Anda di halaman 1dari 38

“KADER CATIN” SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROMOSI PROGRAM

CALON PENGANTIN DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Melihat tingginya angka kematian ibu baik di dunia, Indonesia maupun Bali menjadi
salah satu dampak akibat kurangnya pemberian pelayanan kesehatan kepada para wanita
sebelum memasuki masa kehamilan. Menurut World Health Organization ( WHO )
jumlah kematian ibu terhitung sampai Agustus 2020 sebanyak 227,22 per 100.000
kelahiran hidup. Dimana angka ini dapat diartikan bahwa jumlah kematian ibu di seluruh
dunia yaitu sebanyak 303.000 kematian. Jumlah kematian ibu dengan angka tertinggi
berada di negara berkembang yaitu sebanyak 302.000 kematian, hal tersebut terjadi
karena pada negara berkembang belum memiliki akses layanan yang baik sehingga
tingkat kematian akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan lebih banyak dibandingkan
dengan negara maju yang memiliki akses layanan kesehatan yang sudah lebih baik.
Melihat Indonesia, angka kematian ibu di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup
tinggi. Hal tersebut sesuai dengan data yang terdapat dalam laopran Kementerian
Kesehatan Indonesia di mana disebutkan angka kematian ibu tahun 2021 mencapai angka
6.865 orang.
Angka kematian ibu di Provinsi Bali per 100.000 kelahiran hidup dari tahun 2016
sampai tahun 2020 terlihat mengalami penurunan dari tahun 2016-2018 dan kembali
mengalami kenaikan pada tahun 2019. Pada tahun 2016 angka kematian ibu di provinsi
Bali sebanyak 78,72 per 100.000 kelahiran hidup, lalu mengalami penurunan pada tahun
2017 yaitu sebesar 62,69 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2018 kembali terjadi
penurunan yaitu sebesar 54,03 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2019 terjadi
peningkatan pada kematian ibu yaitu sebesar 67,6 per 100.000 kelahiran hidup dan
kembali terjadi kenaikan pada tahun 2020 yaitu sebesar 83,8 per 100.000 kelahiran hidup.
Melihat angka tersebut dapat diartikan bahwa pada tahun 2020 terjadi peningkatan yang
cukup tinggi dibanding pada tahun 2019. Peningkatan kematian ibu tahun 2020 sebanyak
56 kasus sangat tinggi terjadi di Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 12 kasus, Kabupaten
Karangasem sebanyak 8 kasus, dan Kota Denpasar sebanyak 8 kasus.
Melihat Kota Denpasar menjadi salah satu kota yang mengalami peningkatan kasus
kematian ibu. Melihat data profil kesehatan Provinsi Bali tahun 2020 terlihat angka

1
kematian ibu di Kota Denpasar yaitu sebanyak 48,6 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini
diperkuat dengan adanya penambahan 8 kasus kematian ibu pada tahun 2020 di Kota
Denpasar. Wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan melaporkan tidak adanya
kematian ibu sepanjang tahun 2017, lalu pada tahun 2018 terlaporkan ada 2 kasus
kematian di wilayah Kelurahan Pedungan yang disebabkan oleh kelainan jantung dan
emboli air ketuban. Pada tahun 2019 dan tahun 2020 tidak ada kasus kematian ibu yang
terlaporkan dan pada tahun 2021 terdapat 2 kasus kematian. Satu kematian ibu hamil di
Banjar Begawan akibat ibu yang mengonsumsi obat psikotik dan satu kematian ibu nifas
di wilayah Banjar Puseh akibat ibu yang terinfeksi Covid-19.
Melihat angka tersebut dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab masih tingginya
angka kematian ibu adalah akibat kurangnya pelayanan kesehatan reproduksi dan hak-hak
kesehatan reproduksi. Terdapat berbagai upaya yang harus dilakukan untuk menurunkan
angka kematian ibu, salah satunya adalah pasangan menikah perlu untuk merencanakan
kehamilan mereka sehingga nantinya mendapatkan keturunan yang sehat, ibu melahirkan
dengan selamat dan sehat serta meningkatkan derajat perempuan sebagai seorang ibu.
Peningkatan derajat perempuan merupakan suatu usaha yang harus dilakukan secara
komprehensif dan berkelanjutan, tidak hanya ibu hamil peningkatan derajat perempuan
juga dilakukan kepada remaja, wanita usia subur dan calon pengantin karena nantinya
mereka akan menjadi seorang ibu. Catin (calon pengantin) merupakan salah satu program
yang saat ini dimiliki oleh beberapa puskesmas yang merupakan sebuah kegiatan
pemberian pemahaman, pemberian informasi dan pengetahuan yang diberikan kepada
remaja, wanita usia subur dan juga calon pengantin. Program Catin juga menjadi strategis
sebagai upaya perbaikan gizi, perbaikan sanitasi, penyiapan kesehatan keluarga serta
mencegah dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular salah satunya dengan
memberikan imunisasi TT pada ibu hamil.
Melihat beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa ahli seperti
salah satunya Kartini ( 2020 ) dimana dikemukakan bahwa terjadi hubungan kolaborasi
yang erat antara program Catin dan angka kematian ibu di wilayah tempat penelitian
tersebut dilakukan. Penelitian ini juga menyampaikan adanya konseling pranikah yang
dilakukan baik secara tatap muka ataupun secara virtual akan membangun kesadaran para
pasangan akan kesehatan terutama reproduksi serta meningkatkan pengetahuan bagi

2
pasangan tersebut. Menurut penelitian Siswantara ( 2018 ) terjadi peningkatan yang
bermakna terkait pengetahuan calon pengantin mengenai kesehatan reproduksi.
Perumusan perencanaan pada makalah ini menggunakan metode dengan menganalisis
data yang diberikan oleh Puskesmas IV Denpasar Timur berupa data jumlah kunjungan,
data alur pelaksanaan program, deskripsi program dan bagaimana program ini
dipromosikan sebelumnya. Selain itu pendekatan komponen input seperti sumber daya
manusia kesehatan yang menangani program ini, sumber dana serta sarana dan prasarana
juga menjadi salah satu metode pendekatan yang digunakan.
Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk melakukan perencanaan terhadap
bagaimana promosi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan serta jumlah
kunjungan program Catin di Puskesmas IV Denpasar Selatan.
1.2 Rumusan Masalah
Masih terdapatnya kasus kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar
Selatan masih menjadi hal yang perlu mendapat perhatian. Program Calon Pengantin
(Catin) adalah program yang memberikan konseling kepada para calon pengantin untuk
dapat mempersiapkan masa sebelum pernikahan, yaitu kesehatan reproduksi, gizi
seimbang, kesehatan mental, dan persiapan kehamilan. Namun kegiatan promosi program
Catin Puskesmas IV Denpasar Selatan dirasa masih kurang gencar dilihat dari kurangnya
promosi program tersebut baik secara online maupun offline. Jumlah kunjungan konseling
program Catin di Puskesmas IV Denpasar Selatan menurun setiap tahunnya. Sehingga
diperlukan kegiatan promosi dengan bantuan kader yang dapat memberikan pengetahuan
masyarakat mengenai program Catin dan pentingnya kesehatan calon pengantin dalam
rangka berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.3.1 Bagaimana gambaran tingkat kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar
Selatan?
1.3.2 Bagaimana upaya pelaksanaan promosi program Catin di wilayah kerja Puskesmas IV
Denpasar Selatan?
1.3.3 Bagaimana efektivitas Kader Catin secara online maupun offline dalam meningkatkan
minat pasangan dalam menggunakan layanan program Catin di wilayah kerja
Puskesmas IV Denpasar Selatan?
1.4 Tujuan

3
1.4.1 Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk merencanakan program Kader Catin yang
bertujuan untuk meningkatkan promosi kegiatan program calon pengantin di
Puskesmas IV Denpasar Selatan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar
Selatan.
2. Mengidentifikasi upaya pelaksanaan promosi program Catin di wilayah kerja
Puskesmas IV Denpasar Selatan.
3. Menganalisis efektivitas Kader Catin secara online maupun offline dalam
meningkatkan minat pasangan dalam menggunakan layanan program Catin di wilayah
kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan.
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi mahasiswa, sebagai bahan edukasi dalam menambah pengetahuan, wawasan,
dan keterampilan dalam melakukan analisis masalah serta melakukan perencanaan
yang tepat untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
1.5.2 Bagi Puskesmas, sebagai masukan dan bahan evaluasi terutama program konseling
Catin agar meningkatkan promosi serta memperbaiki pelayanan program yang ada.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERUMUSAN PROGRAM


2.1.1 Analisis Situasi
A. Analisa Derajat Kesehatan
Adapun situasi derajat kesehatan menunjukkan situasi yang berkaitan dengan
masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi dengan ukuran yang digunakan
adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Angka
kematian ibu dan anak masih menjadi salah satu prioritas kesehatan di Indonesia.
Kematian ibu dan anak dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti penyebab
langsung berupa kematian ibu yang disebabkan oleh proses persalinan yang rumit
dan penyebab tidak langsung berupa kurang memadainya peralatan medis yang
diperlukan untuk membantu ibu bersalin atau sikap dan pengetahuan paramedis
dalam proses persalinan. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2020
mencapai angka 4.627 kasus. Menurut data Ditjen Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI, penyebab kematian ibu adalah perdarahan dengan 1.330 kasus,
hipertensi dalam kehamilan dengan 1.110 kasus, infeksi dengan 216 kasus,
gangguan sistem peredaran darah (seperti stroke) dengan 230 kasus, gangguan
metabolik (seperti diabetes mellitus) dengan 144 kasus, jantung dengan 33 kasus,
Covid-19 dengan 5 kasus, dan lain-lain dengan 1.548 kasus (Kemenkes RI, 2021).
Berdasarkan data tahun 2020 dari Direktorat Kesehatan Keluarga, tercatat
sebanyak 28.158 kasus kematian balita, diantaranya adalah 20.266 kasus (72,0%)
terjadi pada masa neonatal usia 0-28 hari, 5.386 kasus (19,1%) terjadi pada masa
post neonatal usia 29 hari – 11 bulan, dan 2.506 kasus(9,9%) terjadi pada balita
usia 12 – 59 bulan. Penyebab kematian bayi usia neonatal antara lain BBLR,
asfiksia, kelainan kongenital, tetanus neonatorium, infeksi, Covid-19, dan lain-
lain. Penyebab kematian bayi post neonatal antara lain pneumonia, diare,
kongenital jantung, kelainan kongenital lainnya, meningitis, demam berdarah,
penyakit saraf, dan lain-lain. Penyebab kematian balita antara lain diare,
pneumonia, kelainan jantung kongenital, kecelakaan lalu lintas, tenggelam, infeksi
parasit, dan lain-lain (Kemenkes RI, 2021).

5
B. Angka Kematian Ibu Usia Remaja
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2012, terdapat kurang lebih 10 persen remaja berusia 15-19 tahun sudah menjadi
ibu. Hal ini berarti jumlah remaja perempuan tersebut sudah melakukan penetrasi
dan melewati proses persalinan. Padahal terdapat risiko berbahaya jika wanita
hamil di usia yang masih sangat muda, dimana salah satunya adalah terjadinya
komplikasi persalinan yang bisa berujung dengan kematian ibu. Diketahui, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, paling banyak kematian ibu terjadi
di rumah sakit pemerintah, yaitu kurang lebih 41,9%. Meskipun jumlah persalinan
yang dilakukan di fasilitas kesehatan (mulai dari bidan hingga rumah sakit)
meningkat. Adapun data yang dimiliki Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI), terjadi peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan dari 46% di tahun
2007 naik menjadi 63,2% pada tahun 2017. Disamping itu, terjadi peningkatan
pada data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) di fasilitas kesehatan dari
77,6% di tahun 2015 menjadi 79,7% pada tahun 2016, hal ini menunjukkan sudah
mulai banyak calon ibu yang mengerti bahwa keselamatan dirinya dan calon bayi
adalah yang utama. Meski demikian, faktanya angka kematian ibu di Indonesia
masih saja tinggi hingga tahun 2017, Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 306 orang per 110 ribu. Selain itu,
pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012
menunjukkan bahwa persalinan ibu di bawah usia 20 tahun memiliki risiko
kematian jauh lebih tinggi dibanding dengan ibu usia 20-39 tahun, serta
memberikan kontribusi dalam tingginya angka kematian dalam persalinan.
Masalah kematian ibu dan anak tidak hanya terjadi karena hal-hal yang terjadi
pada saat proses persalinan, namun dapat dimulai dari masa sebelum dan selama
kehamilan. Kesehatan ibu dan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gizi
ibu saat hamil, umur ibu saat hamil, jarak kehamilan yang terlalu dekat, penyakit
pada ibu, cacat bawaan pada janin, infeksi saat kelahiran, paritas, pendidikan ibu,
status ekonomi keluarga, dan pekerjaan ibu (Putri et al., 2019).
C. Analisa Aspek Kependudukan

6
Diketahui berdasarkan proyeksi Sensus Penduduk 2010 yang dibantu oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar, hasil perhitungan geometris
menunjukkan pencerminan penduduk Kota Denpasar pada tahun 2019 berjumlah
947.116 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 483.708 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 463.408 jiwa. Berdasarkan struktur umur
penduduk menurut jenis kelamin dan golongan umur yang dilihat dari piramida
penduduk, diketahui jumlah balita adalah sebesar 8,27% dari seluruh total
penduduk dan jumlah usila 5,5% dari seluruh total penduduk, sedangkan
persentase balita dan anak anak adalah 23,3% dari seluruh total penduduk
Denpasar. Data tersebut menunjukkan bahwa komposisi penduduk usia produktif
(dewasa) lebih besar dibandingkan usia non produktif (anak-anak dan usia lanjut).
Disamping itu, kepadatan penduduk memperlihatkan rata-rata jumlah penduduk
per 1 km persegi, dimana semakin besar angka kepadatan berarti semakin padat
penduduk yang mendiami suatu wilayah. Disimpulkan bahwa kepadatan
penduduk Kota Denpasar mengalami peningkatan dari tahun 2018 sebesar 7.283
per km persegi menjadi 7.412 per km persegi pada tahun 2019.
D. Analisa Pelayanan Kesehatan
Menurut UU No.36 tahun 2009), fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.
a. Puskesmas

