Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


39 MINGGU DENGAN PREEKLAMPSIA
DI KLINIK PRATAMA JANNAH JL. MAKMUR

DISUSUN OLEH :

1. AMELIA KARTIKA
(P07524419046)
2. ANNISA RAHMA
POHAN (P07524419046)
3. ANNISA
TAMPUBOLON
(P07524419046)
4. HIKMATUL FADHILAH
LUBIS (P07524419046)

PRODI D4 KEBIDANAN MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Di Klinik Pratama Jannah.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan Real Setting yang merupakan salah
satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Betty Mangkuji, SST, M.Keb sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Medan
2. Melva Simatupang, SST, M.Kes sebagai Pembimbing Pendidikan (CI) Di Poltekkes
Kemenkes Medan
3. Satiani Aziz, AmKeb sebagai pembimbing lahan praktik (CI) Di Klinik Pratama
Jannah
4. Kakak - kakak bidan serta rekan-rekan yang telah memberi banyak masukan dalam
laporan ini
Yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis sehingga laporan ini
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan demikian penulis sangan mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dosen
pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini memb/erikan manfaat yang berguna bagi
yang membutuhkannya.

Medan, 01 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Tujuan........................................................................................................................................6
C. Manfaat......................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................13
BAB IV...............................................................................................................................................19
PEMBAHASAN.................................................................................................................................19
BAB V.................................................................................................................................................19
SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap kehamilan penting untuk mengetahui usia gestasi


janin, pengetahuan ini menjadi sangat penting jika kehamilan tersebut bermasalah danunt
uk menghindari kesalahan dalam pengelolaan selanjutnya.Usia kehamilan atau usia
gestasi janin pada umumnya berlangsung selama40 minggu atau 280 hari, jika dihitung
dari hari pertama haid terakhir (HPHT).Perhitungan ini, dengan simpang baku sekitar 2
minggu, dengan asumsi bahwaovulasi dan konsepsi terjadi pada hari ke 14 dari siklus
hais, dimana siklus haidumunya berlangsung selama 28 hari.Kehamilan lewat bulan
(KLB) adalah kehamilan yang berlangsung 42minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari
HPHT dengan lama siklus haid rata-rata 28 hari. Pada umumnya KLB dianggap berkaitan
erat dengan kesakitan pada janin maupun ibunya.
Salahsatu resiko terburuknya adalah gawat janin atau  fetaldistress yang membahayakan
janin

Rumusan Masalah

 
Bagaimana etiologi dan patofisiologi kehamilan serotinus?
 
Bagaimana diagnosis dan pentalaksanaan kehamilan serotinus?
 
Bagaimana etiologi dan patofisiologi fetal distress?
 
Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan fetal distress?

B. Tujuan

 
Mengetahui etiologi dan patofisiologi kehamilan serotinus.
 
Mengetahui diagnosis dan pentalaksanaan kehamilan serotinus.
 
Mengetahui etiologi dan patofisiologi fetal distress.
 
Mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan fetal distress

4
C. Manfaat

1. enambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmukebidanan


dan kandungan pada khususnya.

2.  Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang


mengikutikepaniteraan klinik bagian ilmu kebidanan dan kandungan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan lewat bulan

Kehamilan lewat bulan (KLB)atau kehamilan serotinus adalah


kehamilanyang berlangsung 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari
HPHT denganlama siklus haid rata-rata 28 hari. Beberapa penulis juga
menyatakan KLBsebagai kehamilan melebihi 42 minggu. Jika ditinjau dari segi
bayi yangdilahirkan maka lebih dianjurkan menggunakan istilah postmatur,
dimana istilahini merujuk pada fungsi. Jika ditinjau dari segi bayi, maka usia
gestasi dilihatdengan memeriksa tanda-tanda fisik dan laboratorium yang
ditemukan pada bayidan dengan melakukan penilaian menurut
 score maturity rating 
.

Beberapa istilah yang perlu dimengerti antara lain: janin aterm adalah
janin pada kehamilan minggu ke 38-42 setelah HPHT, dengan asumsi ovulasi
terjadi 2minggu setelah HPHT. Preterm dimaksudkan untuk kehamilan dan
janin adalahsaat sebelum minggu ke 38 dari HPHT, sedangkan bayi prematur
adalah bayiyang lahir pada minggu ke 37 atau kurang. Prematuritas adalah bayi
yang lahirhidup dengan berat badan 2.500 gram atau kurang. Istilah
postmature seringdigunakan secara keliru sebagai kehamilan yang terus
berlangsung melewaitaksiran persalinan. Sebenarnya istilah tersebut

5
digunakan bagi bayi baru lahirdari KLB yang terbukti terjadi gangguan nutrisi
intra uterin dan bayi lahir dengandismature yaitu dengan adanya tanda-tanda
sindroma postmaturitas.

b. Epidemiologi

Angka kejadian KLB rata-rata 10%, bervariasi antara 3,5%-14% dan 4%-
7,3% diantaranya kehamilan berlangsung melebihi 43 minggu. Perbedaan
yanglebar ini disebabkan perbedaan dalam menentukan umur kehamilan
berdasarkandefinisi yang dianut, populasi dan kriteria dalam penentuan umur
kehamilan.Karena pada umumnya umur kehamilan diperhitungkan dengan
rumus Naegle,sehingga masih ada faktor kesalahan pada penentuan siklus haid
dan kesalahandalam perhitungan

Dengan adanya ultrasonografi maka angka kejadian KLB dari


7,5% berdasarkan HPHT turun menjadi 2,6% berdasarkan pemeriksaan ultraso
nografisecara dini (pada umur kehamilan 12-18 minggu) dan turun menjadi
1,1% biladiagnosis ditegakkan berdasarkan HPHT dan ultrasonografi. Saito dkk
dalam penelitian terhadap 110 pasien yang taksiran tanggal ovulasi diketahui b
erdasarkan suhu basal, angka kejadian KLB adalah 11% berdasarkan HPHTdiba
ndingkan 9% berdasarkan tanggal ovulasi.

Menurut Shime et al makin lama janin berada dalam kandungan,


makamakin besar resiko gangguan berat atau asfiksia yang akan dialami janin
dan
bayi baru lahir demikian juga ibu. Menurut Eastman, jika dipakai batasan umur
kehamilan 43 minggu maka angka kejadian KLB sebesar 4% saja, sedangkan
jikadipakai batasan umur kehamilan 42 minggu maka angka kejadian KLB
sebesar12%. Tapi mengingat resiko yang dihadapi oleh janin dan ibu, maka
batasan yangdigunakan adalah umur kehamilan 42 minggu atau lebih. Untuk
itu penderita perlu dirawat karena termasuk kehamilan resiko tinggi .

6
c. Etiologi

Terjadinya KLB sampai sekarang belum jelas diketahui, beberapa


teoridicoba untuk menjelaskan terjadinya KLB. Secara umum teori-teori
tersebutmenyatakan KLB terjadi karena adanya gangguan terhadap timbulnya
persalinan.Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron,
peningkatanoksitosin serta peningkatan reseptor oksitosin, tetapi yang paling
menentukanadalah terjadinya produksi prostaglandin yang menyebabkan his
adekuat.Secara garis besar penyebab terjadinya KLB dari beberapa teori
tersebut diatas dapat dirangkum :
1.HPHT tidak jelas terutama pada ibu-ibu yang tidak melakukan pemeriksaan
antenatal yang teratur dan berpendidikan rendah.

2.Ovulasi yang tidak teratur dan adanya variasi waktu ovulasi oleh karenasebab
apapun.

3 Kehamilan ekstrauterin

4.Riwayat KLB sebelumnya, sebesar 15% beresiko untuk mengalamiKLB.

e.Diagnosa

Dalam menegakkan diagnosis KLB sering kita mengalami


kesulitan,terutama jika dihadapkan pada penderita yang tidak
mengetahui/memperhatikansiklus haidnnya. Karena itu banyak diagnosis KLB
yang terjadi hanya 10%menunjukkan bayi yang sesuai.Diagnosis yang tepat
bagi KLB memerlukan penentuan HPHT secara hati-hati dan pemeriksaan
klinis awal serta pemeriksaan ultrasonografi untukmencocokan tanggal haid
terakhir. Penentuan saat terjadi konsepsi adalah sangat penting
dalam mengurangi kesalahan diagnosis KLB dan membantu menentukankapan
resiko kehamilan meningkat. Taksiran persalinan dianggap dapat lebihdiyakini
bila umur kehamilan dapat ditentukan secara akurat pada awalkehamilan.

