Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR BARU KB


IUD/AKDR PADA Ny.A UMUR 36 TAHUN P2A0H2
DI RUMAH BERSALIN YUFI
MEDIKA SAMPIT

Oleh :

KARINA WATI

NIM. 202008020

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2021
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR


BARU KB IUD PADA Ny.A UMUR 36 TAHUN P2A0H2 ” di Rumah Bersalin
Yufi Medika telah disetujui oleh pembimbing.

Hari/tanggal :25 Maret 2021

Sampit, 25 Maret 2021

Mahasiswa

Karina Wati

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Reni Yuli Astutik,SST,M.Kes Wahyu Fitriani Pratiwi,Amd,Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Asuhan Kebidanan Pada
Akseptor Baru Kb IUD Pada Ny.A Umur 36 Tahun P2002 Di Rumah Bersalin Yufi
Medika.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu selama penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini karena keterbatasan pengetahuann dan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan.

Sampit, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................
1.4Manfaat......................................................................................................
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kajian dari sumber pustaka......................................................................
2.2 Kajian dari jurnal penelitian.....................................................................
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Data subjektif...........................................................................................
3.2 Data Objektif............................................................................................
3.3 Analisa .....................................................................................................
3.5 Implementasi............................................................................................
3.6 Evaluasi....................................................................................................
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pembahasan..............................................................................................
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan...............................................................................................
5.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran

yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu

saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam

keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan

laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk memenuhi permintaan

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas,

menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil

berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)

merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi sebagian

wanita. IUD merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering

digunakan di seluruh dunia dengan pemakaian mencapai sekitar 100 juta wanita,

sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru AKDR memiliki efektivitas lebih

dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian satu tahun atau lebih

(Glasier dan Gebbie, 2012).

Pemakaian IUD terhadap penurunan fertilitas mempunyai efektifitas dan

tingkat kembalinya yang cukup tinggi. Risiko kegagalan IUD khususnya Tcu-380A
sebanyak 0,8% tiap 100 wanita bahkan bisa 1:170 wanita pada pemakaian tahun

pertama (Siswosudarmo dkk, 2001). Metode kontrasepsi IUD dapat menjamin

sekurangnya tiga tahun jarak kehamilan. Pengaturan jarak kehamilan lebih dari dua

tahun dapat membantu wanita memiliki anak yang sehat dan meningkatkan

peluang mereka untuk terus hidup sebesar 50%.

Seperti sebagian besar metode kontrasepsi, AKDR juga memiliki kelebihan

dan kekurangan. Kelebihan dari metode kontrasepsi AKDR yaitu: dapat dipakai

oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, sangat efektif (0,8% kehamilan per

100 perempuan dalam tahun pertama) segera setelah pemasangan, reversibel,

berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun tidak perlu ganti), dan meningkatkan

hubungan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil (Mulyani dan Rinawati,

2013). Dengan AKDR CuT-380A, tidak ada efek samping hormonal serta tidak

mempengaruhi produksi dan kualitas ASI. Selain itu AKDR dapat dipasang segera

setelah abortus bila tidak ada infeksi sehingga dapat membantu mencegah

kehamilan ektopik. Keuntungan lainnya yaitu AKDR dapat digunakan sampai

menopause, 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir (Pinem, 2009).

Sedangkan kekurangan metode kontrasepsi AKDR yaitu perubahan siklus

haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan setelah itu akan berkurang), haid lebih

lama dan lebih banyak, perdarahan (spotting) antar menstruasi, saat haid lebih

sakit, tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS serta

tidak baik digunakan oleh perempuan yang sering berganti-ganti pasangan atau

yang menderita IMS. Penyakit radang panggul (PRP) terjadi sesudah perempuan

dengan IMS menggunakan AKDR (Pinem, 2009).


Dalam keluarga suami mempunyai peranan sebagai kepala keluarga yang

mempunyai peranan penting dan mempunyai hak untuk mendukung atau tidak

mendukung apa yang dilakukan istri sehingga dukungan suami dalam penggunaan

metode kontrasepsi IUD sangat diperlukan. Dengan adanya dukungan suami

mengenai kontrasepsi yang dipakai oleh istri menyebabkan pemakaian IUD dapat

berlangsung terus-menerus yang merupakan usaha untuk penurunan tingkat

fertilitas. Seringkali tidak adanya keterlibatan suami mengakibatkan kurangnya

informasi yang dimiliki seorang suami mengenai kesehatan reproduksi terutama

alat kontrasepsi (BKKBN, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka di dapatkan suatu perumusan

masalah yaitu “ Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Baru KB

IUD Pada Ny.A Umur 36 Tahun P2002 Di Rumah Bersalin Yufi Medika dengan

Pendokumentasian SOAP”

1.3 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Baru

KB IUD Pada Ny.A Umur 36 Tahun P2A0H2 secara komprehensif.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif Pada Ny.A Umur 36 Tahun P2A0H2

di Rumah Bersalin Yufi Medika

b. Melakukan pengkajian data objektif Pada Ny.A Umur 36 Tahun P2A0H2

di Rumah Bersalin Yufi Medika


c. Melakukan Analisa Pada Ny.A Umur 36 Tahun P2A0H2 di Rumah

Bersalin Yufi Medika

d. Melakukan penatalaksanaan Pada Ny.A Umur 36 Tahun P2A0H2 di

Rumah Bersalin Yufi Medika

1.4 MANFAAT

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai metode penilaian pada para mahasiswa dalam melaksanakan

tugasnya dalam menyusun laporan, membimbing dan mendidik mahasiswa

agar lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan serta sebagai

tambahan bahan referensi di perpustakaan tentang asuhan kebidanan pada

kelurga berencana.

1.4.2 Bagi Ibu dan Keluarga

Ibu mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan pada keluarga

berencana tentang informasi efek samping yang muncul pada akseptor KB

IUD secara komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan

1.4.2 Bagi Petugas Kesehatan

Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah

ada serta mutu pelayanan kesehatan berupa penyuluhan lebih digalakkan

terutama yang berkaitan dengan efek samping dari pemakaian KB IUD.

1.4.3 Bagi Lahan Praktek

Menambah pengetahuan dan referensi tentang pemberian asuhan

kebidanan pada keluarga berencana secara berkesinambungan dengan

pendekatan manejemen kebidanan.


BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Medis

2.1.1 Pengertian IUD

Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang

telah Dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa

aktif Fungsi kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha

Kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur

Berimplementasi dalam uterus (Hidayati, 2009).

Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil

yang Terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga

Mengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim melalui vagina

Dan mempunyai benang (Handayani, 2010).

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam

rahim Yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline),

ada Yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi adapula yang

dililit Dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang

Batangnya berisi hormon progesterone. (Kusmarjati, 2011).

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan

Konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang

Mengakibatkan kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk

Mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak


Terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel

Telur dengan sel sperma (Wiknjosastro, 2010).

2.1.2 Profil

Menurut Saifudin (2010), Profil pemakaian IUD adalah:

a. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10

tahun: CuT-380A)

b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

c. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan

d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi

e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi

Menular Seksual (IMS).

2.1.3 Jenis-Jenis IUD

Jenis-jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain :

a. Copper-T

Menurut Imbarwati,(2009). IUD berbentuk T, terbuat dari

bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat

tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas

(anti pembuahan) yang cukup baik. Menurut ILUNI FKUI ( 2010).

Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan

dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga

rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun.

b. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun

dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7. Menurut


Imbarwati (2009). IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk

memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter

batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas

permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus

pada IUD Copper-T.

c. Multi load

Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik

(polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang

fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi

gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375

mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load

yaitu standar, small, dan mini.

d. Lippes loop

Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene,

berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan

kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis

yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A

berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C

berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan

tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang

rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi

perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab

terbuat dari bahan plasti.


2.1.4 Cara Kerja

Menurut Saifudin (2010), Cara kerja IUD adalah:

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi

perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

2.1.5 Efektivitas

Keefektivitasan IUD adalah: Sangat efektif yaitu 0,5 – 1 kehamilan

per 100 perempuan selama 1 tahun pertama penggunaan (Sujiyantini dan

Arum, 2009).

2.1.6 Keuntungan

Menurut Saifudin (2010), Keuntungan IUD yaitu:

a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi Sangat efektif → 0,6 - 0,8

kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1 kegagalan dalam

125 – 170 kehamilan).

b. AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan.

c. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT – 380A dan tidak

perlu diganti)

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat –ingat

e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI


g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila

tidak terjadi infeksi)

h. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir)

i. Tidak ada interaksi dengan obat – obat

j. Membantu mencegah kehamilan ektopik

k. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

l. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR ( CuT -380A)

2.1.7 Kerugian

Menurut Saifudin (2010), Kerugian IUD:

a. Perubahan siklus haid ( umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang

setelah 3 bulan)

b. Haid lebih lama dan banyak

c. Perdarahan ( spotting ) antar menstruasi

d. Saat haid lebih sakit.

2.1.8 Mekanisme Kerja

Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun

AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan

mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus.


2.1.9 Kontra Indikasi

Menurut Kusumaningrum (2009), Kontra indikasi dari IUD:

a. Hamil atau diduga hamil

b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit

kelamin

c. Pernah menderita radang rongga panggul

d. Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal

e. Riwayat kehamilan ektopik

f. Penderita kanker alat kelamin.

2.1.10 Indikasi

a. Usia reproduksi

b. Keadaan nullipara

c. Menginginkan menggunakan kontarsepsi jangka panjang

d. Menyusui yang menggunakan kontrasepsi

e. Setelah menglami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

f. Tidak menghendaki metode hormonal

g. Risiko rendah terhadap IMS

h. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat pil setiap hari

2.1.11 Efek Samping

Menurut Sujiantini dan arum (2009), Efek samping IUD:

a. Perdarahan ( menoragia atau spotting menoragia)

b. Rasa nyeri dan kejang perut


c. Terganggunya siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama

pemakaian)

d. Disminore

e. Gangguan pada suami ( sensasi keberadaan benang iud darasakan sakit

atau mengganggu bagi pasangan saat melakukan aktifitas seksual)

f. Inveksi pelvis dan endometrium

Menurut Zahra (2008), Efek samping dari penggunaan IUD

meliputi,pada minggu pertama, mungkin ada pendarahan kecil. Ada

perempuan-perempuan pemakai spiral yang mengalami perubahan haid,

menjadi lebih berat dan lebih lama, bahkan lebih menyakitkan. Tetapi

biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan sendirinya sesudah 3

bulan.

2.1.12 Penapisan calon akseptor KB IUD.

a. Tanyakan apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu

b. Tanyakan apakah klien mempunyai pasangan seks lain

c. Tanyakan apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS)

d. Tanyakan apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau

kehamilan ektopik/diluar kandungan

e. Apakah pernah mengalami haid banyak >1-2 pembalut tiap 4 jam

f. Apakah pernah mengalami haid lama >8 hari

g. Apakah pernah mengalami dismenorhea berat yang membutuhkan

analgetik atau istirahat baring

h. Apakah pernah mengalami bercak antara haid atau setelah senggama


i. Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung .

Dan juga menanyakan kontraindikasi sebelum klien menggunakan KB

IUD seperti :

1) Apakah hamil atau diduga hamil

2) Apakah pernah mengalami infeksi leher rahim atau rongga panggul,

termasuk penderita penyakit kelamin

3) Apakah pernah menderita radang rongga panggul

4) Apakah pernah menderita perdarahan pervaginam yang abnormal

5) Apakah mempunyai riwayat kehamilan ektopik

6) Apakah pernah menderita kanker alat kelamin.

2.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Jurnal Ilmiah

1. Gambaran Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana Tentang

Kontrasepsi Intra Uterine Device (Iud) Di Desa Donoyudan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen Oleh Nur Kholish Majid

Penelitian ini bertujuan mengambarkan secara sistematik dan akurat

fakta tingkat pengetahuan akseptor KB tentang IUD. Populasi penelitian

adalah wanita usia subur (WUS) di Desa Donoyudan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen dan sampel sebanyak 88 wanita usia subur,

Instrument penelitian berupa kuesioner pengetahuan. Teknik analisis data

menggunakan uji deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) umur

wanita usia subur di desa Donoyudan Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen sebagian besar adalah 31-35 tahun, (2) tingkat pendidikan wanita
usia subur di desa Donoyudan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

sebagian besar adalah tamat SLTA, (3) pekerjaan wanita usia subur di desa

Donoyudan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen sebagian besar

adalah ibu rumah tangga, (4) pengetahuan wanita usia subur tentang

kontrasepsi IUD di desa Donoyu dan Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen sebagian besar adalah cukup.

2. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Pemilihan Kontrasepsi Di

Puskesmas Padang Pasir Padang Oleh Abrar Jurisman Tahun 2016

Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan karakteristik ibu

dengan pemilihan kontrasepsi. Populasi penelitian adalah seluruh pasangan

usia subur yang sudah menikah dan masih aktif menjadi akseptor KB.

Variabel dependen pada penelitian ini adalah umur ibu, jumlah anak dan

tingkat pendidikan sedangkan variabel independen adalah pemilihan

kontrasepsi. Hasil penelitian didapatkan 29 responden memilih kontrasepsi

IUD (30,21%) dan 67 responden memilih kontrasepsi non-IUD (69,79%).

Hasil analisis bivariat menunjukkan tingkat pendidikan memiliki hubungan

yang bermakna dengan pemilihan kontrasepsi (p=0,000), sedangkan umur

dan jumlah anak tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan

pemilihan kontrasepsi (p=0,590). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

bermakna antara tingkat pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi.

Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung memilih

kontrasepsi IUD.
BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR BARU KB


IMPLANT PADA Ny.A UMUR 36 TAHUN P2A0H2
DI RUMAH BERSALIN YUFI MEDIKA

3.1 PENGKAJIAN

1. DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Bidan Di : Rumah Bersalin Yufi Medika

Pada tanggal : Kamis, 18 Maret 2021 Pukul : 18.30 WIB

1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : Ny.A Nama Suami :Tn.W

Umur : 36 Tahun Umur : 35 Tahun

Suku/ Bangsa : Dayak Suku/ Bangsa : Dayak

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan :- Penghasilan : ±2.500.000/bln

Alamat : Desa Sembuluh I Alamat : Desa Sembuluh I

1.2 Alasan kunjungan saat ini

Ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang

1.3 Keluhan utama

Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim


1.4 Riwayat menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus menstruasi : 28 Hari (teratur/tidak teratur)

Lama : 3-7 hari

Banyaknya darah : 2-3 x ganti pembalut

Konsistensi : encer

Dysmenorhoe : tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi)

Flour albus : tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi)

1.5 Status perkawinan

Kawin : 1 kali

Lama kawin : 10 tahun

1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

N Kehamilan Persalinan Nifas Anak


Suami K
o Umur Pen Penol Jenis Temp pe peny L/ BB/PB meny H/M KB
ke et
. y ny P

1 1 Aterm - Duku Normal RMH - - P 3300/ Ya H Pil


n 49
2 1 Aterm - Bidan Normal RMH - - L 2900/ Ya H Sunti
49 k

1.7 Riwayat KB

No. Jenis Tempat Alasan Waktu Efek Samping Upaya yang dilakukan Ket
kontrasepsi Pelayanan Pemakaian Pemakaian

1 Pil PMB Murah ± 3 tahun Flek dan mens -


tidak teratur

2 Suntik 3 PMB Praktis ± 3 tahun Mens tidak -


bulan teratur

1.8 Riwayat kesehatan keluarga

Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa :-

Penyakit keturunan : Tidak ada Dari pihak siapa: -

Jenis penyakit :-

Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada Dari pihak siapa: -

1.9 Riwayat kesehatan yang lalu

Penyakit menahun : Tidak ada

Penyakit menurun : Tidak ada

Penyakit menular : Tidak ada

1.10 Keadaan Psikososial dan dukungan keluarga

Alasan ibu menjadi akseptor KB : ingin menggunakan kontrasepsi

jangka panjang

Motivasi ibu untuk menjadi akseptor berasal dari bidan

Dukungan dari suami : Ya

Dukungan dari keluarga yang lain : Ya

1.11 Pola kebiasaan sehari-hari


Pola Nutrisi makan 3 x / sehari (Nasi, ikan, sayur, dan buahan)

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

Pola Eliminasi :

BAB : 1 x / hari

BAK : 4-5 x / hari

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

Pola istirahat tidur :

Siang 1-2 jam dan malam hari 7-8 jam

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

Pola Aktivitas :

Membersihkan rumah, memasak, cuci pakaian,

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

Pola seksualitas : 1-2 x dalam seminggu

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

Perilaku Kesehatan : tidak menggunakan obat-batan terlarang dan

tidak merokok

2. DATA OBJEKTIF

2.1 PemeriksaanUmum

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Suhu : 36,6 oC

Nadi : 80 x/m

RR : 21 x/m
BB : 60 kg

TB : 151 cm

2.2 Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

- Kepala : Normal, kulit kepala bersih, tidak ada

ketombe, rambut tidak mudah rontok

- Muka

Kelopak mata : Simetris

Conjungtiva : Normal

Sklera : Putih bersih

- Mulut dan gigi

Bibir : Lembab

Lidah : Tampak bersih

Gigi : Tidak ada perdarhan gigi

- Hidung

Simetris : Simetis

Sekret : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

- Leher

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

- Dada :
Simetris : Simetris

Pembesaran payudara : Tidak ada

Hiperpigmentasi : Tidak ada

Papila mammae : Tidak ada

Keluaran : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

- Perut

Pembesaran : Tidak ada

Bekas luka operasi : Tidak ada

Linea : Tidak ada

Striae : Tidak ada

Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

- Anogenetalia

Vulva vagina : Tidak odema

Kebersihan : Bersih

- Ekstremitas atas dan bawah

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

b. Palpasi

- Leher

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada


- Dada

Benjolan/ Tumor : Tidak ada

Keluaran : Tidak ada

- Perut

Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

- Ekstremitas atas dan bawah

Oedema : Tidak ada

c. Auskultasi

Tidak dilakukan

d. Perkusi

Perut : Tidak Kembung

e. Pemeriksaan dalam (bila ada indikasi)

Tidak dilakukan

f. Pemeriksaan Laboratorium

Tidak dilakukan

g. Pemeriksaan penunjang yang lain

Tidak dilakukan.

3. ANALISA

Ny.A umur 36 tahun P2A0H2 calon Akseptor KB IUD

4. PENATALAKSANAAN:

1. Memberikan KIE tentang KB IUD/AKDR


- Cara kerja menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

falopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

Dan menghambat pertemuam sperma dan sel telur.

- Efektifitas sangat efektif untuk menunda kehamilan dalam waktu yang

lama 10 tahun.

- Keuntungan nya seperti, efektif segera setelah pemasangan, metode

jangka panjang 10 tahun, sangat efektif karena tidak perlu lagi

mengingat-ingat, dan tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

- Kerugian nya seperti, perubahan siklus haid ( umum pada 3 bulan

pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan

banyak, perdarahan ( spotting ), saat haid lebih sakit, dan gangguan

pada suami (sensasi keberadaan benang iud mengganggu bagi

pasangan saat melakukan aktifitas seksual)

- Efek samping nya bisa muncul beberapa keluhan seperti, perdarahan

atau spotting, rasa nyeri dan kejang perut, terganggunya siklus

menstruasi (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemakaian) dan

benang hilang.

“ ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh bidan”

2. Melakukan penapisan calon akseptor KB IUD/AKDR

“ibu memenuhi persyaratan untuk dilakukan pemasangan implant”

3. Memberikan informed consent sebagai bukti tertulis dari tindakan medis

yang dilakukan
“ibu menyetujui untuk dilakukan pemasangan implant”

4. Menjelaskan prosedur pemasangan KB IUD/AKDR yaitu dipasang

didalam rahim “ibu mengetahui tentang prosedur pemasangan”

5. Melakukan pemasangan KB IUD/AKDR pada klien

- Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemih

- Memasukkan lengan AKDR Copper T didlam kemasan sterilnya

- Masukkan speculum usap vagina dan serviks dengan laritan antiseptik

untuk mencegah infeksi

- Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi uterus dan kedalaman

kavum uteri

- Pasang AKDR Copper T, masukkan tabung inserter sampai leher biru

menyentuh fundus atau sampai ada tahanan. Lepas lengan AKDR

dengan menggunakan teknik menarik. Tarik keluar pendorong setelah

lengan AKDR lepas, potong benng kira-kira 3-4 cm.

- Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi dan lakukan

dekontaminasi alat-alat

- Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa benang AKDR

- Meminta klien menunggu 15-30 menit setelah pemasangan untuk

mengamati ada atau tidak nya reaksi setelah pemasangan.

“pemasangan KD IUD/AKDR sudah dilakukan”

6. Melakukan KIE pasca pemasangan


“ Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yng diberikan oleh

bidan dan ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan

oleh petugas”

7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu lagi untuk

memastikan AKDR masih tetap terpasang.

“Ibu bersedia untuk kembali 3 hari lagi atau terjadi keluhan yang

dirasakan oleh ibu”

8. Melakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu

“pencatatan sudah dilakukan”

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Keluarga berencana merupakan suatu upaya mengatur kelahiran anak, jarak

dan usia ideal melahirkan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keluarga

berencana memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui

pencegahan kehamilan, menunda kehamilan atau membatasi kehamilan. Pelayanan

keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang dasar

dan utama.

Kontrasepsi adalah suatu obat atau alat untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Saat ini terdapat metode-metode kontrasepsi dengan efektivitas

bervariasi. Banyak wanita mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi. Berbagai faktor harus dipertimbangkan, antara lain usia, paritas,

pasangan, usia anak terkecil, biaya, budaya dan tingkat pendidikan.

IUD merupakan salah satu kontrasepsi modern yang dirancang sedemikian

rupa baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif yang kemudian diletakkan dalam

kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi yang menghalangi fertilisasi dan

menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus

Berdasarkan dari data subjektif didapatkan Ny.A Usia 36 tahun P2002

mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang paling mendasar

mempengaruhi perilaku PUS dalam menggunakan kontrasepsi. Sejalan dengan

konsep selogan “dua anak lebih baik”, BKKBN memprioritaskan penggunaan


kontrasepsi IUD sebagai metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dalam

mengendalikan jumlah penduduk. Ibu yang telah memiliki 2 anak dianjurkan

untuk menggunakan kontrasepsi IUD sebagai kontrasepsi jangka panjang sehingga

kemungkinan untuk mengalami kehamilan lagi cukup rendah.

Umur sangat berpengaruh dalam mengatur jumlah anak yang dilahirkan.

Makin bertambahnya umur seseorang maka dikatakan makin dewasa seseorang

dalam pikiran dan perilaku. Menurut Bernadus et al pada tahun 2013 mengatakan

bahwa umur diatas 20 tahun merupakan masa menjarangkan, mencegah kehamilan

sehingga pilihan kontrasepsi lebih ditujukan kepada kontrasepsi jangka panjang

Berdasarkan hasil penelitian (Jurisman, 2016), didapatkan 52 responden

memiliki jumlah anak diatas dua anak. Hal ini mungkin disebabkan masih

tingginya anggapan masyarakat yang mengatakan banyak anak banyak rezeki,

sehingga hai ini tidak sejalan dengan tujuan BKKBN seperti selogan “dua anak

lebih baik” diatas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa masih lemahnya

program KB yang berjalan di tengah masyarakat.

Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang paling mendasar

mempengaruhi perilaku PUS dalam menggunakan kontrasepsi. Sejalan dengan

konsep selogan “dua anak lebih baik”, BKKBN memprioritaskan penggunaan

kontrasepsi IUD sebagai metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dalam

mengendalikan jumlah penduduk. Ibu yang telah memiliki 2 anak dianjurkan

untuk menggunakan kontrasepsi IUD sebagai kontrasepsi jangka panjang sehingga

kemungkinan untuk mengalami kehamilan lagi cukup rendah. Menurut Hartanto


pada tahun 2012 mengatakan bahwa PUS yang berumur diantara 20-35 tahun

dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang, salah satunya IUD

Menurut teori data yang diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan data tersebut meliputi :

Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Sistemis, Pemeriksaan Penunjang.

Pada langkah ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari

pemeriksaan yang dilakukan langsung kepada pasien dan semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien. Dalam prakteknya pengkajian sudah dilakukan

sesuai dengan teori, meliputi pengkajian data objektif, sehingga dalam melakukan

pengkajian data objektif sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktik.

Berdasarkan fakta pada Ny.A umur 36 tahun dilakukan pengkajian

hasilnya adalah TD : 110/80 mmHG, Nadi 84 x/menit, suhu 36,2 0C hasil TTV

dalam batas normal. Dikarenaan Ny.A sudah memiliki 2 anak dan ingin

menggunakan kontrasepsi jangka panjang yaitu kontrasepsi IUD/AKDR.

Menurut Biran (2012), kesehatan seorang wanita diatas usia 35 tahun tidak

dianjurkan untuk hamil lagi, kaena secara biologis tubuhnya sudah tidak

mendukung untuk mengalami kehamilan, sehingga risiko komplikasi akan

semakin besar. Pilihan alat kontrasepsi yang bisa digunakan direntang usia diatas

35 tahun antara lain : steril (tubektomi, IUD dan implant. Seorang wanita yang

berusia diatas 35 tahun sebaiknya jangan hamil lagi, jadi kontarsepsi yang terbaik

adalah steril (tubektomi).


