Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PEMANTAUAN

( PWS – KIA ) IBU BAYI DAN BALITA

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Organisasi Manajemen


Pelayanan Kebidanan

Oleh:

Arita Yuanita Maman

NPM: 215401446172

Kelas: C2

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas indivdu mata

kuliah Organisasi Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan. Salam tercurah

kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Saya ucapkan terimakasih kepada Dosen mata Kuliah Organisasi

Manajemen Pelayanan Kebidanan yang telah memberikan waktunya sehingga

saya dapat menyeleseikan tugas ini. Terimakasih juga kepada teman-teman

seangkatan saya yang telah banyak mendukung saya sehingga tugas ini dapat di

selesaikan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, baik segi

bahasa, penyusunan, maupun dari penulisan. Oleh karena itu saya menerima

segala bentuk kritik dan saran pembaca agar menjadi acuan dan lebih baik lagi di

waktu yang akan datang.

Demikian yang dapat saya sampaikan, Akhir kata semoga tugas ini dapat

bermanfaat bagi semuanya.

Tangerang, Juni 2022

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia


sejak tahun 1985. Pada saat itu pimpinan puskesmas maupun pemegang program
di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota belum mempunyai alat pantau yang dapat
memberikan data yang cepat sehingga pimpinan dapat memberikan respon atau
tindakan yang cepat dalam wilayah kerjanya. PWS dimulai dengan program
Imunisasi yang dalam perjalanannya, berkembang menjadi PWS-PWS lain seperti
PWS-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) dan PWS Gizi.

Pelaksanaan PWS imunisasi berhasil baik, dibuktikan dengan tercapainya


Universal Child Immunization (UCI) di Indonesia pada tahun 1990. Dengan
dicapainya cakupan program imunisasi, terjadi penurunan AKB yang signifikan.
Namun pelaksanaan PWS dengan indicator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tidak
secara cepat dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) secara bermakna
walaupun cakupan pelayanan KIA meningkat, karena adanya faktor-faktor lain
sebagai penyebab kematian ibu (ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dsb).
Dengan demikian maka PWS KIA perlu dikembangkan dengan memperbaiki
mutu data, analisis dan penelusuran data.

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka


Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan
beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di
Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut
data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000
kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran
hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.

1
Penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan CBR 19,1
maka terdapat 4.287.198 bayi lahir hidup. Dengan AKI 228/100.000 KH berarti
ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran kematian Neonatal,
Bayi dan Balita jauh lebih tinggi, dengan AKN 19/1.000 KH, AKB 34/1.000 KH
dan AKABA 44/1.000 KH berarti ada 9 Neonatal, 17 bayi dan 22 Balita
meninggal tiap jam.

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs,


2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-
perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan
Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-
2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68
menjadi 23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH pada
tahun 2015.

Penyebab langsung kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat


persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001). Penyebab langsung
kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%).
Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK
pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada
ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan
dengan ibu yang tidak anemia. Sedangkan berdasarkan laporan rutin PWS tahun
2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia
(20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%).

Menurut RISKESDAS 2007, penyebab kematian neonatal 0 6 hari adalah


gangguan pernafasan (37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%),
kelainan darah/ikterus (6%), postmatur (3%) dan kelainan kongenital (1%).
Penyebab kematian neonatal 7 28 hari adalah sepsis (20,5%), kelainan kongenital

2
(19%), pneumonia (17%), Respiratori Distress Syndrome/RDS (14%),
prematuritas (14%), icterus (3%), cedera lahir (3%), tetanus (3%), defisiensi
nutrisi (3%) dan Suddenly Infant Death Syndrome/SIDS (3%). Penyebab
kematian bayi (29 hari 1 tahun) adalah diare (42%), pneumonia (24%),
meningitis/ensefalitis (9%), kelainan saluran cerna (7%), kelainan jantung
kongenital dan hidrosefalus (6%), sepsis (4%), tetanus (3%) dan lain-lain (5%).
Penyebab kematian balita (1 4 tahun) adalah diare (25,2%), pneumonia (15,5%),
Necrotizing Enterocolitis E.Coli/NEC (10,7%), meningitis/ensefalitis (8,8%),
DBD (6,8%), campak (5,8%), tenggelam (4,9%) dan lain-lain (9,7%).

Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir


tahun 1980 an melalui program Safe Motherhood Initiative yang mendapat
perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk
menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making
Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000.
Sejak tahun 1985 pemerintah merancang Child Survival (CS) untuk penurunan
AKB. Kedua Strategi tersebut diatas telah sejalan dengan Grand Strategi DEPKES
tahun 2004.

Rencana Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) terdiri dari 3 pesan kunci dan 4
strategi.
Tiga pesan kunci MPS adalah :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obsetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Empat strategi MPS adalah :


1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi dan Balita di
tingkat dasar dan rujukan.

3
2. Membangun kemitraan yang efektif.
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat.
4. Meningkatkan Sistem Surveilans, Pembiayaan, Monitoring dan informasi KIA.

Rencana Strategi Child Survival (CS) terdiri dari 3 pesan kunci dan 4 strategi.
Tiga pesan kunci CS adalah :
1. Setiap bayi dan balita memperoleh pelayanan kesehatan dasar paripurna.
2. Setiap bayi dan balita sakit ditangani secara adekuat.
3. Setiap bayi dan balita tumbuh dan berkembang secara optimal.

Empat strategi CS adalah :


1. Peningkatan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan
balita yang berkualitas berdasarkan bukti ilmiah
2. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas
sektor dan mitra lainnya dalam melakukan advokasi untuk memaksimalkan
sumber daya yang tersedia serta memantapkan koordinasi perencanaan kegiatan
MPS dan child survival.
3. Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui kegiatan peningkatan
pengetahuan untuk menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu, bayi baru
lahir dan balita serta pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia.
4. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan balita.

Sehubungan dengan penerapan sistim desentralisasi dan memperhatikan


PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan PP
41/2007 tentang Struktur Organisasi Pemerintah di Daerah, maka pelaksanaan
strategi MPS di daerah pun diharapkan dapat lebih terarah dan sesuai dengan
permasalahan setempat. Dengan adanya variasi antar daerah dalam hal demografi
dan geografi maka kegiatan dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) perlu
disesuaikan

4
Agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan lancar, aspek peningkatan
mutu pelayanan program KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas
ditingkat Kabupaten/Kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari
besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja. Untuk itu, besarnya
cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja perlu dipantau secara terus
menerus, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam
wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi rawan
Kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat lebih diperhatikan dan
dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA
tersebut dikembangkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS KIA).

B. Pengertian
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu
wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi
baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Kegiatan PWS KIA
terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data serta
penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait
untuk tindak lanjut.
Definisi dan kegiatan PWS tersebut sama dengan definisi Surveilens.
Menurut WHO, Surveilens adalah suatu kegiatan sistematis berkesinambungan,
mulai dari kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data
yang untuk selanjutnya dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana,
implementasi dan evaluasi suatu kebijakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
pelaksanaan surveilens dalam kesehatan ibu dan anak adalah dengan
melaksanakan PWS KIA.

5
Dengan PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat ditingkatkan
dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja. Dengan terjangkaunya
seluruh sasaran maka diharapkan seluruh kasus dengan faktor risiko atau
komplikasi dapat ditemukan sedini mungkin agar dapat memperoleh penanganan
yang memadai.
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi
dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya apparat setempat yang berperan
dalam pendataan dan penggerakan sasaran. Dengan demikian PWS KIA dapat
digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non teknis. Pelaksanaan PWS
KIA akan lebih bermakna bila ditindak lanjuti dengan upaya perbaikan dalam
pelaksanaan pelayanan KIA, intensifikasi manajemen program, penggerakan
sasaran dan sumber daya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan jangkauan
dan mutu pelayanan KIA. Hasil analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan
kabupaten/kota dapat digunakan untuk menentukan puskesmas dan desa
/kelurahan yang rawan. Demikian pula hasil analisis PWS KIA di tingkat propinsi
dapat digunakan untuk menentukan kabupaten/kota yang rawan.

C. Tujuan

Tujuan umum :
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus-menerus di setiap
wilayah kerja.

Tujuan Khusus :
1. Memantau pelayanan KIA secara Individu melalui Kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur
(bulanan) dan terus menerus.
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang
ditetapkan.
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani secara

6
intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
dan yang potensial untuk digunakan.

7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi


sumber daya.
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan KIA.

7
BAB II
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA

Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan


jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan
pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di
semua fasilitas kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan
ke fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat
dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

A. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh


tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,

8
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


2. Ukur tekanan darah.

3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).


4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah,
hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di
daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok ber- risiko, pemeriksaan yang
dilakukan adalah hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan
thalasemia.
Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut
lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut.
Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali
selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan
sebagai berikut :
- Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
- Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

9
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini factor risiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi.
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
antenatal kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan
perawat.

B. Pertolongan Persalinan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan


persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, Pada
kenyataan di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga
kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
secara bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten
dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pada prinsipnya, penolong
persalinan harus memperhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi.
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
5. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
Tenaga Kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
pertolongan persalinan adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan.

C. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan Kesehatan sesuai standar


pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan

10
terhadap ibu nifas dan meningkatkan cakupan KB Pasca Persalinan dengan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :
- Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah
persalinan.
- Kunjungan nifas ke dua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28
setelah persalinan.
- Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42
setelah persalinan.
Pelayanan yang diberikan adalah :
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera
setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin
A pertama.
6. KB pasca persalinan adalah pelayanan yang diberikan kepada Ibu yang
mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai
dengan 42 hari sesudah melahirkan).
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan ibu
nifas adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.

D. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan Kesehatan sesuai standar


yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya
3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 sampai 48 Jam
setelah lahir.

11
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai
dengan hari ke 7 setelah lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai
dengan hari ke 28 setelah lahir.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonates


terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama
kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pelayanan
Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan
pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan
pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi
dalam keadaan sehat, yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir
- Perawatan Tali pusat
- Melaksanakan ASI Eksklusif
- Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
- Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
- Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0
2. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
- Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus,
diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI.
- Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu
perawatan bayi baru lahir
- Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah
dengan menggunakan Buku KIA
- Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

12
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan Kesehatan
neonatus adalah : dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

E. Deteksi Dini Faktor Resiko Dan Komplikasi Kebidanan Dan Neonatus


Oleh Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat.

Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang


dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal ,
tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya
deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko
dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci
keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan
tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan
jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik
Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu,
mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea,
ekstraksivakum/ forseps.

13
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa
nifas, psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan Riwayat
cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan
lebih dari 32 minggu.
Catatan : penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9 - 12 kg
selama masa kehamilan
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
1. Ketuban pecah dini.
2. Perdarahan pervaginam :
- Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
- Intra Partum : robekan jalan lahir
- Post Partum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan
pembekuan darah, subinvolusi uteri
3. Hipertensi dalam Kehamilan (HDK): Tekanan darah tinggi (sistolik > 140
mmHg, diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre- tibial.
4. Ancaman persalinan prematur.
5. Infeksi berat dalam kehamilan : demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis.
6. Distosia: persalinan macet, persalinan tak maju.
7. Infeksi masa nifas.
Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah apabila mendapat penanganan
yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor waktu dan transportasi
merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus risiko tinggi. Oleh
karenanya deteksi faktor risiko pada ibu baik oleh tenaga kesehatan maupun
masyarakat merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah kematian dan
kesakitan ibu.

14
Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko pada ibu
hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi pada neonatus.

Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau
gejala-gejala sebagai berikut :

1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua


2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul Kulit
9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Komplikasi pada neonatus antara lain :
1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
2. Asfiksia
3. Infeksi Bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia

15
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.

F. Penanganan Komplikasi Kebidanan

Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan


komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitive sesuai standar oleh
tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami komplikasi kebidanan.
Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga
sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan ditangani.

Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi


kebidanan maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang mulai
dari polindes/poskesdes, puskesmas mampu PONED sampai rumah sakit PONEK
24 jam.

Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED meliputi :


1. Pelayanan obstetri :
a. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Pencegahan dan penanganan Hipertensi dalam Kehamilan
(pre-eklampsi dan eklampsi)

c. Pencegahan dan penanganan infeksi.


d. Penanganan partus lama/macet.
e. Penanganan abortus.
f. Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan.
2. Pelayanan neonatus :
a. Pencegahan dan penanganan asfiksia.

16
b. Pencegahan dan penanganan hipotermia.
c. Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR).
d. Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus

e. Pencegahan dan penanganan gangguan minum


f. Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan.

G. Pelayanan Neonatus Dengan Komplikasi

Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus


dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas, puskesmas
PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami
komplikasi neonatal. Hari Pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena
banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan
di dalam rahim kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang mengalami
gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat
dapat terjadi kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama,
minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupannya.
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam peningkatan akses dan kualitas
penanganan komplikasi neonatus tersebut antara lain penyediaan puskesmas
mampu PONED dengan target setiap kabupaten/kota harus mempunyai minimal 4
(empat) puskesmas mampu PONED.
Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki
kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan
terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir
dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat,
bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus
yang tidak mampu ditangani.

17
Untuk mendukung puskesmas mampu PONED ini, diharapkan RSU
Kabupaten/Kota mampu melaksanakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi
komprehensif (PONEK) yang siap selama 24 jam. Dalam PONEK, RSU harus
mampu melakukan pelayanan emergensi dasar dan pelayanan operasi seksio
sesaria, perawatan neonatus level II serta transfusi darah.
Dengan adanya puskesmas mampu PONED dan RS mampu PONEK
maka kasus kasus komplikasi kebidanan dan neonatal dapat ditangani secara
optimal sehingga dapat mengurangi kematian ibu dan neonatus.

H. Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar


yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama
periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari sampai 2 bulan.
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 sampai 5 bulan.
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 sampai 8 bulan.
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 sampai 11 bulan.
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan
pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta
peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang. Dengan
demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi :
- Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3,
Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.
- Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).

18
- Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan).
- Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda tanda
sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.
- Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi
adalah : dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

I. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual


berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period
dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta
pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada
masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ
tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar
dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang
lebih berat.
Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan dilakukan dengan
mengacu pada pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang
Anak (SDIDTK) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan
jajarannya seperti dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat
dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat
kesejahteraan suatu negara. Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita
dapat dicegah dengan teknologi sederhana di tingkat pelayanan kesehatan dasar,
salah satunya adalah dengan menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS), di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Bank Dunia, 1993 melaporkan
bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah
kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare,

19
campak, malaria, kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan
tersebut.
Sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita,
Departemen Kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan
paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang mulai
dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai 1997
dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit
dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga Kesehatan sesuai standar yang
meliputi :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat
dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan
anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan
tidak naik dalam 2 bulan berturut- turut atau berat badan anak balita di bawah
garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2
kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan
motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali
pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana
pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan
MTBS.

J. Pelayanan KB Berkualitas

Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan


menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan
dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan

20
tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2
anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin
mempunyai anak.
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan) kehamilan.
Bagi Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau menghentikan
kehamilan, dapat menggunakan metode kontrasepsi yang meliputi :
l. KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus interuptus).
2. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
3. Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).
Sampai saat ini di Indonesia cakupan peserta KB aktif (Contraceptive
Prevalence Rate/CPR) mencapai 61,4% (SDKI 2007) dan angka ini merupakan
pencapaian yang cukup tinggi diantara negara- negara ASEAN. Namun demikian
metode yang dipakai lebih banyak menggunakan metode jangka pendek seperti pil
dan suntik. Menurut data SDKI 2007 akseptor KB yang menggunakan suntik
sebesar 31,6%, pil 13,2 %, AKDR 4,8%, susuk 2,8%, tubektomi 3,1%, vasektomi
0,2% dan kondom 1,3%. Hal ini terkait dengan tingginya angka putus pemakaian
(DO) pada metode jangka pendek sehingga perlu pemantauan yang terus menerus.
Disamping itu pengelola program KB perlu memfokuskan sasaran pada kategori
PUS dengan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering dan banyak).
Untuk mempertahankan dan meningkatkan cakupan peserta KB perlu
diupayakan pengelolaan program yang berhubungan dengan peningkatan aspek
kualitas, teknis dan aspek manajerial pelayanan KB. Dari aspek kualitas perlu
diterapkan pelayanan yang sesuai standard dan variasi pilihan metode KB,
sedangkan dari segi teknis perlu dilakukan pelatihan klinis dan non-klinis secara
berkesinambungan. Selanjutnya aspek manajerial, pengelola program KB perlu
melakukan revitalisasi dalam segi analisis situasi program KB dan sistem
pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan KB kepada
masyarakat adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.

21
BAB III

HASIL PEMANTAUAN PELAYANAN KEBIDANAN

A. Tugas Pokok & Fungsi (Tupoksi) Bidan

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives


(ICM) , Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah
untuk melakukan praktik bidan (Depkes RI, 2007)
Tugas pokok bidan merupakan tugas utama yang harus dijalankan oleh
seorang bidan. Tugas pokok tersebut berkaitan dengan ruang lingkup bidan
dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari. Dimana tugas pokok bidan yang
dikerjakan mencerminkan kompetensi yang dimiliki oleh bidan tersebut.
Berikut adalah tugas pokok bidan yang antara lain adalah :

1. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (antenatal care)


2. Melakukan asuhan persalinan fisiologi kepada ibu bersalin (postnatal care)
3. Menyelenggarakan pelayan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neonatal
care)
4. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin diwilayah
kerja puskesmas
5. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan
kebidanan
6. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana (KB) kepada wanita usia
subur
7. Melakukan pelacakan keluarga berencana (KB) kepada wanita usia subur
8. Mengupayakan diskusi Audit Maternal Perinatal (AMP) bila ada kematian
ibu dan bayi

22
9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu

Tugas Bidan Sebagai Pelaksana


a. Tugas mandiri

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang


diberikan
2. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan
melibatkan mereka sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut
tindakan / layanan bersama klien.
3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien / keluarga
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien / keluarga
7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause
9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga dan pelaporan asuhan.

b. Tugas Kolaborasi

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai


fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi

23
3. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko
tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
5. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
6. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
7. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

c. Tugas ketergantungan

1. Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai


dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan,
3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan keluarga.

24
6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga.

Tugas Bidan Sebagai pengelola

1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan. Bidan bertugas;


mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerja.
2. Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk
melaksanakan program kesehatan sektor lain melalui dukun bayi, kader
kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan
dalam wilayah kerjanya. 

Tugas Bidan sebagai Pendidik

1. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien


2. Melatih dan membimbing kader.

Tugas Bidan Sebagai Peneliti / Investigator

1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.


2. Menyusun rencana kerja pelatihan.
3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan. 

25
Fungsi Bidan
a. Fungsi Pelaksana

1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta


masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan
dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
8. Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya.
9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan
sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan
menopause sesuai dengan wewenangnya. 

b. Fungsi Pengelola   

1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu,


keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan dilingkungan unit
kerjanya.
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait
dengan pelayanan kebidanan
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan. 

26
c. Fungsi Pendidik

1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok


masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan
serta keluarga berencana.
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan
bidang tanggung jawab bidan.
3. Memberi bimbingan kepada para bidan dalam kegiatan praktik di klinik
dan di masyarakat.
4. Mendidik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang
keahliannya.

d. Fungsi Peneliti

1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan


sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana. 

27
B. Cakupan Pencapaian Program Kesehatan Ibu

LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN IBU DESA CIAKAR BULAN JANUARI 2022

SASARAN KUNJUNGAN K1 MURNI KUNJUNGAN K1 AKSES KUNJUNGAN K4


Desa
No
Ciakar sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln
Bumil Bulin Resti bln ini % bln ini % bln ini %
lalu ini lalu ini lalu ini
1 Beringin 1 45 42 10 6 6 13,3 0 0 0,0 5 5 11,1
2 Beringin 2 46 43 8 6 6 13,0 0 0 0,0 5 5 10,9
3 Beringin 3 50 45 11 6 6 12,0 0 0 0,0 6 6 12,0
4 Beringin 4 40 35 8 4 4 10,0 0 0 0,0 3 3 7,5
5 Beringin 5 45 43 9 4 4 8,9 0 0 0,0 4 4 8,9
6 Beringin 6 18 18 4 1 1 5,6 0 0 0,0 1 1 5,6
7 Beringin 7 45 55 9 5 5 11,1 0 0 0,0 4 4 8,9
8 Beringin 8 23 20 3 1 1 4,3 0 0 0,0 1 1 4,3
9 Beringin 9 47 40 11 4 4 8,5 0 0 0,0 4 4 8,5
10 Beringin 10 70 55 18 6 6 8,6 0 0 0,0 6 6 8,6
11 Beringin 11 65 55 14 6 6 9,2 0 0 0,0 6 6 9,2
12 Beringin 12 60 45 10 3 3 5,0 0 0 0,0 5 5 8,3
13 Beringin 13 65 45 11 5 5 7,7 0 0 0,0 4 4 6,2
14 Beringin 14 60 60 18 6 6 10,0 0 0 0,0 5 5 8,3
15 Beringin 15 65 40 9 4 4 6,2 0 0 0,0 6 6 9,2
16 Beringin 16 74 70 14 5 5 6,8 0 0 0,0 5 5 6,8
17 Beringin 17 64 65 15 5 5 7,8 0 0 0,0 6 6 9,4
18 Beringin 18 60 65 16 6 6 10,0 0 0 0,0 5 5 8,3
19 Beringin 19 65 70 16 7 7 10,8 0 0 0,0 7 7 10,8

TOTAL 1.007 961 202 0 90 90 8,94 0 0 0 0,0 0 88 88 8,74

SASARAN DETEKSI RESTI NAKES DETEKSI RESTI MASY RUJUKAN RESTI MATERNAL
Desa
No
Ciakar sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln
Bumil Bulin Resti bln ini % bln ini % bln ini %
lalu ini lalu ini lalu ini
1 Beringin 1 45 42 10 2 2 4,4 1 1 2,2 1 1 10,0
2 Beringin 2 46 43 8 1 1 2,2 0 0 0,0 2 2 4,3
3 Beringin 3 50 45 11 3 3 6,0 0 0 0,0 2 2 4,0
4 Beringin 4 40 35 8 1 1 2,5 0 0 0,0 0 0 0,0
5 Beringin 5 45 43 9 1 1 2,2 0 0 0,0 0 0 0,0
6 Beringin 6 18 18 4 1 1 5,6 0 0 0,0 0 0 0,0
7 Beringin 7 45 55 9 1 1 2,2 0 0 0,0 1 1 2,2
8 Beringin 8 23 20 3 1 1 4,3 1 1 4,3 0 0 0,0
9 Beringin 9 47 40 11 2 2 4,3 1 1 2,1 0 0 0,0
10 Beringin 10 70 55 18 2 2 2,9 0 0 0,0 1 1 1,4
11 Beringin 11 65 55 14 1 1 1,5 1 1 1,5 0 0 0,0
12 Beringin 12 60 45 10 1 1 1,7 0 0 0,0 0 0 0,0
13 Beringin 13 65 45 11 2 2 3,1 0 0 0,0 1 1 1,5
14 Beringin 14 60 60 18 1 1 1,7 0 0 0,0 1 1 1,7
15 Beringin 15 65 40 9 1 1 1,5 0 0 0,0 0 0 0,0
16 Beringin 16 74 70 14 1 1 1,4 0 0 0,0 0 0 0,0
17 Beringin 17 64 65 15 1 1 1,6 0 0 0,0 1 1 1,6
18 Beringin 18 60 65 16 1 1 1,7 0 0 0,0 1 1 1,7
19 Beringin 19 65 70 16 1 1 1,5 1 1 1,5 1 1 1,5

