Disusun oleh:
Nama : Sausan Aulia Fatiha
NIM : P27224021091
Kelas : D-IV Kebidanan Reguler Semester 4
Karangpandan, 12 April
2023
Sausan Aulia Fatiha
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………….1
B. Tujuan…………………………………………………………………..2
1. Tujuan Umum……………………………………………………...2
2. Tujuan Khusus……………………………………………………..2
C. Manfaat………………………………………………………………....2
BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Teori Bayi Segera Setelah Lahir………………………..3
1. Pengertian Bayi Baru Lahir………………………………………..3
2. Klasifikasi Pada Bayi Baru Lahir…………………………………...3
3. Tanda-Tanda Neonatus Normal…………….…………………..…..4
4. Perubahan Fisiologi dan Adaptasi pada Bayi Baru Lahir…………..5
5. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir……………………………...…..9
6. Pemantauan Bayi Baru Lahir…………………………………...…..11
7. Prinsip Aasuhan Bayi Baru Lahir………………………..…………12
8. Pelayanan Asuhan Bayi Baru Lahir………………………………...12
B. Konsep Dasar Manajemen dan Asuhan Kebidanan…………………...14
1. Konsep Manajemen Kebidanan…………………………………….14
2. Model Pendokumentasian…………………………………….…….24
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................34
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………..42
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….43
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….45
LAMPIRAN………………………………………………………….(Terlampir)
A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan (SOAP) dan lainnya………(Terlampir)
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi
berupa maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke
kehidupan ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik.
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauteri
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan
pula miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari
kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang paling
besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi
semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system
pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan
penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi
terhadap neonatus (BBL).
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang
spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab
kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat
buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan,
si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan
yang berkualitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial neonatal.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari),
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada
semua sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan
golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi
dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa
penanganan yang tepat bisa berakibat fatal (Kemenkes RI, 2020).
Periode ini merupakan periode yang sangat rentan terhadap suatu
infeksi sehingga menimbulkan suatu penyakit. Periode ini juga masih
membutuhkan penyempurnaan dalam penyesuaian tubuhnya secara
fisiologis untuk dapat hidup di luar kandungan seperti sistem
pernapasan, sirkulasi, termoregulasi dan kemampuan menghasilkan
glukosa (Juwita & Prisusanti, 2020).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat (Jamil et al.,
2018). Kriteria bayi normal adalah lahir dengan umur kehamilan genap
37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500–4000
gram, panjang badan: 48–52 cm, lingkaran dada: 30– 38 cm, nilai
Apgar 7–10 dan tanpa cacat bawaan (Ribek et al., 2018). Lingkar
kepala bayi baru lahir yang normal adalah 34–35 cm, dimana ukuran
lingkar kepala mempunyai hubungan dengan perkembangan bayi yaitu
pertumbuhan lingkar kepala umunya mengikuti pertumbuhan otak,
sehingga bila ada hambatan/gangguan pada pertumbuhan lingkar
kepala, pertumbuhan otak juga biasanya terhambat (Ribek et al.,
2013).
2. Klasifikasi Bayi Baru Lahir
Neonatus dikelompokkan menjadi dua kelompok (Juwita &
Prisusanti, 2020), yaitu:
3
a) Neonatus menurut masa gestasinya
Masa gestasi atau dapat disebut dengan umur kehamilan
merupakan waktu dari konsepsi yang dihitung dari ibu hari
pertama haid terakhir (HPHT) pada ibu sampai dengan bayi
lahir (Novieastari et al., 2020).
1) Bayi kurang bulan: bayi yang lahir <259 hari (37 minggu).
2) Bayi cukup bulan: bayi yang lahir antara 259–293 hari (37
minggu–42 minggu).
3) Bayi lebih bulan: bayi yang lahir >294 hari (>42 minggu).
b) Neonatus menurut berat badan saat lahir
Bayi lahir ditimbang berat badannya dalam satu jam
pertama jika bayi lahir di fasilitas kesehatan dan jika bayi lahir
di rumah maka penimbangannya dilakukan dalam waktu 24
jam pertama setelah kelahiran (Novieastari et al., 2020).
1) Bayi berat badan lahir rendah: bayi yang lahir dengan berat
badan <2,5 kg.
2) Bayi berat badan lahir cukup: bayi yang lahir dengan berat
badan antara 2,5 kg–4 kg.
3) Bayi berat badan lahir lebih: bayi yang lahir dengan berat
badan >4 kg.
3. Tanda-tanda Neonatus Normal
4
intercostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit
g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa
h) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik
i) Kuku telah agak panjang dan lemas
j) Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia
mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan)
k) Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk
l) Eliminasi, urine, dan meconium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Meconium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket.
4. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir
a. Sistem pernafasan
Masa yang paling kritis neonatus adalah ketika harus mengatasi
resistensi paru pada saat pernapasan janin atau bayi pertama. Pada
saat persalinan kepala bayi menyebabkan badan khususnya toraks
berada di jalan lahir sehingga terjadi kompresi dan cairan yang
terdapat dalam percabangan trakheobronkial keluar sebanyak 10-28
cc. Setelah torak lahir terjadi meka nisme balik yang menyebabkan
terjadinya beberapa hal sebagai berikut yaitu:
1) Inspirasi pasif paru karena bebasnya toraks dari jalan lahir
2) Perluasan permukaan paru yang mengakibatkan perubahan
penting: pembuluh darah kapiler paru makin terbuka untuk
persiapan pertukaran oksigen dan karbondioksida, surfaktan
menyebar sehingga memudahkan untuk menggelembungnya
alveoli, resistensi pembuluh darah paru makin menurun sehingga
dapat meningkatkan aliran darah menuju paru, pelebaran toraks
secara pasif yang cukup tinggi untuk menggelembungkan
seluruh alveoli yang memerlukan tekanan sekitar 25 mm air.
3) Saat toraks bebas dan terjadi inspirasi pasif selanjutnya terjadi
dengan ekspirasi yang berlangsung lebih panjang untuk
meningkatkan pengeluaran lender (Sinta B 2019).
5
b. Sistem kardiovaskuler
6
Cara Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Normal adalah sebagai
berikut :
Pencegahan kehilangan panas Bayi baru lahir tidak dapat
mengatur tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat
kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
1) Keringkan bayi secara seksama.
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan
hangat.
3) Tutupi kepala bayi.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.
5) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir,
lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
6) Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah
lahir.
7) Tempatkan bayi di lingkungan hangat.
7
PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan
mengalami konstipasi.
f. Sistem Ginjal
g. Sistem Pencernaan
8
aorta
9
permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24 jam.
Biasanya, ia langsung mengosongkan payudara pertama dalam
beberapa menit. Frekuensi menyusui itu dapat diataur sedemikian
rupa dengan membuat jadwal rutin, sehingga bayi akan menyusu
sekitar 5-10 kali dalam sehari
b. Kebutuhan Buang Air Besar (BAB) Pada Bayi Baru Lahir
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak
BAB selama 2-4 hari bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berate
mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena memang tidak
ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat
diserap dengan baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap
normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lender atau
berbau busuk dan disertai demam dan penurunan berat badan bayi.
Jadi yang penting lihat pertuumbuhannya pakah anak tidak rewel
dan minumnya bagus, kalau 3 hari belum BAB, dan bayinya
anteng-anteng saja mungkin belum waktunya BAB.
Bayi yang pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam
pertama setelah lahir. BAB pertama ini disebut mekonium.
Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang
merupakan produk dari sel-sel yang diproduksi dalam saluran
cerna selama bayi berada dalam kandungan. BAB pertama dalam
24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi ataukah
pencernaanya normal atau tidak. Frekuensi BAB yang sering
bukan berarti pencernaanya terganggu. Waspadai nilai warnanya
putih atau disertai darah .
c. Kebutuhan Buang Air Besar (BAK) Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7-10 x sehari.
Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah
BAK harus diganti popoknya. Bayi mulai memiliki fungsi ginjal
yang sempurna selama 2 tahun pertama kehidupannya
Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada
kandungan kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine
10
tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24 jam. Jika urine pucat,
kondisi ini menunjukan masukan cairan yang cukup. Umumnya
bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari.
Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah
BAK harus diganti popoknya minimal 4-5/hari .
d. Kebutuhan Istirahat
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya
sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur
selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun samapai
malam hari sampai usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu
menyediakan selimut dan ruangannya yang hangat, serta
memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalus diingin.
Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia bayi. Pola tidur bayi masih belum tertur
karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan
kan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam hari
dibandingkan dengan siang hari.
6. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas normal atau tidak normal dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
i. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pertama
sesudah lahir meliputi kemampuan bayi menghisap kuat atau
lemah, bayi tampak aktif atau lunglai, bayi kemerahan atau
biru.
ii. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya.
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian
terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan
tindak lanjut. Seperti : bayi kecil untuk masa kehamilan, atau
bayi kurang bulan, gangguan pernapasan, hipotermia, infeksi,
11
cacat bawaan dan trauma lahir.
7. Prinsip Asuhan Bayi Baru Lahir
Saat bayi baru lahir maka kita melakukan prinsip asuhan sebagai
berikut:
1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian segera setelah lahir
3. Pencegahan kehilangan panas
4. Asuhan tali pusat
5. Inisiasi menyusui dini
6. Manajemen laktasi
7. Pencegahan infeksi mata
8. Pemberian vit K1
9. Pemberian imunisasi
10. Pemeriksaan BBL.
8. Pelayanan Asuhan Bayi Baru Lahir
Pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan terhadap bayi
baru lahir, meliputi tatalaksana bayi baru lahir :
a. Pada saat lahir 0 (nol) sampai 6 (enam) jam, asuhan yang
diberikan :
1) Menjaga bayi tetap hangat, dengan cara keringkan bayi
secara seksama, lakukan imd, selimuti bayi dengan
selimut bersih, kering dan hangat, tutupi kepala bayi,
anjurkan ibu memeluk dan memberikan asi, jangan segera
menimbang atau memandikan bayi, tempatkan bayi di
lingkungan yang hangat.
2) Inisiasi menyusu dini
3) Pemotongan dan perawatan tali pusat, cara merawat tali
pusat bayi sesudah melakukan dengan benar, jika punting
tali pusat kotor bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan keringkan dengan menggunakan kain bersih.
4) Pemberian suntikan vitamin KI 1 mg intramuscular di
paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini.
12
5) Pemberian salep mata antibiotik, berikan sebelum 12 jam
setelah persalinan.
6) Pemberian imunisasi hepatitis B, imunisasi HB0
dilakukan boleh dilakukan pada 0-7 hari usia bayi.
7) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
8) Pemantauan tanda bahaya
9) Pemberian tanda identitas diri.
b. Setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan)
hari, dilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali kunjungan, yang
meliputi:
1) 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam
2) 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari
3) 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari. (10) Dengan yang
diberikan:
a) Menjaga bayi tetap hangat;
b) Perawatan tali pusat;
c) Pemeriksaan bayi baru lahir;
d) Perawatan dengan metode kanguru pada bayi berat
lahir rendah;
e) Pemeriksaan status vitamin Kl profilaksis dan
imunisasi;
f) Penanganan bayi baru lahir sakit dan kelainan
bawaan; dan
g) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam
kondisi stabil, tepat waktu ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
13
B. Konsep Dasar Manajemen dan Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dan
rangkaian / tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien.
1. Proses Manajemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan stándar yang
dikeluarkan oleh American College of nurse midwife terdiri dari :
1. Secara sistematis menguimpulkan dan memperbaharui data yang
lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang
komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk
mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan
interpretasi data dasar
3. Mengidentifikasi kebutuhab terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan
bersam klien
4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat menbuat
keputusan dan bertanggung jawab kesehatannya
5. Membuat rencana yang komprehensif bersama klien
6. Secara pribadi bertanggunhg jawab terhadap implementasi rencana
individual
7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen
dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan
asuahn selanjutnya
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam
situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal
9. Melaukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan
kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan
14
Manajemen asuhan kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang
berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang
lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap
langkah tersebut bisa dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan
semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
15
2. Saling menghormati,penerima &pemberi asuhan
16
9. Menghormati aspek budaya setempat, kebiasaan, praktik-praktik adat,
dan keyakinan agama.
17
4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera,melakukan
tindakan,konsultasi,kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
Langkah I : Pengkajian
18
cara :
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
Pada langkah ini bidan menganalisa data dasar yang didapat pada
langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis,
sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan.
19
dirumuskan apabila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada
respon ibu terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
Masalah ini terjadi pada ibu tetapi belum termasuk dalam rumusan
diagnosa yang ada, karena masalah tersebut membutuhkan
penanganan/intervensi bidan, maka dirumuskan setelah diagnosa.
(Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
tersebut juga sering menyertai diagnosa).
20
masalah yang terjadi.
Pada langkah ini mungkin saja diperlukan data baru yang lebih
spesifik sehingga mengetahui penyebab langsung masalah yang ada,
sehingga diperlukan tindakan segera untuk mengetahui penyebab
masalah. Jadi tindakan segera bisa juga berupa observasi/ pemeriksaan.
21
Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh
Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan
bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakannya, baik lisan ataupun tertulis contoh format inform
conversal tertulis .
22
bermanfaat/efektif berdasarkan penelitian (Evidence Based).
3. Berikan infus RL
5. Chek kadar HB
6. Siapkan darah
Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan
kesehatan terhadap klien.
Langkah VI : IMPLEMENTASI
23
jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh
tersebut. Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan
biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
C. Model Dokumentasi
24
Model pendokumentasian ini mengembangkan pencatatan dan
pelaporan yang menekankan pada pasien dan segala pemecahannya.
1. Data dasar
2. Daftar masalah
5. Catatan perkembangan
2) Keuntungan POR :
3) Kerugian POR :
25
tersedia.
Data Subyektif: S:
……
O:
Data Obyektif:
A:
……..
P:
2) Keuntungan :
26
2. Memudahkan perawat untuk cesara bebas bagaimana
informasi akan dicatat
3) Kerugian
1. Flowsheet
2. Dokumentasi
27
1) Format CBE meliputi :
3. Grafik record
7. Daftar diagnose
2) Keuntungan CBE :
3) Kerugian CBE
28
1. Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung
pada checklist.
4. KARDEKS
Tanggal lahir
diet
intravenous therapy
29
konsultasi
tes diagnostic
2) Keuntungan
3) Kerugian
5. System komputerisasi
30
bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan untuk belajar,
meneliti dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas.
Beberapa kelemahan dokumentasi dengan system komputerisasi,
adalah: malfunction, impersonal effect, privacy, informasi tidak
akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya
yang harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit
computer. Aplikasi system komputerisasi dalam system informasi
dirumah sakit, meliputi seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan
keberadaan pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang,
sejak registrasi pasien, pengkajian data pasien, rencana pengobatan,
rencana perawatan, rencana asuhan dan KIE,pengobatan dan
pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan, klasifikasi pasien
dan catatan perkembangan pasien. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penyediaan system komputerisasi ini, antara lain:
perencanaan perlunya system computer, pemilihan produk,pelatihan
petugas pengguna, pemakaian system computer, keamanan data,
legalitas data (perlunya tanda tangan dokter), kebutuhan perangkat dan
evaluasi keuntungan sitem computer bagi pengguna, klien dan
administrasi.
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI SEGERA SETELAH LAHIR BAYI NY. T
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI USIA 0 HARI DI PUSKESMAS
KARANGPANDAN, KARANGANYAR
No Reg : 449.15XXX
32
Oleh : Sausan Aulia Fatiha
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Bayi
a. Nama : Bayi Ny T
b. Tanggal, jam lahir : Rabu, 12 April 2023
c. Jenis kelamin : Laki-laki
2. Data Ibu
a. Riwayat Obstetric : G3P2A0 UK: 37+2 Minggu
b. Frekuensi ANC : 6 Kali/ 3 kali di bidan dan 3 kali di dokter
c. Imunisasi TT : Lengkap
d. Obat – obatan/jamu yang diminum:
Ibu mengatakan mengkonsumsi Obat-obatan yang diberikan dengan
bidan yaitu besi sulfat, Vit c, kalk dan ibu mengatakan tidak minum
jamu
e. Kenaikan Berat Badan
Sebelum hamil : 52 kg
Kunjungan lalu : 63kg
Kunjungan ini : 63,5 kg
IMT : 26,4
f. Riwayat penyakit penyerta :
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit penyerta seperti TBC, DM,
Malaria, Hipertensi dsb.
33
g. Komplikasi selama hamil :
Ibu mengatakan jika selama hamil tidak ada komplikasi
h. Riwayat Persalinan Terakhir
Tanggal/jam : 12 April 2023/ 13.20 Wib
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Tempat persalinan : Puskesmas Karangpandan/ Ruang VK
Komplikasi : Tidak ada
b. APGAR SCORE
34
bereaksi sedikit Melawan
Total: 8
B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,6°
Pernapasan : 45x/ menit
Denyut Jantung :155x/ Menit
2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Rambut berwarna hitam, bersih, tidak ada kaput, ubun-ubun
besar sudah menutup, tidak ada kelainan kongenital.
b. Mata :
Simetris, Konjungtiva berwarna merah muda, Sklera berwarna
putih.
c. Hidung :
35
Bersih tidak ada secret, tidak ada benjolan, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
d. Mulut :
Bibir dan langit-langit normal
e. Telinga :
Bersih tidak ada secret dan serumen.
f. Leher :
Tidak ada pembesaran vena/kelenjar, pergerakan leher aktif
g. Dada :
Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
h. Bahu, Lengan dan Tangan :
Simetris, jari tangan lengkap, tidak ada kelainan, pergerakan
aktif.
i. Perut :
Bulat, tali pusat bersih.
j. Genetalia dan Anus :
Normal, tidak ada kelainan, anus berlubang.
k. Tungkai dan Kaki :
Simetris, jari kaki lengkap, pergerakan aktif
l. Punggung :
Tidak ada kelainan, tidak ada spina bifida
m. Kulit :
Kemerahan
n. Refleks :
1) Menghisap (sucking) :
Baik (ketika ibu menyentuhkan puting susu ke mulut bayi,bayi
reflek menghisap puting ibu)
2) Menggenggam (grasping) :
Baik (ketika jari telunjuk ibu disentuhkan ke telapak tangan
bayi,dengan reflek bayi menggenggam).
3) Refleks morro :
36
Baik (bayi seperti kaget ketika mendengar suara benda jatuh
secara tiba-tiba)
4) Reflek rooting :
(+) ketika tangan mengusap pinggir mulut,bayi memalingkan
kepala ke arah benda yang menyentuhnya
5) Reflek glabela :
(+) ketika dahi bayi diketuk pelan, bayi berkedip
6) Reflek tonic neck :
(+) ketika kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi
tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk
7) Refleks babinski :
(+) ketika bayi diusap dibagian telapak kaki,jari – jari nya
mencengkram
1) Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Jenis : ASI
Cara Pemberian : Disusui
Keluhan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK pertama : ± 3 x setelah persalinan
BAB pertama : 1 kali sehari
a. Hygiene (memandikan bayi) : 1 kali sehari
b. Perawatan tali Pusat : Menggunakan kasa kering diganti setelah
selesai mandi atau jika basah.
2) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
C. ANALISA DATA
a. Diagnosis Kebidanan
Bayi Ny T neonatus lahir cukup bulan 0 hari dengan dalam batas
normal
b. Masalah
37
Tidak ada masalah
c. Kebutuhan
Perawatan bayi baru lahir
D. PERENCANAAN
E. PENATALAKSANAAN
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi
tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas
dengan cara:
38
a. Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah ke belakang.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya
bayi akan segera menangis. (Saefudin, 2007)
2. Pemeriksaan Sepintas
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut ibu. Bila hal itu tidak memungkinkan, maka
letakkan bayi dekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi
harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering. Segera lakukan
penilaian:
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. (Saefudin, 2007). Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu
dinilai stabil maka lakukan pengikatan puntung tali pusat atau jepit
dengan klem plastik tali pusat.
39
4. Mempertahankan suhu bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. (Saefudin, Abdul
Bari. 2007. hal: 134-135). Suhu BBL normal antara 36-37°C.
(Prawiroharjo, 2007). Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah
36,5°C. Hipertermi adalah
F. EVALUASI
40
3. Melakukan pemotongan tali pusat setelah plasenta lahir dan kondisi
ibu stabil maka melakukan pengikatan puntung tali pusat atau jepit
dengan klem plastik tali pusat
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian asuhan bayi yang telah dilakukan pada bayi Ny. T dari
pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan diagnosis bayi baru lahir Ny. T
normal dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
41
Penatalaksanaan asuhan sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir yaitu :
Bayi Ny.T lahir spontan, segera menangis, warna kulit kemerahan, tonus
otot baik.
Mengganti kassa setiap hari agar tali pusat tetap kering dan terhindar dari
infeksi. . perawatan tali pusat bertujuan untuk menjaga agar tali pusat tetap
kering dan bersih , mencegah infeksi pada bayi baru lahir,membiarkan tali
pusat terkena udara agar cepat kering dan lepas (Paisal,2008)
Pulse Rate (frekuensi nadi) : 2 (nadi lebih dari 100x per menit)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir melalui pendekatan holistic dengan
tahap-tahap manajemen asuhan kebidanan terdiri dari pengkajian, analisis
42
data, penatalaksanaan berupa perencanaan, implementasi dan evaluasi, serta
pendokumentasian asuhan dalam bentuk SOAP notes. Berdasarkan tinjauan
kasus yang telah dibuat asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny.T
cukup bulan dapat disimpulkan sebagai berikut :
2. Pada analisis data didapatkan diagnosa kebidanan bayi baru lahir pada bayi
Ny.T dengan keadaan sehat. Dan tidak ada masalah yang terjadi.
5. Pada kasus tersebut, evaluasi yang didapatkan dari perencanaan yang telah
dilakukan, dimana evaluasi yang ada untuk menilai perencanaan apa yang
telah dilakukan dan bagaimana hasilnya. Dan telah diberikan asuhan bayi
baru lahir pada bayi Ny.T sesuai rencana yang telah dibuat.
B. SARAN
43
2. Bagi Klien dan Keluarga
Agar Klien lebih mengetahui dan memahami asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir secara fisiologis maupun psikologis serta masalah yang
terjadi.
4. Bagi Masyarakat
44
45
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
47