Oleh :
NIM. 201908091
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Asuhan Kebidanan Pada
An.L Umur 1 Tahun 3 Bulan Dengan ISPA Di Puskesmas Danau Sembuluh.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu selama penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini karena keterbatasan pengetahuann dan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................3
1.4Manfaat.....................................................................................................4
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kajian dari sumber pustaka....................................................................10
2.2 Kajian dari jurnal penelitian...................................................................25
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Data subjektif.........................................................................................26
3.2 Data Objektif..........................................................................................31
3.3 Analisa ...................................................................................................34
3.5 Implementasi..........................................................................................35
3.6 Evaluasi..................................................................................................38
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pembahasan............................................................................................39
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan.............................................................................................43
5.2 Saran.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti
sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Irianto, 2015). Menurut WHO (2007),
ISPA menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit
menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun,
paling berisiko adalah balita, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-
Kasus ISPA di Indonesia pada tiga tahun terakhir menempati urutan pertama
penyebab kematian bayi yaitu sebesar 24,46% (2013), 29,47% (2014) dan 63,45%
(2015). Selain itu, penyakit ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit
terbanyak di rumah sakit (Kemenkes RI, 2015). Terdapat lima Provinsi dengan
ISPA tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%),
Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Karakteristik penduduk
dengan ISPA yang tertinggi berdasarkan umur terjadi pada kelompok umur 1- 4
tahun (25,8%). Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok penduduk kondisi
yang ditimbulkan sangat besar terhadap penderita tidak hanya pada anak-anak
tetapi juga orang dewasa. Selain itu penyakit ISPA juga dapat menjadi pemicu dari
penyakit-penyakit lainnya dan berkembang menjadi penyakit yang berbahaya
masalah yaitu “ Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Pada An.L Umur 1 Tahun
SOAP”
1.3 Tujuan
anak sakit.
kebidanan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 ISPA
1. Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan
kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
2. Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
3. Klasifikasi ISPA
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian bawah
atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah
atau napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu:
- Kejang
- Kesadaran menurun
- Stridor
- Wheezing
- Demam / dingin.
1) Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah
ke dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat ndiperiksa anak harus
2) Pneumonia Sedang
3) Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada
napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu :
- Kejang
- Kesadaran menurun
- Stridor
- Gizi buruk
ISPA ringan
ISPA sedang
ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih
ISPA berat
nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan
gelisah.
satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang
biasanya digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak
tangga selalu melakukan aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar
kayu, gas maupun minyak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah
nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung
zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen
5. Faktor resiko
a. Faktor Demografi
1) Jenis kelamin
2) Usia
Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang
penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena banyaknmya ibu rumah tangga
penyakit ISPA.
b. Faktor Biologis
1) Status gizi
Menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga mencegah atau
putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang cukup. Karena dengan
tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh akan semakin menigkat, sehingga
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C atau jika dahi anak diraba.
0
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari
satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu
jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan
arloji.
5) campak.
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala
sebagai berikut:
1) Bibir atau kulit membiru.
bernafas.
gelisah.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
c. Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulangulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada
d. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
e. Lain-lain
- Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan
usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama
pemeriksaan ulang.
8. Pencegahan ISPA
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita
atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA.
minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup,
kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh
yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga
dapat mencegah virus /bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh kita.
b. Imunisasi
supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh
virus / bakteri.
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga
terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri
yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara
yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa
virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang
melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari
sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang terjadi pada
saluran pernafasan akut seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru yang bisa
berlangsung hingga kurang lebih 14 hari. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk
terhadap upaya pencegahan penyakit ISPA. Populasi dalam penelitian ini adalah
ibu yang memiliki balita, dan dalam pengambilan sampel menggunakan Teknik
dengan upaya pencegahan dengan imunisasi diperoleh hasil p=0.011 < α=0.05.
dalam rumah, penggunaan obat nyamuk dan membuka jendela rumah). Ada
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
dalam penelitian ini adalah 10 orang yang memiliki anak usia balita (1 – 5
peran keluarga dalam penanganan anak dengan penyakit ISPA meliputi tiga
tema yaitu: (1) pengetahuan keluarga, (2) peran keluarga, (3) pencegahan
kesehatan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA An.L UMUR 1 TAHUN 3 BULAN
DENGAN ISPA RINGAN DI PUSKESMAS
DANAU SEMBULUH
3.1 PENGKAJIAN
1.1.1 Identitas
Umur : 26 Th Umur : 27 Th
dan ibu juga mengatakan anaknya belum diberi obat apapun sejak
semalam (1 hari)
a. Imunisasi
b. Imunisasi lanjutan
TBC, HIV/AIDS).
a. Yang mengasuh
dan suaminya.
lain baik.
d. Lingkungan rumah
a. Nutrisi
1) Sebelum sakit
Pola nutrisi yang diberikan :
2) Selama sakit
Baik sebelum atau selama sakit tidak ada perubahan pola nutrisi.
1) Sebelum sakit :
2 jam.
9-10 jam.
2) Selama sakit :
jam.
- Tidur malam : Ibu mengatakan anaknya tidur malam selama
8-9 jam.
c. Mandi
1) Sebelum sakit :
2) Selama sakit :
d. Aktifitas
e. Eliminasi
1) Sebelum sakit :
kuning pekat.
konsistensinya lembek.
2) Selama sakit :
kuning pekat.
konsistensinya lembek.
b. Kesdaran : Composmentis
c. TTV : R : 33x/m
N : 110x/m
S : 39.9 ºC
e. Lingkar kepala : 41 cm
sklera putih.
bernapas, tidak ada bunyi stridor dan tidak ada bunyi weezing.
aktif.
kata "ibu".
1.3 ANALISA
1.4 PENATALAKSANAAN
dan minyak ikan) dan vitamin (buah dan sayur) dan cairan
secukupnya.
penyakit.
3x1.
“ Ibu bersedia untuk memberikan obat ke anaknya ”
apabila anaknya belum sembuh atau ada keluhan lain langsung segera
CATATAN PERKEMBANGAN
cukup.
- Kesadaran : Composmentis
Rr : 33 x/m
S : 36,2 0C
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
saluran pernafasan akut seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru yang bisa
berlangsung hingga kurang lebih 14 hari. Penyakit ini juga bisa terjadi pada
struktur saluran diatas laring tetapi lebih banyak terjadi pada saluran atas dan
bawah yang secara stimulant atau berurutan (Muttaqin, 2010). Dalam buletin
pneumonia menurut data WHO menyatakan bahwa penyakit ISPA masih menjadi
penting dalam hal kesehatan karena kasus yang cukup tinggi dan dapat
proporsi kematian untuk balita sebesar 19-26%. ISPA juga termasuk pembunuh
utama dan penyebab kematian pada anak usia dibawah lima tahun di dunia.
mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan penemuan ISPA pada
balita. Dalam rangka untuk menurunkan angka kejadian ISPA sangat diperlukan
peran petugas kesehatan yaitu terutama yang berhubungan dengan ISPA dan cara
Berdasarkan dari data subjektif didapatkan An.L Usia 1 tahun 3 bulan datang
ke puskesmas dengan ibunya Ny.U mengatakan anaknya batuk, pilek dan rewel.
diantaranya adalah faktor indvidu itu sendiri (umur, berat badan lahir (BBL),
status imunisasi, gizi, dan pemberian ASI Eksklusif), faktor lingkungan (ventilasi,
kepadatan hunian di dalam rumah, dan pencemaran udara yang terjadi di alam
Menurut Stela 2016, ISPA sampai saat ini masih merupakan penyakit
kurang, menyebabkan penyakit ini masih menjadi ancaman yang berbahaya bagi
balita. Tingginya insiden penyakit ini tidak terlepas dari faktor penularan yang
Balita merupakan individu yang masih berada pada masa tumbuh kembang.
Sistem imun pada usia ini masih relatif rendah dibandingkan dengan usia-usia
selanjutnya. Sistem imun yang belum sempurna pada balita menyebabkan balita
rentan terkena infeksi, yang salah satunya adalah ISPA. Pencegahan ISPA sangat
erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh yang dimiliki oleh seseorang (Stela,
2016).
Menurut Stela (2016), ISPA sangat rentan kepada balita, itulah mengapa
kasus ISPA sebagai penyakit dengan prevalensi sangat tinggi di dunia juga
lainnya. Orang tua memiliki peran yang penting dalam masa pertumbuhan anak,
orang tua antara lain adalah : peran sebagai penyedia, perawatan anak, sosialisasi
anak, peran pendidikan, dan peran afektif. Alasan mengapa orang tua memegang
peranan penting bagi kesehatan anak karena kehidupan seorang anak ditentukan
antara lain status sosial ekonomi, usia ibu, pendidikan ibu, persepsi orang tua, usia
auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan data tersebut meliputi :
pemeriksaan yang dilakukan langsung kepada pasien dan semua sumber yang
pengkajian data objektif sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah
ditemukan masalah atau diagnose spesifik. Dilahan praktek interpretasi data sudah
dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek.
kebutuhan cairan dan nutrisi yang seimbang pada anaknya yaitu makanan yang
(minyak kelapa dan minyak ikan) dan vitamin (buah dan sayur) dan cairan
terapi berupa PCT syrup 3x1/2 dan Obat puyer : ambroxrol, vit C, Dexamethason,
Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang
diagnosanya. Pada kasus ini evaluasi sudah dibuat sesuai dengan teori dan
perencanaan serta pelaksanaan yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak
Pada kasus An. L evaluasi sudah dilakukan dengan teori. Evaluasi pada kasus
ini adalah hasil pemeriksaan telah disampaikan pada ibu nya Ny. U dan dapat
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Balita merupakan individu yang masih berada pada masa tumbuh kembang.
Sistem imun pada usia ini masih relatif rendah dibandingkan dengan usia-usia
selanjutnya. Sistem imun yang belum sempurna pada balita menyebabkan balita
rentan terkena infeksi, yang salah satunya adalah ISPA. Pencegahan ISPA sangat
erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh yang dimiliki oleh seseorang.
Berdasarkan data diatas ditemukan tidak ada kesenjangan antara fakta dan
teori bahwa pada An.L usia 1 tahun 3 bulan mengalami batuk, pilek dan rewel.
Berdasarkan teori bahwa Seseorang yang memiliki gejala batuk pilek dan rewel di
diagnosa dengan ISPA ringan. ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk
kesaluran nafas, Pencegahan ISPA yaitu dengan Menjaga kesehatan gizi agar tetap
baik, Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak
mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri,
5.2 Saran
dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) agar balita dapat terhindar dari
DAFTAR PUSTAKA
Penyehatan Lingkungan
Maryunani, A. (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Misnadiarly (2008) Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa,