BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di dunia masih terbilang
tinggi, menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, ada sekitar 800 ibu
di dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Penyebab
utama dari kematian ibu antara lain sumber daya yang rendah, perdarahan, hipertensi, infeksi,
dan penyakit penyerta lainnya yang diderita ibu sebelum masa kehamilan. Wanita yang
tinggal di negara berkembang memiliki resiko kematian 23 kali lebih besar dibandingkan
dengan wanita yang tinggal di negara maju sehubungan dengan faktor yang berhubungan
dengan kehamilan dan persalinan (WHO, 2018).1
Selain angka kematian ibu, angka kematian anak di dunia juga masih tinggi.
Meskipun begitu, menurut hasil pengamatan yang dilakukan oleh WHO terhadap program
Millennium Development Goals (MDGs) melalui program Global Health Observatory
(GHO), terutama MDGs 4 yang berisi tentang mengurangi angka kematian anak terlihat
bahwa angka kematian anak di dunia mengalami penurunan sekitar 50% pada tahun 2013 bila
dibandingkan dengan tahun 1990, tahun dimana program MDGs sendiri mulai dicanangkan,
pada tahun 1990 angka kematian anak mencapai 12,7 juta, dan pada 2013 angka kematian
anak di dunia tercatat sebesar 6,3 juta (WHO, 2018).1,2
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kematian ibu
berkisar 305 per 100.000 menurut Survei Angka Sensus (supas) tahun 2015. Dari laporan
yang diterima bisa di jabarkan tempat kematian ibu yang terjadi 77% di rumah sakit, 15.6%
di rumah, 4.1% di perjalanan ke fasilitas kesehatan, dan 2.5% difasilitas kesehatan lainnya,
serta kematian ibu di tempat lainnya sebanyak 0.8%.3
Sementara itu, data yang dipaparkannya terbaca angka kematian neonatal (AKN) 15
per 1000 KH menurut SDKI tahun 2017. Kematian neonatal di desa/kelurahan 0-1 per tahun
sebanyak 83.447, di Puskesmas kematian neonatal 7-8 per tahun sebanyak 9.825, dan angka
kematian neonatal di rumah sakit 18 per tahun sebanayak 2.868.3
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia juga memaparkan tentang penyabab
kematian ibu. Akibat gangguan hipertensi sebanyak 33,07%, perdarahan obstetrik 27.03%,
1
komplikasi non obstetric 15.7%, komplikasi obstetric lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan
6.06% dan penyebab lainnya 4.81%. Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi
disebabkan oleh komplikasi kejadian intraparum tercatat 283%, akibat gangguan respiratori
dan kardiovaskular 21.3%, BBLR dan premature 19%, kelahiran kongenital 14, 8%, akibat
tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7.3% dan akibat lainnya 8.2%.4
Untuk mengurangi AKI dan AKB di Indonesia, pemerintah mengeluarkan beberapa
program dan upaya antara lain penerapan pendekatan safe methode pada tahun 1990,
program Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang mulai di ujicobakan sejak tahun 1994,
gerakan sayang ibu pada tahun 1996, Making pragnancy safer pada tahun 2000, bantuan
operasional kesehatan (BOK) pada tahun 2010, jampersal yang di mulai pada tahun 2011,
dan juga program expanding mathernal and neonatal safer pada tahun 2012 (Kemenkes RI,
2013).4
Buku kesehatan ibu dan anak (KIA) sebagai salah satu program dan upaya pemerintah
guna mengurangi AKI dan AKB merupakan hasil kerja 3 sama Departemen Kesehatan-RI
dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Buku KIA merupakan alat yang
sederhana namun efektif sebagai alat informasi, edukasi, dan komunikasi. Oleh karena itulah
pada tahun 1997 Departemen Kesehatan menggunakan model buku KIA tersebut sebagai
acuan dalam pengembangan buku KIA versi nasional, dan menjadikan buku KIA sebagai
program nasional.5
Pada tahun 2007 menteri kesehatan menerangkan P4K (program perencanaan dan
pencegahan komplikasi) dengan stiker yang merupakan “upaya terobosan” dalam percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dan
kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi
masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam
menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.6
Dari pengalaman lapangan, ditemukan bahwa kemampuan dalam berkomunikasi
merupakan kunci keberhasilan untuk dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap
bidan dan kader. Dalam P4K dengan Stiker bidan dan kader diharapkan berperan sebagai
