Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU HAMIL

DENGAN PRETERM PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE


(PPROM) DI RS UNIVERSITAS TANJUNGPURA

TUGAS KELOMPOK

Disusun Oleh:

 IIS RISMAWATI (20011228)


 REGA FRANSISKA (20011239)
 DINDA (20011259)
 INDAH PRAMUDHITA (20011264)

PROGRAM STUDI BIDAN


POLITEKNIK ‘A ISYIYAH PONTIANAK
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU BERSALIN


DENGAN PRETERM PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE (PPROM)
DI RS UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Klinik Kebidanan 1 (PK1)

Mengesahkan :

CI LAPANGAN PEMBIMBING LAPANGAN

BD. VIRDA ADISTA, S.ST DAEVI KHAIRUNISA,S.ST.,M.Keb


NIP : 199103222014042001 NIDN : 11-0909-9002

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamduillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kurnia nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU HAMIL DENGAN
PRETERM PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE (PPROM) DI RS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2022” untuk memenuhi salah satu tugas
Praktik Klinik Kebidanan 1 (PK1).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna di
karenakan terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, penulis berharap semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Tilawaty Aprina, S,ST.,M.Kes selaku Direktur Utama Politeknik ‘Aisyiyah
Pontianak
2. Ibu Ismaulidia Nurvembrianti, S,ST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak
3. Ibu Daevi Khairunisa, S,ST.,M.Keb selaku pembimbing lapangan praktik klinik I
4. Ibu Virda Adista,S.ST selaku CI lapangan yang senantiasa membimbing pada saat
praktik lapangan
5. Para bidan di RS UNIVERSITAS TANJUNGPURA yang senantiasa mengajarkan
dan membantu pada saat praktik klinik
6. Ayah dan ibu yang senantiasa memberikan dukungan dan doa
7. Teman-teman sekalian yang senantiasa mendukung dan membantu dalam
penyelesaian laporan kasus praktik klinik yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis

Pontianak, 29 Maret 2022

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 1
1.3 Tinjauan Umum...................................................................................................... 2
1.4 Tinjauan Khusus..................................................................................................... 2
1.5 Manfaat................................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN TEORI.................................................................................................. 3
2.1 Pengertian PPROM................................................................................................. 3
2.2 Faktor Faktor Penyebab PPROM........................................................................... 3
2.3 Tanda Gejala PPROM............................................................................................ 3
2.4 Komplikasi PPROM............................................................................................... 4
2.5 Penatalaksanaan PPROM....................................................................................... 4
BAB 3. TINJAUAN KASUS................................................................................................. 6
BAB 4. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 9
BAB 5. PENUTUP................................................................................................................ 10
5.1 Kesimpulan............................................................................................................. 10
5.2 Saran....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 11

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran. Proses ini
dimulai dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam lapisan rahim, dan
kemudian menjadi janin.
Kehamilan terjadi selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam tiga trimester yaitu:
 Trimester pertama (0-13 minggu): struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang.
Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama periode ini.
 Trimester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda dapat
merasakan pergerakan pertama bayi.
 Trimester ketiga (27-40 minggu): bayi berkembang seutuhnya.

Sedangkan Patologis kehamilan merupakan keadaan penyakit dan gejalanya yang dapat
menjadi salah satu kondisi penghalang atau komplikasi yang menyertai pada tubuh ibu hamil.
Kondisi kehamilan patologis tentu tidak diinginkan terjadi dan harus dihindari karena
dampaknya yang bisa jadi menghalangi proses kehamilan berjalan normal.

Preterm Premature Rupture Of Membrane(PPROM) atau Ketuban pecah dini


adalah kondisi ketika kantung ketuban pecah sebelum persalinan dimulai. Kondisi ini bisa terjadi
ketika perkembangan janin belum sempurna, yaitu sebelum minggu ke-37 masa kehamilan.
Namun, kondisi ini juga dapat terjadi ketika perkembangan janin telah sempurna. Pada dasarnya,
pecah ketuban merupakan proses alami yang terjadi ketika ibu hamil akan melahirkan.
Namun, pecah ketuban yang tidak diikuti tanda-tanda akan melahirkan, terutama ketika janin
belum berkembang sempurna, bukanlah hal yang normal.

Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah dini merurut (Manuaba, 2007) yaitu sebagai
berikut:

a. Multipara dan Grandemultipara


b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda
f. Pendular abdomen (perut gantung)

Adapun hasil penelitian yang dilakukan (Rahayu and Sari 2017) mengenai penyebab
kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin bahwa kejadian KPD mayoritas pada ibu
multipara, usia ibu 20-35 tahun, umur kehamilan ≥37 minggu, pembesaran uterus normal dan
letak janin preskep.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil dengan PPROM diwilayah praktik
lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.

v
1.3 Tujuan Umum
Penulis mampu mendeskripsikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan PPROM
diwilayah praktik lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.
1.4 Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada ibu hamil dengan PPROM/KPD
diwilayah praktik lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa pada ibu hamil dengan PPROM/KPD
diwilayah praktik lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.
c. Mampu mendeskripsikan pererencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
PPROM/KPD diwilayah praktik lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.
d. Mampu mendeskripsikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan PPROM/KPD
diwilayah praktik lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan PPROM/KPD diwilayah
praktik lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.
f. Mampu mendeskripsikan pendokumentasian pada ibu hamil dengan PPROM/KPD
diwilayah praktik lapangan RS Universitas Tanjungpura Tahun 2022.

1.5 Manfaat

1. Penulis
Diharapkan dapat mengaplikasiksan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta
kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
PPROM/KPD yang telah dipelajari.

2. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan ilmu dalam
penerapan asuhan kebidanan pada pada ibu hamil dengan PPROM/KPD.
3. Tempat Penelitian
Diharapkandapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapakan asuhan
kebidanan pada pada ibu hamil dengan kasus PPROM/KPD.

vi
BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Preterm Premature Rupture Of Membrane (PPROM)


Preterm Premature Rupture Of Membrane (PPROM) atau Ketuban pecah dini (KPD)
merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam
sebelum terjadi in partu (Manuaba, 2009). Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban
sebelum persalinan mulai pada tahapan kehamilan manapun (Arma, dkk 2015). Sedangkan
menurut (Sagita, 2017) ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya cairan berupa air-air
dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Cairan keluar melalui selaput ketuban yang
mengalami robekan, muncul setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu dan setidaknya satu
jam sebelum waktu kehamilan yang sebenarnya. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan
hamil aterm akan mengalami KPD. Jadi ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan.
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya PPROM/KPD
Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah dini merurut (Manuaba, 2007) yaitu sebagai
berikut:
a. Multipara dan Grandemultipara
b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda
f. Pendular abdomen (perut gantung)
g. Anemia
Adapun hasil penelitian yang dilakukan (Rahayu and Sari 2017) mengenai penyebab kejadian
ketuban pecah dini pada ibu bersalin bahwa kejadian KPD mayoritas pada ibu multipara, usia
ibu 20-35 tahun, umur kehamilan ≥37 minggu, pembesaran uterus normal dan letak janin
preskep.
2.3 Tanda dan Gejala PPROM/KPD
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air
ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila
duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam, bercak vagina yang
banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi
yang terjadi (Sunarti, 2017).

vii
2.4 Komplikasi PPROM/KPD
Adapun pengaruh KPD terhadap ibu dan janin menurut (Sunarti, 2017) yaitu:
a. Prognosis Ibu
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada ibu yaitu infeksi intrapartal/ dalam
persalinan, infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labour/ partus lama, perdarahan post
partum, meningkatnya tindakan operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas dan
mortalitas maternal.

b. Prognosis Janin
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada janin itu yaitu prematuritas (sindrom
distes pernapasan, hipotermia, masalah pemberian makanan neonatal), retinopati
premturit, perdarahan intraventrikular, enterecolitis necroticing, ganggguan otak dan
risiko cerebral palsy, hiperbilirubinemia, anemia, sepsis, prolaps funiculli/ penurunan
tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder pusat, prolaps uteri, persalinan lama, skor
APGAR rendah, ensefalopati, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, gagal ginjal,
distres pernapasan), dan oligohidromnion (sindrom deformitas janin, hipoplasia paru,
deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat), morbiditas dan mortalitas
perinatal (Marmi dkk, 2016).
2.5 Penatalaksanaan PPROM/KPD
Pastikan diagnosis terlebih dahulu kemudian tentukan umur kehamilan, evaluasi ada
tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin serta dalam keadaan inpartu terdapat gawat
janin. Penanganan ketuban pecah dini dilakukan secara konservatif dan aktif, pada
penanganan konservatif yaitu rawat di rumah sakit (Prawirohardjo, 2009).
Masalah berat pada ketuban pecah dini adalah kehamilan dibawah 26 minggu karena
mempertahankannya memerlukan waktu lama. Apabila sudah mencapai berat 2000 gram
dapat dipertimbangkan untuk diinduksi. Apabila terjadi kegagalan dalam induksi makan akan
disetai infeksi yang diikuti histerektomi. Pemberian kortikosteroid dengan pertimbangan akan
menambah reseptor pematangan paru, menambah pematangan paru janin. Pemberian
batametason 12 mg dengan interval 24 jam, 12 mg tambahan, maksimum dosis 24 mg, dan
masa kerjanya 2-3 hari, pemberian betakortison dapat diulang apabila setelah satu minggu
janin belum lahir. Pemberian tokolitik untuk mengurangi kontraksi uterus dapat diberikan
apabila sudah dapat dipastikan tidak terjadi infeksi korioamninitis. Meghindari sepsis dengan
pemberian antibiotik profilaksis (Manuaba, 20008).
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada ibu hamil aterm atau preterm dengan atau
tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit. Apabila janin hidup serta terdapat prolaps tali
pusat, pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan
posisi sujud. Dorong kepala janin keatas degan 2 jari agar tali pusat tidak tertekan kepala
janin. Tali pusat di vulva dibungkus kain hangat yang dilapisi plastik. Apabila terdapat
demam atau dikhawatirkan terjadinya infeksi saat rujukan atau ketuban pecah lebih dari 6
jam, makan berikan antibiotik penisilin prokain 1,2 juta UI intramuskular dan ampisislin 1 g
peroral.
Pada kehamilan kurang 32 minggu dilakukan tindakan konservatif, yaitu tidah baring,
diberikan sedatif berupa fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan antibiotik selama 5 hari dan
glukokortikosteroid, seperti deksametason 3 x 5 mg selama 2 hari. Berikan pula tokolisis,
viii
apanila terjadi infeksi maka akhiri kehamilan. Pada kehamilan 33-35 miggu, lakukan terapi
konservatif selama 24 jam kemudian induksi persalinan. Pada kehamilan lebih dari 36
minggu dan ada his maka pimpin meneran dan apabila tidak ada his maka lakukan induksi
persalinan. Apabila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan pembukaan kurang dari 5 cm atau
ketuban pecah lebih dari 5 jam pembukaan kurang dari 5 cm (Sukarni, 2013). Sedangkan
untuk penanganan aktif yaitu untuk kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin, apabila
gagal lakukan seksio sesarea. Dapat diberikan misoprostol 25µg – 50µg intravaginal tiap 6
jam maksimal 4 kali (Khafidoh, 2014).

ix
BAB 3. TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

PENGKAJIAN
Tanggal : 29 Maret 2022 No Reg : 02.20.21
Pukul : 21.30 wib
Tempat : RS Universitas Tanjungpura
Oleh : Kelompok

DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny.N Nama Suami : Tn.U
Umur : 27 tahun Umur :
Suku : Melayu a Suku : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Bidan Pekerjaan :
Alamat : Jl.Parit Tengah Gg.Kurnia 1
No.Hp : 08xxxxxxxxxx085730
156xxx
2. Keluhan Utama : Keluar cairan air dari jalan lahir.
3. Riwayat menstruasi
 Siklus : 28 hari, teratur/tidak teratur. Lama 7 Hari
Banyaknya sedang.
 HPHT : 20 Septemer 2021
 TP : 28 Juni 2022
4. Riwayat obstetri yang lalu GIIIPIIA0
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
No Ke Lama Penyulit Temp Penolo Je Peny Penyul J BBL Umur Penyulit Ket
at ng nis ulit it K
1 1 Aterm - pustu Bidan Spt - - P 3800 6th - H
2 2 Aterm - RS Dokter SC - - L 4135 4th - H
3 Hamil Ini

1. Riwayat kehamilan ini : Pada kehamlan muda ibu tidak merasakan mual, muntah
dan sakit kepala, pada kehamilan sekarang ibu sudah tidak lagi mual muntah dan sakit
kepala tetapi ibu mengeluh keluar cairan air dari jalan lahir.
2. Riwayat KB : Ibu pernah menggunakan metode kb IUD.
3. Riwayat kesehatan klien: Ibu mengatakan ada riwayat anemia dan pernah transfusi 2
kantong darah.
4. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada riwayat penyakit turunan.

x
5. Pola fungsional kesehatan:
a. Nutrisi : ibu makan 3x/hari, nasi, sayur, lauk pauk,buah, minum ± 8 gelas/hari.
b. Eliminasi : BAB ±1x/hari, tidak ada keluhan.
BAK ±9x/hari, tidak ada keluhan.
c. Istirahat : Tidur siang ±2 jam/hari, tidak ada keluhan.
Tidur malam ±9jam/hari, tidak ada keluhan.
d. Aktivitas sehari-hari :

a. Data psikososial
Ibu menikah 1 kali,pada usia 21 tahun, lama pernikahan ±6 tahun. Kehamilan
direncanakan/ tidak direncanakan. Hubungan ibu dan keluarga Harmonis/tidak
harmonis. Keluarga mendukung/tidak mendukung kehamilan ini. Pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami dan ada/tidak ada tradisi yang bisa
membahayakan kesehatan ibu dan janin.jika ad sebutkan (-). Ibu merencanakan
bersalin di RS Jarak dari rumah ke tempat bersalin - Km
*coret jika tidak perlu
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : ComposmentisCompos Kg
2. Pemeriksaan Antropometri
BB sebelum hamil : 45 Kg
BB sekarang : 50 Kg9
TB : 155 Cm
LILA : 24 Cm
IMT : 13,06
3. Pemeriksaan TTV
TD : 98/61 mmHg90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
S : 36,2 oC,90C
4. Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : pucat (-), oedema (-) daerah-
b) Mata : konjungtiva merah muda , sklera tidak ikterik
c) Leher :pelebaran vena jugularis (-), benjolan kelenjar limfe (-) dan
pembesaran kelenjar tiroid (-).
d) Dada : - retraksi dinding dada : ada/ tidak
- paru-paru : tidak ada bunyi stridor dan bunyi wheezing.
- Jantung : tidak ada bunyi tambahan
e) Payudara : jaringan parut (-), puting susu menonjol(+), benjolan (-), kolostrum
(+/+)
f) Abdomen :
Inspeksi: Bekas luka operasi ( + ) 2018
*beri tanda -/+
Palpasi,
 Leopold I : TFU 20 cm, teraba bulat dan melenting.

xi
 Leopold II: bagian kanan ibu teraba panjang keras, bagian kiriibu teraba
bagian-bagian kecil berongga.
 Leopold III : teraba bulat tidak melenting.
 Leopold IV : konvergen.
 Palpasi WHO : tidak dilakukan.
g) DJJ : 148 x/mnt, teratur/tidak teratur44 x
h) Genitalia : chadwick (-), varises (-), Lesi (-), nyeri (-), pembengkakan kelenjar
bartholini (-), pengeluaran cairan (-)
i) Ekstremitas : oedema (-) kaki , varices (-), Reflek patela kanan (+) kiri (+)
*beri tanda -/+
5. Pemeriksaan penunjang :

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil


29 Maret 2022 Hb 9,4 g/dl
Protein Urine
Glukosa Urine
USG
Dan lain-lain

ANALISIS DATA
GIIIPIIA0 Hamil 29 Minggu Dengan Preterm Premature Rupture Of Membrane,
Janin Tunggal Hidup Presentasi Bokong.

PENATALAKSANAAN (sesuaikan kebutuhan pasien)


1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu dapat mengerti.
2. Menjelaskan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu dan cara mengatasinya, ibu dapat
mengerti dan ibu dapat mengulangi penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan KIE:
a. Pola nutrisi
b. Pola istirahat
c. Pola eliminasi
d. Tanda bahaya kehamilan
4. Memasang infus cairan RL, terpasang infus RL 20 tpm.
5. Bersama ibu merencanakan jadwal terapi-terapi yang diberikan oleh dokter, ibu bersedia
dan dapat mengerti.
6. Mengantar ibu ke ruangan.

Pontianak, 29 Maret 2022


Mahasiswa Pembimbing

( - ) ( Virda Adista, S.ST )

xii
BAB 4. PEMBAHASAN

Dari kasus diatas Ny.N mengeluh keluar cairan air dari jalan lahir, didata objektif
tekanan darah ibu 98/61 mmHg, Nadi 82x/menit,Rr:20x/menit, TFU 20 cm, DJJ
138x/menit,dengan presentasi bokong. Jadi menurut pemeriksaan yang sudah dilakukan Ny.N
hamil dengan PPROM/KPD. Hal ini sesuai dengan teori yaitu menurut (Sagita, 2017)
ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung.
Berdasarkan teori faktor penyebab dari kasus Ny.N adalah presentasi dari janin dan
terpasangan IUD dalam rahim saat kehamilan.Sejak awal kehamilan Ny.N sering keluar
masuk rumah sakit karena kehamilannya kali ini cukup beresiko.Usia kehamilannya saat ini
29 minggu jadi sesuai dengan resep dari dokter,dokter memberikan obat dexamethasone
untuk terapi pematangan paru yang bertujuan untuk berjaga-jaga jika memang kehamilan
sudah tidak bisa dipertahankan. Pada pemeriksaan abdomen yaitu pemeriksaan leopod letak
bayi presentasi bokong . seperti yang sudah dijelaskan di atas faktor penyebab PPROM/KPD
yaitu:
a. Multipara dan Grandemultipara
b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda
f. Pendular abdomen (perut gantung)
g. Anemia
Pada kasus Ny.N asuhan yang diberikan yaitu pemberian obat obatan antibiotic
seperti obat Ceftriaxone , cefixime (obat oral),Dexamethasone obat untuk pematangan paru
janin serta memasang infus RL Drip Antrain Pereda nyeri pasca operasi.
Pemantauan DJJ juga terus dilakukan, DJJ dipantau menggunakan CTG untuk
mengetahui apakah detak jantung janin teratur tidaknya. Hasil DJJ normal 138x/menit,
setelah pemberian obat ibu mengatakan sudah tidak lagi ada pengeluaran cairan air dari jalan
lahir.

xiii
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pada data pengkajian subyektif adalah Nama ibu, Ny.N dan usia ibu 27 tahun ibu
mengeluh keluar cairan air dari jalan lahir, HPHT 20 September 2021, TP 28 Juni
2022 dan data objektif melalui pemeriksaan fisik dimana BB sebelum hamil: 45 kg,
BB sekarang: 50 kg, TB: 155 cm, LILA: 24cm, IMT: 13,06, TFU 20cm, DJJ:
138x/menit,dengan presentasi bokong.

2. Diagnosa kebidanan ditegakkan GIIIPIIA0 Hamil 29 Minggu Dengan PPROM


Janin Tunggal Hidup Presentasi Bokong.

3. Pelaksanaan asuhan pada Ny.N yaitu pemantauan DJJ menggunakan CTG,


memberikan terapi obat-obatan antara lain Ceftriaxone,Dexamethasone,Cefixime
(obat oral) serta memasang infus RL Drip Antrain.

4. Asuhan kebidanan yang diberikan setelah dievaluasi hasil keadaan umum baik,
tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan darah mulai normal dan ibu
mengatakan sudah tidak keluar cairan air lagi dari jalan lahir.

5.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan RS dapat mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan yang sudah baik


dan diharapkan bidan dapat memberikan /melaksanakan sesuai dengan standar asuhan
kebidanan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan laporan ini sebagai bahan masukan dan sebagai contoh asuhan
manajemen bagi penulis selanjutnya.

xiv
3. Bagi Mahasiswa

Mampu menguasai konsep dasar asuhan yang diberikan kepada klien dan mengikuti
kemajuan ilmu kebidanan yang terus mengalami perkembangan, dan mengikuti berbagai
pelatihan, seminar maupun mengemban pendidikan yang lebih tinggi, sehingga dapat turut
mencapai mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/ketuban-pecah-dini/
penatalaksanaan
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2373/4/BAB%20II%20pdf.pdf
Poltekkes-denpasar.ac.id/2373/4/BAB%20II%20pdf
Wiknjsastro http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/3187/f.%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
etik wiji http://eprints.undip.ac.id/62481/3/BAB_II.pdf
Rukiyah,2010 http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S021408031_bab2.pdf

xvi

Anda mungkin juga menyukai