Anda di halaman 1dari 2

SOP VAKSINASI ORI DIFTERI

No. Dokumen

No. Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman

PUSKESMAS
Hetty Yunita Dewi, S.Farm, Apt
PAL TIGA
NIP.197706052005022011
KOTA PONTIANAK

1. Pengertian Pemberian imunisasi Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri


adalah pemberian vaksinasi difteri bagi anak usia 1 sampai dengan
kurang dari 19 tahun sebagai penanggulangan dari Kejadian Luar Biasa
(KLB) yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

2. Tujuan Sebagai acuan petugas imunisasi dalam melakukan pemberian ORI Difteri

3. Kebijakan

4. Referensi Permenkes no. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

5. Alat dan 1. Vaccine carrier + Coolpack


Bahan 2. Vaksin
3. Auto Disable Syring (ADS) 0,5 cc
4. Safety box
5. Kapas DTT
6. Hand rub
7. handscoon
8. Peralatan anafilaksis
9. Thermometer
10. Plastik sampah infeksius
11. SOP KIPI
12. SOP Penanganan Anafilaktik syok
13. SOP Imunisasi ORI Difteri
14. Mekanisme Rujukan
15. Form KIPI
16. Form Rujukan
17. Ingub No. 5 Tahun 2018
18. Fatwa MUI
19. Alat Tulis
20. Format pencatatan dan pelaporan (surat persetujuan, data by name)
21. Kartu ORI Difteri
6. Prosedur/ 1. Memastikan pasien yang akan diimunisasi memegang kartu imunisasi
Langkah- masing-masing dan duduk menurut nomor urut dalam register imunisasi.
langkah 2. Memastikan vaksin masih berkualitas/poten (belum kadaluarsa, label
kemasan vaksin masih ada dan terbaca, vaksin disimpan pada suhu 2-80 C
dan belum pernah terpapar suhu beku, vaksin dibawa menggunakan vaccine
carrier yang berisi cool pack)
3. Memanggil pasien satu per satu untuk masuk ke tempat pemeriksaan dan
menyapa
4. Mengecek kembali adakah surat penolakan yang menyatakan tidak
menyetujui tindakan vaksinasi
5. Menanyakan kembali riwayat kontra indikasi atau keluhan pasien
6. Menanyakan kembali adakah vaksin yang diberikan dalam waktu 4 minggu
terakhir
7. Mengukur suhu badan pasien, jika demam (>37,50C), maka imunisasi
ditunda hingga sembuh
8. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9. Memastikan ADS belum kadaluarsa, kemasan utuh dan tidak sobek
10. Menyiapkan vaksin DPT-HB-Hib/DT/Td dengan dosis 0,5 cc ke dalam spuit
0,5 cc .
11. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas DTT
12. Melakukan pemberian imunisasi difteri secara intramuskular 900 pada
musculus deltoid dengan melakukan aspirasi terlebih dahulu
13. Membuang bekas spuit kedalam safety box tanpa dipasang kembali penutup
spuitnya (recapping)
14. Mengingatkan kembali tentang efek samping dan penanganan yang bisa
dilakukan pasca imunisasi
15. Mencatat hasil pemberian imunisasi pada kartu ORI Difteri
16. Menyerahkan kembali kartu ORI Difteri kepada pasien/orang tuanya dan
menganjurkan untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal vaksinasi
17. Mencatat hasil pemberian imunisasi pada register
18. Mempersilakan pasien untuk tetap berada di ruangan minimal 30 menit
setelah penyuntikan
19. Mengumpulkan sisa vial vaksin yang telah digunakan, dicatat, dan dibawa
kembali ke puskesmas untuk dimusnahkan

7. Hal-hal 1. Jika anak demam, batuk, flu berat, atau diare maka imunisasi ditunda
yang perlu 2. Ibu hamil aman diberikan vaksin Td saat usia kehamilan trimester 2
diperhati- dan 3
kan 3. Jangan mengisis jarum suntik dengan vaksin dalam jumlah banyak
(prefilling)

8. Unit -
Terkait

9. Dokumen 1. Kartu ORI Difteri


Terkait 2. Format pelaporan

Anda mungkin juga menyukai