Untuk menegakkan diagnosis KLB, perlu dilakukan anamnesis


dan pemeriksaan yang teliti, dapat dilakukan saat antenatal maupun postnatal
.
Anamnesis dan pemeriksaan yang perlu dilakukan dalam menegakkan
diagnosisKLB antara lain:

7
1. Riwayat haid
 
2. Denyut jantung janin
 
3. Gerakan janin
 
4. Pemeriksaan ultrasonografi
 
5. Pemeriksaan radiologi
 
6. Pemeriksaan sitologi

f.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ultrasonografi dapat digunakan sebagai gold standar


dalammembantu menentukan UK. Ketepatan pemeriksaan ultrasonografi
berubahseiring dengan lamanya umur kehamilan saat diperiksa. Pada trimester
I, parameter yang paling sering dipakai adalah panjang puncak kepala-
bokong(CRL=Crown-Rump Lenght), sedangkan pada trimester kedua
digunakandiameter biparetal (BPD-Biparetal Diameter), lingkar kepala
(HC=HeadCircumference) dan panjang femur (FL=Femur Lenght).Berdasarkan
pengukuran CRL, 90% dengan interval kepercayaaan ± 3 hari.BPD sampai UK
20 minggu memeiliki ketepatan 90% interval kepercayaan ± 8

hari, tetapi antara UK 18-24 minggu ketepatan 90% dengan interval


kepercayaan± 12 hari. Pengukuran BPD dan FL pada trimester ketiga masing-
masingketepatannya ± 21 hari dan ± 16 hari. Panjang femur pada umumnya
dipakaisebagai pedoman pada UK 14 minggu, dan bila digunakan sebelum UK
20minggu ketepatannya ± 7 hari. Waktu yang paling baik untuk konfirmasi
UKdengan ultrasonografi adalah antara 16-20 minggu. Bila perkiraan UK
dengan perhitungan berdasarkan HPHT berbeda lebih dari 10-12 hari dibandin
gkan pemeriksaan ultrasonografi tersebut

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


39 MINGGU DENGAN PREEKLAMPSIA
DI KLINIK PRATAMA JANNAH
Hari/Tanggal   : Jumat, 18 November 2021               
Pukul                : 22:15 WIB                                     
1. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas

Istri Suami
Nama Ny. L Tn. A
Umur 30 tahun 32 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat Jl. Istirahat

2. Keluhan Utama :
Rujukan dari Bidan Pakisaji dengan kehamilan lebih bulan.

3. Riwayat perkawinan :
Pasien datang ke IGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada hariKamis, 16 Oktober
2014 pukul 23.30 WIB karena di rujuk oleh
bidan puskesmas Pakisaji dengan kehamilan lebih bulan. Pasien mengaku inimeru
pakan kehamilan pertama dan merasa kehamilan sudah lebih dari
9 bulan, terasa kenceng-kenceng hilang timbul sejak pukul 18.00 WIB.Pasien
mengaku gerakan janin masih dirasakan dan keluar lendir beningdari jalan lahir
sejak pukul 21.00 WIB

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Kardiovaskuler : disangkal 
Hipertensi : disangkal
Diabetes Melitus : disangkal
TBC : disangkal
9
Asma : disangkal
Penyakit kelamin/HIV AIDS : disangkal
Riwayat MRS : disangkal

5. Riwayat penyakit keluarga


Kangker : disangkel
Penyakit hati : disangkal
Hipertensi : disangkal
Diabetes melitus : disangkal
Epilepsi : disangkal
Penyakit jiwa : disangkal
Kelainan bawaan : disangkal
Hamil kembar : disangkal
TBC : disangkal
Alergi : disangkal

6. Riwayat Menstruasi

 
Menarche : 13 tahun
 
Siklus menstruasi : 28 hari

Lama menstruasi : 7 hari
  
HPHT : 12 Desember 2013
 
HPL : 19 September 2014
  
Usia Kehamilan : 43-44 minngu
 
Disminore (-), Spoting (-), Menorargia (-), Metrorargia (-), PMS (-)

7. Riwayat Kehamilan
 
Hamil muda : mual (+), muntah (+), perdarahan (-), TT I (+)
 
Hamil tua : pusing (-), sakit kepala (-), perdarahan (-), TT II (-)
 
ANC : 8 kali ke bidan Pakisaji.

10
Riwayat Oyok : disangkal

8. Riwayat Perkawinan

Pernikahan pertama, lama pernikahan 1 tahun, menikah saat usia24 tahun.

9. Riwayat Kontrasepsi

Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun sebelumnya.

10. Riwayat Kebiasaan

Pola makan: 3 kali/hari

Pola minum: 1500 cc/hari


 
Pola eliminasi :
 
BAK : ±1000 cc/hari, warna kuning jernih, BAK terakhir pukul 23.30 WIB
 
BAB : 1 kali/hari, konsistensi lunak, BAB terakhir pukul05.00 WIB
 
Pola istirahat: tidur 10 jam/hari, terakhir pukul 16.00 WIB
 
Psikososial: penerimaan klien terhadap kehamilan ini, social supportdari suami
(+), orang tua (+), mertua (+), keluarga lain (+)

Pemeriksaan fisika.
 
General Survey
 
Keadaan umum : cukup
 
Kesadaran : compos mentis

11
Vital sign : TD : 110/80 mmHg Nadi : 88 x/menitRR : 20 x/menitS :
36,7 ˚C
 
Status antropometri : TB : 152 cmBB : 68 kg

Head to Toe

Kulit : sawo matang, turgor baikKepala :
 
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pandangankabur (-/-)
 
Wajah : simetris, parese (-)
 
Mulut : oral higiene baik, stomatitis (-), hiperemi faring(-), pembesaran tonsil
(-)
Leher : trakhea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)

Abdomen :
 
Inspeksi : Pembesaran perut membujur, Strie livide (-), Striealbican (+), Linea
alba (-) Linea nigra (-) Bekas operasi (-)
 
Auskultasi : bising usus (+) normal, DJJ (+) frekuensi 167x/menit irreguler

Pemeriksaan Khusus
 
Palpasi:TFU 31 cm, puka, letak kepala, belum masuk PAP, His (+) jarang, DJJ
(+) 167 x/menit irreguler.
 
 
Pemeriksaan Leopold:
 
I: teraba satu bagian besar, bulat, lunak, tidak melenting,memanjang, TFU 31
cm.
 
II: teraba satu bagian memanjang dan datar disisi kanan, kesan punggung kanan.
III: teraba satu bagian besar, bulat, keras, melenting, kesanletak kepala, belum
masuk PAP
o
 
IV: 5/5

12

 
Pemeriksaan Dalam:

 
Vaginal Toucher: vulva/vagina tenang, portio
menutup, penipisan portio belum dapat dievaluasi, kulit ketuban belumdapat
dievaluasi, blood slym (+)

BAB IV
PEMBAHASAN

Preeklampsia (PE) adalah gangguan yang terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan
ditandai dengan hipertensi dan proteinuria (Silasi Michele, 2010). Preeklampsia berat adalah
suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau
lebih di sertai proteiuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan
KebidananIV:2010). Preeklampsi dikaitkan dengan komponen genetik, meskipun mekanisme
aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan mekanisme plasentasi, namun
pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan patologis plasenta (Abadi et al, 2008; Wilson,
2004).
Pada hari Kamis 18 November 2021, Ny. L datang ke Klinik Pratama Jannah bersama
dengan suaminya dengan keluhan mules, keluar lendir campur darah. Ibu mengatakan hamil
anak kedua ±9 bulan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluh nyeri perut bagian
bawah sejak tadi pagi. Setelah dilakukan anamnesa ibu tidak memiliki riwayat preeklampsi
pada anak pertama. Pada hasil pemeriksaan diketahui keadaan umum pada tekanan darah ibu
160/110 mmHg, hasil palpasi bengkak pada tungkai sebelah kanan. Keadaan janin baik
dengan frekuensi djj 145 kali/menit. Disarankan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
yaitu darah dan protein urine. Kemudian hasil dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil HB 12,5gr% dan protein urine negatif. Ibu dianjurkan untuk segera di rujuk kerumah
sakit supaya persalinannya lebih aman karena tekanan darah ibu diatas normal. Ibu dan suami
merasa setuju dengan anjuran bidan dan segera pergi ke rumah sakit Imelda guna penanganan
yang lebih lanjut.

13
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. L umur 30 tahun GIIP1A0 hamil 39 minggu
dengan preeklampsi mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, analisa data serta
penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu


(294hari) atau lebih, dihitung dari HPHT dengan lama siklus haid rata-rata
28 hari.Beberapa penulis juga menyatakan KLB sebagai kehamilan melebihi
42 minggu.Jika ditinjau dari segi bayi yang dilahirkan maka lebih dianjurkan
menggunakanistilah postmatur, dimana istilah ini merujuk pada fungsi.
 Fetal distress

B. Saran

adanya suatu kelainan pada fetus akibat gangguanoksigenasi dan atau


nutrisi yang bisa bersifat akut (prolaps tali pusat), sub akut(kontraksi uterus
yang terlalu kuat), atau kronik (plasenta insufisiensi).Pada kasus ini, Ny. R,
26 tahun didiagnosa dengan  UK 43-44minggu dengan serotinus dan fetal
distress mendapat terapi berupa perbaikankeadaan umum dengan pemberian
cairan intravena dan O2 serta terapi definitif berupa tindakan Sectio cesaria.

14
15

Anda mungkin juga menyukai