OLEH
NIM : 30718004
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL KASUS
04 Februari 2021
MAHASISWA
NIM 30718004
PENDAHULUAN
Bab IV : Pembahasan
Daftar Pustaka
BAB II
Tinjauan Pustaka
3. Sasaran Program Kb
Berdasrkan tujuan yang dicapai sasaran program KB dibagi
menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran
langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan lebijakan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Fitri, 2018)
4. Suntikan progestin
Suntikan progestine sangat efektif, aman dan dapat dipakai oleh
semua perempuaan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih
lambat rata- rata 4 bulan, dan cocok untuk masa laktasi karena tidak
menekan produksi ASI (Setyaningrum, 2016)
A. Jenis suntikan progestin
Depo Medroksuprogesterone Asetat (Depoprovera), mengandung
150 mg DMPA, yang di berikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntikkan intramuskular
Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung
200 mg Noretdron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intramuskular (Noviawati, 2018)
B. Cara kerja
Setelah disuntikan, hormon progesteron akan di lepaskan secara bertahap ke
dalam aliran darah. Hormon di dalam KB suntik ini dapat mencegah proses
proses pembuahan
Primer : Mencegah Ovulasi
Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Liteinizing hormone
(LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian
DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar
kelenjar yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama
endometrium bisa menjadi semakin sedikit sehingga hampir tidak di
dapatkan jaringan apabila dilakukan biopsi, tetapi perubahan tersebut
akan kembali normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA
berakhir
Sekunder
- Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa
C. Keuntungan
Sangat efektif mencegah kehamilan jangka panjang
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
Menurunkan kejadian kanker endometrium dan kehamilan ektopik
beberapa penyebab penyakit radang panggul
D. Efek samping
Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang
Perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
Kenaikan BB.
Keputihan
Perubahan libido
3) Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Biasanya usia
11-16 banyak darah sekitar 40-50 cc, keluaran gumpalan dan cairan.
(Setyaningrum, 2016)
b. Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialamidengan
menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari biasanya sekitar 23 – 32 hari
c. Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya kita kaji dengan beberapa
pertanyaan pendukung, misalnya kita tanya sampai berapa kali
mengganti pembalut dalam sehari (Setyaningrum, 2016)
d. Keluhan
Beberapa wanita mengalami keluhan yang dirasakn ketika mengalami
menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala, sampai pingsan, atau
jumlah darah yang banyak. Pasien yang tidak menerima gangguan haid
terutama amenore tidak dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi
suntik hormonal.
e. Gangguan kesehatan alat reproduksi
Beberapa data perlu dikaji apakah klien pernah mengalami gangguan
seperti keputihan, infeksi, gatal karena jamur
4) Riwayat Kesehatan
Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu
diketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit
5) Riwayat penyakit keluarga
Informasi tentang keluarga pasien penting untuk mengidentifikasi
wanita yang beresiko penyakit genetik yang dapat mempengaruhi hasil akhir
kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik. Di
tanyakan mengenai latar belakang kesehtan keluarga terutama anggota
keluarga adakah yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis,
HIV/AIDS) penyakit menurun (diabetes melitus, asma, hipeertensi),
menahun (jantung, ginjal) riwayat kehamilan kembar
6) Riwayat Psikososial Ekonomi
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada
pasien dan keluarga
7) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
serta rencana KB yang akan digunakan
8) Pola kehidupan sehari hari
a. Pola makan
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran
bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya. Kita bisa menggali dari
pasien tentang makanan yang disukai, seberapa banyak ia
mengkonsumsinya
b. Pola minum
Kita harus juga dapat memperoleh data tentang kebiasaan pasien dalam
memenuhi kebutuhan cairannya. Yang perlu ditanyakan yaitu frekuensi
minum, jumlahper hari, dan jenis minuman apa saja yang diminum
c. Pola istirahat
Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama klien tidur malam dan
tidur siang, rata rata tidur malam normalnya lamanya adalah 6-8 jam,
sedangkan siang tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur malam
d. Pola eliminasi
Menggambarkan pola kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi
jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi warna dan jumlah. Normalnya BAK 5-6 kali hari warna
kekuningan bau khas. BAB 1 kali sehari konsistensi lembek, terakhir
jam berapa (Setyaningrum, 2016)
e. Pola seksual
Bidan dapat menanyakan hal hal yang berkaitan dengan aktifitas
seksual, yaitu tanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam
seminggu. Dan tanyakan apakah pasien mengalami gangguan ketika
melakukan hubungan seksual. Misalnya nyeri saat berhububngan,
adanya ketidakpuasan terhadap suami dan lain sebagainya
B. Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
Untuk mengetahui ini kita cukup mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan. Hasil pengamatan kita laporkan baik dan
lemah . Dengan Kriteria :
i. Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain.
ii. Lemah
Jika pasien kurang atau tidak memberikan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang
lain (Sulistyawati, 2015)
b. Kesadaran
untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita
dapat melakukan pengkajian kesadaran mulai dari
composmentis, apatis, delirium, samnolen, semi koma,
koma (Yuliani, Musdalifah, 2017)
c. Keadaan emosi : stabil
d. Tanda tanda vital
Tekanan darah
Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah
110/70 – 130/90 mmHg. Ibu dengan tekanan darah
>180/110 mmHg tidak disarankan memilih Kb
suntik (Yuliani, Musdalifah, 2017)
Suhu
Normalnya 36,50c-37,50c suhu lebih dari 37,50c perlu
diwaspadai adanya infeksi (Yuliani, Musdalifah,
2017)
Nadi
Normalnya frekuensi nadi orang dewasa yaitu 60 –
100 x/menit (Yuliani, Musdalifah, 2017)
Respirasi
Untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan
Normalnya 16-24 x/menit (Sutanto, 2018)
e. Berat badan
Ditimbang tiap kali kunjungan untuk mengetahui
penambahan berat badan ibu. Penambahan berat badan
dikatan tidak normal pada ibu peseta KB 2-5 kg perbulan
(Hartono, 2015)
C. Pemeriksaan Khusus
1) Inspeksi
Adalah pemeriksaan dengan cara melihat atau memandang.
Tujuan untuk melihat keadaan umum pasien, gejala lehamilan,
dan adanya kelainan
a. Rambut
b. Muka
Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan adanya kelumpuhan
tidak terdapat cloasmagravidarum, tidak ada pembengkakan
c. Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal, warna merah muda,
Sclera normal berwarna putih bila merah kemungkinan ada
conjungtivitis
d. Hidung
Normal tidak ada polip, kelainan bentuk, kebersihan cukup
e. Telinga
Normal tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak berbau,
bentuk simetris
f. Mulut
Adakah sariawan ,kebersihan, saat kehamilan sering terjadi
stomatitis dan gingivitis yang mengandung pembuluh darah
dan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agar selalu
g. Gigi
Adakah karies gisi atau keropos yang menandakan ibu
kekurangan kalsium.
h. Leher
Normal tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, dan tidak di temukan bendungan
vena jugularis
i. Dada
Normal bentuk simetris, tidak adanya hiperpigmentasi aerola,
puting susu bersih dan menonjol.
j. Abdomen
Bentuk normal tidak ada bekas luka operasi
k. Vagina
Normal, apakah terdapat vaises pada vulva dan vagina, tidak
ada odema, tidak ada condyloma akuminata
l. Anus
Normal, tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus
m. Ekstremitas
Simetris, terdapat odema pada kaki (Hartono, 2015)
2) Auskultasi
a. Dada
Mendengarkan bunyi jantung di bagian kiri atas dada bunyi
jantung normal yaitu reguler, apakah terdapat rongki atau wizink
b. Perut
Untuk mengetahui bising usus. Normal bising usus yaitu 5-34 kali
permenit
3) Palpasi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba.
Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan, (Hartono, 2015)
a. Leher
Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar thyroid,
pembesaran kelenjar limfe dan ada tidaknya bendungan pada vena
jugularis.
b. Dada
Mengetahui ada tidaknya benjolan atau masa pada
payudara(Susanto, 2017)
c. Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada masa, nyeri tekan pada abdomen
d. Ekstremitas
Pembengkakan pada kaki atau tungkai yang terjadi pada ibu
(Susanto, 2017)
4) Perkusi
a. Reflek Patela
Normalnya tungkai bawah akan bergerak edikit ketika tendon
ditekuk. Bila reflek patela negatif kemungkinan pasien mengalami
kekurangan B1 (Susanto, 2017)
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pp test sehingga diketahui apakah ibu hamil atau tidak
B. INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal : jam :
Diagnosis:
Ny ...usia...tahun P2 A0 akseptor KB suntik 3 bulan
a. Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan
dengan kehamilannya. Di bedakan dengan primigravida (hamil
yang pertama kali) dan multigravida (hamil yang kedua atau lebih)
b. Data subjektif
Data subjektif yaitu berupa data fokus yang dibutuhkan untuk
menilai keadaan ibu sesuai kondisinya
c. Data Obyektif
1) Keadaan umum : Baik atau lemah
2) Kesadaran : Composmentis, apatis, delirium, samnolen,
sopor, atau koma
3) Tanda - tanda Vital
TD : 110/70 – 130/90 mmHg
N : 60 – 80 kali per menit
S : 36,50c-37,50c
RR : 16- 24 kali permenit
BB : Ditimbang setiap kali kunjungan untuk mengetahui
penambahan berat badan ibu
d. Muka
Tidak terdapat cloasmagravidarum
e. Payudara
Normal, bentuk simetris, tidak terdapat hiperpigmentasi pada
areola mamae, tidak ada benjolan, tidak ada keluaran
f. Abdomen
Tidak teraba balotement atau pasien tidak sedang hamil
g. Pemeriksaan Urine
Pp test negative (-) (Hartono, 2015)
C. Identifikasi Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lainnya berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil terus mengamati kondisi klien (Hartono, 2015)
D. Identifikasi Tindakan Segera
Dalam pelaksanaannya terkadang bidan di hadapkan pada beberapa
situasi yang melakukan penanganan segera dimana bidan harus melakukan
tindakan untuk menyelamatkan pasien, namunkadang juga berada pada
situasi pasien yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu
instruksi dokter
E. Intervensi
Tanggal : jam :
Diagnosis:
Ny “..” usia...tahun P..A.. akseptor KB suntik 3 bulan
Tujuan :
Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan, meliputi sasaran,
dan target hasil yang akan dicapai (Setyaningrum, 2016)
Intervensi :
1) Lakukan pendekatan pada ibu dan suami serta keluarga
Rasional : dapat membangun kepercayaan ibu dan keluarga
serta suami terhadap tenaga kesehatan dan menjalin hubungan
yang baik (Setyaningrum, 2016)
2) Lakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu setuju
dengan tindakan yang akan dilakukan
Rasional : setiap tindakan medis yang mengandung resiko harus
dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan
dalam keadaan sadar dan sehat mental (Setyaningrum, 2016)
3) Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
Rasional : adanya informasi mengenai hasil pemeriksaan
membuat ibu tidak cemas atau tidak khawatir dengan
kondisinya saat ini (Setyaningrum, 2016)
4) Beritahu ibu tentang efek samping KB
Rasional : dengan memberi tahu tentang efek samping KB ibu
tidak akan cemas dengan keadaan yang dialaminya saat
menggunakan kontrasepsi (Setyaningrum, 2016)
5) Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang
Rasional : kunjungan ulang adalah salah satu hal yang penting
untuk mendeteksi adanya tanda bahaya (Setyaningrum, 2016)
F. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah
disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengamati masalah
klien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh klien, sebanyak mungkin
klien harus dilibatkan dalam proses implementasi ini. Bila kondisi klien
berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun
implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus
disesuaikan (Kemenkes, 2017)
G. Evaluasi
Langkah selanjutnya adalah evaluasi, tafsiran dari efek tindakan yang telah
diambil untuk menilai efektifitas asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan.
Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus
ketepatan nilai asuhan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi
ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif
sehingga tercapai tujuan yang diharapkan (Kemenkes, 2017)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nim : 30718004
1. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas klien (Tanggal 04 Februari 2021 Jam 08.55 WIB)
No Reg: 01006594
Nama Klien : Ny.”M” Nama Suami : Tn.”R”
Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun
Suku/ Kebangsaan :Jawa/ Indonesia Suku/Kebangsaan Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Buruh
Penghasilan :- Penghasilan :3.500.000
Agama :Islam Agama : Islam
Alamat : Banjaran RT 1 RW 01 Kota Kediri
2. Keluhan utama
Ny “M” mengatakan ingin melakukan KB suntik 3 bulan, Ibu
mengatakan tidak menstruasi selama menggunakan KB suntik 3 bulan
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche 13 tahun, tidak menstruasi selama menggunakan KB
suntik 3 bulan. Mengalami keputihan (flor albus) warna putih bau khas
tidak gatal
Keluhan saat haid : (contreng sesuai dengan keluhan)
Disminorhe spoting menorhagia
premenstrual syndrome
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
IMT :
Berat Badan (kg) = 65,5 = 16 (Kurus)
Badan (m) x Tinggi Badan (m) 1,57 x 1,57
Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Kepala : Warna rambut : Hitam
Rontok : sedikit
Benjolan : Tidak ada
Ketombe : ada
- Muka : Cloasma gravidarum : Tidak Ada
- Mata : Conjungtiva : Merah muda +/+
Sklera : Putih +/+
Pandangan : Normal tidak kabur
- Hidung: Bentuk : Simetris
Secret : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih terjaga
- Mulut dan gigi Hipersalivasi : Tidak ada
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Gusi berwarna merah muda
Stomatitis : Tidak ada
Bibir : Lembab dan berwarna merah
muda
Lidah : Bersih dan tidak ada
stomatitis
- Leher
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
pembesaran
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada Axilla
- Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
Kebersihan : Bersih
- Payudara Bentuk : Simetris
Hiperpigmentasi : tidak ada (-/-)
papilla mammae : menonjol (+/+)
Benjolan/tumor : (-/-)
Keluaran : (-/-)
Kebersihan : Bersih (+/+)
- Abdomen pembesaran : Tidak ada
Striac albican : Tidak Ada
Striac livida : Tidak ada
Linea alba : Tidak ada
Linea nigra : tidak ada
Bekas operasi : Tidak Ada
- Anogenital vulva dan vagina : Tidak di kaji
- Ekstremitas atas dan bawah
Varices : Tidak ada (-/-)
Odema : tidak ada (-/-)
b. Palpasi
- Leher pembesaran vena jugularis : tidak ada (-/-)
- Pembesaran kelenjar thiroid : tidak ada(-/-)
- Payudara benjolan / tumor : tidak ada (-/-)
Keluaran : tidak ada (-/-)
- Perut pembesaran : tidak ada
- Ekstremitas atas dan bawah
Varices : Tidak ada (-/-)
Odema : tidak ada (-/-)
II. INTERPRETASI DATA DASAR (04-02-2021/08.55 WIB )
Intervensi :
Diagnosa :
Masalah Amenorhea
12 November 2020
Subjective :
Obyektive :
Analisa :
PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan yang dilakukan
penulis kepada Ny. M dengan berfokus pada KB suntik 3 bulan di Puskesmas
Kota Wilayah Utara. Asuhan kebidanan di lakukan dengan langkah langkah
manajemen asuhan Kebidanan Varney. Pembahasan di Bab ini, menguraikan
kesenjangan yang di temukan antara teori dengan kasus yang diambil.
A. Pengkajian
Pada pengkajian di dilakukan dengan wawancara dan observasi
langsung pada pasien. Dimana wawancara menghasilkan data subjectiv ibu
mengatakan sudah menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak mengalami
menstruasi. Amenorhea normal bagi akseptor suntik 3 bulan karena Kadar
Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Liteinizing hormone (LH)
menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA,
endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar kelenjar yang
tidak aktif sehingga tidak trjadi menstruasi. (Fitri,2018)
Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus
Data objektif diambil dari pemeriksaan fisik Keadaan umum :
Baik, Kesadaran : Composmentis, Tekanan Darah : 110/75 mmHg, Nadi :
78 kali/ menit, Pernapaasan : 22 kali/ menit, BB : 64 kg
(Sulistyawati,2009)
Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus
B. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data dasar, data dari hasil pengkajian mencangkup masalah
dan diagnosa. Pada kasus ini di dapatkan diagnosa kebidanan Ny “M”
usia 35 tahun P2A0 akseptor KB suntik 3 bulan dengan Amenorhea.
Masalah yang muncul yaitu tidak mengalami menstruasi setelah dilakukan
KB suntik 3. Pada teori ibu yang mengalami amenorhea pada akseptor KB
suntik 3 bulan merupakan fisiologis
Jadi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
C. Intervensi
Pada kasus rencana tindakan yang akan di lakukan yaitu : bina
hubungan baik dengan ibu, beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, beri
ibu informed consent, beritahu ibu untuk kunjungan ulang pada 27 April
2021, beritahu ibu tentang KIE efek samping KB suntik 3 bulan.
Menurut teori amenorhe merupakan fisiologis dikarenakan Kadar
Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Liteinizing hormone (LH)
menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA,
endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar kelenjar yang
tidak aktif sehingga tidak terjadi menstruasi, Bila tidak hamil, pengobatan
apapun tidak perlu
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus
D. Implementasi
Pada langkah ini adalah penerapan rencana asuhan yang sudah
dibuat. Rencana asuhan di lakukan secara menyeluruh seperti diuraikan
pada langkah intervensi, pada kasus pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
asuhan yang sudah direncanakan. Pada langkah ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus
E. Evaluasi
Padaa langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan, meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenui sesuai
diagnosis dan masalah.
8. Pada kasus evaluasi yang diperoleh yaitu : ibu kooperatif dengan
pelayanan bidan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan, Ibu nyaman dan
senang dengan pelayanan bidan, Ibu mengerti jadwal kunjungan ulang
pada tanggal 27 April 2021, Ibu mengerti bahwa efek smping KB suntik 3
bulan mengalami gangguan menstruasi dan ibu tidak merasa khawatir.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian tidak ada kesenjangan
B. SARAN
Dinas Kesehatan Kota Kediri. 2018. Profil Kesehatan Kota Kediri 2018. Kediri:
Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Dinkes Provinsi, Jatim. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2017.
https://dinkes.jatimprov.go.id/read/umum/bkkbn-Jatim-targetkan-
kampung-kb-rampung-akhir-april-, (diakses pada 20 November 2020
pukul 19.00 WIB)
Fitri Imelda. 2018. Nifas Kontrasepsi Terkini dan Keluarg Berencana Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data: Contoh Aplikasi Studi Kasus Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.