Anda di halaman 1dari 14

Nama : Mila Monika

NPM : 1410070100125
PH 2
Tugas :

1. Apa itu P4K?

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah suatu


kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif
suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan
kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi
sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
dan bayi baru lahir.

Menurut Departeman Kesehatan Republik Indonesia (2009), tujuan P4K


digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Tujuan umum: Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga bersalin dengan aman dan melahirkan
bayi yang sehat.
b. Tujuan khusus program P4K yaitu :
1) Dipahami setiap persalinan beresiko oleh masyarakat luas.
2) Memfokuskan pola motivasi kepada keluarga saat ANC dan adanya rencana
persalinan yang disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga dengan bidan.
3) Terdatanya sasaran dan terpasangnya stiker P4K.
4) Adanya kesiapan menghadapi komplikasi yang disepakati ibu hamil, suami, dan
keluarga dengan bidan.
5) Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun
non formal, kader, dan dukun bayi.
6) Memantau kemitraan antara bidan, dukun bayi, dan kader.
7) Adanya rencana alat kontrasepsi setelah melahirkan yang disepakati antara ibu
hamil, suami, dan keluarga, dengan bidan atau tenaga kesehatan.
Indikator keberhasilan P4K ada 7 yaitu :
a. Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker.
b. Persentase ibu hamil mendapat stiker.
c. Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan ANC sesuai standar.
d. Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan.
e. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi
tertangani.
f. Persentase menggunakan KB pasca salin.
g. Persentase ibu bersalin di tenaga kesehatan mendapatkan pelayanan nifas.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), output yang diharapkan adalah
sebagai berikut:
a. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K.
b. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar.
c. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk kontrasepsi
yang dibuat bersama dengan penolong persalinan.
d. Bidan menolong persalinan sesuai standar.
e. Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar.
f. Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan.
g. Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan Forum
Peduli KIA atau Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk kontrasepsi
pasca persalinan sesuai dengan perannya masing-masing.
h. Ibu mendapat pelayanan kontrasepsi pasca persalinan.
i. Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Forum Peduli KIA atau Pokja
Posyandu dan (bila ada) dukun bayi dan pendamping persalinan.
2. Kartu Skor Puji Rochyati

Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai
alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko ibu hamil,
yang selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi
komplikasi obstetrik pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi
antara checklist dari kondisi ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu skor
ini dikembangkan sebagai suatu tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat
digunakan oleh tenaga non profesional..
Fungsi dari KSPR adalah:
1. Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
2. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
3. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana (Komunikasi
Informasi Edukasi/KIE).
4. Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.
5. Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan, nifas dengan
kondisi ibu dan bayinya.
6. Audit Maternal Perinatal (AMP)
Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat ringannya faktor risiko
kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga. Skor dengan nilai 2, 4, dan 8 merupakan
bobot risiko dari tiap faktor risiko. Sedangkan jumlah skor setiap kontak merupakan
perkiraan besar risiko persalinan dengan perencanaan pencegahan. Kelompok risiko
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)

3. Ibu hamil dengan KEK

Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan


makanan yang berlangsung menahun atau kronis yang mengakibatkan gangguan
kesehatan pada ibu. Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang mempunyai
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23.5 cm. Makanan Tambahan Pemulihan
bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai
makanan tambahan untuk pemulihan gizi. Hari Makan Bumil (HMB) adalah jumlah
hari makan ibu hamil yang mendapat makanan tambahan pemulihan berbasis
makanan lokal yakni sekali sehari selama 90 hari berturut-turut.

Strategi intervensi gizi mengacu pada 4 kategori yaitu:


1) Penyediaan makanan. PMT pemulihan bagi ibu hamil dimaksudkan sebagai
tambahan, bukan sebagai penganti makanan utama sehari-hari (Kemenkes, 2014).
2) Konseling/ edukasi gizi. Membantu ibu hamil KEK memperbaiki status gizi
melalui penyediaan makanan yang optimal agar tercapai berat badan standar.
3) Kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas sektoral
terkait. Jika dalam pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil mendapat kendala untuk
melaksanakan praktik pemberian makanannya, maka tenaga gizi dapat berkolaborasi
dengan tenaga masyarakat. Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk pemberian
PMT
4) Monitoring dan evaluasi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan
gizi ibu hamil KEK dalam melaksanakan praktik pemberian makan ibu hamil.
Indikator monitoring evaluasi adalah kenaikan Berat Badan, perbaikan hasil lab.
Disebutkan pada buku gizi kesehatan reproduksi menyebutkan bahwa zat yang
diperlukan tubuh adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.

Diit Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) bagi ibu hamil dengan KEK

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai gizi 2.890 kalori, protein 103 gram, lemak 73
gram dan karbohidrat 420 gram. Diit Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) dilakukan
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi seperti atau mendektai
tabel di atas. Sementara itu, bahan makanan yang dianjurkan sebagai berikut:
4. Batas usia Perinatal, Neonatus, Bayi dan Balita

Perinatal merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu kelahiran (5 bulan
sebelumnya dan satu bulan sesudahnya). Periode perinatal terjadi pada 22 minggu
setelah periode gestasi lewat dan berakhir tujuh hari setelah kelahiran.

Neonatus adalah bayi baru lahir yang masih berusia 0–28 hari sejak dilahirkan.

Bayi adalah anak yang berusia di bawah 1 tahun atau sebelum mencapai hari
ulangtahun yang pertama

Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun atau sebelum mencapai hari
ulangtahun yang kelima.

5. MTBM dan MTBS

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang


terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang
sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga
kesehatan pada saat kunjungan neonatal.

Pada Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan manajemen


terpadu balita sakit berbasis masyarakat, disebutkan bahwa pada bayi muda usia 0 – 2
bulan harus mendapatkan 4 macam pelayanan yang termsuk dalam MTBS-M:

1. Perawatan esensial bayi baru lahir


2. Pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir dan persiapan rujukan bila memang
diperlukan
3. Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah (BBLR)
4. Penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir

Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja, namun hingga
bayi mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan tertentu yang
termasuk dalam 4 pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti. Manajemen standar
pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan 8 – 28 hari
setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya memerlukan perawatan sederhana
pada saat dilahirkan, yaitu diberikan kehangatan, jalan napas dibersihkan,
dikeringkan, dan dinilai warna untuk menentukan kondisi serta perlu tidaknya
dilakukan rujukan.

Penilaian dan klasifikasi bayi muda di dalam MTBM terdiri dari:


 Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri;
 Menilai dan mengklasifikasikan diare;
 Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus;
 Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah dan atau
masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Di sini diuraikan secara terperinci cara
mengajari ibu tentang cara meningkatkan produksi ASI, cara menyusui yang
baik, mengatasi masalah pemberian ASI secara sistematis dan terperinci, cara
merawat tali pusat, menjelaskan kepada ibu tentang jadwal imunisasi pada
bayi kurang dari 2 bulan, menasihati ibu cara memberikan cairan tambahan
pada waktu bayinya sakit, kapan harus kunjungan ulang, dll;
 Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi;
 Memeriksa masalah dan keluhan lain.

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu manajemen melalui


pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang di
pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status
imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan.
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran
yaitu kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun.
Di bawah ini adalah gambaran pendekatan MTBS yang sistematis dan terintegrasi
tentang hal-hal yang diperiksa pada pemeriksaan. Ketika anak sakit datang ke ruang
pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali secara
berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:
Apakah anak bisa minum/menyusu?
Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
Apakah anak menderita kejang? Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah
anak tampak letargis/tidak sadar? Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan
keluhan utama lain:
 Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
 Apakah anak menderita diare?
 Apakah anak demam?
 Apakah anak mempunyai masalah telinga?
 Memeriksa status gizi
 Memeriksa anemia
 Memeriksa status imunisasi
 Memeriksa pemberian vitamin A
 Menilai masalah/keluhan-keluhan lain.
Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan mengklasifikasi
keluhan/penyakit anak, setelah itu melakukan langkah-langkah tindakan/ pengobatan
yang telah ditetapkan dalam penilaian/ klasifikasi. Tindakan yang dilakukan antara
lain:
 Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah;
 Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah;
 Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah,
misal aturan penanganan diare di rumah;
 Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama
anak sakit maupun dalam keadaan sehat;
 Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan, dan lain-lain.

6. Manfaat injeksi Vitamin K kepada bayi baru lahir adalah mencegah perdarahan
di berbagai organ tubuh seperti otak, lambung dan usus.

7. Pengukuran BB dan TB anak


Penilaian Status Gizi Anak :
 Berat badan
- Tipe Salter spring balance: Timbangan gantung (Posyandu) Maksimum berat 25
kg dengan ketelitian 100 gram
- Tipe Bathroom scale: Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau Menimbang
anak bersama ibunya. Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 gram.
 Tinggi badan
Ada 2 macam alat ukur:
- Baby length board: Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun. Mengukur crown-heel
length dengan ketelitian 0,1 cm.

- Vertical measures (microtoise): Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2
tahun atau lebih). Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status
gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi
untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh.
Contoh kurva:

Interpretasi :
8. Pemberian Vitamin A dan dosisnya :

Dosis Vitamin A kapsul biru: 100.000 IU, sedangan kapsul merah 200.000 IU.

9. Standar pelayanan kesehatan anak di Puskesmas:


 Kunjungan Neonatus
Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3
kali yaitu kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam
setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari, kunjungan
neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari. Pelayanan kesehatan diberikan
oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau melalui
kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda
(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, perawatan talipusat, penyuntikan vitamin K1
dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi
berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).

 Kunjungan Bayi

Kunjungan I : usia 0-3 bulan


Kunjungan 2 : usia 3-6 bulan
Kunjungan 3 : usia 6-9 bulan
Kunjungan 4 : usia 9-11 bulan
Indikator :
- Kunjungan bayi sesuai standar
- DTDK 4x
- Pemberian Vit A biru
- Imunisasi dasar lengkap sampai campak
- Penimbangan 8x
 Kunjungan Anak – Balita
Sesuai DTDK sebanyak 2x yaitu : 12 bulan – 24 bulan;
18 bulan sebagai kontak pertama dan usia 24 bulan sebagai kontak kedua.
Meliputi :
- Pemberian Vit A 2x
- Penimbangan 8x
- Imunisasi lanjutan (penta booster, campak booster)
 Kunjungan APRAS (Anak Pra Sekolah)
Dilakukan di TK PAUD 2x setahun yaitu bulan April dan Oktober,
menyesuaikan jadwal sekolah anak.
 BOK / Luar Gedung, meliputi
- Audit Kematian/ AMP
- Pemantauan neonates Resti
- Survey pemantauan tumbuh kembang TK dan PAUD 2x setahun
- Kelas Ibu-balita : 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-5 tahun.
10. Poli pelayanan ibu

Defenisi operasional target kegiatan KIA 2009 dipuskesmas Tanah Garam Solok,
yaitu :

 Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar
pertama kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah
sasaran ibu hamil diwilayah tersebut pada waktu yang sama dikali 100%
 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayana ANC sesuai standar paling sedikit 4 kali disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
tersebut pada waktu yang sama dikali 100%
 Cakupan persalinan nakes adalah jumlah ibu hamil yang bersalin pada nakes
pada satu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah sasaran ibu
bersalin di wilayah tersebut dalam kurun waktu yang sama dikali 100%
 Cakupan ibu hamil resti yang dirujuk adalah jumlah ibu hamil resiko tinggi
yang dirujuk pada satu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan
jumlah ibu hamil resti yang ditangani pada wilayah yang sama dan dalam
kurun waktu yang sama dikali 100%
 Cakupan pelayanan nifas (KNf3) adalah jumlah ibu nifas yang dilayani
minimal 3 kali oleh tenaga kesehatan pada satu wilayah dan dalam kurun
waktu tertentu dibagi jumlah sasaran ibu nifas pada wilayah dan waktu yang
sama
 Cakupan berKB aktif adalah jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh PUS di
satu wilayah dan kurun waktu yang sama dikali 100%.
Standar pelayanan Kehamilan

1. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali


2. Pengukuran tekanan darah (tensi),
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA),
4. Pengukuran tinggi rahim.
5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan DJJ
6. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
7. Pemberian tablet tambah darah,
8. Tes laboratorium
9. Konseling atau penjelasan
10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan
11. Kesehatan Lingkungan :
Kegiatan dibagi menjadi :
- Dalam Gedung : Konsultasi penyakit masyarakat berbasis lingkungan contoh
DBD, malaria, diare, penyakit kulit, ISPA, TBC, penyakit cacingan, keracunan
makanan atau pestisida. Kegiatan ini lebih ke konsultasi saja.
- Luar Gedung :
 Pengawasan air bersih dan air minum
 Tempat- tempat umum seperti RS, hotel, sekolah, salon, tempat ibadah, tempat
wisata, tempat pangkas rambut (Di nilai air dan keadaan Wc)
 Tempat pengolahan makanan seperti rumah makan, restoran, warung kopi,
pabrik, kantin sekolah (Di nilai sumber air, kebersihan dan cara pengolahan)

Anda mungkin juga menyukai