Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN MANAJEMEN KEBIDANAN PADA BAYI BARU

LAHIR NORMAL CUKUP BULAN SESUAI MASA


KEHAMILAN
Dosen Pembimbing : Ibu Friska Junita, SST., MKM

Disusun Oleh :

Dede Winingsih 17.156.02.11.044

Dinda Mentari 17.156.02.11.045

Dini 17.156.02.11.046

Dwita Sari Herada Putri 17.156.02.11.047

Elirahma Agustina 17.156.02.11.048

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas waktu dan kesempatan yang diberikan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih untuk sebesar – besar nya untuk yang terlibat secara langsung yaitu
Ibu Friska Junita, SST., MKM selaku Dosen Pembimbing PKK I di Puskesmas Kecamatan
Pulogadung maupun pihak tidak langsung dalam penyusunan makalah ini yang berjudul
“ASUHAN MANAJEMEN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL CUKUP
BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN”

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini bisa dikatakan masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun agar kedepannya kami
bisa lebih baik lagi.

Bekasi, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
a. Tujuan Umum ......................................................................................................................... 2
b. Tujuan Khusus ......................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................................................... 3
A. Bayi Baru Lahir ............................................................................................................................ 3
B. Ciri-ciri ......................................................................................................................................... 3
C. Klasifikasi Neonatus .................................................................................................................... 4
D. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal ................................................................................... 5
E. Penatalaksanaan ....................................................................................................................... 10
F. Komplikasi ................................................................................................................................. 11
BAB III TAMPILAN KASUS ...................................................................................................................... 14
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 24

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong tinggi
yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi pada tahun
1997. penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam
perode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan
bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup, kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada
bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksemia atau
hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah
perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh
kembang. Contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir
dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan
kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama
dapat menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan
tumbuh kembang.
Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal merupakan
periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, terutama
pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka
menurunkan angka kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi,
pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok
bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu pertama oleh kondisi
ibu waktu hamil dan melahirkan.
Berdasarkan hal yang tersebut diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus
dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal.

1
B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal
menggunakan 7 langkah manajemen varney dan melakukan pendokumentasian
menggunakan SOAP secara komperhensif.

b. Tujuan Khusus
a) Dapat melakukan pengkajian data pada bayi Ny. A baik data subyektif

maupun obyektif.

b) Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada bayi Ny. A

c) Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada bayi

Ny. A

d) Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk bayi Ny. A

e) Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk bayi Ny. A

f) Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik

pada bayi Ny. A

g) Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal

sampai akhir pada nayi Ny. A

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Bayi Baru Lahir

a. Definisi

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi

berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan

berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).

B. Ciri-ciri

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir

2500-4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera

menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan

baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI,

2010).

Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm,

lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut

jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak

terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang

dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan

baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi

laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada

bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta

3
adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam

24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010)

C. Klasifikasi Neonatus

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa

kasifikasi menurut Marmi (2015) , yaitu :

1) Neonatus menurut masa gestasinya :

a) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)

b) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)

c) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu

atau lebih)

2) Neonatus menurut berat badan lahir :

a) Berat lahir rendah : < 2500 gram

b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram

c) Berat lahir lebih : > 4000 gram

4
3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa

gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa

kehamilan) :

a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)

b) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

D. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal

Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui

apakah transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan

dengan lancar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis

komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.

Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya

untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul

pada setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan

lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal,

mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu

dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan,

terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS)

(Lissauer, 2013).

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah

untuk membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,

mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan

infeksi (Saifuddin, 2008). Asuhan bayi baru lahir meliputi :

1) Pencegahan Infeksi (PI)

5
2) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi

Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak

dilakukan penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir

dengan tiga pertanyaan :

a) Apakah kehamilan cukup bulan?

b) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?

c) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif? Jika ada

jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga

harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan

napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan

RI, 2013)

3) Pemotongan dan perawatan tali pusat

Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada

bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan

mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks,

kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah

pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat

dengan satu tangan melindungi perut bayi.

Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali

pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat

(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Perawatan rutin untuk tali

6
pusat adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga

tali pusat tetap kering dan terpapar udara, membersihkan dengan

air, menghindari dengan alkohol karena menghambat pelepasan

tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus (Lissauer,

2013).

4) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan

bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu

untuk melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi

mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian

besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90

menit, menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke-

45-60 dan berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup

menyusu dari satu payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam,

posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak

kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi

masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan

asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang,

pemberian vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang

pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar

menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

7
5) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6

jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan

tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

6) Pemberian salep mata/tetes mata

Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan

infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika

profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atau antibiotika

lain). Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah

kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika

diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kementerian

Kesehatan RI, 2013).

7) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis

tunggal di paha kiri

Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1

(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk

mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat

dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan

RI, 2010). Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan

hemorragic disease of the newborn dapat diberikan dalam

suntikan yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau

secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi

absorbsi yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada

bayi (Lissauer, 2013). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu

6 jam setelah lahir (Lowry, 2014).

8
8) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha

kanan

Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan

setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah

penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat

menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI,

2010).

9) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini

mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas

kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas tersebut selama 24

jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam

pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1

kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali

pada umur 8-28 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

10) Pemberian ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

minuman tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika

memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian ASI dan

makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI

ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes

Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk

9
dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini

(IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan

perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan

perdagangan bayi.

E. Penatalaksanaan

1) Jika bayi terlalu besar untuk lahir pervaginam akibat disproporsi

sefalopelvik, kelahiran sesar dapat dipertimbangkan untuk

melindungi janin dari trauma lahir dan kemungkinan cedera

serius (Green, 2012).

2) Pada kelahiran bahu yang mengalami kesulitan dilakukan

episiotomi yang cukup lebar untuk mengusahakan janin lahir atau

bahu dilakukan kleidotomi unilateral atau bilateral. Cedera akibat

kleidotomi dikonsulkan pada bagian bedah (Mochtar, 2012).

3) Apabila janin meninggal dilakukan embriotomi (Mochtar, 2012)

4) Penatalaksanaan pada bayi makrosomia menurut Wiknjosastro

(2009) antara lain :

a) Menjaga kehangatan

b) Membersihkan jalan nafas.

c) Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat.

d) Melakukan inisiasi menyusu dini .

e) Membersihkan badan bayi dengan kapas baby oil/minyak.

10
f) Memberikan salep mata/tetes mata.

g) Memberikan injeksi vitamin K.

h) Membungkus bayi dengan kain hangat.

i) Mengkaji keadaan kesehatan pada bayi dengan makrosomia

dengan mengobservasi keadaan umum dan vital sign serta

memeriksa kadar glukosa darah pada usia 1 jam, 2 jam, dan 4

jam, kemudian setiap 4 jam selama 24 jam hingga stabil

(Davies, 2011).

j) Memantau tanda gejala komplikasi yang mungkin terjadi.

k) Memberikan terapi sesuai komplikasi yang dialami oleh bayi.

F. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin akan dialami oleh bayi dengan

makrosomia adalah :

1) Hipoglikemia

Hipoglikemia didefinisikan sebagai kadar gula darah (blood

sugar level/BSL) <2,6 mmol/L ketika diukur dengan glukometer

bedside atau mesin gas darah (1 mmol/L = 18 mg/dl). Untuk bayi

makrosomik penilaian dilakukan pada usia 1 jam, 2 jam, dan 4

jam, kemudian setiap 4 jam selama 24 jam hingga stabil (Davies,

2011).

2) Hipokalsemia

Hipokalsemia disebabkan ketidaknormalan pada kadar kalsium

ibu yang disalurkan pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu

11
yang tinggi selama kehamilan (diabetes) direspon oleh janin

berupa hipoparatiroid yang kemudian menyebabkan

hipokalsemia.

3) Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia adalah naiknya kadar bilirubin serum

melebihi normal. Pada neonatus terdiri dari hiperbilirubin tidak

terkonjugasi (indirek) dan terkonjugasi (direk). Gejala yang

paling mudah diidentifikasi adalah kulit selaput lendir menjadi

kuning. Dikatakan ikterus bila bilirubin serum >5mg/dl.

4) Polisitemia

Polisitemia adalah keadaan ketika jumlah sel darah merah

(eritrosit) yang terkandung dalam darah melampaui batas normal

sehingga darah menjadi lebih kental. Biasanya didefinisikan

sebagai hematokrit (Ht) vena di atas 0,65. Polisitemia dapat

terjadi pada bayi yang terlahir dari ibu dengan diabetes melitus

(Green, 2012). Bayi yang berisiko (pertumbuhan janin terhambat,

makrosomia, kembar) harus diperiksa hematokritnya (Lissauer,

2009).

5) Trombositopenia

Trombositopenia adalah penurunan kadar trombosit dalam darah

akibat hemodilusi. Kadar trombosit dalam darah adalah <100.000

sel/uL jika dinyatakan mengalami trombositopenia.

12
6) Asfiksia

Makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu yang berakibat

pada komplikasi salah satunya gangguan pada medula oblongata

dengan pusat vitalnya sehingga menimbulkan asfiksia ringan,

berat, sampai berujung pada kematian (Manuaba, 2007).

7) Distosia bahu

Makrosomia dapat menyebabkan terjadinya distosia pada

persalinan pervaginam yang dapat berakibat pada fraktur

klavikula (Prawirohardjo, 2009).

13
BAB III
TAMPILAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL PADA BY. NY. A

Hari / Tanggal : Minggu, 03 Maret 2019 Bidan : Marintan P, Amd.Keb

Tempat : Puskesmas Kecamatan Pulogadung Diagnosa : BBLN

I. PENGKAJIAN

Hari / Tanggal : 03 Maret 2019 Pukul : 23.30 WIB

A. Data Subyektif

1. Biodata Bayi

Nama : BY. Ny “A”

Tanggal/jam lahir : 03 Maret 2019 Jam : 21.30 WIB

Jenis Kelamin : Perempuan

2. Biodata Orang tua

Nama Ibu : Ny. A Nama Bapak : Tn. S

Umur : 28 Tahun Umur : 33 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. H. Ten 12/01 Pulogadung

3. Riwayat Kehamilan

G2 P1 A0, umur kehamilan : 39 minggu 2 hari

ANC : 2 x, di : Bidan

14
TT : 2 x( kehamilan yang ke 24 mgg dan kehamilan

yang ke 28 mgg)

Kenaikan BB : 11 kg

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam Keluarga tidak ada yang menderita penyakit baik menular (HIV-

AIDS, Hepatitis), menurun (DM, Epilepsi), maupun menahun (Ashma, Jantung).

5. Riwayat Persalinan

a. Kala I : 9 jam, mulai jam 13.00 WIB

b. Kala II : 16 menit, mulai jam 21.15 WIB

  DJJ : 136 x / menit

  Warna air ketuban : Jernih

  Caput : Tidak ada

  Cefal Hematuma : Tidak ada

  Anak lahir seluruhnya jam : 21.30 WIB

  Jenis persalinan : Normal

  Apgar Score : 8 – 9 – 10

Skore 1 menit 5 menit 10


menit
A: Appearance colour (warna kulit) 2 2 2
P: Pulse/ Head Rate (frekuensi jantung) 2 2 2
G: Grimace (reaksi terhadap rangsangan) 2 2 2
A: Activity (tonus otot) 1 2 2
R: Respiration (usaha nafas) 1 1 2
Jumlah 8 9 10

6. Nutrisi

o Minum : Belum dilakukan

15
o Jenis : Belum dilakukan

o Cara pemberian : Belum dilakukan

7. Eliminasi

o BAK pertama kali tanggal : 03 Maret 2019 jam : -

Warna :-

o BAB pertama kali tanggal :03 Maret 2019 jam : -

Warna :-

Konsistensi :-

Bau :-

8. Istirahat/tidur

o Tidur : belum dilakukan

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

  BB Lahir : 2900 gram

  PB Lahir : 48 cm

  LD lahir : 29 cm

  LK Lahir : 30 cm

  Warna kulit : kemerahan

  Warna kuku : putih kemerahan

  Tangis bayi : kuat spontan

2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital

  Respirasi : 40 x/menit

  HR : 136 x/menit

16
  Suhu : 36,7 oC

3. Pemeriksaan kepala

  Keadaan Ubun-ubun : belum menutup, tidak ada pencekungan dan

pencembungan

  Sutura : berhimpitan, tidak saling tumpang tindih

  Penonjolan/pencekungan : tidak ada

  Ukuran kepala : DMO : 12 DFO : 11 cm

4. Telinga

  Letaknya/kesimetrisan : simetris

  Kelainan : tidak ada

5. Mata

  Kesimestrisan : simetris

  Tanda –tanda infeksi : tidak ada

  Konjungtiva : tidak anemis

  Sclera : tidak ikterik

  Kelaianan pada mata : tidak ada

  Secret : tidak ada

6. Hidung dan Mulut

  Kelainan bawaan : tidak ada

  Refleks menghisap : kuat

  Kesimetrisan : simetris

17
7. Leher

  Pembengkakan : tidak ada

  Benjolan : tidak ada

8. Dada

  Bentuk : simetris

  Putting : menonjol

  Bunyi napas : normal

  Jantung : dalam batas normal

9. Bahu, lengan, dan tangan

  Gerakan : normal

  Kelainan : tidak ada

  Bentuk : simetris

  Kesimetrisan : simetris kanan dan kiri

  Jumlah jari : lengkap, 10 jari.

10. Sistem saraf

  Reflek Moro : baik, bayi bila diangkat memperlihatkan

gerakan seperti memeluk.

  Reflek Rooting : baik, bayi mencari benda yang ditempelkan

dipipinya.

  Reflek Grasping :baik, saat tangan bayi diberi telunjuk maka

tangan bayi akan menggenggam.

  Reflek Walking : baik, saat telapak kaki bayi disentuh dengan jari

maka akan bergerak-gerak.

  Reflek Sucking : baik, bayi menghisap dengan kuat.

