Puskesmas Klangenan
Oleh:
Mengesahkan:
dr.
NIP.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan tugas Mini Projek yang berjudul
“Pemberdayaan Calon Pengantin Melalui Program Edukasi Calon Pengantin Di
Wilayah Kerja Puskesmas Klangenan” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Laporan ini dibuat sebagai syarat menjalani Program Internsip Dokter Indonesia
(PIDI).
Laporan ini disusun berdasarkan pada teori-teori dan literature yang telah
didapatkan dari buku pedoman, jurnal penelitian, review jurnal, serta materi-materi.
Tak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada UPTD Puskesmas Klangenan
Cirebon selaku wahana program internsip, Kepala puskesmas Klangenan ….. dan dr.
….. selaku pembimbing. Juga kepada …… selaku pemegang program Catin atas
segala dukungan moril maupun materiil sedingga acara Mini Project berjalan lancer
dan tersusunnya aporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Cirebon, 10 Oktober 2022
2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB IV METODE
4. 1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
4. 2 Jenis Metode
4. 3 Sasaran
4. 4 Media
BAB VI PENUTUP
6. 1 Kesimpulan
6. 2 Saran
3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2.2 Kurangnya pengetahuan masyarakat calon pengantin akan kesehatan
calopn pengantin dan calon bayi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari mini project ini adalah untuk menigkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai program catin agar menekan angka
kesakitan ibu, serta calon pengantin dapat mengetahui persiapan menikah.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tuuan khusus dari project ini adalah ;
1. Menekan program-program yang dapat mendukung program catin id
puskesmas Klangenan
2. Meningkatkan angka partisipasi msyarakat dalam program catin
3. Mengetahui pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan
4. Mengetahui kehamilan yang sehat
5. Mengetahui tentang penggunaan KB
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat calon
pengantin akan pentingnya menjaga kesehatan calon pengantin
maupun calon bayi.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Sebagai salah satu langkah meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam program ini
Sebagai salah satu lagkah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi
1.4.3 Bagi Penulis
Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa
pendidikan kedalam masyarakat
Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidan kesehatan
masyarakat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam linkgungan keluarga dan
masyarakat.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.
e. Menningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,
balita, anak prasekolah, tertama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.
1. Gizi Pada Ibu Hamil
Kebutuhan gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
a.Asam Folat : Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam
folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan
otak, kelainan neural, spina bifida, dan anencephalus, baik pada ibu
hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian suplemen asam
folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3
bulan pertama kehamilan.
b. Energi : Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada
tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energy juga
protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan
kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kaloru
untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c.Protein : Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir
kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil.
d. Zat besi : Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat
besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa
8
sel darah merah, dan sintesa darah otot. Kenaikan volume darah
selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah
kebutuhan zat besi ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg.
e.Kalsium : Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Vitamin D : Pemberian suplemen vitamin D terutama pada
kelompok beresiko penyakit seksual dan di Negara dengan musim
dingin yang panjang.
2. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
a.BMI (Body Mass Index)
Berat badan dilihat dari quatelet atau body mass index (Index
Massa Tubuh = IMT) Ibu hamil dengan berat badan dibawah
normal serinpg dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat
badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight
meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti
hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.
b. Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Srtandar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita
dewasa adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
c.Kadar Hemoglobin (Hb)
Ibu hamil yang mempunyai Hb kurang dari 10,0 akan mengakami
anemi. (Kumsiyati, 2008)
3. Penyakit Menular Seks
Terdapat kurang lebih 30 jenis mikroba (bakteri, virus dan parasit)
yang dapat ditularkan melalui kontak seksual dan non-seksual. Kondisi
yang paling sering ditemukan adalah gonorrhea, Chlamydia, herpes
genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan tricomoniasis
(World Health Organization, 2013).
9
a. Gonorrhea
a) Definisi : Gonorrhea adalah penyakit menular seksual
yang paling sering terjadi. Penyebabnya adalah bakteri
Neisseria Gonorrhoeae, tergolong bakteri diplokokus gram
negatif berbentuk buah kopi.Masa inkubasi berkisar antara
3-5 hari setelah infeksi. (Triningtyas, 2015)
b) Cara Penularannya Penularannya melalui kontak seksual
dengan penderita yang sudah terinfeksi bakteri Neisseria
Gonorrhoeae (Triningtyas, 2015).
c) Tanda dan Gejala Pada pria gejala umunya adalah rasa
gatal dan panas pada ujung kemaluan, rasa sakit saat
kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah
diujung kemaluan dan dapat bercampur darah. Pada
wanita, dengan perbedaan anatomi alat kelamin luar
terkena infeksi pertama adalah mulut rahim. Gejala klinis
yang menonjol yaitu rasa nyeri di daerah punggung,
mengeluarkan keputihan encer seperti nanah. (Triningtyas,
2015)
b. Sifilis
a) Definisi : Sifilis atau dikenal dengan (raja singa) adalah
infeksi menular seksual yang sistemik merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh spirokaeta treponena
palidum. (Brooker, 2008)
b) Cara Penularannya Penyakit ini menyerang organ tubuh
sehingga cairan mengandung T. Pallidum yang ditularkan
melalui kontak langsung dengan lesi basah yang infeksius.
Organisme ini dapat menembus membran mukosa intra
atau kulit yang terkelupas atau didapat melalui
transplasenta. (Ralph, 2008)
10
c) Tanda dan Gejala Sifilis, masa inkubasinya cukup panjang
sekitar 10-90 hari dan rata-rata tiga minggu. Karena
penyakit ini bersifat sistemik, maka sering dijumpai
demam, myalgia, limfadenopati, sakit flu, dan sakit kepala.
(Heffner, 2005 dalam Triningtyas, 2010)
c. HIV/AIDS
a) Definisi : AIDS (acquired Immodeficiency Syndrome)
adalah kumpulan atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus
HIV. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV
(Sudoyono, 2006).
b) Cara Penularannya Penularan HIV/AIDS melalui cairan
tubuh yang mengandung virus HIV yaitu melalui
hubungan seksual, baik homoseksual maupun
heteroseksual, jarum suntik pada penggunaan narkotika,
transfusi komponen darah ( Sudoyono, 2006).
c) Tanda dan Gejala Infeksi HIV tidak langsung memberikan
tanda dan gejala tertentu.Gejala yang terjadi adalah
demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah
bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah infeksi akut,
dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa gejala).
Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh,
ODHA mulai menampakan gejala-gejala akibat infeksi
opportunistik seperti berat badan menurun, demam lama,
rasa lemah, pembesaran kelenjar getah bening, diare
(Sudoyono, 2006)
d. Tricomoniasis
a) Definisi : Tricomonas vaginalis merupakan parasit
golongan protozoa yang dapat menyebabkan
11
tricomoniasis, suatu penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual.Masa inkubasi 3-28 hari.
b) Cara Penularannya Tricomoniasis digolongkan dalam
penyakit hubungan seksual karena sebagain besar
penularannya melalui hubungan seksual (Ayu, 2009 dalam
Triningtyas, 2015).
c) Tanda dan Gejala Keputihan merupakan gejala awal terjadi
vaginitis. Keputihan karena trikomoniasis dapat dibedakan
dengan penyebab lain seperti jamur dan bakteri.
Tricomoniasis pada wanita, dalam keadaan infeksi akut
terdapat gejala lendir vagina banyak dan berbusa, bentuk
putih bercampur nanah, terdapat perubahan warna (kuning,
hijau), dan berbau khas. (Ayu, 2009 dalam Triningtyas,
2015)
4. Kehamilan Resiko Tinggi
Terdapat beberapa faktor, di antaranya;
a. Kehamilan terlalu tua (>35 tahun) atau terlalu muda (<18
tahun).
Usia ibu merupakan salah satu faktor resiko yang
berhubungan dengan kualitas kehamilan. Usia yang paling
aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi sehat adalah
antara umur 20 tahun sampai 30 tahun. Penyulit pada
kehamilan remaja salah satunya pre eklamsia lebih tinggi
dibandingkan waktu reproduksi sehat. Keadaan ini
disebabkan belum matangnya reproduksi untuk hamil,
sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. (Manuaba, 1998)
b. Kehamilan pertama setelah 3 tahun lebih pernikahan.
c. Kehamilan kelima atau lebih.
12
Paritas dan para adalah wanita yang pernah melahirkan dan
di bagi menjadi beberapa istilah;
a) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan
sebanyak satu kali.
b) Multipara yaitu wanita yang pernah melahirkan
anak hidup beberapa kali, dimana persalinan
tersebut tidak lebih dari lima kali.
c) Grandemultipara yaitu wanita yang telah
melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.
d. Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang
dari 2 tahun.
Pada kehamilan dengan jarak kehamilan <3 tahun
keadaan endometrium mengalami perubahan, perubahan ini
berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya
thrombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi
plasenta. Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya
vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian korpus
uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur,
sehingga kehamilan dengan jarak <3 tahun dapat
menimbulkan kelainan yang berhubungan dengan letak dan
keadaan plasenta.
e. Tinggi badan Ibu kkurang dari 145 cm dan belum pernah
melahirkan.
Wanita dengan tinggi badan < 145 cm memiliki resiko
tinggi untuk terjadiya persalinan premature, karena lebih
mungkin memiliki panggul sempit.
f. Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, diabetes, tiroid,
jantung, paru, ginjal, dan penyakit sistemik lain).
Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis,
diabetes, penyakit ginjal atau lupus, akan meninkatkan
13
resiko terkena preeklamsia. Kehamilan dengan hipertensi
esensial atau hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan
dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala menjadi pre
eklamsia tidak murni. Penyakit gula dan diabetes mellitus
dapat menimbulkan pre eklamsia dan eklamsia begitu pula
penyakit ginjal karena dapat meningkatkan tekanan darah
yang dapat menyebabkan pre eklamsia.
g. Kehamilan dengan keadaan tertentu.
Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan
dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta,
terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi
Rahim, perdarahan yang banyak setelah persalinan dan
gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan
keguguran.
Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak
memperparah keadaan mioma uteri. Saat hamil, mioma
uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi
perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan
dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu,
selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar.
h. Kehamilan dengan anemia.
Wanita hamil biasanya sering mengeluh letih, kepala
pusing, napas sesak, wajah pucat. Semua keluhan tersebut
merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang
mengalami anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi
akibat rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Dimana
faktor yang mempengaruhi terjadi anemia kehamilan
diantaraanya kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan
asam folat dan kelainan bentuk sel darah merah. Anemia
dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar
14
nilai hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester satu dan
tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr%
pada trimester ke dua, Perbedaan nilai batas diatas
dihubungkan dengan kejadian hemodelusi.
2.2 Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan sesorang
diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra pengelihatan
yaitu mata (Notoatmodjo, 2012). Proses belajar ini dipengaruhi berbagai
faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi
yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.
2. Tingkat Pengetahuan Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa, pengetahuan
yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a.Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, pada tingkatan ini recall ( mengingat kembali)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini yang paling rendah
b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar tentang objek
yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
c.Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
kontak atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan
suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama
15
lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan dan
sebagainya.
e.Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada
3. Pengukuran Pengetahuan Cara mengukur pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2007) : dengan dua cara yaitu:
a. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu bentuk metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
keterangan secara lisan dari seseorang. Penelitian terhadap responden yang
dilakukan dengan cara wawancara dan berhadapan muka dengan responden
(face to face).
b. Angket
Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian
mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan
umum (orang banyak). Angket dilakukan dengan cara mengedarkan suatu
daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada
sejumlah subjek penelitian untuk mendapatkan tanggapan, informasi, dan
jawaban lainnya yang dibutuhkan peneliti.
2.3 Alur Pelaksanaan KIE Calon Pengantin
1. Calon pengantin datang ke KUA/ gereja/ parisada/ vihara untuk mengurus
pernikahannya
2. Calon pengantin mengisi formulir N1, N2, dan N4 dari kelurahan atau desa
yang membawahi tempat tinggal calon pengantin
16
3. Calon pengantin membawa surat pengantar yang didapat dari KUA/ gereja/
parisda/ vihara ke puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan sehat
dan imunisasi TT
4. Di puskesmas petugas kesehatan memberi pelayanan kesehatan, cek
glongan darah, KIE, dan imunisasi TT bila perlu
5. Calon penganti kembali ke KUA/ gereja/ parisada/ vihara dengan
membawa surat keterangan sehat dan status imunisasi TT
6. KUA/ lembaga sesuai agama akan mencatatkan pernikahan pengantin yang
telah menyerahkan formulir, surat keterangan sehat dan imunisasi TT
17
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Pengetahuan tentang
kesehatan pranikah
Keterangan : : Diteliti
: Tidak Diteliti
3.2 Hipotesis
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan partisipasi program calon
pengantin.
18
BAB IV
METODE
19
BAB V
HASIL PENELITIAN
BAB VI
PENUTUP
6. 1 Kesimpulan
6. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
20