Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan
menyusui, bayi serta anak balita sampai dengan Keluarga Berencana.
Angka kematian ibu pada tahun 2021 : 42,33/100.000 kelahiran hidup
nilai ini terjadi penurunan dari tahun 2020 yaitu 57,40/100.000 kelahiran hidup.
Capaian tersebut selaras dengan Angka kematian Bayi 2021 4,96 per 1000
kelahiran hidup yang juga mengalami sedikit penurunan yakni pada tahun 2020
4,97 per 1000 kelahiran hidup (Sumber: Dinas Kesehatan Kota 2021).
Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di
masyarakat perlu terus ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotif
dan preventif serta rehabilitatif. Hal ini sejalan dengan misi Departemen
kesehatan, yaitu membuat rakyat sehat dan strategi utamanya antara
lainmenggerakan dan memberdayakar masyarakat untuk hidup sehat dan
melindungi kesehatan masyatrakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna merata bermutu dan berkeadilan.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standart pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ibu , Keluarga berencana
merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan sejak terjadinya masa
konsepsi, melahirkan, hingga menopause ditujukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar
mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial
serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Upaya
peningkatan pelayanan kesehatan ibu ditujukan untuk menjamin Kesehatan Ibu,
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, sehingga mampu bersalin
dengan selamat, melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas, mengurangi

1
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Ibu,
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang bermutu dan aman.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ibu merupakan pelayanan
kesehatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi, melahirkan, hingga
selama masa nifas. Upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu ditujukan
untuk menjamin Kesehatan Ibu sehingga mampu bersalin dengan selamat,
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas, mengurangi Angka Kematian
Ibu (AKI), serta mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan Ibu yang bermutu dan aman.
Dalam mengurangi Angka Kematian Ibu diperlukan Upaya untuk
mengetahui terlebih dahulu faktor penyebab secara langsung dan tidak
langsung. Dimana secara langsung dapat diketahui adanya komplikasi
kebidanan. Sedangkan secara tidak langsung yang memperberat keadaan ibu
Hamil maupun yang mempersulit keadaan kegawat daruratan kehamilan,
persalinan dan nifas adalah EMPAT TERLALU ( Terlalu Muda, Terlalu Tua,
Terlalu sering melahirkan dan Terlalu dekat Jarak Kehamilan ) dan TIGA
TERLAMBAT ( Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan,
Terlambat Mencapai Fasilitas Kesehatan dan Terlambat dalam Penanganan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pelaksanaan upaya
pencegahan dan penanggulangan permasalahan kesehatan ibu dan anak di
masyarakat, dilakukan dengan persiapan dan langkah-langkah yang tepat,
untuk itu perlu adanya suatu pedoman program pelayanan kesehatan ibu dan
anak masyarakat.

B. Tujuan Program
Tujuan Umum :
Sebagai acuhan bagi petugas dalam pelaksanaan dan pengembangan
program/kegiatan KIA dan KB di wilayah Puskesmas

Tujuan Khusus :
1. Agar program pelayanan KIA dan KB dapat dikelola dengan baik dari aspek
manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada
masyarakat
2. Agar program pelayanan KIA, KB UKM berjalan dengan lancar sesuai
Standart Operasional Prosedur

2
C. Sasaran Program
Sasaran dari program ini adalah petugas mampu untuk menangani
kegiatan KIA KB di UKM,
Sasaran dan target UKM :
 Pelacakan Kematian (AMP) jika ada kasus
 Stimulasi, Deteksi, dan Intervrensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
jika ada kasus
 Pelaksanan Kelas ibu hamil yaitu 10 ibu hamil
 100% untuk Kunjungan rumah Ibu Hamil Resiko Tinggi
 Kelas balita pelaksanan yaitu 15 ibu balita
 Notifikasi pemasangan stiker P4k pada semua ibu hamil
 100% untuk Kunjungan rumah neonatus Resiko Tinggi
 100% untuk Kunjungan rumah nifas Resiko Tinggi
 Kelas catin pelaksana 7 pasangan catin
 Pertemuan Tindakan Lanjut Santgas Penakid
 Pendampingan 1000 HPK.

