Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM

DI RUMAH SAKIT IBU UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

Disusun Oleh:
Siti Nurul Jannah
NIM. P07224220005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HEG

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan HEG telah diperiksa dan disetujui oleh
Pembimbing Ruangan dan Pembimbing Institusi di Rumah Sakit Umum Daerah Aji
Muhammad Parikesit

Tenggarong, 05 Maret 2022

Mahasiswa,

Siti Nurul Jannah


NIM. P07224220035

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Ruangan,

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif ini
tepat pada waktunya. Terimakasih kepada keluarga, sahabat yang saya sayang dan
cintai telah mendukung dan memberi doanya untuk mengerjakan tugas saya.
Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Aaihi Wasallam beserta keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam pembuatan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan


Pada Ibu Hamil dengan HEG” terdapat berbagai pengetahuan yang disusun dari
berbagai sumber. Ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh tidak terpaku
pada satu sumber saja.

Adapun dalam pembuatan laporan ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain.
Untuk itu, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat.
Saya menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini
memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kita semua.

Tenggarong, 05 Maret 2022

Siti NurulJannah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A.Latar Belakang................................................................................................
B.Tujuan..............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................

A.Konsep Dasar Teori Hiperemesis Gravidarum...............................................


B.Konsep Dasar Manajemen Hiperemesis Gravidarum ....................................

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan.....................................................................................................
B.Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa
perempuan meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000
orang. Sedangkan kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi dinegara-negara berkembang sebanyak 99%. Rasio kematian kematian ibu
dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per
100 ribu kelahiran bayi yang hidup jika dibandingkan dengan dengan rasio
kematian ibu di 9 negara dan 51 negara persemakmuran (Depkes, 2014).
Mual dan muntah merupakan hal normal yang sering terjadi pada usia
kehamilan muda dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu. Keluhan
ini terjadi 70% - 80% dari seluruh wanita yang hamil (Cathy, 2015). Keluhan
mual dan muntah terkadang begitu hebat sehingga segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan oleh ibu hamil yang dapat mempengaruhi keadaan
umum serta menggangu kehidupan sehari-hari, atau lebih dikenal dengan
hiperemesis gravidarum (Prawirohardjo, 2014).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang
terjadi selama masa hamil. Hiperemesis gravidarum terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% pada multigravida. Hiperemesis gravidarum lebih
sering terjadi pada primigravida karena belum mampu beradaptasi terhadap
peningkatan hormon, belum cukupnya kematangan fisik, mental, dan fungsi
sosial (Prawirohardjo, 2016). Dalam penelitian yang dilakukan Herrell (2013)
didapatkan bahwa sekitar 80% dari ibu hamil yang dirawat dengan
hiperemsesis gravidarum melaporkan bahwa gejala yang dialaminya
berlangsung sepanjang hari, dan hanya 1,8% yang melaporkan gejalanya
terjadi di pagi hari. Gejala mual dan muntah yang dirasakan ini terjadi dalam
waktu 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan dapat berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu dan akan berakhir dalam 20 minggu
kehamilan.
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka
kejadiannya masih cukup tinggi. Kejadian hiperemesis gravidarum adalah 4
per 1000 kehamilan. Menurut WHO hiperemesis gravidarum terjadi diseluruh
dunia dengan angka kejadian mencapai 12.5 % dari seluruh kehamilan (Zhang
Y, 2011). Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia 1-3% dari
seluruh kehamilan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan
bahwa lebih dari 80% ibu hamil di Indonesia mengalami mual dan muntah
yang berlebihan, yang dapat menyebabkan ibu hamil menghindari jenis
makanan tertentu dan akan dapat menyebabkan risiko bagi dirinya maupun
janin yang sedang dikandungnya (Oktavia, 2016).
Data mengenai hiperemesis gravidarum untuk daerah Kalimantan Timur
berdasarkan hasil laporan pada tahun 2009 jumlah ibu hamil sebanyak 2.203 dan
543 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum. Data yang diperoleh
dari “Dinas Kesehatan Kalimantan Timur” bulan Januari 2011 s/d Januari 2012
tercatat jumlah penderita Hyperemesis Gravidarum sebanyak 564 orang ( 44.3 %
) (Kemenkes RI, 2012).
Ibu hamil sebaiknya sangat dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin, semenjak merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan atau Asuhan Antenatl. Peran bidan dalam menangani anemia dalam
kehamilan yaitu berupa pencegahan seperti memberikan nutrition education,
edukasi tidak hanya diberikan pada saat ibu hamil, tetapi ketika belum hamil.
Bidan sebagai provider pelayanan primer dapat menyediakan layanan kesehatan
untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Dalam hal ini diperlukan
kemampuan seorang bidan mendeteksi dini, memberikan asuhan yang
menyeluruh dan berkelanjutan (Aditianti, 2015).
A.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan
pada ibu hamil patologis, yang menggunakan pola pikir ilmiah melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis penulis
mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori ibu hamil patologis.
b. Melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif.
2) Mengidentifikasi diagnosa/masalah, yang terdiri atas penentuan
diagnosa atau masalah yang sesuai dengan keadaan klien.
3) Mengidentifikasi masalah potensial.
4) Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5) Mengembangkan rencana atau intervensi asuhan secara menyeluruh.
6) Melakukan implementasi sesuai dengan rencana asuhan yang telah
disusun.
7) Melakukan evaluasi tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan,
dengan mengkaji ulang pengetahuan klien setelah dilakukan intervensi
dan implementasi.
c. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis.
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan ibu hamil patologis dengan
menggunakan catatan SOAP
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester
I dengan Hiperemesis Gravidarum