Menurut Handayani (2010) AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu

benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau

juga mengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan

mempunyai benang.

Keuntungan dari kontrasepsi IUD/AKDR adalah, efektifitasnya tinggi

Sangat efektif. AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan, metode jangka

panjang (10 tahun proteksi dari CuT – 380A dan tidak perlu diganti), sangat

efektif karena tidak perlu lagi mengingat –ingat, tidak mempengaruhi hubungan

seksual, meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil,

tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR ( CuT -380A) 14, tidak

mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah

melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi), dapat digunakan

sampai menopause ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir), tidak ada interaksi

dengan obat – obat dan membantu mencegah kehamilan ektopik.

Berdasarkan data diatas ditemukan tidak ada kesenjangan antara fakta dan

teori bahwa Ny. A mengambil keputusan yang tepat untuk memilih kontrasepsi

IUD yang digunakan oleh ibu yang berusia lebih dari 35 tahun. Pada usia ini

merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan kontrasepsi

dengan krteria yang lebih tinggi yaitu efektifitas sangat tinggi dan tidak

menambah kelainan atau penyakit yang sudah ada. Selain itu, secara umum

keluarga yang telah mempunyai 2 anak dan usia istri telah melebihi 35 tahun

sebaiknya tidak hamil lagi dimungkinkan untuk mencegah komplikasi selama

kehamilan.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga

ditemukan masalah atau diagnose spesifik. Dilahan prektek interpretasi data sudah

dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori

dengan praktek.

Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menjelaskan efek samping dari KB IUD

seperti, Perdarahan atau spotting, Rasa nyeri dan kejang perut, Terganggunya

siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemakaian) Benang

hilang.

Menurut teori penatalaksanaan disesuaikan dengan rencana manajemen yang

telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan. Pada kasus diatas

pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang

sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan

diagnosanya. Pada kasus ini evaluasi sudah dibuat sesuai dengan teori dan

perencanaan serta pelaksanaan yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.

Pada kasus Ny.A evaluasi sudah dilakukan dengan teori. Evaluasi pada kasus

ini adalah hasil pemeriksaan telah disampaikan dan Ny.A dapat menjelaskan

kembali informasi yang telah disampaikan bidan dengan baik.


BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau melawan.

Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan

sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur

yang matang dengan sel sperma tersebut.

Berdasarkan data diatas ditemukan tidak ada kesenjangan antara fakta dan

teori bahwa Ny. A mengambil keputusan yang tepat untuk memilih kontrasepsi

IUD yang digunakan oleh ibu yang berusia lebih dari 35 tahun. Pada usia ini

merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan kontrasepsi dengan

krteria yang lebih tinggi yaitu efektifitas sangat tinggi dan tidak menambah

kelainan atau penyakit yang sudah ada. Selain itu, secara umum keluarga yang telah

mempunyai 2 anak dan usia istri telah melebihi 35 tahun sebaiknya tidak hamil lagi

dimungkinkan untuk mencegah komplikasi selama kehamilan.

5.2 Saran

Dalam pemasangan IUD/AKDR diperlukan orang yang kompeten dalam

bidangnya, sepeti bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan dalam

pemasangan IUD/AKDR adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan

memasang IUD/AKDR sudah melakukan konseling kepada ibu dan keluarga


sehingga pilihan implant merupakan pilihan yang tepat untuk ibu dan keluarga, dan

ibu mengetahui efek samping maupun keuntungan dari IUD/AKDR tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Bernadus JD, Madianung A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) bagi akseptor KB di Puskesmas Jailolo.

Jurnal e-NERS (eNS). 2013: 1-10.

BKKBN. Kamus istilah kependudukan dan keluarga berencana nasional. Jakarta:

Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi; 2011.

Hartanto H. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

2003.

Jurisman, Abrar. 2016. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Pemilihan Kontrasepsi

Di Puskesmas Padang Pasir Padang

Majid, Nur Kholisah. 2013. Gambaran Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana

Tentang Kontrasepsi Intra Uterine Device (Iud) Di Desa Donoyudan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

Anda mungkin juga menyukai