D. Ruang Lingkup Pelayanan


Puskesmas Balongsari mempunyai program pelayanan KIA KB UKM.
Ruang lingkup Pelayanan UKM
Pelayanan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat), melalui :
1. Pelacakan Kematian (AMP)
2. Kunjungan rumah pada ibu hamil resiko tinggi
3. Pelaksanaan Kelas Hamil
4. Kunjungan rumah Neonatus resiko tinggi
5. Kunjungan rumah ibu pasca salin (nifas) resiko tinggi
6. Kunjungan rumah pada keluarga Berencana (KB)
7. Kelas Balita
8. Kelas Catin
9. Pendampiangan 1000 HPK
10. Kunjungan Stimulasi, Deteksi, dan Intervrensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) jika ada kasus
11. Notifikasi pemasangan stiker P4k pada semua ibu hamil
12. Pertemuan Tindakan Lanjut Santgas Penakid

3
E. Batasan Operasional
Batasan operasional yang digunakan dalam Pedoman Pelayanan KIA KB
Masyarakat (UKM) sebagai berikut :
1. Pelacakan Kematian (AMP) adalah serangkaian kegiatan penelusuran
sebab kematian atau kesakitan ibu,perinatal dan neonatal guna mencegah
kesakitan atau kematian serupadimasa yang akan datang
2. Stimulasi, Deteksi, dan Intervrensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah
suatu kegiatan untuk melakukan stimulasi yang memadai artinya
merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara
dan bahasa,sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung secara
optimal sesuai dengan umur anak
3. Pelaksanan Kelas ibu hamil adalah suatu kegiatan penting dalam
penerapan buku KIA di masyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu,
suami, dan keluarga melalui kegiatan belajar bersama untuk
mempersiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan yang aman dan
selamat serta persiapan ibu dan balita dalam perawatan kesehatan anak
sesuai standar.
4. Kunjungan rumah Ibu Hamil Resiko Tinggi adalah Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitive
sesuai dengan standart oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED,
Rumah Bersalin, RSU, RSU PONEK)
5. Kunjungan Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di
polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin dan RS.
6. Kunjungan nifas komplikasi, Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
adalah ibu dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang mendapat penanganan definitive sesuai dengan standart oleh
tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
(Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSU, RSU
PONEK)
7. Kelas catin merupakan kegiatan pemberian bekal pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan kepada calon pengantin tentang kehidupan
rumah tangga atau keluarga, dalam waktu yang relatif singkat. Pemahaman
yang diberikan meliputi segala aspek, terutama dari aspek kesehatan.

4
Disebutkan juga bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mempersiapkan segala hal termasuk mental para pasangan suami istri
(pasutri) dalam berumah tangga, terutama dari segi kesehatan dengan
harapan agar istri atau calon istri sehat sehingga bayi terlahir sehat dan
cerdas
8. Kelas Balita adalah kelas para ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5
th secara bersama berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan
penemuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan.
9. Notifikasi pemasangan stiker P4K Adalah suatu kegiatan pendataan,
pencatatan dan pelaporan keadaan ibu hamil dan bersalin di wilayah kerja
bidan melalui penempelan stiker di setiap rumah ibu hamil dengan
melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat di wilayahnya (kader, forum
perduli KIA/ pokja posyandu, dan dukun )
10. Pendampingan 1000 HPK suatu kegiatan melakukan pendampingan mulai
dari ibu hamil hingga anak usia 2 tahun dengan memberikan edukasi dan
pemantauan status gizi.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan
Program Pelayanan KIA dan KB di Masyarakat dengan berpartisipasi promosi
kesehatan atau pemberdayaan masyarakat serta deteksi dini Ibu Hamil, ibu
Nifas, Bayi, Balita dan KB serta rujukannya ke Puskesmas. Pelaksana UKM
Pelayanan Kesehatan KIA KB sebagai koordinator pelaksanaan program dan
bertanggung jawab terhadap Penanggung Jawab (PJ) . Pelaksana pelayanan
kesehatan KIA KB di Puskesmas Balongsari harus memiliki kualifikasi :
1. Dokter PJ KIA untuk semua jenis kegiatan
2. Bidan Koordinator yang telah mengikuti orientasi dan bimbingan teknis
tentang kesehatan KIA KB untuk semua kegiatan UKM Pelayanan
Kesehatan.
3. Bidan Koordinator imunisasi yang telah mengikuti orientasi dan bimbingan
teknis tentang KIA KB dan imunisasi untuk semua kegiatan imunisasi
4. Bidan Kelurahan untuk seluruh kegiatan pelayanan kesehatan KIA KB
masyarakat mulai promosi kesehatan, deteksi dini, rujukan kasus,
pemantauan pengobatan, pemberdayaan masyarakat.

B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah tenaga yang memenuhi kualifikasi SDM sebagai pelaksana
Program Pelayanan Kesehatan KIA KB di Puskesmas Balongsari sebagai
berikut :
1. Dokter PJ KIA : 1 orang
2. Bidan Koordinator : 1 orang
3. Bidan Koordinator Imunisasi : 1 orang
4. Bidan Kelurahan : 3 orang
5. Ahli Gizi : 1 orang
Dokter PJ KIA, Bidan Koordinator, Bidan Kelurahan dan Ahli Gizi
pelaksana Program Kesehatan KIA KB Masyarakat menjadi koordinator
pelaksanaan UKM Pelayanan KIA KB di Masyarakat dengan koordinasi dan
integrasi dengan UKM lainnya dan bertanggung jawab kepada Penanggung
Jawab (PJ) UKM Pengembangan.