No. Kecamatan Puskesmas Akreditas Desa/Kelurahan

1. Denpasar Puskesmas I Utama 1. Desa Dangin Puri


Utara Denpasar Utara Kaja

7
2. Desa Dangin Puri
Kangin
3. Kel. Tonja
4. Desa dangin Puri
Kauh

Puskesmas II Madya 1. Desa Pemecutan


Denpasar Utara Kaja
2. Kel Ubung
3. Desa. Ubung Kaja

Puskesmas III Paripurna 1. Desa Dauh Puri


Denpasar Utara Kaja
2. Kel Peguyangan
3. Desa Peguyangan
Kaja
4. Desa Peguyangan
Kangin

2. Denpasar Puskesmas I Utama 1. Kel. Dangin Puri


Timur Denpasar Timur 2. Ds. Dangin Puri

8
Kelod
3. Kel. Sumerta
4. Desa Sumerta kelod
5. Desa Sumerta Kauh
6. Desa Sumerta Kaja

Puskesmas II Utama 1. Kel. Penatih


Denpasar Timur 2. Desa Kesiman
Kertalangu
3. Desa penatih
Dangin Puri
4. Desa Kesiman
Petilan
5. Kel Kesiman

3. Denpasar Puskesmas I Utama 1. Kel Sesetan


Selatan Denpasar Selatan 2. Desa Sidakarya
3. Kel Panjer

Puskesmas II Utama 1. Kel Sanur


Denpasar Selatan 2. Kel Renon

9
3. Desa Sanur Kauh
4. Desa Sanur Kaja

Puskesmas III Utama 1. Desa Pemogan


Denpasar Selatan 2. Kel. Serangan

Puskesmas IV Paripurna 1. Kelurahan


Denpasar Selatan Pedungan

4. Denpasar Puskesmas I Madya 1. Desa Padang


Barat Denpasar Barat sambian kelod
2. Desa Dauh Puri
Kauh
3. Desa Dauh Puri
Kangin
4. Desa Dauh Puri
Kelod
5. Desa Dauh Puri
6. Desa Pemecutan
Kelod

10
Puskesmas II Utama 1. Desa Padang
Denpasar Barat sambian kaja
2. Desa Tegal Kertha
3. Desa Tegal Harum
4. Kel Padang sambian
5. Kel Pemecutan

Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar pada tahun 2019,
jumlah kunjungan rawat jalan di puskesmas sekota Denpasar sebanyak 329.942
orang yang terdiri dari 152.284 laki-laki dan 177.640 perempuan. Hal ini
menunjukkan persentase kunjungan Puskesmas ditahun 2019 (34,84% drari
jumlah penduduk) sudah lebih tinggi dari target yang ditetapkan (15% dari jumlah
penduduk).
b. Rumah Sakit
Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2019 terdapat 6
buah rumah sakit publik di Kota Denpasar, yang dikelola oleh Kementerian
kesehatan, Pemerintah provinsi, Pemerintah Kota Denpasar dan TNI/POLRI.
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanannya pada tahun 2018 dari 20 RS
Pemerintah dan swasta yang ada di Kota Denpasar, 2 Buah ( 10%) merupakan
kelas A, tiga buah (15%) Kelas B, empat belas buah (70%) kelas C dan satu buah
(5%) merupakan kelas C. Berdasarkan ketersediaan tempat tidur, di Kota Denpasar
terdapat 21 RS dengan 2.434 tempat tidur sehingga rasio tempat tidur rumah sakit
di Kota Denpasar tahun 2019 sebesar 2,5 per 1000 penduduk. Berdasarkan
persentase RS terakreditasi di Kota Denpasar tahun 2019 adalah 90% hanya 3 RS
yang belum terakreditasi dari 21 RS yang ada.
E. Analisa Lingkungan
a. Air Minum
Menurut data Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar pada tahun 2019 terdapat
151.335 sarana air minum, dimana sebanyak 32% (48.479 buah) sudah dilakukan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dengan hasil 99,1% (48.061 buah)

11
memiliki risiko rendah dan sedang. Adapun jumlah sarana air minum dengan
kualitas memenuhi syarat sebanyak 647 (89,1%) yang diambil dari sampel
sebanyak 0,5% (726 buah).
b. Akses sanitasi yang layak
Diketahui pada data Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2019
terdapat 152.811 KK di Kota Denpasar dan dari jumlah ini sebanyak 99,9%
(152.792 KK) sudah memiliki akses sanitasi yang layak. Menurut Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2017, adapun dikatakan rumah tangga
memiliki akses sanitasi yang layak apabila fasilitas yang digunakan memenuhi
syarat kesehatan, seperti dilengkapi dengan kloset leher angsa atau plengsengan
dengan tutup dan memiliki tempat pembuangan akhir tinja tangki (septic tank)
atau sistem pengolahan air limbah (SPAL) dan merupakan fasilitas buang air
besar yang digunakan sendiri atau bersama.
c. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Suatu pendekatan dengan penekanan pada perubahan perilaku hidup bersih
dan sehat dimana subjek pembangunan melibatkan masyarakat yang berperan
aktif dalam proses pengambilan keputusan. Adapun tujuan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) adalah terciptanya suatu kondisi sanitasi total dalam upaya
mengurangi penyakit berbasis lingkungan. Diketahui pada data Profil Dinas
Kesehatan Kota Denpasar tahun 2019, diperoleh hasil verifikasi sebesar 43 desa
(100%) dari 43 desa/kelurahan yang ada di Kota Denpasar sudah melaksanakan
STBM serta sebesar 93% (40 desa) merupakan desa stop BABS (buang air besar
sembarangan).
d. Tempat Pengelolaan Makanan
Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2019, terdapat
2.864 tempat pengolahan makanan dengan hasil pemeriksaan menunjukkan 1.149
(40,12%) TPM memenuhi syarat yang terdiri dari jasa boga sebanyak 95,5%,
rumah makanan/restoran sebanyak 100%, depot air minum sebanyak 88,4%, dan
makanan jajanan sebanyak 17,7%.
F. Gambaran Umum Puskesmas IV Denpasar Selatan
Puskesmas IV Denpasar selatan berlokasi di Kelurahan Pedungan tepatnya
dijalan Pulau Moyo No. 63A Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali.

12
Puskesmas ini meliputi 14 Banjar dengan luas wilayah kerja Puskesmas IV
Denpasar Selatan adalah 749 ha. Adapun jarak terjauh ke Puskesmas, yaitu 2 km
dan waktu tempuh menuju Puskesmas 5 - 10 menit. Jalan dapat ditempuh dengan
kendaraan (transportasi cukup lancar) dan tidak ada kendala berarti untuk
menjangkau Puskesmas tersebut. Berikut merupakan batas-batas wilayah kerja
Puskesmas IV Denpasar Selatan:
- Sebelah utara : Desa Kauh Puri Kauh
- Sebelah selatan : Rawa-rawa / Laut Benoa
- Sebelah timur : Kelurahan Sesetan
- Sebelah barat : Desa Pemogan

Berdasarkan data dari Profil Kelurahan Pedungan Jumlah penduduk di


wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan tahun 2016 adalah 19.283 jiwa
dengan jumlah penduduk Laki-laki 9641 dan Perempuan adalah 9.642. Jumlah
Kepala Keluarga di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan adalah 5.398
dengan Jumlah penduduk lansia adalah 1.628 orang dan jumlah KK miskin yang

13
dimiliki adalah sebanyak 48 KK. Sedangkan Umur Harapan Hidup (UHH)
penduduk Kota Denpasar tahun 2010 mencapai umur 73.01 tahun.
2.1.2 Identifikasi Masalah
A. Terjadi kenaikan angka kematian ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas IV
Denpasar Selatan
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di mana targetnya adalah
menurunkan angka kematian ibu sampai dengan 183 per 100.000 kelahiran hidup,
serta menjadi target dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada tahun
2030 untuk menurunkan angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2021). Angka kematian ibu (AKI) adalah
angka berdasarkan jumlah wanita meninggal pada tahun tertentu akibat gangguan
kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kematian akibat kecelakaan atau
kasus insidentil)selama masa kehamilan, melahirkan, dan nifas (masa 42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lamanya kehamilan per 100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas IV Denpasar Selatan,
2022). Menurut data Profil Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas IV Denpasar
Selatan (2022), diketahui jumlah kematian ibu atau maternal di Kelurahan
Pedungan dari tahun 2017 sampai tahun 2021 relatif stabil, di mana pada tahun
2017, 2019, dan 2020 tidak terdapat kasus kematian ibu serta pada tahun 2018 dan
2021 terdapat masing-masing 2 kasus kematian ibu di tiap tahunnya. Kasus
kematian ibu di Kelurahan Pedungan pada tahun 2017 disebabkan oleh kelainan
jantung dan emboli air ketuban, sedangkan pada tahun 2021 terdapat satu
kematian ibu hamil akibat mengonsumsi obat psikotik dan pada satu kematian ibu
nifas diakibatkan oleh infeksi Covid-19.
Upaya kesehatan anak telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak. Upaya kesehatan anak
yang dimaksud diberikan secara menyeluruh dari awal sampai akhir tumbuh
kembang anak, mulai dari janin dalam kandungan, bayi baru lahir, usia bayi, usia
balita, usia prasekolah, usia sekolah dan remaja, dan juga upaya diberikan melalui
perlindungan kesehatan anak dengan indikator-indikatornya, yakni pelayanan
kesehatan neonatal, imunisasi rutin pada anak, pelayanan kesehatan pada anak

14
sekolah, dan pelayanan kesehatan peduli remaja (Kemenkes RI, 2021).Tren angka
kematian anak telah menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun sebagai hasil
dari upaya kesehatan anak yang selama ini sudah terlaksana.Angka kematian bayi
di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan, Kelurahan Pedungan, terbilang
kecil. Dari tahun 2017 sampai tahun 2021, hanya tercatat 5 total kasus kematian
bayi. Pada tahun 2017 dan 2019 tidak tercatat adanya kasus kematian bayi, pada
tahun 2018 tercatat dua kasus kematian bayi yang disebabkan oleh kelainan
jantung pada ibu serta emboli air ketuban, pada tahun 2020 tercatat dua kasus
kematian bayi akibat ibu dengan Covid-19, serta pada tahun 2021 tercatat satu
kasus kematian bayi akibat asfiksia (Profil Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas IV
Denpasar Selatan, 2022).

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Provinsi Bali tahun
2020, dapat dilihat bahwa cakupan imunisasi Td pada status Td1 sampai dengan Td5
pada wanita usia subur tahun 2020 dikatakan masih sangat rendah, yaitu kurang dari
10% dari jumlah seluruh WUS. Cakupan Td5 di Provinsi Bali sebesar 4,02% dengan
cakupan tertinggi di Kota Denpasar sebesar 10,05% serta terendah di Kabupaten
Jembrana, Tabanan dan Klungkung sebesar 0,00%.
B. Jumlah Kunjungan Konseling yang Menurun di Setiap Tahun

15
Melihat data Puskesmas IV Denpasar Selatan, dapat terlihat bahwa angka
kunjungan kumulatif pasangan yang datang konseling ada 97 orang. Setelah tahun
2020 angka kunjungan terus menurun mulai dari bulan Januari sebanyak 16, bulan
Februari sebanyak 10 dan terus menurun sampai akhir tahun 2020 hanya terdapat
2 kunjungan. Penurunan kunjungan ini bisa menjadi tidak baik karena dalam
artian banyak yang belum tahu mengenai program dan belum memanfaatkan
layanan program Catin yang tersedia di Puskesmas IV Denpasar Selatan.
C. Kurangnya Platform Penyebaran Informasi Program Catin di Puskesmas IV
Denpasar Selatan
Setelah melakukan beberapa pencarian informasi mengenai program Catin
baik melalui Instagram dan Facebook Puskesmas IV Denpasar Selatan, belum
ditemukan penjelasan secara lengkap dan jelas mengenai program Catin ini di
media-media tersebut. Setelah melakukan wawancara dengan pemegang program,
dijelaskan bahwa sebelumnya program Catin hanya melakukan promosi dengan
menyebarkan pamflet melalui Youtube namun itu pun sangat jarang, serta lebih
banyak menggunakan Whatsapp dalam penyebaran materi dan melakukan
konseling. Berdasarkan informasi tersebut, maka kami rasa perlu adanya
penyebaran informasi yang lebih gencar melalui berbagai platform secara online
agar lebih mudah diakses dan lebih banyak masyarakat sasaran yang mengetahui
mengenai program Catin ini.
D. Kurangnya sumber daya manusia terkait promosi program Catin secara offline
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan pemegang
program Catin sebelumnya, diketahui bahwa program ini hanya dijalankan oleh
pemegang program selaku konselor serta beberapa dokter, petugas KIA dan
beberapa tenaga medis lain sebagai tenaga dalam pemeriksaan penunjang. Beliau
menyampaikan promosi tidak dilakukan secara offline selain karena sebelumnya
masih dalam masa pandemi, sumber daya yang dapat melakukan promosi juga
masih kurang sehingga promosi hanya dilakukan melalui penyebaran pamflet
yang dipasang di papan pengumuman puskesmas dan grup Whatsapp oleh
pemegang program.
2.1.3 Prioritas Masalah

16
Dalam menentukan prioritas masalah pada kasus ini, metode yang digunakan
adalah skoring MCUA. Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA) adalah
penentuan prioritas masalah dengan teknik skoring. Alasan menggunakan metode
ini karena pada program sebelumnya belum terlalu siap dalam penyediaan sumber
daya serta masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah yang ada di
masyarakat.
Adapun beberapa langkah untuk menerapkan metode MCUA ini adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan kriteria
Dalam menentukan kriteria masalah, dilihat berdasarkan kegawatan, besar
masalah, serta tren (kecenderungan).
2. Melakukan pembobotan kriteria

No. Kriteria Bobot

1 Kegawatan 5

2 Besar masalah 4

3 Tren (Kecenderungan) 3

3. Memberikan skor kriteria kepada masing-masing masalah (1-10)

17
No. Masalah Gawat Besar Tren

1 Terjadi 8 8 7
kenaikan
angka
kematian ibu
hamil di
wilayah kerja
Puskesmas IV
Denpasar
Selatan

Jumlah
Kunjungan
2 7,5 7 7
Konseling
yang Menurun
di Setiap
Tahun

3 Kurangnya 8 7,5 7,5


Platform
Penyebaran

18
Informasi
Program Catin
di Puskesmas
IV Denpasar
Selatan

4 Kurangnya 8 7 7,5
sumber daya
manusia
terkait promosi
program Catin
secara offline

4. Mengalikan skor dengan bobot

No. Masalah Nilai Total (Bobot x skor)

Terjadi kenaikan angka


kematian ibu hamil di
1 93
wilayah kerja Puskesmas
IV Denpasar Selatan

19
Jumlah Kunjungan
Konseling yang Menurun
2 86,5
di Setiap Tahun

Kurangnya Platform
Penyebaran Informasi
3 92,5
Program Catin di
Puskesmas IV Denpasar
Selatan

Kurangnya sumber daya


manusia terkait promosi
4 90,5
program Catin secara
offline

Berdasarkan hasil kali nilai bobot dan skor, diperoleh bahwa urutan prioritas
masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut :
a. Terjadi kenaikan angka kematian ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas IV
Denpasar Selatan
b. Kurangnya platform penyebaran informasi program Catin di Puskesmas IV
Denpasar Selatan
c. Kurangnya sumber daya manusia terkait promosi program Catin secara offline
d. Jumlah kunjungan konseling yang menurun di setiap tahun
Berikut penjelasan mengapa kenaikan angka kematian ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan menjadi prioritas masalah dalam kasus ini.
Berdasarkan data milik Puskesmas IV Denpasar Selatan, pada tahun 2019
terjadi peningkatan kematian ibu yaitu sebesar 67,6 per 100.000 kelahiran hidup
dan kembali terjadi kenaikan pada tahun 2020 yaitu sebesar 83,8 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Kota Denpasar adalah sebanyak 48,6 per
100.000 kelahiran hidup. Wilayah kerja puskesmas IV Denpasar Selatan
melaporkan tidak adanya kematian ibu sepanjang tahun 2017, lalu pada tahun

20
2018 terlaporkan ada 2 kasus kematian di wilayah Kelurahan Pedungan yang
disebabkan oleh kelainan jantung dan emboli air ketuban. Pada tahun 2019 dan
tahun 2020 tidak ada kasus kematian ibu yang terlaporkan dan pada tahun 2021
terdapat 2 kasus kematian. Satu kematian ibu hamil di Banjar Begawan akibat ibu
yang mengonsumsi obat psikotik dan satu kematian ibu nifas di wilayah Banjar
Puseh akibat ibu yang terinfeksi Covid-19.
 Tujuan Program
Tujuan dari kegiatan “Rencana Penggencaran Promosi Program Calon
Pengantin (Catin) Puskesmas IV Denpasar Selatan” dapat dijabarkan sebagai
berikut.

Tujuan Target Indikator

Tujuan Umum Program ini Terjadi peningkatan Angka kesakitan


bertujuan untuk derajat kesehatan pada remaja, wanita
meningkatkan masyarakat, usia subur, dan calon
derajat kesehatan khususnya remaja, pengantin
masyarakat, wanita usia subur,
khususnya remaja, dan calon pengantin
wanita usia subur, sebesar
dan calon pengantin
di wilayah kerja
Puskesmas IV
Denpasar Selatan

Tujuan Khusus Meningkatkan Terjadi peningkatan Jumlah kunjungan


jumlah pengetahuan, jumlah pengetahuan, dan konseling
kunjungan, serta kunjungan, serta minimal 2 dalam
kesadaran remaja, kesadaran remaja, setiap bulan
wanita usia subur, wanita usia subur
dan calon pengantin dan calon pengantin
untuk menjaga untuk menjaga
kesehatan reproduksi kesehatan reproduksi
dan merencanakan dan merencanakan

21
kehamilan secara kehamilan secara
matang matang
dibandingkan dengan
sebelumnya

Meningkatkan akses Terjadi peningkatan Jumlah orang terdata


dengan akses informasi yang mengakses
menambahkan dengan tersebarnya program Catin di
platform penyebaran informasi program platform online
informasi program Catin di seluruh sesudah promosi
Catin di Puskesmas platform
IV Denpasar Selatan

Menurunkan Terjadi penurunan Angka kematian ibu


prevalensi kematian angka kematian ibu dan bayi
ibu hamil dan bayi

Meningkatkan Terdapat 10 orang -Jumlah kader yang


sumber daya kader promosi mendaftar
manusia terkait program Catin untuk -Jumlah kader yang
promosi program seluruh wilayah hadir pada setiap
Catin kerja Puskesmas IV kegiatan promosi
Denpasar Selatan. program Catin

2.1.4 Alternatif Pemecahan Masalah


Melihat pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu dan anak, maka kami merencanakan pengembangan dalam
promosi salah satu program kerja yang sudah ada di Puskesmas IV Denpasar

22
Selatan yang berkaitan dengan upaya kesehatan ibu dan anak. Program tersebut
merupakan program yang ada dan dirancang yang intervensinya menyasar pada
“hulu” atau asal muasalnya, yaitu kelompok remaja, wanita usia subur, dan calon
pengantin Program ini sudah berjalan dengan cukup baik, namun setelah kami
telusuri promosi untuk program tersebut masih kurang.
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam mengatasi kasus
ini adalah dengan menerapkan promosi program Catin baik secara online melalui
berbagai platform maupun offline. Promosi program ini akan dilakukan dengan
bantuan kader yang diambil dari program Konselor Sebaya yang sudah dilatih
sebelumnya oleh pihak puskesmas mengenai cara berkomunikasi, pemahaman
mendalam tentang Catin dan materi mengenai reproduksi dan hak-hak reproduksi.
Kegiatan promosi oleh kader nantinya akan dilakukan secara offline dengan
melakukan kunjungan ke sekolah dan pusat perbelanjaan dengan menyebar
pamflet dan leaflet, serta secara online melalui penyebaran informasi berupa
poster di web resmi dan seluruh media sosial agar mudah untuk diakses. Kader
Catin ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi melalui pelaksanaan konseling sebelum menikah. Tujuan lain adanya
program Kader Catin ini adalah mempromosikan program Catin agar para remaja,
wanita usia subur dan calon pengantin dapat memikirkan dengan matang sebelum
merencanakan kehamilan dan melakukan reproduksi dengan sehat. Setelah
melakukan promosi, nantinya konseling akan dilakukan di puskesmas oleh
konselor dengan disertai oleh beberapa pemeriksaan oleh dokter dan lainnya.
2.2 PENETAPAN PROGRAM
2.2.1 Penjabaran Progam Sebelumnya
Berdasarkan kunjungan lapangan yang telah dilakukan di Puskesmas IV
Denpasar Selatan yang dilakukan pada salah seorang pegawai tata usaha
didapatkan informasi mengenai profil kesehatan Puskesmas IV Denpasar Selatan
selama tahun 2020. Dari laporan tersebut terlihat bahwa program calon pengantin
yang berada di bawah program KIA belum masuk ke dalamnya. Laporan
pelayanan KIA hanya berfokus pada ibu hamil dan anak seperti pemberian
posyandu serta untuk pelayanan remaja hanya berfokus pada pelayanan konseling

23
di sekolah dan pelaksanaan konselor sebaya dengan bekerjasama dengan beberapa
sekolah di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan.
Setelah melakukan kunjungan yang bertemu dengan pegawai tata usaha, untuk
kunjungan berikutnya kami berkesempatan untuk meminta data dan melakukan
wawancara dengan pemegang program Catin sekaligus penanggung jawab
program KIA di Puskesmas IV Denpasar Selatan. Setelah melihat data program
Catin yang diberikan terhitung sejak tahun 2019 terjadi penurunan pasangan yang
mendapat pelayanan program Catin tersebut. Lalu setelah melakukan wawancara
program Catin sendiri memberikan pelayanan berupa pelayanan konseling
kesehatan reproduksi dan seksual, pemberian imunisasi TT kepada ibu hamil,
upaya perbaikan gizi dan sanitasi lingkungan serta melakukan pemeriksaan
kesehatan seperti pemeriksaan HIV/AIDS, anemia dan sebagainya. Tujuan adanya
program Catin sendiri seperti yang disampaikan oleh ibu yang bertanggung jawab
adalah untuk menurunkan angka kematian ibu, mendeteksi dini penyakit
keturunan agar tidak berdampak pada kehidupan Catin serta anak mereka nanti
serta mencegah terjadinya stunting pada anak mereka nantinya. Konseling Catin
ini menggunakan alur pendaftaran menggunakan google form lalu akan diarahkan
untuk masuk ke grup Whatsapp untuk diberikan konseling secara online dan
selanjutnya baru akan mengunjungi puskesmas untuk mendapat pemeriksaan
lanjutan.
Konseling Catin tidak dikenakan biaya karena biaya sudah ditanggung oleh
biaya puskesmas. Pembiayaan dilakukan jika pada saat konseling dan
pemeriksaan calon pengantin tersebut terdiagnosa suatu penyakit, seperti IMS,
HIV/AIDS, atau diabetes, maka pasangan tersebut akan diarahkan untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan dan di sanalah dilakukan pengeluaran biaya.
2.2.2 Rencana Operasional Program Terbaru
A. What
Program Catin merupakan salah satu program yang ada di Puskesmas IV
Denpasar Selatan. Menurut pemegang program Catin Puskesmas IV Denpasar
Selatan, program ini sudah dipromosikan atau disebarluaskan baik melalui media
sosial resmi milik Puskesmas IV Denpasar Selatan maupun melalui media cetak
seperti pamflet dan leaflet. Saat kami telusuri untuk memastikan hal tersebut, kami

24
mendapati bahwa di media sosial, Instagram dan Facebook resmi milik Puskesmas
IV Denpasar Selatan, belum ada promosi atau sounding secara khusus mengenai
program Catin ini.
Promosi program kesehatan diperlukan agar masyarakat dapat memperoleh
informasi sekaligus edukasi mengenai kesehatan yang sekiranya diperlukan
mereka. Program kesehatan yang tidak dipromosikan dengan baik akan
menyebabkan program tersebut tidak diketahui oleh masyarakat, tidak dapat
berjalan secara efektif dan tidak dapat mencapai maupun memenuhi target,
sasaran, serta tujuan. Oleh karena itu, kami merencanakan program yang dapat
mempromosikan program Catin lebih secara lebih meluas sehingga informasinya
dapat diterima oleh semua penduduk terutama di wilayah kerja Puskesmas IV
Denpasar Selatan, Kelurahan Pedungan.
B. Who
a. Sasaran dari promosi program Catin ini adalah seluruh remaja, wanita usia
subur, serta calon penganting di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan
b. Pihak yang terlibat dalam program ini adalah pihak puskesmas (pemegang
program, konselor, dokter, petugas KIA), serta Kader Catin.
C. When
Promosi program Catin ini akan dilaksanakan setelah dilakukannya penarikan
kader dan pelatihan kepada Kader Catin oleh pihak puskesmas. Pada saat
pelatihan kader sudah berakhir, kader akan melakukan promosi secara offline ke
beberapa tempat, seperti sekolah dan pusat perbelanjaan yang berada di wilayah
kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan yang akan dilakukan setiap bulan.
Sementara promosi secara online akan dilaksanakan dengan mengaktifkan situs
(web) dan penyebaran informasi di platform sosial media (Facebook, Instagram,
Twitter, Youtube, dan Tiktok) sebanyak dua kali dalam seminggu.
D. Where
Program Kader Catin akan dilaksanakan di seluruh wilayah kerja Puskesmas
IV Denpasar Selatan dengan menyasar remaja, wanita usia subur, dan calon
pengantin yang terdapat pada data Puskesmas IV Denpasar Selatan.
E. Why

25
Program Kader Catin ini dilaksanakan karena melihat pentingnya untuk
menjaga kesehatan reproduksi dan merencanakan kehamilan secara matang,
terutama bagi remaja putri, wanita usia subur, dan calon pengantin dalam rangka
berkontribusi untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, maka Puskesmas
IV Denpasar Selatan sehingga dirasa perlu untuk mempromosikan program Catin
secara lebih gencar dan luas, terutama mencakup wilayah kerjanya, yaitu
Kelurahan Pedungan.
F. How
Pada tahap persiapan, akan dilakukan penarikan kader yang berasal dari kader
Konselor Sebaya. Alasan diambilnya kader Konselor Sebaya sebagai kader Catin
karena para kader sudah berpengalaman serta selama masa pandemi Covid-19
kegiatan Konselor Sebaya tidak berjalan sepenuhnya sehingga untuk
meminimalisir ketidakaktifan kader tersebut maka kami menarik mereka untuk
menjadi Kader Catin. Kader Catin akan dilatih untuk melakukan promosi kepada
sasaran. Pelatihan yang dilakukan berupa pemberian materi, pemahaman
mengenai program Catin, serta cara berkomunikasi kepada sasaran yang diberikan
oleh petugas puskesmas. Setelah itu, kader akan menggunakan data dari
puskesmas untuk melihat jumlah remaja, wanita usia subur dan calon pengantin.
Pada tahap pelaksanaan, program Konseling Catin akan dipromosikan dalam
bentuk pamflet yang akan diunggah secara online melalui berbagai media sosial
resmi milik Puskesmas IV Denpasar Selatan. Selain itu, akan kami sarankan juga
kepada Puskesmas IV Denpasar Selatan untuk membuat dan mengaktifkan situs
(web) resmi agar memudahkan masyarakat saat ingin mencari tahu informasi
terkait Puskesmas IV Denpasar Selatan pada mesin pencari (search engine) seperti
Google dan sosial media (Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan Tiktok)
karena di zaman sekarang ini masyarakat lebih cenderung melakukan pencarian
secara online saat hendak sekedar mencari informasi karena lebih mudah dan
efisien. Kegiatan-kegiatan tersebut nantinya akan dijalankan oleh Kader Catin
selaku penyuluh offline dan administrator online.
G. Indikator
Promosi program Catin dikatakan berhasil apabila mampu menurunkan
prevalensi kematain ibu dan mampu membuat setiap pasangan merencanakan

26
kehamilan mereka dengan baik di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan.
Penjabaran mengenai indikator akan dijelaskan pada Lampiran.
2.3 PELAKSANAAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM
A. Ottawa Charter Analysing Framework

Pelayanan
Isu Prioritas Struktural Lingkungan Budaya Individu
Kesehatan

Kenaikan Kurangnya Penyebarluasa Kepercayaan Kurangnya Kurangnya


angka pengetahua n edukasi dan dari internal kepedulian SDM dalam
kematian ibu n informasi yang maupun dan melakukan
hamil di masyarakat tidak merata eksternal kepekaan promosi
wilayah terlebih penduduk baik dari Program
kerja calon internal Konseling
Puskesmas pengantin maupun Kesehatan
IV Denpasar mengenai eksternal Calon
Selatan Program individu Pengantin
Konseling (Catin)
Kesehatan
Calon
Pengantin
(Catin)

B. Strategi
Strategi perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Re-orient
Health Supportive Community
Isu Prioritas Skills Health
Policy Environment Action
Service

Kenaikan Perlu Perlu adanya Pengimpleme Pemberian Penyesuaian


angka adanya pemberian ntasian ilmu edukasi program
kematian ibu penguatan pelatihan dan skill yang dan strategi
hamil di pemberian kepada Kader didapat Kader sosialisasi nasional
wilayah edukasi dan Catin sebagai Catin kepada melalui percepatan

27
kerja informasi upaya masyarakat kegiatan penurunan
Puskesmas kepada peningkatan luas terlebih Kader angka
IV Denpasar Kader Catin pengetahuan para calon Catin kematian
Selatan agar calon kader program pengantin dengan ibu hamil
pengantin media
dan berupa
masyarakat pamflet,
mengetahui leaflet, dan
pentingnya lain
pengetahua sebagainya
n mengenai
kesehatan
reproduksi
dan
Seksual,
Gizi
Masyarakat
dan
Kesehatan
Lingkungan
sebelum
menikah

C. Detail Activities
Sebelum dilaksanakannya program, kader diberikan informasi, edukasi, serta
pelatihan mengenai Program Konseling Kesehatan Calon Pengantin (Catin).
Setelah itu, kader mengiplemetasikan ilmu yang mereka dapat melalui promosi
secara offline dan online. Promosi offline dilakukan dengan melakukan kunjungan
ke sekolah-sekolah dan pusat perbelanjaan yang ada di wilayah kerja, selain itu
dengan memberikan leaflet, pamflet, dan media promosi lainnya. Sedangkan,
promosi online dilakukan dengan membagikan informasi mengenai Program
Konseling Kesehatan Calon Pengantin (Catin) melalui seluruh media sosial
(Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan Tiktok).

28
2.4 MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
2.4.1 Monitoring
Monitoring program Kader Catin dilakukan melalui pelaporan yang dilakukan
secara rutin oleh kader-kader serta lainnya yang ikut berperan. Melalui laporan-
laporan rutin tersebut, maka diperoleh data keadaan riil dari keberlangsungan
program sehingga upaya monitoring program dapat dilakukan. Pelaksanaan
monitoring dilakukan sebulan sekali dan hasilnya akan dilaporkan dalam rapat
rutin bulanan bersama pelaksana program, pemegang program Catin dan Kepala
Puskesmas IV Denpasar Selatan.
2.4.2 Evaluasi
Kegiatan evaluasi “Kader Catin sebagai Upaya Peningkatan Promosi Program
Calon Pengantin di Puskesmas IV Denpasar Selatan” adalah dengan melakukan
evaluasi setelah pelaksanaan implementasi dan monitoring terakhir, yang
bertujuan untuk mengetahui apakah rencana dan implementasi program telah
berjalan sesuai dengan yang direncanakan – apakah sudah memenuhi target,
sasaran, dan tujuan. Kegiatan evaluasi akan dilaksanakan sekitar tiga sampai enam
bulan setelah pelaksanaan berlangsung untuk mengetahui apakah program telah
berjalan secara efektif serta mempertimbangkan kembali hal-hal yang sekiranya
perlu diperbaiki, ditambah, ataupun dikurangi. Evaluasi akan dilaksanakan
bersama dengan pihak internal, yaitu pemegang program Catin dan Kepala
Puskesmas IV Denpasar Selatan. Hasil evaluasi nantinya diharapkan dapat
berguna dalam pengembangan program Calon Pengantin Puskesmas IV Denpasar
Selatan agar lebih dapat mencapai target, sasaran, dan tujuan, serta program
Konseling Catin dapat dirasakan manfaatnya secara merata terutama bagi
penduduk Kelurahan Pedungan.
Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi sumatif dengan metode kuantitatif.
Rancangan tersebut dipilih karena evaluasi akan dilakukan dengan
membandingkan angka konseling Catin sebelum diadakannya penggencaran
promosi dengan angka konseling Catin sesudah diadakannya penggencaran,
mengingat data konseling Catin Puskesmas IV Denpasar Selatan menyatakan
bahwa dari tahun 2019 hingga 2021 terjadi penurunan kegiatan. Data Puskesmas

29
IV Denpasar Selatan menunjukkan konseling total pada tahun 2019 sebanyak 97
kunjungan, tahun 2020 sebanyak 38 kunjungan, dan 2021 sebanyak 16 kunjungan.
Dalam evaluasi, ada beberapa hal yang akan digunakan sebagai indikator
dalam menilai hasil implementasi program. Indikator-indikator tersebut dijabarkan
sebagai berikut.
A. Indikator Input

Komponen Input Keterangan

Man Sumber daya manusia yang terlibat


dalam kegiatan promosi Catin (Dokter,
konselor, petugas KIA, serta kader
promosi program Catin)

Money Jumlah dana pemerintah (APBD) yang


dialokasikan

Method Jumlah pelaksanaan konseling, promosi


Catin secara online dan offline,
pelatihan kader program Catin tiap
bulan

Minute - Waktu pelaksanaan promosi


program Catin
- Waktu kunjungan/konseling
catin

Material - Jumlah pamflet dan leaflet yang


disebarkan
- Jumlah kunjungan web dan
sosial media

Market Jumlah remaja, wanita usia subur, dan


calon pengantin yang mendapatkan
informasi maupun konseling

B. Indikator Proses

30
Pembentukan dan pelatihan kader untuk melakukan promosi program Catin
oleh tim Puskesmas IV Denpasar Selatan, meliputi:
1. Jumlah kader yang mendapatkan pelatihan oleh Puskesmas IV Denpasar
Selatan dalam bentuk pemberian materi berupa cara melakukan komunikasi,
materi mengenai kesehatan reproduksi, pemahaman program Catin, serta
praktek komunikasi dan praktek menggunakan web dan sosial media.
2. Proporsi kader yang lulus pelatihan dengan nilai ≥85
C. Indikator Output
1. Jumlah kunjungan konseling program Catin di wilayah kerja Puskesmas IV
Denpasar Selatan setelah dilakukan promosi oleh kader
D. Indikator Outcome
1. Jumlah remaja, wanita usia subur, dan calon pengantin yang mengikuti
program KB, mengikuti imunisasi TT, menerima tablet tambah darah
E. Indikator Impact
1. Angka kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan
2. Angka kematian bayi dan anak di wilayah kerja Puskesmas IV Denpasar
Selatan
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Melihat tingginya angka kematian ibu di dunia, Indonesia maupun Bali menjadi salah
satu dampak akibat kurangnya pemberian pelayanan kesehatan kepada para wanita
sebelum memasuki masa kehamilan. Salah satu penyebab masih tingginya angka
kematian ibu adalah akibat kurangnya pelayanan kesehatan reproduksi dan hak-hak
kesehatan reproduksi. Terdapat berbagai upaya yang harus dilakukan untuk menurunkan
angka kematian ibu, salah satunya adalah pasangan menikah perlu untuk merencanakan
kehamilan mereka sehingga nantinya mendapatkan keturunan yang sehat, ibu melahirkan
dengan selamat dan sehat serta meningkatkan derajat perempuan sebagai seorang ibu.
Berdasarkan metode prioritas masalah MCUA, didapatkan bahwa prioritas masalah yang
ditemukan adalah terjadinya kenaikan angka kematian ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas IV Denpasar Selatan. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan

31
dalam mengatasi kasus ini adalah dengan menerapkan promosi program Catin baik
secara online maupun offline dengan bantuan kader. Promosi program Catin ini
merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui
pelaksanaan konseling sebelum menikah.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu dengan disusunnya promosi program Catin,
diharapkan dapat menjadi pedoman bagi institusi kesehatan serta pemerintah dalam
menanggulangi kenaikan angka kematian pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas IV
Denpasar Selatan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Annisa.L.R . 2019 . Evaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan Reproduksi Bagi Calon


Pengantin di Wilayah Kerja Puskesmas IV Koto Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2018 .Skripsi . Universitas Andalas . Sumatera Barat.
Apoina.K, Nugraheni.S.A, Farianita.R . 2020 . Kolaborasi pada Program Kursus Calon
Pengantin di Kabupaten Grobogan .Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia . 9 ( 1 ) . hh
9-19.
Badan Pusat Statistik (2021) Profil Statistik Kesehatan 2021. Edited by Direktorat Statistik
Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Putri, A. W. et al. (2019) ‘Faktor Ibu terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah’,
HIGENIA, 3(1), pp. 55–62. doi: https://doi.org/10.15294/higeia/v3i1/28692.
Profil Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas IV Denpasar Selatan Tahun 2021.

33
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Pembagian Tugas


No Nama/NIM Tugas
1. Ni Luh Ari Purwantini (1902561004) Membuat ba 1 dan bab 2

2. Adinda Serafim Maharani Putri Tanaka Membuat bab 2 dan menyatukan


(1902561028) paper word
3. Gracillia Francisca Mataheny (1902561064) Membuat bab 2 dan membuat power
point
4. Ni Putu Asri Wirayanti (1902561070) Membuat bab 2 dan bab 3

34
Lampiran 2. Tabel Indikator Program Terbaru
A.    Indikator Angka Kematian Ibu (AKI)

AKI Indikator Ket.

Asupan gizi yang buruk Jumlah ibu hamil yang menerima Tablet Tambah  
Darah (TTD)

Jumlah ibu hamil yang mendapatkan asupan makan


sesuai dengan aturan Isi Piringku

Jumlah ibu hamil yang memiliki Indeks Massa


Tubuh (IMT) normal

Jumlah ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar


Lengan (LILA) normal

Komplikasi pada masa se- Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT  
belum kehamilan, saat ke-
Jumlah ibu hamil yang menerima pelayanan
hamilan, dan sesudah ke-
Antenatal Care (ANC)
hamilan
Jumlah ibu hamil yang mengetahui tanda-tanda
bahaya kehamilan dan perbedaan mengenai
kehamilan ideal vs kehamilan berisiko

Kesehatan jasmani dan men- Jumlah ibu hamil yang mendapatkan kekerasan  
tal ibu hamil secara fisik yang berisiko membahayakan ibu dan
janin

Jumlah ibu hamil yang menerima perlakuan


mentally abusive (perkataan kasar, hinaan, kata-kata
yang merendahkan) yang berisiko membahayakan
ibu dan janin

Jumlah ibu hamil yang mengalami Kekerasan dalam


Rumah Tangga (KDRT)

35
B.     Indikator Kesehatan Calon Pengantin (Catin)

Kesehatan Catin Indikator Ket.

Asupan gizi Jumlah remaja perempuan dan wanita usia subur yang  
menerima Tablet Tambah Darah (TTD)

Jumlah remaja perempuan dan wanita usia subur yang


mendapatkan asupan makan sesuai dengan aturan Isi
Piringku

Jumlah remaja perempuan dan wanita usia subur yang


memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) normal

Jumlah remaja perempuan dan wanita usia subur yang


memiliki ukuran Lingkar Lengan (LILA) normal     

Persiapan sebelum Jumlah remaja perempuan dan wanita usia subur yang  
pernikahan mendapatkan imunisasi TT

Jumlah remaja perempuan dan wanita usia subur yang


menerima vaksin HPV

Jumlah pasangan yang melakukan konseling Catin

Jumlah pasangan yang melakukan pemeriksaan fisik


sebelum pernikahan
Jumlah pasangan yang melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas,
tekanan darah)
Jumlah pasangan yang melakukan pemeriksaan sta-
tus gizi (BB, TB, LILA, tanda-tanda anemia)
Jumlah pasangan yang melakukan pemeriksaan
urin dan darah rutin, pemeriksaan penunjang lain
(gula darah, IMS, HIV, Thalassemia, Hepatitis B,
TORCH)

36
Jumlah pasangan yang menerima informasi mengenai
program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi ( P4K ) dan pilihan metode kontrasepsi
bagi pasangan baru yang ingin menunda kehamilan.

Kesehatan jasmani dan Jumlah calon pengantin yang mengerti pentingnya .


mental Catin menjaga kesehatan jiwa sebelum pernikahan

Jumlah calon pengantin yang mendapat informasi


mengenai kesetaraan gender dalam rumah tangga
(saling menghormati dan menghargai antar pasangan)
dan apa saja tindak kekerasan yang mengganggu
pernikahan

37

Anda mungkin juga menyukai