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Suku : Suku/Bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama
Dikaji untuk menggali tanda dan gejala yang berkaitan dengan
kehamilan hiperemesis gravidarum. Seperti mual dan muntah yang
hebat, diseratai perut terasa sesak dan nyeri (Serri, 2013).

3. Riwayat Kesehatan Klien


Mengkaji riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita klien
yang dapat mempengaruhi atau memperberat/diperberat oleh
kehamilannya. Perlu pengkajian tentang riwayat penyakit menular,
penyakit menurun, dan penyakit menahun pada klien.
Penyakit sistem reproduksi : Molahidatidosa. Pada ibu dengan
Molahidatidosa jumlah hormon
yang dikeluarkan terlalu tinggi
sehingga menyebabkan
Hiperemesis Gravidarum (Serri,
2013).
Penyakit kardiovaskuler :
Penyakit darah :
Penyakit paru-paru :
Penyakit saluran pencernaan : Gastritis
Penyakit hati :
Penyakit Ginjal dan saluran kencing :
Penyakit endokrin : Diabetes mellitus
Penyakit saraf :
Penyakit jiwa : Psikosis
Penyakit sistem imunologi : Penyakit autoimun
Penyakit infeksi : IMS, infeksi TORCH, ISK
Riwayat alergi : Alergi akibat respons dari
jaringan ibu terhadap anak
sebagai salah satu faktor organik
(Serri, 2013)
Riwayat pembedahan :

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan dengan
keluarga atau etnisitas, dan beberapa diantaranya berkaitan dengan
lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut tinggal (Fraser &
Cooper, 2009).
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung,
asma).
Riwayat kehamilan kembar juga memiliki insidens lebih tinggi pada
keluarga tertentu (Fraser&Cooper, 2009).
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita seringkali
keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi sebagai periode
sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat berbeda dari
menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2006).
Riwayat haid melalui HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dikaji
untuk mengetahui usia kandungan. Karena hiperemesis gravidarum
biasanya dimulai pada awal kehamilan atau kehamilan muda yang
disebabkan peningkatan hormon HCG (Heidi Murkoff, dkk 2006) dan
berangsur-angsur membaik sendiri sekitar 4 bulan (Winkjosastro, 2005).
Siklus :28 + 7 hari
Lamanya :3-8 hari (Mochtar, 2011)
HPHT :merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2006)

6. Riwayat Obstetrik

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N
sua Ana U Jen Pnl Tmp J BB/ Abnormali Lakta
o Peny Peny H M Peny
mi k K is g t K PB tas si

7. Riwayat Kehamilan Saat Ini


Menurut Varney (2006) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk
mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan
seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT).
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan dan imunisasi
8. Riwayat Ginekologi
Adanya riwayat terkena HPV,penyakit radang panggul, infertilitas,
gonorea, klamidia, sifilis dan kelainan vagina berpotensi mempengaruhi
hasil akhir kehamilan(Wheeler, 2003).

9. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir
dengan kehamilan.

10. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekunsi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Eny, 2009). Pada
penderita hiperemesis gravidarum di hindarkan makanan yang
berlemak karena makanan yang mengandung lemak akan
menimbulkan kolesterol, sedangkan tubuh menggunakan
kolesterol darah untuk membuat esterogen, progesteron dan
empedu, sehingga kenaikan esterogen dan progesteron akan
menyebabkan mual muntah atau hiperemesis gravidarum (Kriebs
J.M & Gegor C.L 2004).
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin (Winkjosastro, 2005).
Biasanya BAK sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Akan hilang pada trimester kedua kehamilan
Eliminasi (Mochtar, 2011). Sedangkan BAB mengalami Konstipasi/obstipasi
karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid
(Mochtar, 2011).
Perlu dikaji kebiasaan pasien pada saat bangun tidur, seperti
misalnya pasien bangun tidur langsung beraktivitas, hal ini
Istirahat
mempengaruhi keadaan umum pasien yang tidak seimbang
(Winkjosastro, 2005)
Namun pada saat hamil ibu akan mengalami mudah lelah karena
Aktivitas
menurunnya BMR (Basal metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009).
Kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
Personal untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun
Hygiene psikologis. Perawatan diri meliputi kebersihan badan, kebersihan
mulut, kebersihan pakaian (Hidayat, 2008)
Kebiasaan minum alkohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok
aktif maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan
Kebiasaan
merupakan salah satu pencetus gangguan kehamilan yang
memperlukan pengawasan antenatal tambahan (Myles, 2009)
Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu
yang pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita
Seksualitas kehilangan gairah seksualnya ketika hamil (Wendy, 2005).
Sebaiknya hubungan seksual diperbolehkan setelah kehamilan 16
minggu, karena pada saat itu plasenta sudah terbentuk.

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini (Wiknjosastro, 2005)
Salmah (2006), menyatakan bahwa kehamilan yang tidak
diinginkan bisa berdampak pada kesehatan mental, baik ibu maupun
janinnya.

b. Sosial
Riwayat pernikahan, pernikahan keberapa, lama menikah,
status pernikahan, sah/tidak.
Respon klien terhadap kehamilan, kehamilan
direncanakan/tidak, diterima/tidak.
c. Kultural
Adat istiadat yang merugikan dan masih dilakukan oleh ibu
dan keluarga yang dapat merugikan kesehatan ibu dan janinnya.
d. Spiritual
Tradisi keagamaan yang merugikan dan masih dilakukan oleh dan
keluarga yang dapat merugikan kesehatan ibu dan janinnya.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : untuk menilai status keadaan umum pasien, pada
pasien dengan hiperemesis gravidarum dikaji apakah ibu tampak lemah,
hal tersebut merupakan tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
(Mufdillah, 2009)
Tanda Vital :
Tekanan darah : pada tingkat I, tekanan darah sistolik menurun
(Runiri, 2010)
Nadi : pada tingkat I, nadi meningkat sekitar 100
x/menit (Runiri, 2010)
Pernapasan : 16-24 x/menit
Suhu : pada tingkat I, sushu kadang meningkat (Runiri,
2010)
Antropometri :
BB Sebelum Hamil :
BB Saat ini : pada tingkat I, berat badan menurun (Runiri,
2010)
Tinggi Badan : >145 cm
LiLA : > 23,5 c

a. Klien yang menurut kategori BMI berada pada rentang obesitas lebih
beresiko mengalami komplikasi kehamilan (Frase & Cooper, 2009)
b. Menurut Varney 2006 batasan yang direkomendasikan untuk
peningkatan berat badan ibu hamil berdasarkan BMI sebelum hamil
yakni:

Kategori Berat-Tinggi Badan Total Peningkatan BB yang


direkomendasikan
Kategori BMI Kg Lb
Rendah < 19,8 12,5- 18 28-40
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 25-35
Overweight 26 – 29 7 – 11,5 15-25
Obesitas >29 >7 >15

2. Pemeriksaan Fisik
Pada keadaan fisiologis ditulis harga normal seperti criteria hasil
a. Inspeksi
Kepala : bersih, distribusi merata, tidak ada lesi
Wajah : tampak anemis karena terpengaruh pada keadaan
umum (Winkjosastro, 2005)
Mata : mata tampak cekung (Hidayati, 2009)
Telinga : simetris, bersih
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Mulut : Lidah tampak kering (Joseph HK,M. Nugroho. S,
2010)
Leher : terjadi hyperpigmetasi, tidak ada pembesaran vena
jugularis, kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
Dada : simetris,
Payudara : terjadi hiperpigmentasi pada areola dan papilla
mamae
Abdomen : terdapat linea dan striae
Genetalia : pada saat hamil akan timbul tanda Chadwick dimana
terjadi perubahan warna menjadi kebiruan pada
vulva, vagina, serviks (Prawirohardjo, 2010).
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Bawah, simetris, tidak ada varices.
Atas, simetris.
b. Palpasi
Kepala : tidak terjadi oedema, tidak teraba massa
Wajah : tidak terjadi oedema
Mata : tidak terjadi pembengkakan palpebra
Telinga : tidak terjadi fraktur tulang telinga
Hidung : tidak terjadi fraktur
Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena jugularis,
dan kelenjar limfe
Dada : nyeri epigastrum saat di palpasi (Runiari, 2013)
Payudara : tidak ada benjolan atau massa
Abdomen : Leopold I : TFU setinggi 1-2 jari diatas symphisis
Leopold II :belum dilakukan
Leopold III :belum dilakukan
Leopold IV :belum dilakukan
Genetalia : tidak terjadi pembengkakan
Ekstremitas : Bawah, tidak ada oedema, homan sign negatif,
cavillary refill kembali kurang dari 2 detik.
Atas, tidak ada oedema dan cavillary refill kurang
dari 2 detik

c. Auskultasi
Dada : Suara nafas, biasanya pada 90 % hingga 95 % wanita
hamil akan terdengar murmur sistolik pendek yang
semakin jelas terdengar selama inspirasi maupun
ekspirasi (Varney, 2006).
Bunyi jantung I dan II teratur.
Abdomen : Bising peristaltik usus : 5 – 35 x/menit
d. Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena
suara resonan dihasilkan oleh jaringan paru-paru yang
normalnya bergaung dan bernada rendah dan suara
dullness dihasilkan oleh di bagian atas jantung dan
paru-paru (Soemantri, 2007).
Abdomen : Daerah suprapubis redup jika kandung kemih distensi
atau pada wanita jika uterus membesar (Swartz, 2005).
Ekstremitas : Bawah, refleks babynski dan patella positif.
Atas, fefleks bisep dan trisep positif.

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul :
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena
panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada
multigravida anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat
memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul
(UNPAD, 2005).

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tes urine saat ini dapat dikatakan akurat bagi seorang wanita
terlambat haid karena tes ini sensiti terhadap kadar hCG dibawah 50 mIU.
Dilakukan pada awal kunjungan antenatal (Varney, 2006).
PP Test, Protein Urine, Glukosa Urine
Darah : Hemoglobin, Golongan Darah
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostik lainnya : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis : G...Papah usia kehamilan..... minggu
janin tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin.
G : Gravida
P : Para ->
a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2006)
Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan
penunjang berupa USG atau dilakukan pemeriksaan khusus
(VT) dan diyakini kehamilan merupakan kehamilan
intrauterin.
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang sedang
dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau
yang menyertai diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan
diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ada.

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya.
2. Berikan informasi tentang perubahan fisik pada ibu trimester I
Rasional : Penambahan kenormalan perubahan ini dapat menurunkan
kecemasan dan membantu meningkatkan penyesuaian
aktivitass perawatan diri (Doenges, dkk, 2005).
3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester I.
Rasional : Mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu
mampu mendeteksi dini tanda yang dapat membahayakan
keselamatan ibu dan janinnya (Salmah, 2006).
4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil.
Rasional : Karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan
nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin (Manuaba,
2009).

5. Berikan KIE ibu untuk tidak melakukan aktivitas berat.


Rasional : Pada saat hamil, ibu akan mengalami mudah lelah karena
menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate) (Runiari, 2010).
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari
asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah hingga
pekerjaan harus diselingi dengan istirahat (UNPAD, 2005).
6. Berikan KIE ibu untuk istirahat yang cukup.
Rasional : Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin (Doenges, dkk,
2005).
7. Berikan KIE ibu untuk meningkatkan personal hygiene.
Rasional : Mencegah ibu mengalami resiko infeksi oleh kuman dan
persiapan ibu untuk menyusui (Doenges, dkk, 2005).
8. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
Rasional : Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk
mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan segera
guna memungkinkan tindakan preventif atau korektif
(Henderson, 2005).

VI. IMPEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan


asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah AY, Yulianti L. Asuhan Kebidanan Kehamilan Edisi Revisi. Jakarta Trans
Info Media. 2016;
Mandriwati GA, Ariani NW, Harini RT, Darmapatni MWG, Javani S. Asuhan
Kebidanan Kehamilan Berbasis Kompetensi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC; 2017.
Pratami E. Evidence-Based Dalam Kebidanan. Jakarta EGC. 2016;
Irianti B, Halida EM, Huhita F, Prabandari F, Yulita N, Yulianti N, et al. Asuhan
Kehamilan Berbasis Bukti. F. Husin, Penyunt.) Jakarta: Sagung Seto; 2015.
Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran Egc; 2017.
Yahya N. Problematik Selama Kehamilan. Laili, editor. Semarang: Creative
Imprint of Tiga Serangkai; 2011.
Indrayani T. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum di RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang Tahun
2017. J Akad Keperawatan Husada Karya Jaya. 2018;4:9– 21.
Safari FRN. Hubungan Karakteristik dan Psikologis Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum di RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran. Wahana Inov.
2017;Vol. 6 No.(ISSN : 2089-8592).
Yanti. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Anna, editor. Bandung: PT. Refika
Aditama; 2017.
Nugroho T. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika. 2017.

Anda mungkin juga menyukai