Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Mini Project

Program Internsip Dokter Indonesia

Puskesmas Klangenan

“PEMBERDAYAAN CALON PENGANTIN MELALUI PROGRAM


EDUKASI CALON PENGANTIN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KLANGENAN”

Oleh:

dr. Aiga Gumilar

Mengesahkan:

Kepala UPT Puskesmas Klangenan

dr.

NIP.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan tugas Mini Projek yang berjudul
“Pemberdayaan Calon Pengantin Melalui Program Edukasi Calon Pengantin Di
Wilayah Kerja Puskesmas Klangenan” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Laporan ini dibuat sebagai syarat menjalani Program Internsip Dokter Indonesia
(PIDI).
Laporan ini disusun berdasarkan pada teori-teori dan literature yang telah
didapatkan dari buku pedoman, jurnal penelitian, review jurnal, serta materi-materi.
Tak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada UPTD Puskesmas Klangenan
Cirebon selaku wahana program internsip, Kepala puskesmas Klangenan ….. dan dr.
….. selaku pembimbing. Juga kepada …… selaku pemegang program Catin atas
segala dukungan moril maupun materiil sedingga acara Mini Project berjalan lancer
dan tersusunnya aporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Cirebon, 10 Oktober 2022

dr. Aiga Gumilar P

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak
2.2 Pengetahuan
2.3 Alur Pelaksanaan KIE

BAB III Kerangka Konseptual


3.1 Kerangka Konseptual
3.2 Hipotesis

BAB IV METODE
4. 1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
4. 2 Jenis Metode
4. 3 Sasaran
4. 4 Media

BAB V HASIL PENELITIAN


5. 1Karakteristik Calon Pengantin
5. 2Hasil Uji Statistik
5. 3Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

BAB VI PENUTUP
6. 1 Kesimpulan
6. 2 Saran

3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan calon pengantin sangat berperan penting untuk meningkatkan
bekal calon pengantin salah satunya adalah pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dan seksual. Calon pengantin perlu dibekali pengetahuan yang cukup
tentang kesehatan reproduksi dan seksual serta terkait informasiyang belum ada
sehingga perlu diberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pranikah
meliputi beberapa materi yaitu kesehatan reproduksi, sesual pranikah, persiapan
kehamilan awal setelah menikah, aspek psikologis (Ezzeline, 2016).
Pemerintah telah melakukan upaya, dalam hal ini BP4 untuk membekali calon
pengantin dalam mempersiapkan diri menuju pernikahan agar nanti keduanya
mampu menerapkan bekal psikis dan ketrampilan dalam menghadapi setiap
masalah dalam keluarga. Pendidikan calon pengantin sangat berperan penting
untuk meningkatkan bekal calon pengantin salah satunya adalah pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi dan seksual. Dimana dengan pemahaman yang
cukup calon pengantin dapat menjalani pernikahan yang sehat dan aman. Calon
pengantin perlu dibekali pengetahuan yang cukup sehingga calon pengantin siap
menjadi seorang ibu dan seorang ayah (Nasution, 2012).
Idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan enam bulan sebelum
menikah. Namun ukuran idealnya itu bersifat fleksible, artinya pemeriksaan
pranikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.
Dalam tinjauan medis, aspek-aspek yang perlu diperhatikan terkait kesehatan
reproduksi. Apakah calon pasutri memiliki potensi genetic penyakit tertentu
misalkan diabetes mellitus, thalassemia minor/ mayor, hemophilia, asma, risiko
keganasan dalam keluarga.
1.2 Masalah
1.2.1 Kurangnya pendampingan terhadap masyarakat (calon pengantin) akan
pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak saat kehamilan.

5
1.2.2 Kurangnya pengetahuan masyarakat calon pengantin akan kesehatan
calopn pengantin dan calon bayi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari mini project ini adalah untuk menigkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai program catin agar menekan angka
kesakitan ibu, serta calon pengantin dapat mengetahui persiapan menikah.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tuuan khusus dari project ini adalah ;
1. Menekan program-program yang dapat mendukung program catin id
puskesmas Klangenan
2. Meningkatkan angka partisipasi msyarakat dalam program catin
3. Mengetahui pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan
4. Mengetahui kehamilan yang sehat
5. Mengetahui tentang penggunaan KB
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Masyarakat
 Meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat calon
pengantin akan pentingnya menjaga kesehatan calon pengantin
maupun calon bayi.
1.4.2 Bagi Puskesmas
 Sebagai salah satu langkah meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam program ini
 Sebagai salah satu lagkah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi
1.4.3 Bagi Penulis
 Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa
pendidikan kedalam masyarakat
 Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidan kesehatan
masyarakat

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak


Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan menyusui, bayi, balita dan anak prasekolah. Pelayanan KIA sangat
mempengaruhi derajat kesehatan ibu dan anak. Kehamilan, persalinan, dan nifas
merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita. Proses tersebut
terjadi secara alamiah namun jika tidak dipantau oleh tenaga kesehatan maka
akan berisiko terjadi komplikasi yang membahayakan ibu dan bayi. Keberhasilan
program KIA ini akan sangat mempengaruhi Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2017).
Sistem Kesiagaan merupakan system tolong menolong yang terbentuk
dari, oleh dan untuk masyarakat. Penggunaan alat komunikasi dan transportasi,
pendanaa, pendonosr darah, pencatatan pemantauan dan informasi KB. Dalam
pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan di taman kanak-kanak.
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera NKKBS
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya. Tujuan khusus dari program ini adalah:
a. Meningkatnya kemampuan ibu pengetahuan, sikap dan perilaku,
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

7
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam linkgungan keluarga dan
masyarakat.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.
e. Menningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,
balita, anak prasekolah, tertama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.
1. Gizi Pada Ibu Hamil
Kebutuhan gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
a.Asam Folat : Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam
folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan
otak, kelainan neural, spina bifida, dan anencephalus, baik pada ibu
hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian suplemen asam
folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3
bulan pertama kehamilan.
b. Energi : Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada
tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energy juga
protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan
kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kaloru
untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c.Protein : Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir
kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil.
d. Zat besi : Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat
besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa

8
sel darah merah, dan sintesa darah otot. Kenaikan volume darah
selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah
kebutuhan zat besi ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg.
e.Kalsium : Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Vitamin D : Pemberian suplemen vitamin D terutama pada
kelompok beresiko penyakit seksual dan di Negara dengan musim
dingin yang panjang.
2. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
a.BMI (Body Mass Index)
Berat badan dilihat dari quatelet atau body mass index (Index
Massa Tubuh = IMT) Ibu hamil dengan berat badan dibawah
normal serinpg dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat
badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight
meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti
hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.
b. Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Srtandar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita
dewasa adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
c.Kadar Hemoglobin (Hb)
Ibu hamil yang mempunyai Hb kurang dari 10,0 akan mengakami
anemi. (Kumsiyati, 2008)
3. Penyakit Menular Seks
Terdapat kurang lebih 30 jenis mikroba (bakteri, virus dan parasit)
yang dapat ditularkan melalui kontak seksual dan non-seksual. Kondisi
yang paling sering ditemukan adalah gonorrhea, Chlamydia, herpes
genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan tricomoniasis
(World Health Organization, 2013).

9
a. Gonorrhea
a) Definisi : Gonorrhea adalah penyakit menular seksual
yang paling sering terjadi. Penyebabnya adalah bakteri
Neisseria Gonorrhoeae, tergolong bakteri diplokokus gram
negatif berbentuk buah kopi.Masa inkubasi berkisar antara
3-5 hari setelah infeksi. (Triningtyas, 2015)
b) Cara Penularannya Penularannya melalui kontak seksual
dengan penderita yang sudah terinfeksi bakteri Neisseria
Gonorrhoeae (Triningtyas, 2015).
c) Tanda dan Gejala Pada pria gejala umunya adalah rasa
gatal dan panas pada ujung kemaluan, rasa sakit saat
kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah
diujung kemaluan dan dapat bercampur darah. Pada
wanita, dengan perbedaan anatomi alat kelamin luar
terkena infeksi pertama adalah mulut rahim. Gejala klinis
yang menonjol yaitu rasa nyeri di daerah punggung,
mengeluarkan keputihan encer seperti nanah. (Triningtyas,
2015)
b. Sifilis
a) Definisi : Sifilis atau dikenal dengan (raja singa) adalah
infeksi menular seksual yang sistemik merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh spirokaeta treponena
palidum. (Brooker, 2008)
b) Cara Penularannya Penyakit ini menyerang organ tubuh
sehingga cairan mengandung T. Pallidum yang ditularkan
melalui kontak langsung dengan lesi basah yang infeksius.
Organisme ini dapat menembus membran mukosa intra
atau kulit yang terkelupas atau didapat melalui
transplasenta. (Ralph, 2008)

10
c) Tanda dan Gejala Sifilis, masa inkubasinya cukup panjang
sekitar 10-90 hari dan rata-rata tiga minggu. Karena
penyakit ini bersifat sistemik, maka sering dijumpai
demam, myalgia, limfadenopati, sakit flu, dan sakit kepala.
(Heffner, 2005 dalam Triningtyas, 2010)
c. HIV/AIDS
a) Definisi : AIDS (acquired Immodeficiency Syndrome)
adalah kumpulan atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus
HIV. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV
(Sudoyono, 2006).
b) Cara Penularannya Penularan HIV/AIDS melalui cairan
tubuh yang mengandung virus HIV yaitu melalui
hubungan seksual, baik homoseksual maupun
heteroseksual, jarum suntik pada penggunaan narkotika,
transfusi komponen darah ( Sudoyono, 2006).
c) Tanda dan Gejala Infeksi HIV tidak langsung memberikan
tanda dan gejala tertentu.Gejala yang terjadi adalah
demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah
bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah infeksi akut,
dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa gejala).
Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh,
ODHA mulai menampakan gejala-gejala akibat infeksi
opportunistik seperti berat badan menurun, demam lama,
rasa lemah, pembesaran kelenjar getah bening, diare
(Sudoyono, 2006)
d. Tricomoniasis
a) Definisi : Tricomonas vaginalis merupakan parasit
golongan protozoa yang dapat menyebabkan

11
tricomoniasis, suatu penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual.Masa inkubasi 3-28 hari.
b) Cara Penularannya Tricomoniasis digolongkan dalam
penyakit hubungan seksual karena sebagain besar
penularannya melalui hubungan seksual (Ayu, 2009 dalam
Triningtyas, 2015).
c) Tanda dan Gejala Keputihan merupakan gejala awal terjadi
vaginitis. Keputihan karena trikomoniasis dapat dibedakan
dengan penyebab lain seperti jamur dan bakteri.
Tricomoniasis pada wanita, dalam keadaan infeksi akut
terdapat gejala lendir vagina banyak dan berbusa, bentuk
putih bercampur nanah, terdapat perubahan warna (kuning,
hijau), dan berbau khas. (Ayu, 2009 dalam Triningtyas,
2015)
4. Kehamilan Resiko Tinggi
Terdapat beberapa faktor, di antaranya;
a. Kehamilan terlalu tua (>35 tahun) atau terlalu muda (<18
tahun).
Usia ibu merupakan salah satu faktor resiko yang
berhubungan dengan kualitas kehamilan. Usia yang paling
aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi sehat adalah
antara umur 20 tahun sampai 30 tahun. Penyulit pada
kehamilan remaja salah satunya pre eklamsia lebih tinggi
dibandingkan waktu reproduksi sehat. Keadaan ini
disebabkan belum matangnya reproduksi untuk hamil,
sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. (Manuaba, 1998)
b. Kehamilan pertama setelah 3 tahun lebih pernikahan.
c. Kehamilan kelima atau lebih.

12
Paritas dan para adalah wanita yang pernah melahirkan dan
di bagi menjadi beberapa istilah;
a) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan
sebanyak satu kali.
b) Multipara yaitu wanita yang pernah melahirkan
anak hidup beberapa kali, dimana persalinan
tersebut tidak lebih dari lima kali.
c) Grandemultipara yaitu wanita yang telah
melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.
d. Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang
dari 2 tahun.
Pada kehamilan dengan jarak kehamilan <3 tahun
keadaan endometrium mengalami perubahan, perubahan ini
berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya
thrombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi
plasenta. Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya
vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian korpus
uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur,
sehingga kehamilan dengan jarak <3 tahun dapat
menimbulkan kelainan yang berhubungan dengan letak dan
keadaan plasenta.
e. Tinggi badan Ibu kkurang dari 145 cm dan belum pernah
melahirkan.
Wanita dengan tinggi badan < 145 cm memiliki resiko
tinggi untuk terjadiya persalinan premature, karena lebih
mungkin memiliki panggul sempit.
f. Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, diabetes, tiroid,
jantung, paru, ginjal, dan penyakit sistemik lain).
Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis,
diabetes, penyakit ginjal atau lupus, akan meninkatkan

13
resiko terkena preeklamsia. Kehamilan dengan hipertensi
esensial atau hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan
dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala menjadi pre
eklamsia tidak murni. Penyakit gula dan diabetes mellitus
dapat menimbulkan pre eklamsia dan eklamsia begitu pula
penyakit ginjal karena dapat meningkatkan tekanan darah
yang dapat menyebabkan pre eklamsia.
g. Kehamilan dengan keadaan tertentu.
Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan
dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta,
terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi
Rahim, perdarahan yang banyak setelah persalinan dan
gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan
keguguran.
Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak
memperparah keadaan mioma uteri. Saat hamil, mioma
uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi
perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan
dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu,
selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar.
h. Kehamilan dengan anemia.
Wanita hamil biasanya sering mengeluh letih, kepala
pusing, napas sesak, wajah pucat. Semua keluhan tersebut
merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang
mengalami anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi
akibat rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Dimana
faktor yang mempengaruhi terjadi anemia kehamilan
diantaraanya kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan
asam folat dan kelainan bentuk sel darah merah. Anemia
dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar

14
nilai hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester satu dan
tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr%
pada trimester ke dua, Perbedaan nilai batas diatas
dihubungkan dengan kejadian hemodelusi.
2.2 Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan sesorang
diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra pengelihatan
yaitu mata (Notoatmodjo, 2012). Proses belajar ini dipengaruhi berbagai
faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi
yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.
2. Tingkat Pengetahuan Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa, pengetahuan
yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a.Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, pada tingkatan ini recall ( mengingat kembali)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini yang paling rendah
b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar tentang objek
yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
c.Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
kontak atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan
suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama

15
lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan dan
sebagainya.
e.Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada
3. Pengukuran Pengetahuan Cara mengukur pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2007) : dengan dua cara yaitu:
a. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu bentuk metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
keterangan secara lisan dari seseorang. Penelitian terhadap responden yang
dilakukan dengan cara wawancara dan berhadapan muka dengan responden
(face to face).
b. Angket
Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian
mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan
umum (orang banyak). Angket dilakukan dengan cara mengedarkan suatu
daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada
sejumlah subjek penelitian untuk mendapatkan tanggapan, informasi, dan
jawaban lainnya yang dibutuhkan peneliti.
2.3 Alur Pelaksanaan KIE Calon Pengantin
1. Calon pengantin datang ke KUA/ gereja/ parisada/ vihara untuk mengurus
pernikahannya
2. Calon pengantin mengisi formulir N1, N2, dan N4 dari kelurahan atau desa
yang membawahi tempat tinggal calon pengantin

16
3. Calon pengantin membawa surat pengantar yang didapat dari KUA/ gereja/
parisda/ vihara ke puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan sehat
dan imunisasi TT
4. Di puskesmas petugas kesehatan memberi pelayanan kesehatan, cek
glongan darah, KIE, dan imunisasi TT bila perlu
5. Calon penganti kembali ke KUA/ gereja/ parisada/ vihara dengan
membawa surat keterangan sehat dan status imunisasi TT
6. KUA/ lembaga sesuai agama akan mencatatkan pernikahan pengantin yang
telah menyerahkan formulir, surat keterangan sehat dan imunisasi TT

17
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Tingkat Pendidikan Informasi budaya


dan pengalaman

Pengetahuan tentang
kesehatan pranikah

Keterangan : : Diteliti

: Tidak Diteliti

Tingkat Pendidikan : berbagai pelajaran yang didapatkan calon pengantin


ketika belajar di bangku pendidikan akan sangat mempengaruhi pola pikirnya
sehingga ia akan lebih mengerti tentang kesehatan pra nikah.

3.2 Hipotesis
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan partisipasi program calon
pengantin.

18
BAB IV

METODE

4. 1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat : KUA Klangenan
Sasaran : Calon pengantin yang sudah mendaftarakan pernikahan di
KUA Klangenan
4. 2 Jenis Metode
Jenis Metode yang dilakukan pada kegiatan ini adalah;
a. Sosialisasi dan penyuluhan untuk memperkenalkan tentang hal yang
perlu diperhatikan oleh calon pengantin. Penyajian materi secara
power point serta diskusi Tanya jawab di antara penyaji dan peserta.
4. 3 Sasaran
Sasaran pada mini project ini adalah seluruh calon pengantin di KUA
Klangenan
4. 4 Media
Media yang digunakan pada mini project ini adalah;
a. Leaflet kartu calon pengantin sehat
b. Power point

19
BAB V

HASIL PENELITIAN

5. 1 Karakteristik Calon Pengantin


a. Calon Pengantin Terdaftar KUA Klangenan
b. Calon Pengantin Hadir Di Puskesmas Klangenan

BAB VI

PENUTUP

6. 1 Kesimpulan
6. 2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta
Hidayati RD. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Kesehatan Reproduksi
dengan Kesiapan Menikah pada Calon Pengantin.Yokyakarta:2016
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
WHO. Young people: health risks and solutions. WHO Media centre; 2012 [cited
20Nov 20]. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs345/en/.

20

Anda mungkin juga menyukai