18
  Reflek Tonic Neck : ada, bayi dapat menggerak-gerakkan kepalanya.

11. Abdomen

  Bentuk : simetris

  Penonjolan lilitan tali pusat pada saat menagis : tidak ada

  Perdarahan tali pusat : tidak ada

12. Genetalia

  labia mayora sudah menutupi labia minora

13. Tungkai dan Kaki

  Bentuk : simetris

  Gerakan : normal

  Kelainan : tidak ada

14. Punggung

  Pembengkakan/Pencekungan : tidak ada

  Spina Bifida : tidak ada

15. Anus

  Berlubang : ya

16. Kulit

  Vernik : ada

  Warna : kemerahan

  Tanda lahir : tidak ada

17. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

  Golongan darah : Tidak dilakukan

  Hb : Tidak dilakukan

  Bilirubin : Tidak dilakukan

19
  Leukosit : Tidak dilakukan

  Lain-lain : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 03 Maret 2019 / 21.15 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Neonatus Cukup bulan sesuai umur kehamilan usia 2 jam

III. DIAGNOSA POTENSIAL dan ANTISIPASI

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. INTERVENSI

Tanggal : 03 Maret 2019 / Jam 21.15 WIB

a. bersihkan jalan nafas

b. penuhi kebutuhan nutrisi

c. pertahankan kehangatan tubuh bayi

d. keringkan tubuh bayi dari lendir dan darah

e. beri minyak telon pada bayi

f. lakukan pengukuran BB, PB, DMO, DFO

g. Cek anus berlubang atau tidak

h. pekaikan pakaian bayi dan memasang identitas bayi

i. beri injeksi Vit K 0.5 ml secara IM

20
j. bedong bayi dengan kain kering

k. letakkan bayi dibawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal 21 Maret 2019 Jam 21.15

a. Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan kassa steril dan menghisap balon

karet.

b. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan pemberian ASI (colostrum)

c. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi

d. Mengeringkan tubuh bayi dari lender dan darah

e. Memeberi minyak talon pada bayi

f. Melakukan pengukuran BB, PB, LK, LD, DMO, dan DFO

g. Merawat tali pusat dengan kassa streril

h. Mengecek anus berllubang atau tidak

i. Memakaikan pakaian bayi dan memasang identitas bayi

j. Memberi injeksi vit.K 1 mg secara IM

k. Membedong bayi dengan kain kering

l. Meletakkan bayi di bawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung.

VII. EVALUASI

Tanggal 03 Maret 2019 Jam: 21.15 WIB

a. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis

b. Vital Sign : HR : 136 x/menit S : 36,7OC

R : 35 x/menit

c. BB: 2900gram, PB: 48 cm, LK: 30 cm, LD: 29 cm, DMO: 12 cm, DFO: 11 cm

21
d. APGAR Score: 8-9-10

e. bayi memakai gelang identitas warna biru

f. bayi mendapat injeksi vit.K 1 mg dip aha lateral kiri

g. anus berlubang

h. bayi berada di bawah sinar pemancar

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 14 februari 2019 / Jam : 14.00 WIB

S : Ibu mengatakan bayinya sudah mulai menetek dengan kuat

O : - Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis

- Vital sign : s : 36,6 OC R : 50 x/menit

HR : 120 x/menit

- BB: 2900gram, gerakan aktif.

- warna kulit : kemerahan

- tangisan bayi : kuat

A : Bayi baru lahir normal dengan berat badan sesuai masa kehamilan, hari pertama.

P : - Mengobservasi keadaan umum dan tanda tanda vital

- Memenuhi kebutuhan nutrisi asi ekslusif

- Menjaga kehangatan bayi

- Merawat tali pusat untuk mencegah infeksi

- Mengobservasi eliminasi

- Mengganti popok dan pakaian bayi bila basah

- Memberi ketenangan pada bayi

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Ditegaskan dari penelitian yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Terhadap Bayi Ny. A di Puskesmas Kecamatan Pulogadung, bayi baru lahir normal adalah bayi

yang lahir tanpa masalah apapun, lahir dengan umur kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat

badan 2500 – 4000 gram tanpa cacat bawaan.

Bayi baru lahir dilakukan perawatan rutin diatas perut ibu segera dilakukan IMD dan

dilakukan penilaian selintas yaitu bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan,

cukup bulan. Didukung dengan teori yang ada dari Ambarwati (2010) Inisiasi menyusu dini

atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi

melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the best crawl atau merangkak mencari

payudara. Dari penelitian yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap

Bayi Ny. S di Puskesmas Kecamatan Pulogadung, bahwa melakukan IMD sebelum

pemeriksaan fisik tidak sampai 1 jam dan penyuntikan Hb. O setelah 6 jam bersamaan dengan

memandikan bayi.

23
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Jilid 1.

Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Varney H, Kriebs JM, dan Gegor CL. 2006. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta: EGC

http://eprints.umpo.ac.id/3317/7/DAFTAR%20PUSTAKA%20DAN%20LAMPIRAN.pdf

https://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0313027_bab2.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai