Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN PELAYANAN KUNJUNGAN NEONATUS

A.  DEFINISI
1. Pengertian kunjungan neonatal
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal
dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik
didalam maupun diluar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan
kunjungan ke rumah berdasarkan standar kualitasnya terdiri dari pelayanan neonatal
esensial saat lahir (0-6 jam) dan pelayanan neonatal esensial setelah lahir (6 jam-28
hari), sedangkan standar kuantitasnya adalah kunjungan neonatal minimal 3 kali,
terdiri dari KN1 (6-48 jam), KN2 (3-7 hari), dan KN3 (8-28 hari). Bentuk pelayanan
tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi
berupa perawatn mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin
K dan penyuluhan neonatal di rumah menggunakan buku KIA.
Di masa pandemi covid, kunjungan neonatal dilakukan bersamaan dengan
kunjungan nifas. Dan KIE yang di sampaikan pada kunjungan pasca salin (kesehatan
bayi baru lahir):
- ASI Eksklusif
- Perawatan tali pusat, menjaga badan bayi tetap hangat, dan cara memandikan
bayi.
- Khusus untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) : apabila ditemukan
tanda bahaya atau permasalahan, bayi harus segera dibawa ke Rumah Sakit.
- Tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang tercantum pada buku KIA) :
apabila di temukan tanda bahaya pada bayi baru lahir, bayi harus segera
dibawa ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2. Tujuan Kunjungan Neonatal(KN)
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada
bayi atau mengalami masalah. Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan
pendekatan komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda untuk bidan/perawat,
yang meliputi:
1. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,
dan berat badan rendah.
2. Perawatan tali pusat.
3. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir.
4. Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir.

1
5. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asli eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah
dengan menggunakan buku KIA.
6. Penanganan dan rujukan kasus.

B. RUANG LINGKUP
1.  Kategori Kunjungan Neonatal (KN)
Berdasarkan standart kualitasnya kunjungan neonatal terbagi dalam dua kategori
antara lain :
a. Kunjungan neonatal yang ke satu (KN 1) adalah kunjungan neonatal pertama
kali yaitu pada hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6 jam setelah lahir).
b.   Kunjungan Neonatal yang kedua (KN 2)
Kunjungan neonatal yang kedua adalah kunjungan neonatal yang kedua kali
yaitu pada hari kedelapan sampai hari kedua puluh delapan.
Menurut definisi operasional standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
kabupaten di Jawa Timur (2004), kunjungan neonatal adalah kontak
neonatus (0 – 28 hari) dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pemeriksaan kesehatan dengan syarat usia 0 – 7 hari minimal 2 kali, usia 8
sampai 28 hari minimal 1 kali (KN2) di dalam/diluar Institusi Kesehatan.
Berdasarkan Standar kuantitasnya adalah kunjungan neonatal minimal 3 kali,
terdiri dari KN1 (6-48 jam), KN2 (3-7 hari), dan KN3 (8-28 hari).
2.   Cakupan Kunjungan Neonatal
Cakupan Kunjungan Neonatal adalah cakupan neonatus yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar sedikitnya tiga kali yaitu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada
hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui
efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal.
Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam sampai
28 (dua puluh delapan) hari meliputi :
a. menjaga Bayi tetap hangat;
b. perawatan tali pusat;
c. pemeriksaan Bayi Baru Lahir;
d. perawatan dengan metode kanguru pada Bayi berat lahir rendah;
e. pemeriksaan status vitamin K1 profilaksis dan imunisasi;
f. penanganan Bayi Baru Lahir sakit dan kelainan bawaan; dan
g. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2
3. ManajemenTerpadu Bayi Muda (MTBM)
Merupakan suatu pendekatan yang terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari–
2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan
maupun yang dikunjungi oleh tenaga kesehatan pada saat kunjungan neonatal.
Pada Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
manajemen terpadu balita sakit berbasis masyarakat, disebutkan bahwa pada bayi
muda usia 0 - 2 bulan harus mendapatkan 4 macam pelayanan yang termsuk dalam
MTBS-M adalah perawatan esensial bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya bayi
baru lahir dan persiapan rujukan bila memang diperlukan, penatalaksanaan bayi
berat lahir rendah (BBLR), penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir. Keempat
pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja, namun hingga bayi
mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan tertentu yang termasuk
dalam 4 pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti.
Manajemen standar pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 - 24 jam, 3
- 7 hari, dan 8 - 28 hari setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya memerlukan
perawatan sederhana pada saat dilahirkan, yaitu diberikan kehangatan, jalan napas
dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai warna untuk menentukan kondisi serta perlu
tidaknya dilakukan rujukan.
Pada bayi baru lahir jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat,
hindarkan aliran udara, selimuti dengan baik. Bila tidak ada kondisi bahaya pada bayi
dan ibu telah cukup stabil bayi bisa tetap bersama ibunya (rawat gabung). Lakukan
inisiasi menyusui dini dalam jam pertama kehidupan. Jika mampu mengisap, biarkan
bayi minum ASI sesuai permintaan. Jangan lupa untuk selalu menjaga tali pusar
tetap bersih dan kering.
Selain itu beberapa obat, vitamin, maupun vaksin diberikan juga pada bayi yang
baru lahir, antara lain: memberikan tetrasiklin salep mata pada kedua mata satu kali.
Berikan juga vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM) di paha kiri, dan
vaksin hepatitis B 0.5 mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam sesudah pemberian
vitamin K1. Jika bayi lahir di rumah sakit, beri imunisasi BCG intrakutan dan vaksin
polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat akan pulang dari rumah sakit.

Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda


Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi
muda sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi lahir,
saat bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Berikut adalah
beberapa tanda yang dikategorikan bahaya jika ditemukan pada bayi baru lahir ataupun
bayi muda:
 Tidak bisa menyusu
 Kejang

3
 Mengantuk atau tidak sadar
 Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama >15
detik)
 Frekuensi napas > 60 kali/menit
 Merintih dan terlihat tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
 Sianosis sentral.
Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjungan atau kontrol ke fasilitas
pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah
melahirkan). Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan. Pada kunjungannya yang pertama biasanya dilakukan pemeriksaan atau
skrining awal. Pada kunjungan berikutnya ada dilakukan pemeriksaan ulang sekaligus
follow up kondisi bayi. Berikut adalah pemeriksaan yang dilakukan saat kunjungan bayi
muda ke fasilitas pelayanan kesehatan:
1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk
kemudian diklasifikasikan sesuai tanda dan gejalanya

2. Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat
dehidrasinya

4
3. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER
 Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
 Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
 Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
 Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
 Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

4. Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah pemberian ASI.
Bila ditemukan bayi memiliki berat badan rendah, langsung lakukan penanganan
atau rujukan tanpa melihat ada/ tidaknya masalah pada pemberian ASI
5. Tanyakan dan tentukan status imunitas bayi muda, serta status pemberian
Vit.K1.
Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda adalah Hb 0
pada hari 0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG
dan polio setelah lahir
6. Tanyakan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, ataupun
perdarahan tali pusat
5
7. Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu

C. TATA LAKSANA
Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
• Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
• Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus.
• Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
• Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/
pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan.
• Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau
keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.
Langkah langkah pemeriksaan:
• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).
• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut.
• Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi.

6
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/ bidan/perawat, dapat dilaksanakan
di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda
(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi
berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak
diberikan pada saat lahir).

7
8
TATALAKSANA MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA

9
10
11
12
13
14
15
16
D. DOKUMEN
Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus dicatat pada:
1. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)
Pelayanan Kesehatan Neonatus ( 0-28 hari )
2. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)
 Pencatatan per individu bayi
Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal yang merupakan
dokumen tenaga kesehatan puskesmas
3. Register kohort bayi
• Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas
• Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas

17
E. LAMPIRAN

18
19
20
Daftar Pustaka

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas,


Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta

Permenkes no 53. (2014). Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai