Anda di halaman 1dari 16

‘‘PRINSIP PENGELOLAAN

PROGRAM KIA”

Dosen Pengampu :
Novianti, S.ST., M.Keb
Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Siska Herniawati (F0G020051) 6. Puspita Sari (F0G020070)


2. Okta Putriana (F0G020052) 7. Sandra Maretha Novelinda (F0G020068)
3. Frischa Putri Oktavia (F0G0200556) 8. Della Alvionita (F0G020063)
4. Anggely Monica (F0G020049) 9. Sella Fajariyani (F0G020050)
5. Nyimas Dela Jatisa (F0G020062)
1. Latar Belakang
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon
genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan
informasi KB.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
2.1 Pelayanan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
Antenatal
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium
rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan).
frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang
dianjurkan

Minimal 1 kali pada


triwulan pertama.
Minimal 1 kali pada
triwulan kedua
Minimal 2 kali pada
triwulan ketiga
2.2 Pertolongan Antenatal
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan yang sesuai standar
3. Manajemen aktif kala III
4. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang
lebih tinggi
5. Melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
6. Memberikan injeksi Vitamin K1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
2.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai


standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh
tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan
ketentuan waktu:
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari
setelah persalinan.
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8
– 14 hari).
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan
(36 – 42 hari).
2.4 Pelayanan Kesehatan Neonates

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai
dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus yaitu:

1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 – 48 Jam setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7
setelah lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke
28 setelah lahir.
2.5 Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada
bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Pelaksanaan pelayanan
kesehatan bayi meliputi:

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan.


2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan.
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan.
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan.
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini
mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan
stimulasi tumbuh kembang.
THIS IS A GRAPH

01 02
Despite being red, Mars is Venus is the second planet
actually a cold place from the Sun

03 04
Jupiter is the biggest planet in Mercury is the smallest planet
the Solar System in the Solar System
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi: 1

1. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum
bayi berusia 1 tahun.
2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).
3. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan).
4. Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda – tanda sakit dan
perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.
5. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan. Tenaga kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis anak, dokter, bidan ,
perawat dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya seperti petugas gizi.
2.6 Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan
intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa
keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar
kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan
mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral.

2.6 Pelayanan KB Berkualitas


Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati
hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat
berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan tingkat
fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih
baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan) kehamilan.
Bagi Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau
menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode
kontrasepsi yang meliputi:

1. KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus


interuptus).
2. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
3. Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan
tubektomi).
1. Kesimpulan

Prinsip-prinsip pengelolaan program KIA diawali dari peningkatanan pelayanan antenatal,


persalinan oleh tenaga kesehatan, peningkatan deteksi dini risiko pada ibu hamil, serta pelayanan
neonatal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin
dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan). Setiap persalinan harus di lakukan oleh tenaga kesehatan, dengan memperhatikan
prosedur yang telah ditetapkan (APN, Manajemen Aktif Kala III, dan pemberian Vitamin K1 dan
salep mata pada BBL). Program pemeriksaan ibu nifas setidaknya dilakukan 3 kali kunjugan
sebagai berikut:

1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 – 14 hari).
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36 – 42 hari).
TERIMA KASIH........

Anda mungkin juga menyukai