TOTAL 1.007 961 202 0 25 25 2,5 0 5 0 0,5 0 12 12 1,19

28
SASARAN IBU HAMIL USIA ≤ 20 TH IBU HAMIL USIA ≥ 35 TH
No De sa
Ciakar sd.bln s .d bln sd.bln s.d bln
Bumil Bulin Resti bln ini % bln ini %
lalu ini lalu ini
1 Beringin 1 45 42 10 1 1 2,2 0 0 0,0
2 Beringin 2 46 43 8 0 0 0,0 1 1 2,2
3 Beringin 3 50 45 11 1 1 2,0 0 0 0,0
4 Beringin 4 40 35 8 0 0 0,0 0 0 0,0
5 Beringin 5 45 43 9 0 0 0,0 0 0 0,0
6 Beringin 6 18 18 4 0 0 0,0 0 0 0,0
7 Beringin 7 45 55 9 0 0 0,0 1 1 2,2
8 Beringin 8 23 20 3 0 0 0,0 0 0 0,0
9 Beringin 9 47 40 11 0 0 0,0 0 0 0,0
10 Beringin 10 70 55 18 1 1 1,4 0 0 0,0
11 Beringin 11 65 55 14 0 0 0,0 1 1 1,5
12 Beringin 12 60 45 10 0 0 0,0 0 0 0,0
13 Beringin 13 65 45 11 0 0 0,0 0 0 0,0
14 Beringin 14 60 60 18 1 1 1,7 0 0 0,0
15 Beringin 15 65 40 9 0 0 0,0 0 0 0,0
16 Beringin 16 74 70 14 0 0 0,0 0 0 0,0
17 Beringin 17 64 65 15 0 0 0,0 1 1 1,6
18 Beringin 18 60 65 16 0 0 0,0 1 1 1,7
19 Beringin 19 65 70 16 1 1 1,5 0 0 0,0

TOTAL 1.007 961 202 0 5 5 0,50 0 5 5 2,5

JML.BUMIL.DIUKUR
JML.DIPERIKSA HB JML.HB 8-11mg/dl JML.BUMIL KEK
No De sa LILA
Ciakar sd.bl s.d bln sd.bl s.d bln sd.bl s.d bln sd.bln s.d bln
bln ini % bln ini % bln ini % bln ini %
n lalu ini n lalu ini n lalu ini lalu ini
1 Beringin 1 6 6 13,3 1 1 2,2 6 6 13,3 0 0 0,0
2 Beringin 2 6 6 13,0 2 2 4,3 6 6 13,0 1 1 2,2
3 Beringin 3 6 6 12,0 1 1 2,0 6 6 12,0 1 1 2,0
4 Beringin 4 4 4 10,0 1 1 2,5 4 4 10,0 0 0 0,0
5 Beringin 5 4 4 8,9 0 0 0,0 4 4 8,9 0 0 0,0
6 Beringin 6 1 1 5,6 0 0 0,0 1 1 5,6 0 0 0,0
7 Beringin 7 5 5 11,1 0 0 0,0 5 5 11,1 0 0 0,0
8 Beringin 8 1 1 4,3 0 0 0,0 1 1 4,3 1 1 4,3
9 Beringin 9 4 4 8,5 0 0 0,0 4 4 8,5 0 0 0,0
10 Beringin 10 6 6 8,6 0 0 0,0 6 6 8,6 0 0 0,0
11 Beringin 11 6 6 9,2 1 1 1,5 6 6 9,2 1 1 1,5
12 Beringin 12 3 3 5,0 0 0 0,0 3 3 5,0 0 0 0,0
13 Beringin 13 5 5 7,7 0 0 0,0 5 5 7,7 0 0 0,0
14 Beringin 14 6 6 10,0 1 1 1,7 6 6 10,0 0 0 0,0
15 Beringin 15 4 4 6,2 0 0 0,0 4 4 6,2 0 0 0,0
16 Beringin 16 5 5 6,8 1 1 1,4 5 5 6,8 0 0 0,0
17 Beringin 17 5 5 7,8 1 1 1,6 5 5 7,8 0 0 0,0
18 Beringin 18 6 6 10,0 0 0 0,0 6 6 10,0 0 0 0,0
19 Beringin 19 7 7 10,8 1 1 1,5 7 7 10,8 1 1 1,5

TOTAL 0 90 90 8,94 0 10 10 5,0 0 90 90 8,9 5 5 0,5

29
SASAR JUMLAH PN DI FASYANKES ( KUNJUNGAN NIFAS KF4 DAN INISIASI MENYUSUI DINI
De sa AN KF 1,2,3 ) KF LENGKAP (IMD)
No
Ciakar
sd.bl s.d bln sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln
Bulin bln ini % bln ini % bln ini %
n lalu ini lalu ini lalu ini

1 Beringin 1 42 4 4 9,5 4 4 9,5 4 4 9,5

2 Beringin 2 43 5 5 11,6 5 5 11,6 5 5 11,6

3 Beringin 3 45 6 6 13,3 6 6 13,3 6 6 13,3

4 Beringin 4 35 3 3 8,6 3 3 8,6 3 3 8,6

5 Beringin 5 43 3 3 7,0 3 3 7,0 3 3 7,0

6 Beringin 6 18 1 1 5,6 1 1 5,6 1 1 5,6

7 Beringin 7 55 4 4 7,3 4 4 7,3 4 4 7,3

8 Beringin 8 20 1 1 5,0 1 1 5,0 1 1 5,0

9 Beringin 9 40 4 4 10,0 4 4 10,0 4 4 10,0

10 Beringin 10 55 7 7 12,7 7 7 12,7 7 7 12,7

11 Beringin 11 55 4 4 7,3 4 4 7,3 4 4 7,3

12 Beringin 12 45 4 4 8,9 4 4 8,9 4 4 8,9

13 Beringin 13 45 4 4 8,9 4 4 8,9 4 4 8,9

14 Beringin 14 60 7 7 11,7 7 7 11,7 7 7 11,7

15 Beringin 15 40 5 5 12,5 5 5 12,5 5 5 12,5

16 Beringin 16 70 5 5 7,1 5 5 7,1 5 5 7,1

17 Beringin 17 65 5 5 7,7 5 5 7,7 5 5 7,7

18 Beringin 18 65 5 5 7,7 5 5 7,7 5 5 7,7

19 Beringin 19 70 5 5 7,1 5 5 7,1 5 5 7,1

TOTAL 961 0 82 82 8,53 0 82 82 8,53 0 82 82 8,53

UMUR SAAT MENINGGAL TEMPAT KEMATIAN RUMAH


SASARAN
(JUMLAH ) SAKIT

Desa
No
Ciakar < 20 20 - 35 35-40 >40 RS TIPE RS TIPE RS TIPE RS TIPE
Bumil Bulin Resti
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN A B C D

1 Beringin 1 45 42 10 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Beringin 2 46 43 8 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Beringin 3 50 45 11 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Beringin 4 40 35 8 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Beringin 5 45 43 9 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Beringin 6 18 18 4 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Beringin 7 45 55 9 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Beringin 8 23 20 3 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Beringin 9 47 40 11 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Beringin 10 70 55 18 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Beringin 11 65 55 14 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Beringin 12 60 45 10 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Beringin 13 65 45 11 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Beringin 14 60 60 18 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Beringin 15 65 40 9 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Beringin 16 74 70 14 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Beringin 17 64 65 15 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Beringin 18 60 65 16 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Beringin 19 65 70 16 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 1.007 961 202 0 0 0 0 0 0 0 0

30
JML.PEMERIKSAAN JML.PEMERIKSAAN JML.BUMIL
JML.BUMIL HEP.B +
Desa PROTEIN URIN GDS DIPERIKSA HEP.B
No
Ciakar sd.bln bln s.d sd.bln bln s.d sd.bln bln s.d sd.bln bln s.d
% % % %
lalu ini bln lalu ini bln lalu ini bln lalu ini bln
1 Beringin 1 6 6 13,3 6 6 13,3 6 6 13,3 0 0 0,0
2 Beringin 2 6 6 13,0 6 6 13,0 6 6 13,0 0 0 0,0
3 Beringin 3 6 6 12,0 6 6 12,0 6 6 12,0 0 0 0,0
4 Beringin 4 4 4 10,0 4 4 10,0 4 4 10,0 0 0 0,0
5 Beringin 5 4 4 8,9 4 4 8,9 4 4 8,9 0 0 0,0
6 Beringin 6 1 1 5,6 1 1 5,6 1 1 5,6 0 0 0,0
7 Beringin 7 5 5 11,1 5 5 11,1 5 5 11,1 0 0 0,0
8 Beringin 8 1 1 4,3 1 1 4,3 1 1 4,3 0 0 0,0
9 Beringin 9 4 4 8,5 4 4 8,5 4 4 8,5 0 0 0,0
10 Beringin 10 6 6 8,6 6 6 8,6 6 6 8,6 0 0 0,0
11 Beringin 11 6 6 9,2 6 6 9,2 6 6 9,2 0 0 0,0
12 Beringin 12 3 3 5,0 3 3 5,0 3 3 5,0 0 0 0,0
13 Beringin 13 5 5 7,7 5 5 7,7 5 5 7,7 0 0 0,0
14 Beringin 14 6 6 10,0 6 6 10,0 6 6 10,0 0 0 0,0
15 Beringin 15 4 4 6,2 4 4 6,2 4 4 6,2 0 0 0,0
16 Beringin 16 5 5 6,8 5 5 6,8 5 5 6,8 0 0 0,0
17 Beringin 17 5 5 7,8 5 5 7,8 5 5 7,8 0 0 0,0
18 Beringin 18 6 6 10,0 6 6 10,0 6 6 10,0 0 0 0,0
19 Beringin 19 7 7 10,8 7 7 10,8 7 7 10,8 0 0 0,0