fasilitator dan dapat membangun komunikasi persuasif dan setara di wilayah kerjanya agar
dapat terwujud kerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.6
Melalui P4K dengan Stiker, masyarakat diharapakan dapat mengembangkan norma
sosial bahwa cara yang aman untuk menyelamatkan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi lahir
ke bidan dengan memeriksakan kehamilan, bersalin, perwatan nifas, dan perawatan bayi baru
2
lahir ke bidan atau tenaga kesehatan terampil di bidang kebidanan, sehingga kelak dapat
mencapai dan mewujudkan Visi Departemen Kesehatan, yaitu “Masyarakat Mandiri untuk
Hidup Sehat”.6
Angka Kematian Bayi di Provinsi Banten menurut data profil kesehatan Profinsi Banten
tahun 2019 yaitu sebesar 523 balita per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2019, dibandingkan
tahun 2016 sebesar 437 bayi mati per 1.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan tahun 2015
sebesar 489 bayi mati per 1.000 kelahiran hidup. Target MDGs untuk AKB pada tahun 2015
sebesar 23 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, dan artinya Provinsi Banten belum mencapai
target MGDs dengan tujuan menurunkan angka kematian bayi dalam kurun waktu 1990-2015.7
Angka kematian ibu di Kota Tangerang pada tahun 2017 mencapai 9 ibu hamil per
1.000 kelahiran hidup, pada ibu bersalin 5 per 1.000 kelahiran hidup, ibu nifas 7 per 1.000
kelahiran hidup. Sedangkan jumlah angka kematian bayi di Kota Tangerang pada tahun 2017
mencapai 42 bayi per 1.000 kelahiran hidup.
Di wilayah Puskemas Kelurahan Ciledug pada tahun 2017 terdapat 12 kematian ibu
karena sepsis, asfiksia berat, eklamsia, dan IUFD. Pada tahun 2018 terjadi 7 kematian ibu
karena prematur, IUFD, dan eklamsia. Dan pada tahun 2019 terdapat 3 kematian ibu karena
sepsis, eklamsia, anemia dan kelainan jantung.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang P4K saat pretest dan
postest?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Khusus
3
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
hamil mengenai P4K di wilayah kerja Puskesmas Ciledug.
2. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
4
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
a. Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
1. Definisi
Tujuan Umum
Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga
melahirkan bayi sehat.
Tujuan Khusus
o Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap
rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang lokasi tempat tinggal
ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong
persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat persalinan,
calon donor darah, transportasi yang digunakan serta pembiayaan.
5
o Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode KB
pasca persalinan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami,
keluarga dan bidan.
o Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila
terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
o Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarkat baik formal maupun non
formal, dukun/pendamping persalinan dan kelompok masyarakat
dalam perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan
stiker dan KB pasca salin sesuai dengan perannya masing-masing.
3. Manfaat P4K9
4. Sasaran P4K
5. Indikator P4K
6
Persentase ibu hamil mendapat stiker
Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar
Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan
Persentase ibu hamil, bersalin, dan nifas berstiker yang mengalami
komplikasi tertangani
Persentase menggunkan KB pasca salin
Persentase ibu bersalin di nakes mendapatkan pelayanan nifas
7
rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah) sebagai penanda untuk
pendataan dan pemantauan terhadap ibu hamil.
o Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan
secara teratur dan di sampaikan pada setiap pertemuan bulanan.
o Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ambulan desa
o Penggunaan, Pengelolaan dan Pengawasan Tabulin/Dasolin
o Pembuatan dan penandatangan amanat persalinan
Rekapitulasi Pelaporan dilakukan secara berjenjang dari tingkat paling
dasarke tingkat yang lebih tinggi yaitu Bidan di Desa, Puskesmas, Dinas
kesehatan Kabupaten/kota, Dinas kesehatan propinsi dan Tingkat nasional
Forum komunikasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
P4K di masing-masing tingkat wilayah.
8
Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan
lingkungan (sosial budaya)
Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal
dan forum peduli KIA/Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk
KB pasca persalinan sesuai dengan perannya masing-masing.
10.
9
Berat badan ibu hamil tidak naik. Pada setiap kehamilan terjadi kenaikan
berat badan ibu sekitar 9 – 12 kg.Yang perlu diwaspadai adalah jika berat
badan ibu tidak naik minimal 0,5 -1 kg setiap bulannya atau tidak naik
sampai akhir bulan keempat kehamilannya.
Perdarahan
Perdarahan yang perlu diwaspadai adalah perdarahan yang :
o Terjadi pada kehamilan sebelum 3 bulan, dapat disebabkan karena
keguguran.
o Terjadi melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat.
o Terjadi pada kehamilan 7-9 bulan walaupun sedikit tetap hars segera di
beri pertolongan.
o Terjadi segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan.
o Terjadi pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) dan
berlangsung terus menerus disertai bau tidak sedap dan demam.
Bengkak pada kaki, tangan/wajah, pusing disertai kejang
Gerakan janin berkurang atau tidak ada
Kelainan letak janin dalam rahim
Ketuban pecah sebelum waktunya
Persalinan lama terhitung jika dalam waktu 12 jam setelah rasa mulas
bayi belum juga lahir.
Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan misalnya jantung,
kurang darah, TBC, Malaria, HIV dan infeksi pada saluran kelamin.
Demam tinggi pada masa nifas
b. Pengetahuan
1. Definisi
10
Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk pengetahuan ini adalah bahan yang
dipelajari/rangsang yang diterima.
Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat meng-interpretasikan suatu materi
tersebut secara benar.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi
disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks lain.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya suatu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formasi
baru dari formasi-formasi yang ada.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan penelitian
terhadap suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
11
Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan lebih luas.
Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan
tentang sesuatu yang bersifat informal.
c. Sikap11
1. Definisi
12
Menurut Sunaryo , ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
pengubahan sikap adalah faktor internal dan eksternal.
Faktor internal
Berasal dari dalam individu itu sendiri. Dalam hal ini individu menerima,
mengolah, dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta
menentukan mana yang akan diterima atau tidak diterima. Sehingga
individu merupakan penentu pembentukan sikap. Faktor interna terdiri dari
faktor motif, faktor psikologis dan faktor fisiologis.
Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk mengubah
dan membentuk sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung dan tidak
langsung. Faktor eksterna terdiri dari: faktor pengalaman, situasi, norma,
hambatan dan pendorong.
Menurut Azwar faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu:
Pengalaman pribadi
Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang cukup,
biasanya orang memiliki pangan yang telah dikenal dan yang disukai. Hal
tersebut disebabkan oleh : (1) Banyaknya informasi yang dimiliki
seseorang tentang kebutuhan tubuh akan gizi selama beberapa masa dalam
perjalanan hidupnya, (2) kemampuan seseorang untuk menerapkan
pengetahuan gizi ke dalam memilih makanan jajanan dan pengembangan
cara pemanfaatan pangan yang sesuai. Pengalaman pribadi adalah apa
yang telah ada yang sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan anak dalam memilih makanan jajanan.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Di antara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu adalah
orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman
dekat, guru. Pada umumnya anak cenderung untuk memiliki sikap searah
dengan sikap orang yang dianggap penting.
Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh dalam
memilih makanan jajanan yang akan dikonsumsi. Aspek sosial Budaya
pangan adalah fungsi pangan dalam masyarakat yang berkembang sesuai
13
dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan
masyarakat tersebut.
d. Perilaku11
1. Definisi
Kesehatan itu dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku
dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu sendiri khususnya perilaku
kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
Faktor Predisposisi (Predisposing factor)
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang antara lain:
14
o Pengetahuan
o Sikap
o Kepercayaan
o Keyakinan
o Nilai-nilai
o Tradisi
Faktor Pemungkin (Enabling factor)
Yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana
atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya:
o Puskesmas
o Posyandu
o Rumah sakit
o Tempat pembuangan air
o Tempat pembuangan sampah
o Tempat olahraga
o Makanan bergizi
o Uang
Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku
sehat, tetapi tidak melakukannya. misalnya, ada anjuran dari orang tua,
guru, toga, toma, sahabat.
Menurut Sunaryo dalam berperilaku seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
o Faktor genetik atau endogen, merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk kelanjutan perkembangan perilaku. Faktor genetik berasal dari
dalam diri individu, antara lain:
- Jenis ras, setiap ras mempunyai pengaruh terhadap perilaku yang
spesifik, saling berbeda satu sama yang lainnya.
- Jenis kelamin, perilaku pria atas dasar pertimbangan rasional atau
akal sedangkan pada wanita atas dasar emosional.
15
- Sifat fisik, perilaku individu akan berbeda-beda sesuai dengan sifat
fisiknya.
- Sifat kepribadian, merupakan manifestasi dari kepribadian yang
dimiliki sebagai perpaduan dari faktor genetik dengan lingkungan.
- Bakat pembawaan, merupakan interaksi antara faktor genetik
dengan lingkungan serta tergantung adanya kesempatan untuk
pengembangan.
- Intelegensi, merupakan kemampuan untuk berpikir dalam
mempengaruhi perilaku.
o Faktor dari luar individu atau faktor eksogen, faktor ini juga
berpengaruh dalam terbentuknya perilaku individu antara lain:
- Faktor lingkungan, merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.
- Pendidikan, proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya
melibatkan perilaku individu maupun kelompok.
- Agama, merupakan keyakinan hidup yang masuk ke dalam
kontruksi kepribadian seseorang yang berpengaruh dalam perilaku
individu.
- Sosial ekonomi, salah satu yang berpengaruh terhadap perilaku
adalah lingkungan sosial ekonomi yang merupakan sarana untuk
terpenuhinya fasilitas.
- Kebudayaan, hasil dari kebudayaan yaitu kesenian, adat istiadat atau
peradaban manusia mempunyai peranan pada terbentuknya perilaku.
16
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
mengenai P4K Sikap Faktor yang
mempengaruhi :
1. Kebudayaan
2. Psikologi
3. Media massa
Faktro yang Perilaku
4. Lembaga
mempengaruhi : Mengenai
pendidikan
P4K
1. Pendidikan 5. Faktor
2. Informasi emosional
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial Faktor yang mempengaruhi :
ekonomi
1. Faktor Internal
a. Jenis ras
b. Jenis kelamin
c. Sifat fisik
d. Kepribadian
e. Bakat
f. Intelegensia
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
b. Pendidikan
c. Agama Variabel yang diteliti
d. Sosial ekonomi
e. kebudayaan Variabel yang tidak diteliti
17
C. Kerangka Konsep
Usia Ibu
Pendidikan Ibu
Tingkat Pengetahuan
Sikap Dan Perilaku
Paritas Ibu Mengenai P4K
Riwayat Penyakit
Dahulu
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dan waktu penelitian
dilaksanakan dari Bulan Maret sampai dengan Bulan April 2020.
a. Populasi
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probability sampling, simple random sampling.12 Teknik ini digunakan untuk
pengambilan sampel secara acak sederhana dengan asumsi bahwa karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak dipertimbangkan dalam penelitian.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian iini sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi. Pada waktu melakukan pengambilan data awal ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Ciledug peneliti menemukan populasi berjumlah 1844, serta
memenuhi kriteria sample sebagai berikut:
19
N
n=
1+ N (d )²
Keterangan :
N : jumlah populasi
n : jumlah sampel
d : tingkat signifikasi (0,1)
N
n=
1+ N (d )²
1844
=
1+ 1844(0 ,1)²
1844
=
19 , 44
= 95
Jadi, kisaran besar sampel berdasarkan rumus Slovin dalam penelitian adalah
sebanyak 95 orang. Selanjutnya digunakan teknik simpel random sampling untuk
menentukan sampel dari 95 orang tersebut.
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu hamil yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ciledug
2) Bersedia berpartisipasi dalam penelitian
b. Kriteria eksklusi
1) Yang tidak bersedia menjadi responden
2) Tidak bersedia mengisi kuisioner
3) Tidak mengisi kuisioner dengan lengkap
D. Alur Penelitian
20
Permohonan izin pengambilan data awal
Kesimpulan
21
E. Definisi Operasional
Cara
No. Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil ukur Skala ukur
ukur
Variabel terikat
< 20 tahun : 1
Pre dan 20-35 tahun :
1. Usia Usia ibu saat melahirkan Kuesioner Ordinal
post tes 2
> 35 tahun : 3
Tidak
sekolah : 1
Pendidikan
Pre dan dasar : 2
2. Pendidikan Pendidikan terakhir ibu kuesioner Ordinal
post tes Pendidikan
menegah : 3
Pendidikan
Tinggi : 4
Pre dan Primipara : 1
3. Paritas Jumlah anak yang dilahirkan kuesioner Ordinal
post tes Multipara : 2
Riwayat Hipertensi
Pre dan
4. Penyakit Penyakit yang pernah di derita sebelum kehamilan kuesioner Anemia Kategorik
post test
Dahulu Hepatitis
Variabel bebas
Baik ≥ 75%
Tingkat
Cukup 56-
Pengetahuan Suatu pemahaman tentang program perencanaan Pre dan
5. kuesioner 74% Ordinal
Mengenai persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) post test
Kurang
P4K
<55%
6. Sikap Tanggapan responden terhadap P4K Pre dan kuesioner Baik 76- Ordinal
mengenai post test 100%
22
Cukup 56-
75%
P4K
Kurang
<56%
Tindakan pemilihan yang dilakukan responden Pre dan Baik 76-
dalam upaya menuju persalinan yang aman dan sehat post test 100%
Perilaku
Cukup 56-
7. mengenai kuesioner Ordinal
75%
P4K
Kurang
<56%
Tabel 1. Definisi Operasional
23
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data yang
di dapatkan dari Puskesmas Ciledug dan data primer berupa kuesioner yang di tujukan
kepada responden secara langsung.
Penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan cara kuesioner. Kuesioner
yang digunakan berisi pertanyaan dan pernyataan yang disusun berdasarkan kerangka konsep
penelitian yang telah ditetapkan. Alasan menggunakan kuesioner yaitu karena sudah
disediakan pilihan jawaban, mempermudah peneliti dalam mencari atau mengumpulkan data,
memudahkan dalam menganalisa data.13
a. Uji validitas
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan reabilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti
(Notoatmodjo, 2010).13
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur ini benar–benar
mengukur apa yang diukur, dengan rumus :14
N ( ∑ xy ) −(∑ x ∑ y)
√{
r=
}{
N ∑ 2−( ∑ x) 2 n ∑ 2−( ∑ y )2
x y }
keterangan :
r : koefisien item yang dicari
N : jumlah responden
X : skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
Y : Skor total yang diperoleh subjek
Sebelum melakukan pengumpulan data untuk menghindari kesalahan
dalam menginterpretasikan pertanyaan dalam kuesioner dan memperoleh data
yang valid, terlebih dahulu kuesioner akan diuji coba kepada 30 responden ibu
hamil yang bertempa tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ciledug dan tidak
mengikut sertakan kembali pada sampel penelitian. Hal uji coba kuesioner yang
telah disusun memiliki validitas dan reabilitas.
Setelah dilakukan uji instrumen didapatkan hasil sebagai berikut :
24
Tabel 2. Reliabilitas Pengetahuan Berdasarkan Nilai Alpha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.383 8
Hasil SPSS 24 Uji Reabilitas dan Validitas
.441 8
Hasil SPSS 24 Uji Reabilitas dan Validitas
.446 8
Hasil SPSS 24 Uji Reabilitas dan Validitas
Dari hasil uji Reliabilitas dengan program SPSS 24 didapatkan nilai Alpha
0,383 sehingga menurut table r Alpha Cronbach nilai ini sangat reliable dan layak
untuk disebarkan kepada responden.
25
Dalam penelitian ini uji validitas instrumen penelitian yaitu kuesioner
yang berjumlah 30 responden dengan karakteristik yang sama yaitu ibu–ibu hamil
di wilayah jerja Puskesmas Ciledug.
b. Reliabilitas
a. Pengolahan Data
1. Editing
Pada tahap ini dilakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner
sudah diisi dengan lengkap, jawaban dari responden jelas, dan antara
jawaban dengan pertanyaan relevan.
2. Coding
Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
bilangan/angka. Kegunaan coding adalah mempermudah pada saat
analisis data dan juga pada saat entry data.
3. Processing
Yaitu memindahkan isi data atau memproses isi data dengan
memasukkan data atau entry data kuesioner kedalam komputer dengan
menggunakan program statistik computer.
4. Cleaning
Pada tahap ini dilakukan pengecekan kembali data yang sudah di entry
apakah ada kesalahan atau tidak.
26
b. Analisa Data
1. Analisa univariat
Analisa data pada penelitian ini adalah analisa univariat yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing – masing
variabel yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang dikumpulkan
melalui pengisian kuesioner. Data univariat ini terdiri atas umur, pendidikan,
paritas, riwayat oenyakit dahulu, pengetahuan, sikap, dan perilaku sebagai
variabel bebas dan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai P4K
pada ibu hamil sebagai variabel terkait.15
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian “ Gambaran Tingkat Pengetahuan,
Sikap Dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Program Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciledug Tahun 2020”. Yang
telah dilaksanakan pada 2 Maret – 2 April 2020. Adapun hasil dari penelitian ini
disajikan dalam bentuk presentase, sehingga kita memperoleh data dari apa yang telah
diteliti. Presentasi hasil penelitian diperoleh denganmenggunakan pengisian kuesioner
oleh responden. Dalam hal ini responden diberi penjelasan terlebih dahulu, tentang
bagaimana pengisian kuesioner.
A. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini akan melihat distribusi frekuensi dari seluruh
variabel karakteristik ibu, yang meliputi: Usia paritas, tingkat pendidikan, paritas, riwayat
penyakit dahulu sebagai variabel terikat (dependent). Tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap P4K sebagai variabel bebas (independent).
a. Variabel Dependent
1. Karakteristik Ibu
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia Paritas di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciledug Tahun 2020
USIA_PARITAS
28
Total 95 100.0 100.0
Tabel 12
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciledug Tahun 2020
PENDIDIKAN
29
orang (29,5%), dengan tingkat pendidikan menengah atas yaitu 24 orang
(25,3%), sedangakan tingkat sarjana hanya 3 orang (3,2%).
Tabel 13
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Paritas di Wilayah Kerja Ciledug Tahun 2020
PARITAS
30
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Dahulu di wilayah Kerja
Puskemas Ciledug Tahun 2020
RIW_PNYKT
31
b. Variabel Independent
Tabel 15
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mengenai P4K Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciledug Tahun 2020
pre_pngthn
32
2. Pre test Sikap
Tabel 16
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Hamil Mengenai P4K di Wilayah Kerja
Ciledug Tahun 2020
pre_skp
33
3. Pre test Perilaku
Tabel 17
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Hamil Mengenai P4K di Wilayah
Kerja Ciledug Tahun 2020
pre_prlk
34
4. Pos Test Pengetahuan
Tabel 18
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mengenai P4K Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciledug Tahun 2020
post_pngthn
35
5. Post Test Sikap
Tabel 19
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Hamil Mengenai P4K di
Wilayah Kerja Ciledug Tahun 2020
post_skp
36
6. Post Test Perilaku
Tabel 20
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Hamil Mengenai P4K di Wilayah
Kerja Ciledug Tahun 2020
post_prlk
37
BAB V
PEMBAHASAN
Pemberian informasi atau edukasi menegnai P4K kepada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciledug pada hari senin, 2 Maret 2020 dan 6 April 2020. Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pada ibu hamil mengenai P4K berupa pretest dan
post test. Pada karakteristik di dapatkan usia paritas >35 tahun sebanyak 9 orang (9,5%), usia
paritas <20 tahun sebanyak 16 orang (16,8%), dan usia paritas 20-35 tahun sebanyak 70
orangf (73.3%). Pada tingkat pendidikan di dapatkan pendidikan sarjana sebanyak 3 orang
(3,2%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 24 orang (25,3%), dengan tingkat pendidikan SD
sebanyak 28 orang (29,5%), dan dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 40 orang (42,1%).
Pada paritas di dapatkan ibu hamil dengan primipara sebanyak 31 orang (32,6%), dan
multipara sebanyak 64 orang (67,4%).
100.00%
92.60%
90.00%
80.00%
70.00% 67.40%
60.00%
50.00%
40.00%
31.60%
30.00%
20.00%
10.00% 7.40%
1.10%0.00%
0.00%
BAIK CUKUP KURANG
38
Pada pengetahuan ibu hamil untuk nilai baik di dapatkan 64 orang (67,4%), 30 ibu
hamil mendapatkan nilai cukup (31,5%), dan 1 orang ibu hamil mendapatkan nilai kurang
(1,1%). Pada sikap ibu hamil untuk nilai cukup didapatkan 62 orang (65,3%), 30 ibu hamil
mendapatkan nilai baik (31,6%), dan 3 orang ibu hamil mendapatkan nilai kurang (3,2%).
Pada perilaku ibu hamil untuk nilai cukup di dapatkan 48 orang (50,5%), 45 orang ibu hamil
mendapatkan nilai kurang (47,4%), dan 2 orang ibu hamil mendapatkan nilai baik (2,1%)
sebelum dilakukan pemberian informasi atau edukasi mengenai P4K pada ibu hamil.
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
BAIK CUKUP KURANG
Sedangkan berdasarkan hasil post test diketahui keseluruhan ibu hamil mendapatkan
nilai yang meningkat secara signifikan pada pengetahuan dengan tidak ada yang mendapat
nilai kurang (0,0%), 7 ibu hamil mendapatkan nilai cukup (7,4%), dan 88 orang ibu hamil
mendapat nilai baik (92,5%). Pada hasil post test sikap diketahui keseluruhan ibu hamil
mendapatkan nilai yang meningkat secara signifikan dengan tidak ada yang mendapat nilai
kurang (0,0%), 1 orang ibu hamil mendapatkan nilai cukup (1,1%), dan 94 orang
mendapatkan nilai baik (96,9%). Pada hasil post test perilaku terdapat 2 ibu hamil yang
mendapat nilai kurang (2,1%), 26 orang mendapat nilai cukup (27,4%), dan 67 orang ibu
hamil mendapatkan nilai baik (70,5%).
39
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
BAIK CUKUP KURANG
40
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sebelum dilakukan pemberian informasi atau edukasi mengenai P4K sebagian besar
ibu hamil memiliki pengetahuann baik terbanyak berjumlah 64 orang (67,4%), nilai cukup
pada ibu hamil mengenai P4K berjumlah 30 orang (31,6%), dan 1 orang ibu hamil memiliki
nilai kurang (1,1%). Sebagian besar ibu hamil memiliki nilai cukup pada sikap sebanyak 62
orang (65,3%), nilai kurang sebanyak 3 orang (3,2%), dan sebagian besar ibu hamil memiliki
nilai perilaku cukup sebanyak 48 orang (50,5%), niali kurang berjumlah 45 orang (47,4%).
Hasil – hasil tersebut sebagai tanda kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai
P4K. Dengan metode pemberian informasi atau edukasi kepada para ibu hamil sangat
bermanfaat dalam upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai
pentingnya P4K, yang di buktikan dengan adanya peningkatan hasil Post Test berupa tidak
ada ibu hamil yang mendapatkan hasil kurang pada pengetahuan dan sikap (0,0%) dan jumlah
ibu hamil yang mendapat nilai baik pada pengetahuan berjumlah 88 orang (92,6%), serta
jumlah ibu hamil yang mendapat nilai baik pada sikap berjumlah 94 orang (98,9%). Namun,
pada hasil penilaian perilaku terdapat penurunan jumlah ibu hamil yang mendapat nilai
kurang berjumalh 2 orang (2,1%), ibu hamil yang mendapatkan nilai cukup berjumlah 26
orang (27,4%), dan ibu hamil yang mendapat nilai baik berjumlah 67 orang (70,5%).
