Anda di halaman 1dari 5

Nomor : 445/ADM-KIA/PAN. /408.36.

16/2017
RevisiKe : 0
BerlakuTgl : Januari 2017

PANDUAN
KUNJUNGAN RUMAH
NEONATUS RISIKO TINGGI

Ditetapkan
Kepala UPT PuskesmasGemaharjo

dr. JAKA SETIYONO


NIP. 19721014 200212 1 005

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN


UPT PUSKESMAS GEMAHARJO
Jl. Raya Ponorogo-Pacitan KM 46 Telp. 081946251161
Gemaharjo
PACITAN
KUNJUNGAN RUMAH
NEONATUS RISIKO TINGGI
No. Dokumen : 445/ADM-KIA/PAN. /408.36.16/2017
No. Revisi : 0
PANDUAN
TanggalTerbit : Januari 2017
Halaman :
Ditetapkanoleh:
dr. JAKA SETIYONO
Kepala UPT
NIP. 19721014 200212 1 005
PuskesmasGemaharjo

KUNJUNGAN RUMAH
NEONATUS RISIKO TINGGI

I.DEFINISI

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini
sangat rawan, karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat
hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian
neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus.
Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia
dan fungsi.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau bayi ke
fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan
lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di
berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode
0 sampai 28 hari setelah lahir,baik di fasilitas maupun melalui kunjungan rumah.

II.RUANG LINGKUP

A. SASARAN

Semua bayi baru lahir usia 0-28 hari di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo

B. TEMPAT
Dirumah ibu post partum yang memiliki bayi usia 0-28 hari

C. PELAKSANA

Bidan
D. WAKTU

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut:

Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi
lahir.
Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai
dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.

Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai
dengan hari ke-28 setelah lahir.

III.TATA LAKSANA PELAYANAN

A. METODE

Kunjungan neonatal menggunakan metode pendekatan kepada ibu nifas dengan


melakukan kunjungan rumah ibu post partum yang memiliki bayi usia 0-28 hari

B. LANGKAH / KEGIATAN
Langkah-langkah melakukan kunjungan rumah neonatal
1. Bidan mengidentifiasi bayi baru lahir usia 0-28 hari di wilayah kerjanya
2. Melakukan persiapan alat yang akan di bawa saat melakukan kunjungan neonatal
3. Melakukan kunjungan rumah neonatal sesuai jadwal
4. Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat, periksa suhu, dan kebiasaan makan
bayi.
5. Periksa tanda bahaya:

a. Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU

b. Kejang ATAU

c. Bergerak hanya jika dirangsang ATAU

d. Napas cepat ( 60 kali /menit ) ATAU

e. Napas lambat ( < 30 kali /menit ) ATAU

f. Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat ATAU

g. Merintih ATAU

h. Teraba demam (suhu ketiak > 37.50C) ATAU

i. Teraba dingin (suhu ketiak < 360C ) ATAU


j. Nanah yang banyak di mata ATAU

k. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut ATAU

l. Diare ATAU

m. Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki ATAU

n. Perdarahan

6. Periksa tanda-tanda infeksi kulit superfisial, seperti nanah keluar dari umbilikus
kemerahan di sekitar umbilikus, adanya lebih dari 10 pustula di kulit,
pembengkakan, kemerahan, dan pengerasan kulit.

7. Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan.

8. Pastikan ibu memberikan ASI eksklusif.

9. Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata, serta tali pusat dengan
baik.

10. Ingatkan orang tua untuk mengurus akte kelahiran bayinya.

11. Rujuk bayi untuk mendapatkan imunisasi pada waktunya.

12. Jelaskan kepada orang tua untuk waspada terhadap tanda bahaya pada bayinya.

IV.DOKUMENTASI

Setiap melakukan kunjungan neonatal hasil pemeriksaan didokumentasikan di dalam


buku KIA selain itu data bayi baru lahir juga dimasukkan dalam kohort bayi sehingga bisa
dipakai dalam pemantauan jumlah kunjungan bayi dalam PWS KIA yang digunakan sebagai
bahan yang akan dilaporkan ke puskesmas dan dinas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai