Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG


UPTD PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN
JL. Srinindito IV / RT 08 – RW 01 Semarang, Telp. (024) 7610212

KERANGKA ACUAN PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU

(OTOPSI VERBAL MATERNAL)

I. PENDAHULUAN
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu fokus pencapaian dalam Sustained
Developement Goals (SDGs) di tahun 2030. Hal ini dikarenakan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan
salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan dan kualitas hidup suatu
negara. Angka Kematian Ibu dan Anak masih cukup tinggi di Indonesia. Data terakhir yang
diperoleh pada pada tahun 2015, angka kematian ibu (AKI) sebesar 305 per 1000
kelahiran hidup (KH). Padahal, target pada tahun 2024 sebesar 232 per 1000 kelahiran
hidup (KH). Selain itu, target SDGs pada tahun 2030 secara global adalah 70 per 100.000
KH.
II. LATAR BELAKANG
Beberapa program penurunan AKI dan AKB. di Indonesia telah dilakukan melalui
kebijakan Making Pregnancy Safer (MPS) Salah satunya adalah dengan meningkatkan
mutu dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu serta neonatal di tingkat
pelayanan dasar dan pelayanan rujuka, hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengembangkan konsep Audit maternal perinatal (AMP) tingkat Kabupaten/Kota. Ruang
lingkup AMP yang dikembangkan dalam pedoman ini mencakup audit untuk ibu dan bayi
pada masa perinatal, dapat dimanfaatkan untuk menggali permasalahan yang berperan
atas kejadian morbiditas maupun mortalitas yang berakar pada pasien / keluarga, petugas
kesehatan,manajemen pelayanan, serta kebijakan pelayanan melalui kegiatan ini
diharapkan para pengelola program KIA di Kabupaten/Kota dan para pemberi pelayanan di
tingkat pelayanan dasar (puskesmas dan jajarannya) .
Gambaran Angka Kematian Ibu di Kota Semarang menunjukkan peningkatan pada
tahun 2021 yaitu sebesar 95,30% dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 71,35%
dengan penyebab paling banyak ( 16 kasus ) di sebabkan oleh covid -19. Hal tersebut
tidak terlepas dari tinggi nya kasus covid di Kota Semarang sehingga kebijakan pelayanan
kesehatan dasar bertumpu pada system informasi yaitu telemedicine selain itu juga
terkendalanya system rujukan ke rs .
Penyebab kematian ibu di antaranya disebabkan oleh penyebab langsung obstetrik
dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu berhubungan dengan
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas sedangkan penyebab tidak langsung
disebabkan oleh penyakit yang memperberat kehamilan dan meningkatkan resiko
terjadinya kesakitan dan kematian. Selain itu, salah satu kontribusi kematian ibu juga
disebabkan oleh 4 terlalu, yaitu terlalu muda, terlalu sering, terlalu pendek jarak kehamilan
dan terlalu tua.
Meskipun demikian, 3 Terlambat juga merupakan penyumbang angka kematian ibu
dan bayi di Indonesia, yaitu terlambat pengambilan keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat di fasilitas kesehatan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi , diantaranya adalah kegiatan audit maternal
perinatal (AMP) yang telah dilaksanakan sejak tahun 1994 di kabupaten/kota. Tujuan dari
AMP yakni kajian kematian dalam mengidentifikasi penyebab kematian yang dapat
dicegah adalah untuk menentukan tindakan korektif agar tidak terjadi kematian dengan
penyebab yang sama di kemudian hari. Tujuan AMP juga terkait dengan menentukan
penyebab dan faktor terkait dalam kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal dalam 3
terlambat dan 4 terlalu. Intervensi akhir dari proses AMP yakni menentukan jenis intervensi
dan pembinaan yang diperlukan dan diimplementasikan dengan baik.
Kasus kematian dapat terjadi di masyarakat atau di sarana kesehatan (puskesmas,
rumah bersalin, bidan praktek mandiri, rumah sakit). Oleh karena itu sumber informasinya
dapat berasal dari laporan masyarakat termasuk keluarga pasien, laporan puskesmas dan
rumah sakit. Seluruh data lapooran kematian tersebut akan dilaporkan melalui WA atau
telpon kuarang dari 3x 24 jam ke Dinas Kesehatan dan puskesmas wajib melakukan
pelacakan kematian di masyarakat dengan menggunakan formulir kematian maternal
dengan cara mendownload https://bit.ly/PuskesmasAMPSR dan mengisi form tersebut
kemudian melakukan Audit medik level puskesmas serta mengiririmkan melalui email
kiadinkeskotasemarang@mail.com selambat-lambatnya dikirim oleh puskesmas dalam
waktu 14 hari setelah terjadinya kematian (untuk daerah sulit diperlukan mekanisme
sendiri, ataupun keluarga berada di luar kota,mungkin dapat dilakukan melalui telepon,
SMS,WA, ataupun email).

III. TUJUAN
UMUM
Mendapatkan data kematian ibu untuk meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh
wilayah kerja Puskesmas dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu .

KHUSUS

a. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara


teratur dan berkesinambungan di wilayah kerja puskesmas.
b. Menentukan interfensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang di perlukan
untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus.
c. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan
fasilitas Kesehatan dasar, dalam perencanaan, pelaksanaan,pemantauan dan evaluasi
terhadap intervensi yang disepakati pada pembahasan kasus kematian ibu
IV. SASARAN
Keluarga pasien yang meninggal

V. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Waktu dan tempat pelaksanaan dilakukan sesuai kesepakatan antara bidan
pembina wilayah dan keluarga / orang tua pasien, biasanya dilakukan di rumah
pasien.
VI. MATERI
Kegiatan yang dilakukan saat pelacatakan adalah menggali informasi data serta
kronologis kematian ibu hamil / bersalin / nifas.
VII. NARA SUMBER
Bidan pembina wilayah bekerja sama dengan kader kesehatan setempat
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melakukan audit kematian di puskesmas

Semarang, 7 Januari 2022

Kepala UPTD Puskesmas Ngemplak Simongan

dr. Diana Eka Ratnasari

NIP.197711242001012010

Anda mungkin juga menyukai