Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan ataupun masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standart
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak merupakan pelayanan
kesehatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi, melahirkan,hingga lima tahun
pertama kehidupannya ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal
baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi majemuk sesuai
dengan potensi genetiknya.Upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu ditujukan untuk
menjamin Kesehatan Ibu dan anak sehingga mampu bersalin dengan selamat, melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas, mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB), serta mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan Ibu dan anak yang bermutu dan aman.
Dalam mengurangi Angka Kematian Ibu dan bayi diperlukan Upaya untuk
mengetahui terlebih dahulu faktor penyebab secara langsung dan tidak langsung. Dimana
secara langsung dapat diketahui adanya komplikasi kebidanan. Sedangkan secara tidak
langsung yang memperberat keadaan ibu Hamil maupun yang mempersulit keadaan
kegawatdaruratan kehamilan, persalinan dan nifas adalah EMPAT TERLALU ( Terlalu
Muda, Terlalu Tua, Terlalu sering melahirkan dan Terlalu dekat Jarak Kehamilan ) dan
TIGA TERLAMBAT ( Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan,
Terlambat Mencapai Fasilitas Kesehatan dan Terlambat dalam Penanganan
Kegawatdaruratan ). Serta pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan pada “masa kritis” tersebut diatas.
Melakukan stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada
balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melakukan deteksi dini
pnyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindak lanjuti setiap keluhan
orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Melakukan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan tindakan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang
pada seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya
tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan
sedini mungkin sesuai indikasi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Poli Kesehatan Ibu dan Anak perlu
dibuat standart pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan kepada
pasien di Puskesmas Bulak Banteng.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dalam melakukan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di UPTD Puskesmas Bulak Banteng harus
berdasarkan standar penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.

1.2. Ruang Lingkup


Ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibudan anak meliputi :
1. Pelayanan Ibu Hamil
Yaitu Pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan, dilakukan sekurang – kurangnya 6(enam) kali selama masa periode
kehamilan, harus dilakukan sesuai dengan standar dan dicatat dalam Buku KIA.
Adapun pelayanan yang diberikan terdiri dari Pemeriksaan Ibu Hamil K1 sesuai
dengan standar 10 T( Timbang Berat Badan & Ukur Tinggi Badan, Ukur Tekanan
Darah, Ukur Lingkar Lengan Atas, Ukur Tinggi Fundus Uteri, Menentukan Presentasi
Janin dan Denyut Jantung Janin, Imunisasi TT, Pemberian Tablet Tambah Darah, Test
Laboratorium, Tatalaksana Kasus dan Temu wicara atau Konseling ), Kunjungan K4
Ibu Hamil dan Komplikasi Kebidanan.
2. Pelayanan Ibu pada Masa Nifas
Yaitu Pelayanan yang diberikan pada Ibu selama masa nifas untuk membantu proses
pemulihan, penanganan komplikasi atau rujukan jika ada, serta penjelasan mengenai
kesehatan Ibu secara umum, kebersihan perorangan, Pemberian ASI Eksklusif,
Makanan Bergizi, dan KB.
Adapun ketentuan waktu pemeriksaan adalah :
a. Satu kali periode 6 Jam – 3 Hari Pasca Persalinan
b. Satu kali periode 4 – 28 Hari Pasca Persalinan
c. Satu Kali periode 29 – 42 Hari Pasca Persalinan
3. Pengelolaan Peralatan dan Perawatan Alat Periksa Kehamilan
Yaitu peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
kalibrasi ( Timbangan BB dan Doppler ).
4. Monitoring Ibu Hamil Resiko Tinggi
Yaitu Kunjungan Rumah dan pemantauan Ibu Hamil Risiko Tinggi selama periode
kehamilan.
5. Penatalaksanaan Tanda Bahaya Kehamilan
Yaitu penanganan atau tindakan yang diberikan segera terhadap tanda – tanda bahaya
kehamilan.
6. Penatalaksanaan Tanda Bahaya Ibu Nifas
Yaitu penanganan atau tindakan medis yang diberikan segera terhadap tanda bahaya
Ibu Nifas.
7. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
Yaitu kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah serta merangsang kemampuan
dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal
8. Pelayanan manajemen terpadu Balita Sakit (MTBS)
Yaitu kegiatan yang terintegrasi dan terpadu dalam tatalaksana anak sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.
9. Pelayanan Imunisasi
Yaitu kegiatan pemberian imunisasi secara rutin dan terus menerus di berikan/ di
laksanakan pada periode waktu yang telah di tetapkan
10. Pelayanan KB berkualitas
Yaitu pelayanan KB sesuai standart dengan menghormati hak individu dalam
merencanakan kehmilan sehingga berkontribusi dalam menurunkan angka kematian
ibu dan menurunkan tingkat kesuburan bagi pasangan yang sudah memiliki 2 anak
11. Monitoring neonatal resiko tinggi
Yaitu Kunjungan Rumah dan pemantauan neonatal Risiko usia 0-28 hari untuk
menemukan neonatal yang mempunyai faktor resiko tinggi dan komplikasi
kebidanan, kunjungan rumah tidak hanya dilakukan oleh petugas kesehatan.

1.3 Batasan Operasional

1. Poli Kesehatan Ibu dan Anak


Adalah Unit Pelayanan di Puskesmas yang memberikan pelayanan pada pasien
dengan kebutuhan pemeriksaan kehamilan, Ibu Nifas, bayi, balita, apras , pelayanan
MTBS, pemeriksaan SDIDTK pada balita dan anak prasekolah sesuai dengan standar
yang telah ditentukan, pelayanan imunisasi dan pelayanan KB.

2. Prioritas
Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang
mengacu pada ancaman jiwa.
a. Kecepatan mengenali dan menemukan pasien dengan tanda bahaya kehamilan
b. Kecepatan mengenali dan menemukan pasien dengan tanda bahaya Ibu nifas
c. Kecepatan dalam menangani kasus komplikasi Ibu Hamil dan Ibu Nifas
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a. Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan kehamilan sejak dini yang dilakukan oleh setiap Ibu Hamil ke
Bidan atau dokter guna mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik Ibu Hamil
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas dan pemberian ASI.
b. KIE Efektif
Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang efektif termasuk konseling merupakan
bagian dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama
untuk membantu Ibu hamil menyelesaikan setiap permasalahannya.
c. Pengukuran LILA
Pengukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dilakukan dengan menggunakan
metline atau pita pengukur pada kontak pertama oleh petugas kesehatan.
Pengukuran dilakukan untuk skrining Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Adapun batas normal LILA 23,5 cm.
d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri dilakukan setiap kunjungan ibu hamil baik
dengan menggunakan jari ataupun metline, untuk mengetahui kesesuaian Usia
Kehamilan dengan pertumbuhan janin. Pengukuran TFU dengan jari dimulai
Usia Kehamilan 0 – 24 Minggu, sedangkan dengan menggunakan metline pada
saat Usia Kehamilan >24 Minggu.
e. Menentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
Penentuan presentasi janin dapat dilakukan dengan palpasi (Pemeriksaan
Leopold ) di akhir Trimester II, selanjutnya dilakukan setiap kunjungan
antenatal. Dan untuk kelainan letak dapat di diagnosa pada Trimester III.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir Trimester I pada saat pemeriksaan USG
sedangkan dengan menggunakan doppler saat Usi Kehamilan > 16 Minggu. DJJ
< 120x/menit atau > 160x/menit menunjukkan adanya gawat janin.
f. Skrining Imunisasi TT
Pada saat kontak pertama, Ibu Hamil dilakukan skrining status Imunisasi TTnya.
Ibu Hamil minimal memiliki status Imunisasi TT2 agar mendapatkan
perlindungan terhadap tetanus. Dan Ibu Hamil dengan TT5 tidak perlu diberikan
Imunisasi TT lagi.
g. Skrining Resiko Tinggi Pre Eklampsi
Skrining dilakukan pada saat Usia Kehamilan > 16 minggu dengan melalui
pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan serta Tekanan darah Ibu Hamil secara
miring dan terlentang. Adapun yang dinilai adalah IMT ( Indeks Masa Tubuh )
dengan rumus = BB/TB(m)², ROT ( Roll Over Test ) dengan rumus = Sistole
Tensi miring – sistole tensi terlentang dan MAP ( Mean Arteri Preassure )
menggunakan tekanan darah terlentang dengan rumus = Sistole + 2(Diastole ) : 3
.
4. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
a. Pelayanan 6 Jam – 3 Hari Postpartum
1) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu nifas untuk mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi penyebab lain perdarahan dan melakukan rujukan jika
perdarahan berlanjut
3) Pemberian KIE tentang pemberian ASI sejak awal dan cara mencegah
perdarahan
b. Pelayanan 4 – 28 Hari Postpartum
1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, Tinggi Fundus Uteri dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal
2) Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi dan perdarahan
3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar
6) Konseling KB secara dini

c. Pelayanan 29 – 42 Hari Postpartum


1) Menanyakan penyulit yang di alami selama masa nifas
2) Pemberian pelayanan KB pasca persalinan
d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri padamasa nifas dilakukan dengan
menggunakan perabaan jari. Kondisi involusi uterus berjalan dengan normal
adalah dengan hasil TFU dibawah umbilical.
e. Perawatan Luka Bekas Sectio Sesaria
Perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka Post SC dengan cara
dibersihkan dengan larutan antiseptik dan ditutup kembali dengan kassa dan
plester.

5. Pencatatan dan pelaporan bulanan Kesehatan Ibu dan Anak


Pencatatan dan pelaporan bulanan Kesehatan Ibu dan anak merupakan
pencatatan serangkaian kegiatan terhadap pelaksanaan pelayanan Ibu Hamil, ibu
nifas, bayi, balita dan anak prasekolahyang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan menggunakan cara/metode yang seragam dan secara periodik untuk
keperluan pengolahan dan analisa data serta pembuatan laporan PWS KIA.

6. Pelaporan Dan Pelacakan Kasus Kematian ibu, bayi dan balita


Yaitu pengumpulan data serta pelacakan kejadian medis yang diduga menjadi
akibat dari kematian Ibu, bayi dan balita.

7. Penatalaksanaan Komplikasi Kebidanan


Penatalaksanaan Komplikasi Kebidanan merupakan tindakan yang dilakukan
untuk menindaklanjuti kasus komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan
hingga setelah melahirkan.

8. Skreening Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang


(SDIDTK)
Yaitu kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah (Prosedur
terlampir dalam SOP).
9. Pengukuran Berat Badan
Yaitu kegiatan mengukur ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam
keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Ada tiga cara dalam
pengukuran berat badan yaitu menggunakan timbangan bayi, timbangan injak,
dan timbangan dacin (Prosedur terlampir dalam SOP).

10. Pengukuran Tinggi Badan / Panjang Badan


Yaitu antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Ada dua
cara pengukuran tinggi badan / panjang badan yaitu dengan berbaring dan berdiri
(Prosedur terlampir dalam SOP).

11. Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )


Yaitu kegiatan yang terintegrasi dan terpadu dalam tatalaksana anak sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai