16/2017
RevisiKe : 0
BerlakuTgl : Januari 2017
PANDUAN
KUNJUNGAN RUMAH
NEONATUS RISIKO TINGGI
Ditetapkan
Kepala UPT PuskesmasGemaharjo
KUNJUNGAN RUMAH
NEONATUS RISIKO TINGGI
I.DEFINISI
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini
sangat rawan, karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat
hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian
neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus.
Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia
dan fungsi.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau bayi ke
fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan
lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di
berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode
0 sampai 28 hari setelah lahir,baik di fasilitas maupun melalui kunjungan rumah.
II.RUANG LINGKUP
A. SASARAN
Semua bayi baru lahir usia 0-28 hari di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo
B. TEMPAT
Dirumah ibu post partum yang memiliki bayi usia 0-28 hari
C. PELAKSANA
Bidan
D. WAKTU
Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi
lahir.
Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai
dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.
Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai
dengan hari ke-28 setelah lahir.
A. METODE
B. LANGKAH / KEGIATAN
Langkah-langkah melakukan kunjungan rumah neonatal
1. Bidan mengidentifiasi bayi baru lahir usia 0-28 hari di wilayah kerjanya
2. Melakukan persiapan alat yang akan di bawa saat melakukan kunjungan neonatal
3. Melakukan kunjungan rumah neonatal sesuai jadwal
4. Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat, periksa suhu, dan kebiasaan makan
bayi.
5. Periksa tanda bahaya:
b. Kejang ATAU
g. Merintih ATAU
l. Diare ATAU
n. Perdarahan
6. Periksa tanda-tanda infeksi kulit superfisial, seperti nanah keluar dari umbilikus
kemerahan di sekitar umbilikus, adanya lebih dari 10 pustula di kulit,
pembengkakan, kemerahan, dan pengerasan kulit.
7. Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan.
9. Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata, serta tali pusat dengan
baik.
12. Jelaskan kepada orang tua untuk waspada terhadap tanda bahaya pada bayinya.
IV.DOKUMENTASI