TOTAL 0 90 90 8,94 0 90 90 8,94 0 90 90 8,9 0 0 0 0,0

JUMLAH BIDAN YANG


JML.BUMIL DIPERIKSA JML.BUMIL MENGIKUTI
JML.BUMIL DI TES HIV MENGIKUTI KELAS
Desa IMS KLS.BUMIL
No BUMIL
Ciakar
sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln sd.bln s.d bln
bln ini % bln ini % bln ini % bln ini %
lalu ini lalu ini lalu ini lalu ini
1 Beringin 1 6 6 13,3 6 6 13,3 1 1
2 Beringin 2 6 6 13,0 6 6 13,0 1 1
3 Beringin 3 6 6 12,0 6 6 12,0 1 1
4 Beringin 4 4 4 10,0 4 4 10,0 1 1
5 Beringin 5 4 4 8,9 4 4 8,9 1 1
6 Beringin 6 1 1 5,6 1 1 5,6 1 1
7 Beringin 7 5 5 11,1 5 5 11,1 1 1
8 Beringin 8 1 1 4,3 1 1 4,3 1 1
9 Beringin 9 4 4 8,5 4 4 8,5 1 1
10 Beringin 10 6 6 8,6 6 6 8,6 1 1
11 Beringin 11 6 6 9,2 6 6 9,2 1 1
12 Beringin 12 3 3 5,0 3 3 5,0 1 1
13 Beringin 13 5 5 7,7 5 5 7,7 1 1
14 Beringin 14 6 6 10,0 6 6 10,0 1 1
15 Beringin 15 4 4 6,2 4 4 6,2 1 1
16 Beringin 16 5 5 6,8 5 5 6,8 1 1
17 Beringin 17 5 5 7,8 5 5 7,8 1 1
18 Beringin 18 6 6 10,0 6 6 10,0 1 1
19 Beringin 19 7 7 10,8 7 7 10,8 2 2

TOTAL 0 90 90 8,94 0 90 90 8,94 20 20 1 1

31
JUMLAH KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS

Perdarahan Abortus Prekeklamsia/Eklamsia Infeksi


No Desa Ciakar
Bln Lalu Bln Ini Kum Bln Lalu Bln Ini Kum Bln Lalu Bln Ini Kum Bln Lalu Bln Ini Kum

1 Beringin 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Beringin 2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Beringin 3 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Beringin 4 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Beringin 5 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Beringin 6 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Beringin 7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Beringin 8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Beringin 9 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Beringin 10 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Beringin 11 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Beringin 12 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Beringin 13 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Beringin 14 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Beringin 15 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Beringin 16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Beringin 17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Beringin 18 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Beringin 19 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS

Tuberculosis Malaria Jantung


Desa
No
Ciakar
Bln Lalu Bln Ini Kum Bln Lalu Bln Ini Kum Bln Lalu Bln Ini Kum

1 Beringin 1 0 0 0 0 0 0
2 Beringin 2 0 0 0 0 0 0
3 Beringin 3 0 0 0 0 0 0
4 Beringin 4 0 0 0 0 0 0
5 Beringin 5 0 0 0 0 0 0
6 Beringin 6 0 0 0 0 0 0
7 Beringin 7 0 0 0 0 0 0
8 Beringin 8 0 0 0 0 0 0
9 Beringin 9 0 0 0 0 0 0
10 Beringin 10 0 0 0 0 0 0
11 Beringin 11 0 0 0 0 0 0
12 Beringin 12 0 0 0 0 0 0
13 Beringin 13 0 0 0 0 0 0
14 Beringin 14 0 0 0 0 0 0
15 Beringin 15 0 0 0 0 0 0
16 Beringin 16 0 0 0 0 0 0
17 Beringin 17 0 0 0 0 0 0
18 Beringin 18 0 0 0 0 0 0
19 Beringin 19 0 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32
JUMLAH KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS

DM Konfirm Positif Covid 19 Lain-lain


Desa
No
Ciakar
Bln Lalu Bln Ini Kum Bln Lalu Bln Ini Kum Bln Lalu Bln Ini Kum

1 Beringin 1 0 0 0 0 0 0
2 Beringin 2 0 0 0 0 0 0
3 Beringin 3 0 0 0 0 0 0
4 Beringin 4 0 0 0 0 0 0
5 Beringin 5 0 0 0 0 0 0
6 Beringin 6 0 0 0 0 0 0
7 Beringin 7 0 0 0 0 0 0
8 Beringin 8 0 0 0 0 0 0
9 Beringin 9 0 0 0 0 0 0
10 Beringin 10 0 0 0 0 0 0
11 Beringin 11 0 0 0 0 0 0
12 Beringin 12 0 0 0 0 0 0
13 Beringin 13 0 0 0 0 0 0
14 Beringin 14 0 0 0 0 0 0
15 Beringin 15 0 0 0 0 0 0
16 Beringin 16 0 0 0 0 0 0
17 Beringin 17 0 0 0 0 0 0
18 Beringin 18 0 0 0 0 0 0
19 Beringin 19 0 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33
b.1. Grafik Cakupan Pencapaian Program Kesehatan Ibu

CAKUPAN PENCAPAIAN BUMIL K 1 BULAN Januari TH 2022


SAS : 1007 DESA CIAKAR PUSKESMAS PANONGAN
100% D
91,64% N
83,3% O
75% S
66,64% A
58,31% J
50% J
41,65% M
33,32% A
25% M
16,66% F
8,33% J
% Kumulatif 13% 13% 12% 11% 11% 11% 10% 10% 10% 10% 9% 9% 9% 9% 9% 7% 6% 5% 4% 9%
Januari 9 10 8 6 7 4 7 3 4 3 4 2 4 3 4 4 2 3 3 90
% Bulan ini 11% 13% 11% 8% 10% 6% 10% 4% 6% 5% 8% 4% 8% 7% 10% 10% 5% 17% 15% 9%
Januari 9 10 8 6 7 4 7 3 4 3 4 2 4 3 4 4 2 3 3 90
% Bulan lalu 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0,0%
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POSYANDU
BERINGIN

CAKUPAN PENCAPAIAN BUMIL RESTI BULAN Januari TH 2022


SAS : 1007 DESA CIAKAR PUSKESMAS PANONGAN

100% D
91,64% N
83,3% O
75% S
66,64% A
58,31% J
50% J
41,65% M
33,32% A
25% M
16,66% F
8,33% J

% Kumulatif 5% 5% 5% 5% 4% 4% 4% 4% 3% 3% 3% 3% 2% 2% 2% 2% 2% 1% 1% 3%

Januari 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 30

% Bulan ini 2% 3% 4% 1% 3% 3% 3% 1% 3% 2% 2% 4% 2% 2% 2% 2% 5% 11% 7% 3%

Januari 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 30

% Bulan lalu 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0,0%

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POSYANDU
BERINGIN

34
b.2. Kohort ( SPM ) Cakupan Pencapaian Program Kesehatan Ibu

Nama
Alamat Sumber Usia Umur St at us Jarak T aksiran TB
NO JENIS REST I
Ibu Suami (Desa/Kelurahan) Biaya Kehamilan P ersalinan
Kehamil
Ibu (t h) (MG) GP A (cm)
an

1 YANAH ROHIM USIA CIAKAR 02/06 JAMP 19 TH 12 MGG 1 JULY 2022 149 CM
2 RERE ANDI NIRWANA 01/01 BPJS 25 TH 12 MGG 2 5 TH JULY 2022 157 CM
3 YUNI YANA CIAKAR UM 33 TH 16 MGG 3 6 TH JUNY 2022 146 CM
4 SISCA AHMAD ANEMIA NIRWANA 01/09 BPJS 33 TH 4 MGG 2 6 TH SEPT 2022 155 CM
5 SRI ANWAR CIAKAR UM 24 TH 12 MGG 1 JULY 2022 159 CM
6 CUPI TATANG CIPARI 08/03 BPJS 23 TH 11 MGG 1 JULY 2022 153 CM
7 NOVA TONI ANEMIA SEGOVIA 01/02 BPJS 31 TH 12 MGG 3 5 TH JULY 2022 158 CM
8 OKTA PENDI CIAKAR 020/001 BPJS 22 TH 9 MGG 1 AGUST 2022 152 CM
9 REVANA KLEO CIAKAR '02/01 BPJS 27 TH 11 MGG 2 4 TH JULY 2022 156 CM
10 SUSAN ARIS ANEMIA CIPARI 03/08 BPJS 21TH 4 MGG 1 SEPT 2022 150 CM
11 AMIRA IWAN NIRWANA 02/03 BPJS 20 TH 12 MGG 1 JULY 2022 154 CM
12 RIRIN ZENO NIRWANA 03/01 BPJS 28 TH 12 MGG 2 3 TH JULY 2022 146 CM
13 ENDAH ERWIN USIA CIAKAR '002/007 BPJS 18 TH 12 MGG 1 JULY 2022 150 CM
14 ELMIRA HERI RAFLESIA 05/03 BPJS 32 TH 12 MGG 3 6 TH JULY 2022 160 CM
15 LINDA DADAN CIAKAR 02/05 UM 22 TH 12 MGG 1 JULY 2022 140 CM
16 NUR LENI M. HIDAYAT CIAKAR 03/01 BPJS 22 TH 4 MGG 1 SEPT 2022 154 CM
17 PIPAH IRGI ANEMIA NIRWANA 01/02 BPJS 21 TH 12 MGG 1 JULY 2022 149 CM
18 SUMI JAMAL NIRWANA 02/03 BPJS 37 TH 12 MGG 5 3 TH JULY 2022 155 CM
19 LINDA A. JUNAEDI CIAKAR 01/01 BPJS 23 TH 5 MGG 1 SEPT 2022 154 CM
20 CIKA RESKI NIRWANA 01/09 BPJS 26 TH 8 MGG 3 5 TH AUG 2022 158 CM
21 LAURA EFAN KEK CIAKAR 08/002 BPJS 24 TH 17 MGG 1 JUNY 2022 154 CM
22 ANDRIYANA TRI CIAKAR 01/09 BPJS 32 TH 8 MGG 2 7 TH AGUST 2022 160 CM
23 RENA RASYA CIAKAR 01/001 BPJS 28 TH 6 MGG 2 4 TH AUG 2022 152 CM
24 LENIH RANGGA CK GLH 03/08 BPJS 32 TH 10 MGG 3 8 TH AUG 2022 148 CM
25 ST FATIMAH SUSWOYO ANEMIA NIRWANA 03/03 BPJS 35 TH 7 MGG 4 8 TH AUG 2022 158 CM
26 AAS IMAM CIAKAR 03/004 BPJS 28 TH 11 MGG 2 6 TH JULY 2022 160 CM
27 EVA. F IWAN CIAKAR 04/01 BPJS 24 TH 7 MGG 2 5 TH AUG 2022 151 CM
28 NAYLA NOVAL NIRWANA 05/07 BPJS 26 TH 11 MGG 2 8 TH AUG 2022 148 CM
29 SIREN NATA CIAKAR 001/04 BPJS 35 TH 14 MGG 7 3 TH JULY 2022 167 CM
30 RENATA ARNOLD NIRWANA 03/01 BPJS 32 TH 12 MGG 2 9 TH JULY 2022 148 CM

t8
um
L a b o r a to r i

Kun jungan
skrini Laborato rium
LILA Imunisasi
ng
Konsel T at alaksana
g o l.d a r

p . u r in ( + /- )

G u la D a r a h

H I V ( + /- )

S if ilis( + /- )

H B s A g ( + /- )

m a la r ia ( + /- )

T B C ( + /- )

L a in - la in

ing* kasus***

Ja n
H b g /d l

st at us
(cm) Injek si T BC
imunisasi

28 CM TT 1 YA ⁻ 12.3 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 1/FE1/O


27 CM TT2 YA ⁻ 11.5 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 1/FE1/O
26 CM TT3 YA ⁻ 11.6 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 1/FE1/O
25 CM TT2 YA ⁻ 9.6 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 2/FE1/O
26 CM TT 1 YA ⁻ 11.8 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 2/FE1/O
26 CM TT1 YA ⁻ 13 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 2/FE1/O
29 CM TT3 YA ⁻ 10.4 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 3/FE1/O
24 CM TT3 YA ⁻ 13 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 3/FE1/O
25,5 CM TT1 YA ⁻ 12.5 gr AB/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 3/FE1/O
23,5 CM TT1 YA ⁻ 10.6 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 4/FE1/O
33 CM TT 1 YA ⁻ 12.4 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 4/FE1/O
24 CM TT2 YA ⁻ 12 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 4/FE1/O
26,1 CM TT1 YA ⁻ 11 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 5/FE1/O
27 CM TT2 YA ⁻ 12 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 5/FE1/O
26,3 CM TT1 YA ⁻ 13.2 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 5/FE1/O
26 CM TT1 YA ⁻ 13.7 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 6/FE1/O
25 CM TT1 YA ⁻ 10 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 6/FE1/O
26,1 CM TT4 YA ⁻ 11 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 6/FE1/O
24.5 CM TT 1 YA ⁻ 12 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 7/FE1/O
33 CM TT 2 YA ⁻ 11 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 7/FE1/O
22 CM TT1 YA ⁻ 11.9 gr O/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 7/FE1/O
29 CM TT2 YA ⁻ 13.4 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 8/FE1/O
24 CM TT2 YA ⁻ 9.5 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 8/FE1/O
27 CM TT2 YA ⁻ 12.5 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 8/FE1/O
29 CM TT4 YA ⁻ 10,4 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 9/FE1/O
265CM TT2 YA ⁻ 12 1 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 9/FE1/O
26 CM TT3 YA ⁻ 12.7 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 9/FE1/O
26 CM TT 2 YA ⁻ 12 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 10/FE1/O
25 CM TT 3 YA ⁻ 11 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 10/FE1/O
25 CM TT 3 YA ⁻ 12 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 10/FE1/O

35
31 TITA SOVIAN USIA SIENA 01/06 BPJS 38 TH 6 MGG 5 7 TH SEPT 2022 150 CM
CK GALIH
32 EARLI AKTAM BPJS 22 TH 8 MGG 1 AUG 2022 157 CM
'013/003
33 MENTARI TOMI CIAKAR 02/05 BPJS 22 TH 12 MGG 1 JULY 2022 148 CM
34 NURAENI SUPIAN USIA CIAKAR 01/01 BPJS 39 TH 10 MGG 3 10 TH SEPT 2022 153 CM
35 MARSIWI RAKA NIRWANA 01/02 UM 33 TH 11 MGG 2 10 TH AUG 2022 150 CM
36 AULIA RAHMAN NIRWANA 02/03 BPJS 27 TH 11 MGG 3 3 TH AUG 2022 157 CM
37 INDRY ZIKRI KEK CIAKAR 03/01 BPJS 31 TH 8 MGG 2 7 TH AGUST 2022 163 CM
38 EVELIN AMING NIRWANA 01/09 BPJS 28 TH 11 MGG 2 2 TH AUG 2022 150 CM
39 MURAWATI RAHMAN CIAKAR 08/002 BPJS 30 TH 12 MGG 3 4 TH JULY 2022 152 CM
40 ISTIA A. SAEPUDIN USIA CKGLH 06/08 BPJS 39 TH 5 MGG 2 6.5 TH AUG 2022 167 CM
41 ALMI SINTIA A. NURUL CIAKAR 01/001 BPJS 24 TH 11 MGG 1 JULY 2022 154 CM
42 NURUL OZI ANEMIA SEGOVIA 03/06 BPJS 24 TH 10 MGG 2 4 TH AUG 2022 151 CM
43 CITA SATRIA CIAKAR 020/001 BPJS 30 TH 12 MGG 2 4 TH JULY 2022 150 CM
44 DWI HABIB CIAKAR 03/004 BPJS 33TH 10 MGG 4 3 TH JULY 2022 150 CM
45 ALVIRA ALDE CIPARI 004/009 BPJS 26 TH 12 MGG 2 1 TH JULY 2022 150 CM
46 ST MARIAH DANI KEK CIAKAR 01/07 BPJS 29 TH 10 MGG 3 8 TH SEPT 2022 150 CM
LIA 2 2 TH JULY 2022
47 HADI CIAKAR 001/04 BPJS 25 TH 12 MGG 160 CM
MARIATIN
48 ALMIRA REHAN CIAKAR '03/01 BPJS 29 TH 5 MGG 2 3 TH AUG 2022 160 CM
49 SUNDARI RIKI. Y ANEMIA CIAKAR 04/01 BPJS 21 TH 23 MGG 1 MAY 2022 151 CM
50 META MANAP NIRWANA 2 UM 27 TH 12 MGG 2 6,5 TH JULY 2022 145 CM
51 NAYLA FAREL CIAKAR '01/01 BPJS 32 TH 12 MGG 2 3 TH MAY 2022 148 CM
52 HANIFAH AAF CIAKAR 002/01 BPJS 20 TH 10 MGG 1 JULY 2022 150 CM
53 JENIFER REKA USIA CIAKAR 02/07 BPJS 18 TH 12 MGG 1 JULY 2022 155 CM
54 ZARA BEBEN CIAKAR '002/004 BPJS 21 TH 12 MGG 1 JULY 2022 155 CM
55 BUNGA AZRIL NIRWANA 02/03 BPJS 21 TH 8 MGG 1 SEPT 2022 150 CM
56 REFI AGUNG CIAKAR '01/01 BPJS 21 TH 12 MGG 1 JULY 2022 143 CM
57 OCA CAKRA CIAKAR 002/01 BPJS 36 TH 11 MGG 3 4TH JULY 2022 151 CM
58 YULYANAH BARJAH ANEMIA CIPARI 05/02 BPJS 28 TH 28 MGG 2 6 TH APRIL 2022 154 CM
59 ZUNAIRA RAFA CIAKAR '002/004 BPJS 22 TH 11 MGG 2 5 TH AUG 2022 149 CM
60 ZAKIAH DEWA CIAKAR 025/02 BPJS 28 TH 12 MGG 1 JULY 2022 148 CM

25 CM TT 3 YA ⁻ 12 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 10/FE1/O


27 CM TT4 YA ⁻ 12 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 11/FE1/O
25,4 CM TT1 YA ⁻ 12 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 11/FE1/O
25 CM TT 1 YA ⁻ 12.2 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 11/FE1/O
25 CM TT3 YA ⁻ 12 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 12/FE1/O
26 CM TT 2 YA ⁻ 12.4 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 12/FE1/O
25 CM TT 3 YA ⁻ 11.4 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 12/FE1/O
23 CM TT2 YA ⁻ 13 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 13/FE1/O
25 CM TT 2 YA ⁻ 12.1 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 13/FE1/O
27,4 CM TT3 YA ⁻ 11.9 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 13/FE1/O
29 CM TT2 YA ⁻ 12.8 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 14/FE1/O
28 CM TT1 YA ⁻ 12.6 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 14/FE1/O
27 CM TT2 YA ⁻ 10.8 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 14/FE1/O
25,6 CM TT1 YA ⁻ 12 gr A/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 15/FE1/O
24 CM TT4 YA ⁻ 11.5 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 15/FE1/O
27 CM TT2 YA ⁻ 12 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 15/FE1/O
22 CM TT3 YA ⁻ 14 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 16/FE1/O
26 CM TT1 YA ⁻ 12.5 gr O/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 16/FE1/O
26,4 CM TT1 YA ⁻ 13 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 16/FE1/O
26 CM TT1 YA ⁻ 10.2 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 17/FE1/O
25 CM TT3 YA ⁻ 12.2 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 17/FE1/O
25 CM TT1 YA ⁻ 13 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 17/FE1/O
29 CM TT3 YA ⁻ 12,3 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 18/FE1/O
29 CM TT1 YA ⁻ 12 gr A/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 18/FE1/O
24 CM TT1 YA ⁻ 11.5 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 18/FE1/O
24 CM TT 1 YA ⁻ 12.2 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 19/FE1/O
23 CM TT1 YA ⁻ 12 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 19/FE1/O
27 CM TT1 YA ⁻ 14.9 gr O/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 19/FE1/O
27 CM TT3 YA ⁻ 10.5 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 20/FE1/O
23,5 CM TT3 YA ⁻ 11.6 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 20/FE1/O
26 CM TT1 YA ⁻ 13 gr O/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 20/FE1/O

36
61 VENI REMON CIAKAR 03/04 BPJS 27 TH 11 MGG 3 7 TH AUG 2022 150 CM
62 FITRIA ADE IRAWAN TARISI '01/02 BPJS 30 TH 12 MGG 2 3 TH AUG 2022 154 CM
63 KIREI SAKIB NIRWANA 2 BPJS 21 TH 12 MGG 2 1 TH JULY 2022 152CM
64 DINA ANGGA CIAKAR '01/01 BPJS 32 TH 12 MGG 2 6 TH JULY 2022 153 CM
65 DITA DERI CIAKAR 002/01 BPJS 26 TH 10 MGG 1 JULY 2022 154 CM
66 YULIANI M. RIZAL ANEMIA SAVANA 02/05 BPJS 32 TH 12 MGG 3 4 TH AGUST 2022 156 CM
67 NISA FAUZAN CIAKAR '002/004 BPJS 25 TH 12 MGG 2 5.5 TH JULY 2022 160 CM
68 NENA RIKI CIAKAR 025/02 BPJS 20TH 12 MGG 1 JULY 2022 153 CM
69 YOYOH ADI NIRWANA 02/02 BPJS 28 TH 10 MGG 1 JULY 2022 157 CM
70 ANDRIYANA CAHYO CIAKAR 04/01 BPJS 32 TH 11 MGG 2 7 TH AGUST 2022 151 CM
71 AUREL FAIZ CIPARI '11/002 BPJS 30 TH 12 MGG 2 5 TH JULY 2022 158 CM
72 ZIZAH JAKA CIAKAR '004/002 BPJS 24 TH 12 MGG 1 JULY 2022 155 CM
73 MAURA VAZO KEK CIPARI 25/02 UM 28 TH 12 MGG 2 5 TH JULY 2022 160 CM
74 YATI VERO CIAKAR 11/002 UM 23 TH 12 MGG 1 JULY 2022 153 CM
75 USMIATI USMAN CIAKAR 01/001 UM 20 TH 10 MGG 1 AUG 2022 151 CM
76 RATU JAJANG CIAKAR 02/005 JAMP 24 TH 17 MGG 1 JUNY 2022 153 CM
77 ALINA ABDAD ANEMIA CIPARI 27/02 JAMP 33 TH 12 MGG 3 5 TH JULY 2022 160 CM
78 AMANDA SULTON NIRWANA 02/02 BPJS 29 TH 12 MGG 1 AUG 2022 168 CM
79 CETTA CHRIS USIA CIPARI 02/01 BPJS 40 TH 12 MGG 4 7 TH JULY 2022 149 CM
80 EVIDA DAVID CIPARI '11/002 BPJS 22 TH 5 MGG 1 SEPT 2022 152 CM
81 SEPTI ADIT CIAKAR '004/002 BPJS 28 TH 11 MGG 2 7 TH JULY 2022 158 CM
82 MAMAL BIMA CIPARI 25/02 JAMP 24 TH 6 MGG 1 AUG 2022 149 CM
83 DILA GANANG KEK CIAKAR 01/01 BPJS 26 TH 8 MGG 1 AUG 2022 150 CM
84 MIMIN MAD ARIT CIPARI 27/02 JAMP 28 TH 12 MGG 1 JULY 2022 155 CM
85 CACA AHMAD CIAKAR 17/03 UM 20 TH 12 MGG 1 JULY 2022 149 CM
86 NOVA EKA FIRDAUS TARISI 23/03 UM 37 TH 9 MGG 2 10 TH AUG 2022 150 CM
87 NADILA. A A. SUKRONI CK GALIH 006/01 UM 26 TH 12 MGG 2 6 TH JULY 2022 154 CM
NIRWANA 2
88 SALWA ANHAR BPJS 21 TH 11 MGG 1 JULY 2022 150 CM
02/09
89 ELIZA DAVID CIPARI 10/02 BPJS 20 TH 12 MGG 1 JULY 2022 159 CM
90 NASITA BAYU USIA CIAKAR 01/06 BPJS 37 TH 12 MGG 3 5 TH JULY 2022 160 CM

35 CM TT 3 YA ⁻ 12.2 gr /+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 21/FE1/O


27 CM TT1 YA ⁻ 12.6 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 21/FE1/O
29 CM TT1 YA ⁻ 12 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 21/FE1/O
27 CM TT1 YA ⁻ 13 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 22/FE1/O
27,3 CM TT1 YA ⁻ 12 gr O/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 22/FE1/O
27 CM TT2 YA ⁻ 10.4 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 22/FE1/O
24 CM TT1 YA ⁻ 11.6 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 23/FE1/O
22CM TT1 YA ⁻ 12 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 23/FE1/O
26 CM TT1 YA ⁻ 12.5 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 23/FE1/O
28 CM TT2 YA ⁻ 13 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 24/FE1/O
29 CM TT3 YA ⁻ 12 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 24/FE1/O
25 CM TT1 YA ⁻ 10.8 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 24/FE1/O
23,2 CM TT1 YA ⁻ 12.5 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 24/FE1/O
25,3 CM TT1 YA ⁻ 12 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 24/FE1/O
22 CM TT1 YA ⁻ 13 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 25/FE1/O
25,3 CM TT1 YA ⁻ 12 gr O/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 26/FE1/O
26 CM TT3 YA ⁻ 10.5 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 26/FE1/O
31 CM TT 1 YA ⁻ 13 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 26/FE1/O
29 CM TT 4 YA ⁻ 13 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 26/FE1/O
24 CM TT1 YA ⁻ 11.9 gr O/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 26/FE1/O
27 CM TT1 YA ⁻ 12 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 26/FE1/O
24 CM TT1 YA ⁻ 13 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 27/FE1/O
23 CM TT1 YA ⁻ 12 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 27/FE1/O
25,4 CM TT1 YA ⁻ 12 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 27/FE1/O
28 CM TT1 YA ⁻ 13 gr A/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 27/FE1/O
26.5 CM TT2 YA ⁻ 12 gr O/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 27/FE1/O
22 CM TT2 YA ⁻ 11.5 gr B/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 27/FE1/O
24,5 CM TT1 YA ⁻ 11.6 gr O/+ - - NR NR NR - - - Therapy 27/FE1/O
26 CM TT1 YA ⁻ 12 gr B/- - - NR NR NR - - - √ Therapy 27/FE1/O
27 CM TT3 YA ⁻ 12.5 gr AB/+ - - NR NR NR - - - √ Therapy 28/FE1/O

37
C. Cakupan Pencapaian Program Kesehatan Bayi Balita

SASARAN NEONATUS MENDAPAT PELAYANAN ESENSIAL 0-


BAYI BARU LAHIR HIDUP (KN1 dan KN2)
BAYI 0-28 6 JAM
HARI JUML Bulan ini Kumulatif Bulan ini Kumulatif
NO POSYANDU
AH ∑ ∑ ∑ ∑
L P LK PR Abso Cakup LK PR Abs Cak LK PR Abso Caku LK PR Abso Caku
lut an (%) olut upa lut pan lut pan
1 BERINGIN 1 21 20 41 2 2 4 9,8 2 2 4 9,8
2 BERINGIN 2 21 20 41 2 2 4 9,8 2 2 4 9,8
3 BERINGIN 3 21 21 42 2 2 4 9,5 2 2 4 9,5
4 BERINGIN 4 20 20 40 2 1 3 7,5 2 1 3 7,5
5 BERINGIN 5 30 35 65 1 2 3 4,6 1 2 3 4,6
6 BERINGIN 6 15 15 30 1 1 2 6,7 1 1 2 6,7
7 BERINGIN 7 22 22 44 3 2 5 11,4 3 2 5 11,4
8 BERINGIN 8 16 16 32 2 0 2 6,3 2 0 2 6,3
9 BERINGIN 9 29 19 48 1 1 2 4,2 1 1 2 4,2
10 BERINGIN 10 27 27 54 3 3 6 11,1 3 3 6 11,1
11 BERINGIN 11 25 25 50 2 2 4 8,0 2 2 4 8,0
12 BERINGIN 12 23 23 46 1 1 2 4,3 1 1 2 4,3
13 BERINGIN 13 23 23 46 2 2 4 8,7 2 2 4 8,7
14 BERINGIN 14 28 28 56 5 6 11 19,6 5 6 11 19,6
15 BERINGIN 15 28 27 55 2 1 3 5,5 2 1 3 5,5
16 BERINGIN 16 25 24 49 2 4 6 12,2 2 4 6 12,2
17 BERINGIN 17 28 28 56 2 2 4 7,1 2 2 4 7,1
18 BERINGIN 18 29 27 56 3 3 6 10,7 3 3 6 10,7
19 BERINGIN 19 33 30 63 3 4 7 11,1 3 4 7 11,1

Total 464 450 914 41 41 82 9,0 41 41 82 9,0

CAKUPAN KN 3 ( 8- 28 HARI ) CAKUPAN KN LENGKAP ( 0 - 28 HARI )

Bulan ini Kumulatif Bulan ini Kumulatif


NO POSYANDU
∑ ∑ ∑ ∑
LK PR Absol Caku LK PR Absol Caku LK PR Absol Caku LK PR Absol Caku
ut pan ut pan ut pan ut pan
1 BERINGIN 1 2 2 4 9,8 2 2 4 9,8
2 BERINGIN 2 2 2 4 9,8 2 2 4 9,8
3 BERINGIN 3 2 2 4 9,5 2 2 4 9,5
4 BERINGIN 4 2 1 3 7,5 2 1 3 7,5
5 BERINGIN 5 1 2 3 4,6 1 2 3 4,6
6 BERINGIN 6 1 1 2 6,7 1 1 2 6,7
7 BERINGIN 7 3 2 5 11,4 3 2 5 11,4
8 BERINGIN 8 2 0 2 6,3 2 0 2 6,3
9 BERINGIN 9 1 1 2 4,2 1 1 2 4,2
BERINGIN
10 3 3 6 11,1 3 3 6 11,1
10
BERINGIN
11 2 2 4 8,0 2 2 4 8,0
11
BERINGIN
12 1 1 2 4,3 1 1 2 4,3
12
BERINGIN
13 2 2 4 8,7 2 2 4 8,7
13
BERINGIN
14 5 6 11 19,6 5 6 11 19,6
14
BERINGIN
15 2 1 3 5,5 2 1 3 5,5
15
BERINGIN
16 2 4 6 12,2 2 4 6 12,2
16
BERINGIN
17 2 2 4 7,1 2 2 4 7,1
17
BERINGIN
18 3 2 5 8,9 3 2 5 8,9
18
BERINGIN
19 3 4 7 11,1 3 4 7 11,1
19
Total 41 40 81 8,9 41 40 81 8,9

38
KUNJUNGAN NEONATUS KOMPLIKASI KUNJUNGAN NEONATUS KOMPLIKASI DI TANGANI

Bulan ini Kumulatif Bulan ini Kumulatif


NO POSYANDU
∑ ∑ ∑ ∑
LK PR Abso Caku LK PR Abso Caku LK PR Abso Caku LK PR Abso Caku
lut pan lut pan lut pan lut pan
1 BERINGIN 1 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
2 BERINGIN 2 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
3 BERINGIN 3 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
4 BERINGIN 4 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
5 BERINGIN 5 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
6 BERINGIN 6 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
7 BERINGIN 7 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
8 BERINGIN 8 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
9 BERINGIN 9 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
10 BERINGIN 10 0 1 1 12,5 0 1 1 12,5
11 BERINGIN 11 1 0 1 12,5 1 0 1 12,5
12 BERINGIN 12 1 0 1 12,5 1 0 1 12,5
13 BERINGIN 13 0 1 1 12,5 0 1 1 12,5
14 BERINGIN 14 1 1 2 25,0 1 1 2 25,0
15 BERINGIN 15 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0
16 BERINGIN 16 1 0 1 12,5 1 0 1 12,5
17 BERINGIN 17 0 1 1 11,1 0 1 1 11,1
18 BERINGIN 18 1 0 1 14,3 1 0 1 14,3
19 BERINGIN 19 0 1 1 8,3 0 1 1 8,3

Total 5 5 10 8,06 5 5 10 8,06

JUMLAH KOMPLIKASI BULAN INI JUMLAH KOMPLIKASI KUMULATIF


NEONATUS NEONATUS NEONATUS NEONATUS NEONATUS NEONATUS
NO POSYANDU BBLR ( 2500 ASFIKSIA INFEKSI BBLR ( ASFIKSIA INFEKSI
JML JML JML JML JML JML
L P L P L P L P L P L P
H H H H H H
1 BERINGIN 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BERINGIN 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 BERINGIN 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BERINGIN 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BERINGIN 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 BERINGIN 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 BERINGIN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 BERINGIN 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BERINGIN 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 BERINGIN 10 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
11 BERINGIN 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 BERINGIN 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 BERINGIN 13 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1
14 BERINGIN 14 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
15 BERINGIN 15 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
16 BERINGIN 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 BERINGIN 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 BERINGIN 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 BERINGIN 19 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1

Total 1 1 2 0 1 1 2 2 4 1 1 2 0 1 1 2 2 4

39
PWA KESEHATAN BAYI BALITA
Kabupaten Tangerang
PUSKESMAS Panongan
Desa Ciakar
Tahun 2022
Bulan JANUARI

VARIABEL Ciakar

1 Kasus gizi buruk baru pada BULAN INI 0

2 Jumlah sasaran PROYEKSI BALITA 0-59 bulan Perempuan yang ada di wilayah kerja pada TAHUN INI (diisi hanya pada bulan JANUARI) 1039

Jumlah sasaran PROYEKSI BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan yang ada di wilayah kerja pada TAHUN INI (diisi hanya pada bulan
3 1161
JANUARI)
4 Jumlah (S) BALITA 0-59 bulan Laki- laki dari posyandu yang melapor pada BULAN INI 1161
5 Jumlah (S) BALITA 0-59 bulan Perempuan dari posyandu yang melapor pada BULAN INI 1039
6 Jumlah (S) BALITA 0-59 bulan Laki- laki dan Perempuan dari posyandu yang melapor pada BULAN INI 2200
7 Jumlah (K) BALITA 0-59 bulan Laki- laki memiliki BUKU KIA/KMS pada BULAN INI 1161
8 Jumlah (K) BALITA 0-59 bulan Perempuan memiliki BUKU KIA/KMS pada BULAN INI 1039
9 Jumlah (K) BALITA 0-59 bulan Laki- laki dan Perempuan memiliki BUKU KIA/KMS pada BULAN INI 2200
10 Jumlah (D) BALITA 0-59 bulan Laki-laki DITIMBANG pada BULAN INI 231
11 Jumlah (D) BALITA 0-59 bulan Perempuan DITIMBANG pada BULAN INI 195
12 Jumlah (D) BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan DITIMBANG pada BULAN INI 426
13 Jumlah (O) BALITA 0-59 bulan Laki- laki pada BULAN INI 37
14 Jumlah (O) BALITA 0-59 bulan Perempuan pada BULAN INI 25
15 Jumlah (O) BALITA 0-59 bulan Laki- laki dan Perempuan pada BULAN INI 62
16 Jumlah (B) BALITA 0-59 bulan Laki-laki pada BULAN INI 15
17 Jumlah (B) BALITA 0-59 bulan Perempuan pada BULAN INI 10
18 Jumlah (B) BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan pada BULAN INI 25
19 Jumlah (D') BALITA 0-59 bulan Laki-laki pada BULAN INI 172
20 Jumlah (D') BALITA 0-59 bulan Perempuan pada BULAN INI 164

40
21 Jumlah (D') BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan pada BULAN INI {D' = D - ( O + B )} 336
22 Jumlah (N) BALITA 24-59 bulan Laki-laki dan Perempuan pada BULAN INI 141
23 Jumlah (N) BALITA 0-59 bulan Laki-laki pada BULAN INI 147
24 Jumlah (N) BALITA 0-59 bulan Perempuan pada BULAN INI 152
25 Jumlah (N) BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan pada BULAN INI 299
26 Jumlah (T) BALITA 0-59 bulan Laki-laki pada BULAN INI 24
27 Jumlah (T) BALITA 0-59 bulan Perempuan pada BULAN INI 12
28 Jumlah (T) BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan pada BULAN INI 36
29 Jumlah (2T) BALITA 0-59 bulan Laki-laki pada BULAN INI 0
30 Jumlah (2T) BALITA 0-59 bulan Perempuan pada BULAN INI 0
31 Jumlah (2T) BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan pada BULAN INI 0
32 Jumlah (BGM) BALITA 0-59 bulan Laki-laki pada BULAN INI 0
33 Jumlah (BGM) BALITA 0-59 bulan Perempuan pada BULAN INI 0
34 Jumlah (BGM) BALITA 0-59 bulan Laki-laki dan Perempuan pada BULAN INI 0
35 Jumlah sasaran PROYEKSI ibu hamil TAHUN INI (hanya diisi pada bulan Januari) 92
36 Jumlah ibu hamil mendapatkan 90 TTD pada BULAN INI 88
37 Jumlah Ibu Hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm pada BULAN INI 5
38 Jumlah Ibu Hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm yang mendapat PMT pada BULAN INI 5
39 Jumlah Kasus BALITA 6-59 bulan KURUS (BB/PB atau BB/TB) -3 SD sampai < -2 SD pada BULAN INI 0
40 Jumlah kasus BALITA 6-59 bulan KURUS (BB/PB atau BB/TB) -3 SD sampai < -2 SD mendapat PMT pada BULAN INI 0
41 Jumlah sasaran PROYEKSI ibu Nifas TAHUN INI (hanya diisi pada bulan Januari) 961
42 Jumlah ibu Nifas mendapatkan Kapsul Vitamin A pada BULAN INI 82
43 Jumlah sasaran Bayi Baru Lahir pada BULAN INI 914
44 Jumlah Bayi Baru Lahir mendapat IMD pada BULAN INI 82
45 Jumlah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah <2500 gram BULAN INI 2
46 Jumlah sasaran Ibu Hamil yang diperiksa pada BULAN INI 90
47 Jumlah Ibu Hamil Anemia pada BULAN INI 5
48 Jumlah posyandu yang ada 19

41
c.1. Grafik Cakupan Pencapaian Program Kesehatan Bayi Balita

CAKUPAN D/S BLN JANUARI 2022


Target :72 %
B. 1 B. 2 B. 3 B. 4 B. 5 B. 6 B. 7 B. 8 B. 9 B. 10 B. 11 B. 12 B. 13 B. 14 B. 15 B. 16 B. 17 B. 18 B. 19 Ciakar
Desa
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P

SAS 29 42 21 23 48 38 20 19 39 29 12 7 45 29 9 6 22 15 98 88 90 96 96 82 76 65 98 90 78 60 94 90 92 79 97 84 97 97 1161 1039

Bln ini 12 10 11 7 11 14 8 12 10 11 5 4 9 8 3 4 5 7 17 13 12 16 9 7 14 8 21 18 7 7 10 12 20 10 22 13 25 14 231 195

% Bln ini 41% 24% 52% 30% 23% 37% 40% 63% 26% 38% 42% 57% 20% 28% 33% 67% 23% 47% 17% 15% 13% 17% 9% 9% 18% 12% 21% 20% 9% 12% 11% 13% 22% 13% 23% 15% 26% 14% 20% 19%

Bln lalu 11 12 9 10 12 11 6 12 11 6 11 3 11 12 4 5 9 7 12 10 8 12 11 8 6 5 16 21 5 5 8 6 15 7 16 9 20 18 201 179

% lalu 38% 29% 43% 43% 25% 29% 30% 63% 28% 21% 92% 43% 24% 41% 44% 83% 41% 47% 12% 11% 9% 13% 11% 10% 8% 8% 16% 23% 6% 8% 9% 7% 16% 9% 16% 11% 21% 19% 17% 17%

Target 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72%

80%

72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72% 72%
70% 67%
63%

60% 57%
52%

50% 47%

41% 42%
40%
40% 37% 38%
% Bln ini
33%
30% Target
30% 28%
26% 26%
24% 23% 23% 23%
21% 22%
20% 20% 20% 19%
20% 17% 18%
17% 15%
15% 14%
13% 12% 13% 13%
12% 11%
9% 9% 9%
10%

0%
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
B. 1 B. 2 B. 3 B. 4 B. 5 B. 6 B. 7 B. 8 B. 9 B. 10 B. 11 B. 12 B. 13 B. 14 B. 15 B. 16 B. 17 B. 18 B. 19 Ciakar

42
c.2. Kohort ( SPM ) Cakupan Pencapaian Program Kesehatan Bayi Balita

N M ASA N EON ATAL


Kunjungan Neonatal
O NAMA PUNYA BERAT
NIK TGL LHR L/P NAMA ORTU ALAMAT Saat lahir s/d Pertama, Kedua, KeTiga,
UR BAYI BUKU BAYI
5 Jam 6 s.d 48 JAM Hari ke 3 Hari ke 8
UT KIA
( KN 1 ) S/D 7 S/D 28
1 3603402
2 3 11 12 13
INDRI 10 JAN4 2022 5
P EKA
6 8 9
SARJONO NIRWANA 1 04/02 √ 3400/48
10
10 JAN 2022 15-Jan-22 19-Jan-22
2041800 P, IMD, VIT
1 00  K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
M, *

3603191 IRA 13 JAN 2022 P PINA RISKI NIRWANA 01/03 √ 2400/46 P, IMD, VIT 13 JAN 2022 15-Jan-22 19-Jan-22
2 5121901 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91 
M, *
3603192 JOSE 20 JAN 2022 L KARTIWI JANAWI TARISI 17/03 √ 3500/49 P, IMD, VIT 20 JAN 2022 15-Jan-22 19-Jan-22
4041900
3 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91 
M, *
3603195 JOSEP N 3 JAN 2022 L NUREPI SUPAHMI CIAKAR 01/04 √ 3300/49 P, IMD, VIT 3 JAN 2022 08-Jan-22 12-Jan-22
4 7011800 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
01  M, *
3603190 KANSAH 6 JAN 2022 P STELA FIRDAUS SA 1 06/06 √ 3300/48 P, IMD, VIT 6 JAN 2022 08-Jan-22 12-Jan-22
5 3071900 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91  M, *
3603191 KEYSA 10 JAN 2022 P SRI. L MISWANDI RAFLESIA 1/10 √ 3400/51 P, IMD, VIT 10 JAN 2022 08-Jan-22 12-Jan-22
6 2071800 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91  M, *
3603191 KRISNA 7 JAN 2022 L HERNA PURNOMO CK GALIH 006/01 √ 2300/46 P, IMD, VIT 7 JAN 2022 12-Jan-22 16-Jan-22
4091800
7 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91  M, *
3603192 NADIRA 20 JAN 2022 P DEWI ANDRI GRN CTN 2/4 √ 3300/47 P, IMD, VIT 20 JAN 2022 12-Jan-22 16-Jan-22
8 1111800 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91 
M, *
3603191 NASLA 17 JAN 2022 NURHASAN
P SUHENDI CIAKAR 02/03 √ 3100/48 P, IMD, VIT 17 JAN 2022 12-Jan-22 16-Jan-22
AH
9 5121900 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91  M, *
3603190 NAURON 17 JAN 2022 P ALIS DERI CIAKAR 001/04 √ 2900/46 P, IMD, VIT 17 JAN 2022 22-Jan-22 26-Jan-22
5061800
10 K, SM, HBO, P,M,* P,M,*
91  M, *

43
BAB IV

PERENCANAAN DAN EVALUASI

A. Analisa Dan Permasalahan

a. Analisa
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui terdapat beberapa
indikator yang sudah mencapai target dan tidak. Hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor, diantaranya pengetahuan masyarakat yang masih kurang
tentang kesehatan ibu dan anak, dukungan peran serta masyarakat dan lintas
sektor masih rendah, penetapan sasaran yang lebih tinggi dari sasaran rill yang
ada di lapangan.
Disamping 3 indikator PWS KIA di atas, dapat kami sampaikan beberapa
angka kejadian sebagai berikut :
1. Ibu Hamil KEK dan Anemia
Kondisi kesehatan ibu hamil sangat menentukan proses persalinan
dan nifas akan berjalan baik atau tidak. Ibu hamil dengan KEK dan
Anemia mempunyai resiko yang lebih tinggi, hal ini disebabkan kedua
faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungan
serta kemungkinan terjadi komplikasi dalam persalinan, sehingga
membutuhkan perhatian yang cukup serius. Jumlah ibu hamil KEK dan
Anemia di bulan januari 2022 di desa Ciakar adalah sebagai berikut :
a. KEK (LILA < 23,5 cm) : 5 orang
b. Anemia ( HB < 11 gr %) : 10 orang
Setiap ibu hamil dengan KEK dan Anemia akan kami
konsultasikan dengan petugas Gizi untuk mendapatkan konseling gizi.
Disamping itu kami juga melakukan pemantauan pola kehidupan sehari –
hari melalui kunjungan rumah, serta pemberian PMT bumil yang

44
terintegrasi dengan JKN. Selanjutnya kami memantau perkembangan
kenaikan Berat Badan dan LILA bumil pada bulan berikutnya.

2. Ibu hamil resiko tinggi dengan umur terlalu muda (< 20 tahun)
Salah satu permasalahan yang kami hadapi adalah masih tingginya
ibu hamil resiko tinggi dengan umur terlalu muda (kurang dari 20 tahun).
Dibandingkan dengan faktor resiko yang lain, faktor umur terlalu muda
masih menempati posisi teratas. Bulan januari 2022 ibu hamil dengan
resiko tinggi dengan umur terlalu muda sejumlah 5 orang, dari seluruh
bumil resiko tinggi yang ada.
Hal ini sangat menjadi perhatian kami, mengingatt kemungkinan
yang dapat terjadi akibat faktor risiko ini cukup besar. Baik menyangkut
kesehatan ibu, bayi, maupun kemampuan dan psikologi keluarga tersebut
dalam mengasuh dan merawat bayi selanjutnya.
3. Ibu hamil resiko tinggi dengan umur terlalu muda (>35 tahun)
Salah satu permasalahan yang kami hadapi adalah masih tingginya
ibu hamil resiko tinggi dengan umur terlalu tua (lebih dari 35 tahun).
Dibandingkan dengan faktor resiko yang lain, faktor umur terlalu tua
masih menempati posisi teratas. Bulan januari 2022 ibu hamil dengan
resiko tinggi dengan umur terlalu tua sejumlah 5 orang, dari seluruh bumil
resiko tinggi yang ada.
Hal ini sangat menjadi perhatian kami, mengingat kemungkinan
yang dapat terjadi akibat faktor risiko ini cukup besar. Baik menyangkut
kesehatan ibu, bayi, maupun kemampuan dan psikologi keluarga tersebut
dalam mengasuh dan merawat bayi selanjutnya.
4. Indikator D / S
Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu.
Keterpaduan adalah penyatuan / penyerasian dinamis kegiatan dari paling
sedikit dua program untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang disepakati bersama.

45
D / S adalah indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan di posyandu. Bulan januari 2022 cakupan D / S
di desa Ciakar hanya mencapai 45%.

5. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


BBLR merupakan indikator yang menggambarkan kualitas
kesehatan ibu selama hamil, termasuk pelayanan ANC yang diberikan oleh
bidan. BBLR jugaa dipengaruhi oleh pola hidup ibu hamil, pola makan,
aktifitas, istirahat, penyakit penyerta, dll. Di bulan Januari 2022 terdapat
kasus BBLR sebanyak 2 bayi di desa Ciakar.
Setiap kasus BBLR yang ada, senantiasa kami berkoordinasi
dengan pemegang program Gizi untuk melakukan pemantauan Berat
Badan Bayi serta upaya – upaya mempertahankan kesehatan bayi dan
meningkatkan berat badannya melalui kegiatan penyuluhan kepada orang
tua bayi, keluarga, kunjungan rumah serta pemantauan berat badan di
posyandu setiap bulannya.

b. Permasalahan
Masing – masing posyandu di wilayah desa Ciakar memiliki
permasalahan yang berbeda dan bervariasi di bidang kesehatan, khususnya
program KIA-KB. Hal ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik
masyarakat masing masing posyandu. Berdasarkan pemaparan hasil
pelaksanaan program KIA-KB di bulan januari 2022 tersebut di atas, serta
analisa data yang di dapatkan, maka secara umum dapat di sampaikan
beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program KIA KB di desa
Ciakar adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang KIA – KB
2. Kurangnya pengetahuan bumil tentang gizi ibu hamil
3. Kurangnya kesadaran ibu hamil dalam meminum tablet tambah darah,
dan makanan dengan gizi seimbang

46
4. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kehamilan usia dini <20 tahun
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kehamilan usia tua > 35 th
6. Kurangnya peran serta masyarakat dalam meningkatkan kunjungan ke
posyandu.

B. Perencanaan

Permasalahan yang ada di desa Ciakar senantiasa dibahas dan


didiskusikan dalam pertemuan bulanan maupun mini lokakarya, untuk
kemudian disusun berdasarkan urutan proritas masalahnya. Dan selanjutnya
di tetapkan rencana tindak lanjut atau upaya pemecahannya. Demikian pula
program KIA – KB yang merupakan upaya kesehatan wajib di desa, selalu
mendapatkan perhatian dan prioritas.
Berdasarkan permasalahan di atas, berikut kami sampaikan upaya
perencanaan dan pemecahan yang telah dan sedang kami lakukan saat ini,
antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas program
Setiap permasalahan yang ditemukan di desa, tidak akan dapat di
selesaikan tanpa adanya dukungan dan kerja sama semua program.
Karena masing – masing program adalah saling terkait dan saling
mengisi.
Masalah yang ditemukan, termasuk program KIA – KB akan
disampaikan dan dibahas dalam pertemuan bulanan yang dilaksanakan
pada setiap bulannya dengan menghadirkan seluruh staff Puskesmas.
Dalam pertemuan tersebut semua mencoba menggali penyebabnya dan
menyusun rencana pemecahannya pada bulan selanjutnya.
2. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas sektor termasuk PMB
dan klinik-klinik.
Dukungan dan peran serta masyarakat termasuk aparat desa sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu program. Oleh karena itu kami
berusaha melakukan pendekatan lintas sektor melalui pertemuan di desa

47
atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) maupun pertemuan mini
lokakarya lintas sektor yang diadakan di desa Ciakar.
3. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang KIA – KB
Upaya ini dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan baik
kelompok maupun perorangan yang terintegrasi dengan program lain.
Sebagai sarana penyuluhan diantaranya ibu – ibu PKK, ibu balita, ibu
hamil, remaja, kader posyandu dan masyarakat umum.
Melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan dapat semakin meningkat.
Sehingga kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dalam hal
mengenali masalah, menyadari dan melakukan upaya untuk
memecahkannya mampu mereka laksanakan.
4. Menyelenggarakan Kelas Ibu Hamil
Disamping melalui kegiatan penyuluhan, melalui program kelas
ibu hamil di posyandu ini bertujuan sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan ibu hamil dan keluarganya tentang kesehatan pada saat
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
5. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kehamilan usia dini (< 20
tahun)
Tingginya jumlah ibu hamil resiko tinggi dengan umur kurang dari
20 tahun, mendorong kami untuk berusaha menggali lebih dalam dengan
mencari tahu faktor – faktor yang menyebabkan permasalahan ini.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa sebagian besar remaja
memiliki pengetahuan cukup tentang seks dini. Melalui media masa,
elektronik dan internet, sehingga sangat mempengaruhi pengetahuannya,
merangsang fikiran dan mendorong hasrat seksual mereka. Faktor lain
yang menyebabkan permasalahan ini adalah rendahnya tingkat
pendidikan orang tua, anak dan masyarakat yang membuat pernikahan
dini menjadi marak. Faktor lain adalah kekhawatiran orang tua terhadap
anaknya akan melakukan “zina” saat pacaran, maka ada orang tua yang

48
langsung menikahkan anaknya dengan pacarnya. Hal tersebut memang
baik untuk melindungi sang anak dari perbuatan dosa, tapi hal ini juga
tidak dibenarkan.
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kehamilan usia tua (> 35
tahun)
Tingginya jumlah ibu hamil resiko tinggi dengan umur lebih dari
35 tahun mendorong kami untuk berusaha menggali lebih dalam tentang
faktor – faktor yang menyebabkan permasalahan ini. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa salah satu faktor penyebab permasalahan
tersebut adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang resiko pada
kehamilan usia tua dan terlalu lamanya ibu menggunakan kontrasepsi.
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu
Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita masih
sangat rendah karena masih dibawah 50 % dan bisa dikatakan partisipasi
masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada balita karena
tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader posyandu dan
memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya
atau pola pertumbuhan berat badannya. Melalui kegiatan penyuluhan
diharapkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat untuk datang ke
posyandu semakin meningkat. Sehingga pertumbuhan dan
perkembangan berat badan balita dapat terpantau oleh petugas kesehatan
dan kader posyandu.

C. Evaluasi

1. Hasil evaluasi dengan koordinasi dan kerja sama lintas program


Pada kegiatan penyuluhan di masyarakat Puskesmas senantiasa
berusaha menyisipkan materi KIA di dalamnya. Demikian pula dengan
kegiatan lainnya, dalam setiap pelaksanaan kegiatan Puskesmas berusaha

49
untuk terintegrasi dengan program lain. Misalnya pada kegiatan
posyandu, kita melibatkan program KIA, Gizi, Imunisasi dan Promkes.
2. Hasil evaluasi dengan lintas sektor dan PMB / klinik-klinik
Dalam pertemuan tersebut Puskesmas menyampaikan data dan
permasalahan yang ada di wilayah kerja termasuk masalah KIA – KB.
Selanjutnya Kepala Desa dan lintas sektor lainnya menyampaikan
tanggapan dan dukungan apa yang dapat diberikan. Kemudian disusun
kesepakatan dan rencana pemecahan dari masalah tersebut bersama –
sama.
3. Di bulan Februari 2022 Puskesmas telah melaksanakan kegiatan
penyuluhan yang di hadiri oleh Toma, kader posyandu, kader PKK,
Materi yang di berikan di antaranya factor-faktor yang menyebabkan
resiko tinggi pada ibu hamil, DBD, Sosialisasi Kematian Ibu, Penyakit
Menular, Gizi Balita, Posyandu, dll.
4. Puskesmas sudah melaksanakan kegiatan Kelas Ibu Hamil di posyandu
sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan keluarganya
tentang kesehatan pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir.
5. Di bulan Februari 2022 Puskesmas telah melaksanakan kegiatan
penyuluhan di posyandu oleh petugas gizi puskesmas, materi yang
diberikan adalah tentang Gizi Pada Balita, Asi Ekslusif, cara
Penimbangan di posyandu, dll.
6. Setiap bidan yang bertanggung jawab di desa wilayah Puskesmas sudah
memberikan PMT khusus untuk ibu hamil Anemi, Kek dan balita.
7. Dalam kegiatan Posyandu bidan yang bertanggung di desa setiap
menemukan ibu hamil yang beresiko selalu berkoordinasi dengan dokter
di puskesmas, memberikan rujukan internal.
8. Bidan memberikan edukasi tentang resiko-resiko ibu hamil dan resiko
pada bayi balita melalui media grup MOM dan grup Bubal.

50
9. Memberikan beberapa inovasi yang di lakukan di setiap posyandu yaitu
dengan menyediakan mainan berupa balon, PMT yang menarik perhatian
balita tujuan ini agar cakupan kunjungan bayi balita ke posyandu
semakin meningkat.

51
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum hasil pencapaian program prioritas di Desa Ciakar ada


sebagian yang sudah mencapai target bahkan melebihi target dan ada sebagian
lagi yang belum mencapai target di setiap posyandu. Adapun hasil pencapaian
program yang belum mencapai target karena adanya beberapa kendala yang perlu
ditempuh dengan langkah-langkah penyelesaian. Oleh karena itu masih
membutuhkan perbaikan di tahun 2022 dan peningkatan di berbagai sisi.
Kerjasama lintas sektoral dan linas program harus di tingkatkan lagi dan semangat
untuk lebih maju dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan adanya pemantauan melalui PWS ini diharapkan mampu
mendorong semua tenaga Kesehatan yang ada untuk senantiasa menjalankan
tugas dan fungsi secara profesional, bermutu dan kompeten. Menjadikan tenaga
kesehatan yang memiliki semangat pengabdian tinggi, berdisiplin, kreatif,
berilmu, terampil, berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi

B. Saran
Berdasarkan laporan PSW ini, maka saran yang dapat kami berikan adalah
sebagai berikut :

- Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang


Diharapkan senantiasa memberikan bimbingan, pengawasan dan evaluasi
terhadap kinerja tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Tangerang sehingga
kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan semakin meningkat.

52
- Untuk Tenaga Kesehatan Puskesmas Panongan
Diharapkan untuk terus meningkatkan kinerja, kekompakan dan kerjasama
dalam berbagai kegiatan sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik.
Diharapkan adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas program yang terkait
dikarenakan program kesehatan melibatkan seluruh komponen masyarakat
untuk mencapai hasil yang maksimal.

53

Anda mungkin juga menyukai