I. PENDAHULUAN
Ibu nifas resiko tinggi adalah masa pasca persalinan patologi yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Untuk menghadapi persalinan yang ber-
resiko tinggi harus diambil sikap proaktif berencana dengan upaya promotif dan
preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya.
II. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu nifas untuk saat ini masih tinggi yang disebabkan oleh
pendarahan, eklamsia dan infeksi. Sedangkan angka kematian bayi di sebabkan
oleh infeksi sistemik, kelainan bawaan dan infeksi saluran akut.
Pencehagan kematian dapat dilakukan sejak melakukan antenatal care
(pemeriksaan kehamilan) melalui pendidikan terkait dengan kesehatan ibu hamil,
menyusui dan kembalinya alat kesehatan reproduksi serta menyampaikan betapa
pentingnya interval kehamilan berikutnya sehingga tercapai sumber daya manusia
yang diharapkan.
III. DASAR HUKUM
Sesuai dengan Kemenkes RI/ No.900/ MENKES/ SK/ VII/ 2002 BAB V
Pasal 16 yaitu pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu nifas
dengan abortus iminens, hipermisis gravidarum, pre eklamsi ringan, anemia
ringan, bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV.
Memberikan pelayanan imunisasi, penyuluhan kesehatan serta tugas terkait
lainnya yang di berikan puskesmas.
IV. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA
A. PENGORGANISASIAN
KEPALA PUSKESMAS
X. DANA KEGIATAN
Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah dana BOK TAHUN 2017
XI. PENUTUP
Dengan dilakukan kegiatan deteksi dini ibu nifas resiko tinggi di masyarakat oleh
petugas, diharapkan peran serta aktif antara petugas kesehatan, RT/RW dan ibu nifas
resiko tinggi. Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat di pergunakan
sebagaimana mestinya.
Pontianak,