Dengan dilakukan pemberian informasi atau edukasi ini diharapkan meningkatkan
tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku para ibu hamil agar dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciledug.
B. Saran
a. Setiap ibu hamil saling memberikan informasi atau edukasi yang sudah di
dapatkan dari project ini ke sesama ibu hamil serta masyarakat mengenai
pentingnya P4K untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciledug.
b. Melakukan update informasi ke setiap ibu hamil mengenai P4K di Wilayah kerja
Puskesmas Ciledug.
41
c. Menyediakan pelayanan KIA oleh bidan puskesmas atau BPM yang mendukung
dan berjalan selaras dengan P4K.
d. Melakukan penempelan stiker P4K di setiap depan pintu rumah keluarga yang ada
ibu hamil di dalamnya.
42
DAFTAR PUSTAKA
1. [Online] https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality.
2. [Online] https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/03/18/cek-data-benarkah-
angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-di-angka-300.
3. [Online] http://www.kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/021517-di-
rakesnas-2019_-dirjen-kesmas-paparkan-strategi-penurunan-aki-dan-neonatal.
4. Kemenkes RI.Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010.Kemenkes RI:Jakarta,2013.
5. Hernawati,Ina.Paparan tentang Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010
Berdasarkan data SDKI,Riskesdas dan laporan rutin KIA pada pertemuan teknis
Kesehatan 6 April 2011.
6. Depkes RI.Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dengan Stiker dalam rangka mempercepat penurunan AKI.Depkes
RI:Jakarta,2009.
7. Jakarta, Dinas Kesehatan Banten. Profil Kesehatan Profinsi Banten. Banten: Dinas
Kesehatan Profinsi Banten, 2017.
8. Kemenkes RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan: Posyandu Menjaga Anak dan ibu
Tetap Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
9. Depkes RI.Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dengan Stiker dalam rangka mempercepat penurunan AKI.Depkes
RI:Jakarta,2009.
10. Buku Pedoman Pengenalan tanda bahaya pada kehamilan,Persalinan dan Nifas Bagi Ibu
Hamil,Kementerian Kesehatan.Jakarta.2011.
11. Notoadmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta, 2007.
12. Notoatmodjo, S. Kesehatan Ilmu Masyarakat dab Seni. Jakarta : Rineka Cipta, 2011.
13. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka
Cipta, 2010.
14. Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008.
15. Riwidikdo, H. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press, 2008.
43
LAMPIRAN
A. Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
Karakteristik Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pengetahuan Responden
Berilah tanda chek list (√) pada kalimat pernyataan yang paling tepat menurut anda.
44
Sikap Responden
Berilah tanda chek list (√) pada kalimat pernyataan yang paling tepat menurut anda.
No Pertanyaan SS S TS STS
1 P4K sangat penting untuk merencanakan persalinan yang aman
2 Dengan adanya program P4K dapat menurunkan AKI dan
AKB
3 Dengan adanya P4K dapat meningkatkan peran aktif suami,
keluarga, dan masyarakat dalam menghadapi persalinan
4 Selama kehamilan harus memeriksakan kehamilan minimal 4
kali
5 Tujuan ibu hamil memeriksakan kehamilan agar proses
persalinan berjalan dengan lancar
6 Perdarahan sewaktu proses persalinan dapat menyebabkan
kematian
7 Kehamilan dengan usia >35 tahun sangat beresiko tinggi bagi
ibu dan janin
8 Kehamilan dengan anemia merupakan kehamilan dengan
resiko tinggi
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
45
Perilaku Responden
Berilah tanda chek list (√) pada kalimat pernyataan yang paling tepat menurut anda.
B. Foto Kegiatan
46
C. Foto Pemasangan Stiker P4K di Rumah Ibu Hamil
47