donald : 30 cm Taksiran berat janin : (30-11) x

13
155 = 2945 gram. DJJ : 146 x/menit teratur. Punctum maximum : kuadran kiri

bawah pusat.

5) Genitalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar

bartholini, pengeluaran pervaginam keluar cairan berwarna jernih (ketuban).

6) Ekstremitas : jari tangan dan kaki tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak ada

varices, kuku tidak pucat. Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri.

7) Pemeriksaan dalam : vulva tenang, dinding vagina licin, servik tebal, pembukaan 1

cm, pengeluaran pervaginam cairan berwarna jernih (ketuban), lendir darah tidak

ada.

8) Pemeriksaan Penunjang

Jenis pemeriksaan : pemeriksaan laboratorium

Tanggal : 19 Maret 2022

No Jenis Pemeriksaan Hasil

1 Hb darah 14.5 Mg/dl

2 HbsAg Non Reaktif

3 Sipilis Non Reaktif

4 Hiv Non Reaktif

5 Kertas Lakmus Terjadi perubahan warna

6 Antigen C 19 Negatif

B. INTERPRETASI DATA

Tanggal 21 April 2015

Pukul 10.45 WIB

1. Diagnosa Kebidanan

Ny.M umur 34 Tahun G2P0A1 UK 40 minggu inpartu kala I fase laten dengan KPD 10

jam. Data Subyektif :

a. Ibu mengatakan bernama Ny.M saat ini berumur 34 tahun.

b. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke-2 nya

14
c. Ibu mengatakan sangat cemas dengan keadaan bayinya

d. Ibu mengatakan HPHT nya adalah tanggal 10 Juni 2022

e. Ibu mengatakan keluar cairan merembes dari jalan lahir sejak tanggal 19 Maret 2022

pukul 00.00 WIB.

Data Obyektif:

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Vital Sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu : 367 ºC Nadi : 80 x/menit Respirasi :

24 x/menit

d. Palpasi Abdomen:

- Leopold I : TFU berada di pertengahan proccesus xypoid dan umbilikus, teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong janin).

- Leopold II : teraba tahanan keras memanjang pada perut sebelah kiri (punggung

janin) dan bagian-bagian 36 kecil janin pada perut sebelah kanan (ekstremitas).

- Leopold III : teraba bulat, keras, melenting, kepala janin sudah tidak bisa digoyang.

- Leopold IV : divergen, bagian bawah janin sudah masuk PAP, penurunan kepala 2/5

bagian.

- TFU Mc.Donald : 30 cm

- Taksiran berat janin : (30-11) x 155 = 2945 gram.

- DJJ : 146 x/menit teratur.

- Punctum maximum : kuadran kiri bawah pusat.

e. Genitalia :

Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini,

pengeluaran pervaginam keluar cairan berwarna jernih (ketuban).

f. Ekstremitas : jari tangan dan kaki tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak ada varices,

kuku tidak pucat. Terpasang infus RL di tangan sebelah kiri.

g. Pemeriksaan dalam : vulva tenang, dinding vagina licin, servik tebal, pembukaan 1 cm,

pengeluaran pervaginam cairan berwarna jernih (ketuban), lendir darah tidak ada.

h. Masalah

15
Ibu cemas dengan keadaan bayinya.

i. Kebutuhan

Dukungan emosional berupa motivasi ibu untuk tetap tenang dan sabar.

C. DIAGNOSA POTENSIAL DAN ANTISIPASI

Bagi Ibu : Infeksi, antisipasi yaitu pemberian antibiotik.

Bagi janin : tidak ada

D. TINDAKAN SEGERA

Mempersiapkan rujukan ke RSUD Poso.

E. RENCANA TINDAKAN

Tanggal 19 Maret 2022 Pukul 10.55 WIB

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

2. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu sekarang.

3. Lakukan informed consent kepada ibu dan keluarga, persetujuan atas segala tindakan

medis yang akan dilakukan pada ibu.

4. Lakukan advice dokter Puskesmas.

5. Beri dukungan psikologis untuk mengurangi kecemasan ibu.

6. Anjurkan ibu agar terus berbaring kearah kiri

7. Catat perkembangan kemajuan persalinan, Djj setiap 30 menit serta TTV dan pembukaan

setiap 4 jam

8. Siapkan perlengkapan ibu dan bayi

9. Siapkan perlengkapan rujukan

F. IMPLEMENTASI

Tanggal 19 Maret 2022 Pukul 11.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin

sehat.

2. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi ibu sekarang.

3. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga, yang berisi persetujuan atas segala

tindakan medis yang akan dilakukan untuk menolong kelahiran bayi.

16
4. Melakukan advice dokter Puskesmas

- Memberikan Antiboitik 3 x 1

5. Memberi dukungan psikologis untuk mengurangi kecemasan ibu.

6. Menganjurkan ibu agar terus berbaring kearah kiri

7. Mencatat perkembangan kemajuan persalinan, Djj setiap 30 menit serta TTV dan

pembukaan setiap 4 jam

8. Mempersiapkan rujukan

G. EVALUASI

Tanggal 21 April 2015 Pukul 11.00 WIB

1. Ibu dan keluarga sudah mengerti hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah : 110/70 mmHg, suhu 367 ºC, nadi : 80 x/menit, respirasi :

20 x/menit.

2. Ibu sudah mengerti kondisinya sekarang.

3. Suami sudah mengerti dan menandatangani informed consent.

4. Advice dokter telah dilakukan yaitu melakukan Memberikan antibiotic oral 3 x 1

5. Ibu mengatakan cemasnya sedikit berkurang.

6. Telah mencatat kemajuan persalinan

7. Rujukan telah siap, ibu langsung di bawa ke RSUD Poso

CATATAN PERKEMBANGAN DALAM PERJALANAN MERUJUK

Tanggal 19 Maret 2022 Pukul 11.30 Wita

Subjek :

- Ibu mengatakan bahwa air ketubannya terus merembes


- Ibu mengatakan perutnya belum terasa sakit sama sekali

Objek :

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- Pemeriksaan DJJ : 142 x/m

- Tampak air ketuban terus merembes dari jalan lahir

17
- Perut ibu belum berkontraksi sama sekali

Assesment :

Ny.M, umur 34 thn G3P2A0 umur kehamilan 40 mgg dengan persalinan kala 1 laten + KPD

Plan :

- Sampaikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

- Anjurkan ibu untuk berbaring ke sebelah kiri sepanjang perjalanan ke RS

BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian data subjektif yang dilakukan pada Ny.M berdasarkan anamnesa didapatkan bahwa

pasien hamil anak ketiga dan anak pertama mengalami keguguran sekarang usia kehamilannya 40

minggu. Pasien tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti asma, Diabetes Mellitus, dan

penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan jantung. Pengumpulan data subjektif ini sudah sesuai

dengan teori yang ada, yaitu data yang didapat dari pasien ataupun keluarga pasien mengenai

kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan

berhubungan langsung dengan diagnosa (Muslihatun, 2009).

Diharapkan kepada tenaga kesehatan terus meningkatkan keterampilan komunikasi dalam

melakukan pengkajian awal (anamnesa) sehingga tidak akan terjadi kekeliruan identitas, dan data-

data yang mampu menunjang untuk pemeriksaan lanjutan, analisis data dan penatalaksanaan yang

akan diberikan kepada pasien. Selain itu, diharapkan pula bagi pasien agar bisa memberikan

informasi yang sesuai dengan keluhan yang dirasakan, sehingga memudahkan tenaga kesehatan

untuk menghubungkan antara keluhan dengan hasil pemeriksaan yang akan dilakukan untuk

mendapatkan analisa data dan penatalaksanaan yang sesuai dengan keadaan pasien.

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif yang didapatkan bahwa tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan lahan praktik. Pengkajian data objektif yang dilakukan pada Ny.M tidak ada

kesenjangan pada pemeriksaan khusus dan fisik terdapat pengeluaran cairan yang merembes

melalui vagina sebelum tanda-tanda inpartu. Berdasarkan hasil pengkajian data objektif yang

18
didapatkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan di lahan praktik, dimana berdasarkan

teori Prawirohardjo, 2010 menyatakan bahwa pemeriksaan KPD dilakukan dengan tes lakmus

(Nitazin test) merah menjadi biru.

Sedangkan kejadian KPD yang dialami pasien sudah sesuai dengan teori Cunningham, 2010

yang menyatakan bahwa ibu yang pernah mengalami riwayat keguguran pada kehamilan kedua

bisa mengalami KPD terjadi akibat serviks inkompetensi dimana servik mengalami penipisan

terlebih dahulu sehingga memudahkan selaput ketuban mudah pecah. Analisa data yang dapat

disimpulkan berdasarkan pengkajian dari data subjektif dan pemeriksaan yang telah dilakukan dari

data objektif bahwa Ny. M dengan mempunyai riwayat keguguran bisa menyebabkan KPD dimana

servik mengalami penipisan terlebih dahulu sehingga memudahkan selaput ketuban mudah pecah.

sehingga pada Ny. M diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah G2P0A1 UK 40 minggu Inpartu

Kala I Fase Laten dengan Ketuban Pecah Dini (KPD, masalah yang didapat adalah pasien merasa

cemas dengan keadaan yang dialaminya, dan kebutuhan yang diberikan adalah asuhan sayang ibu

dan berkolaborasi dengan dokter Umum untuk pemberian Tindakan, terapi dan rujukan.

Berdasarkan teori Varney 2007, analisis data adalah mengidentifikasi masalah dari data yang ada,

untuk menentukan diagnosa yang akurat, yang terdiri dari diagnosa, masalah dan kebutuhan.

Berdasarkan hasil analisa data yang didapatkan pada Ny.M tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan di lahan praktik, diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan kembali

dalam hal penegakkan diagnosa terhadap pasien, sehingga diagnosa yang ditegakkan tepat. Dengan

penegakkan diagnosa yang tepat, maka asuhan atau penatalaksanaan yang nantinya akan diberikan

memenuhi kebutuhan pasien. Penatalaksanaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan.

Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny.M adalah menginformasikan kepada ibu tentang

pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu ibu mengalami KPD dengan UK aterm (40 minggu)

sehingga ibu harus segera di rujuk ke RSUD Poso untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian sampai evaluasi kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktik di lapangan.

B. Saran

1. Bagi Institusi / Pendidikan

Diharapkan institusi dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan

cara memperbanyak bahan ajar dan menyediakan lahan praktik sendiri.

2. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan lahan praktik dapat dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu

dan keluarga tentang tanda bahaya dalam kehamilan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan, I. M., & Tarigan, A. M. (2018). Hubungan karakteristik ibu bersalin

dengan ketuban P pecah D dini di Rumah Sakit Martha Friska. Jurnal Bidan

Komunitas, 1(2), 67. https://doi.org/10.33085/jbk.v1i2.3938

Rifiana, A. J., & Hasanah. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin di Puskesmas Tanggeung Ciannjur. Ilmu

Dan Budaya, 41(60), 7001–7018.

http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/view/461

21
22

Anda mungkin juga menyukai