6
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan KIA KB di
masyarakat di Puskesmas disepakati bersama dengan sasaran dan sektor
terkait melalui pertemuan mini lokakarya lintas sektor tiap tiga bulan sekali.
Penyusunan kesepakatan dilakukan dengan penyampaian rencana kegiatan
UKM Pelayanan Kesehatan KIA KB di Masyarakat oleh Puskesmas, kemudian
didiskusikan dan disepakati bersama dengan lintas sektor. Jadwal yang telah
disepakati disosialisasikan ke sasaran/masyarakat melalui media komunikasi
yang ditetapkan (brosur, pertemuan dengan masyarakat, pengumuman di
Puskesmas). Jadwal pelaksanaannya tersebut diupayakan semaksimal
mungkin dapat terintegrasi dengan kegiatan UKM lainnya sesuai sasaran dan
jenis kegiatan, misal penyuluhan/sosialisasi dan deteksi dini pada ibu hamil,
ibu nifas, bayi, balita dan KB diintegrasikan dengan kegiatan Kelas ibu hamil
dan Posyandu Balita.

7
JADWAL KEGIATAN UKM

8
No Kegiatan Loksasi Pelaksanaan PJ Petugas Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pelacakan 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Nian Rachmawati, X X X X X X X X X X X X


Kematian 1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb, merinda
2. Karangpoh , Amd.Keb, Widya
3. Tandes Presti W,
Amd.Keb
2 Pelaksanaan 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Nian Rachmawati, X X X X X X
kelas ibu hamil 1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb, merinda
2. Karangpoh , Amd.Keb, Widya
3. Tandes Presti W,
Amd.Keb
3 Kunjungan rumah 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Nian Rachmawati, X X X X X X X X X X X X
pada Ibu hamil 1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb, merinda
dan ibu hamil risti 2. Karangpoh , Amd.Keb, Widya
3. Tandes Presti W,
Amd.Keb
4 Kunjungan rumah 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Nian Rachmawati, X X X X X X X X X X X X
Neonatus Resiko 1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb, merinda
Tinggi 2. Karangpoh , Amd.Keb, Widya
3. Tandes Presti W,
Amd.Keb
5 Kunjungan rumah 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Nian Rachmawati, X X X X X X X X X X X X
ibu pasca salin 1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb, merinda
(nifas) Resiko 2. Karangpoh , Amd.Keb, Widya
Tinggi Kunjungan 3. Tandes Presti W,
rumah pada Amd.Keb
keluarga
berencana
6 Koordinasi P4K 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Engkar Karniasih, X X
dan PENAKIB 1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb
2. Karangpoh
3. Tandes

7 Notifikasi 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Nian Rachmawati, X X X X X X X X X X X X


1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb, merinda
pemasangan
2. Karangpoh , Amd.Keb, Widya
stiker P4k pada 3. Tandes Presti W,
Amd.Keb
semua ibu hamil

8 Kelas Balita 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Engkar Karniasih, X X X X X


1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb
2. Karangpoh
3. Tandes

9 Kunjungan 3 kelurahan : Engkar Karniasih, Nian Rachmawati, X X X X X X X X X X X X


1. Balongsari Amd.Keb Amd.Keb, merinda
Stimulasi, Deteksi,
2. Karangpoh , Amd.Keb, Widya 9
dan Intervrensi 3. Tandes Presti W,
Amd.Keb
Dini Tumbuh
Kembang
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Ruang Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) berada di 3 kelurahan
yaitu kelurahan Balongsari, tandes dan Karangpoh

B. Standar Fasilitas
Peralatan atau standar fasilitas UKM yang diperlukan antara lain :
1. Pedoman Pelayanan Kesehatan KIA KB di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar
2. Pedoman Umum Kesehatan KIA KB Masyarakat bagi Lintas Sektor
Terkait
3. Pedoman Pelayanan Kesehatan KIA KB di Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan
4. Peralatan diagnostik pemeriksaan KIA KB, yang meliputi minimal :
a. Stetoskop
b. Tensimeter
c. Termometer
d. Pita Lila
e. Dopler
f. Pengukur Tinggi Badan
g. Pengukur Berat Badan
h. Prosedur pelayanan/kegiatan
i. Rekam Medis Pasien
j. Kit untuk penyuluhan : leaflet, peraga, Matras, Bantal dll
k. Kendaraan Operasional

10
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN ATAU KEGIATAN

4.1. Pelacakan Kematian (AMP) :


A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan Pelacakan Kematian tidak
berbeda dengan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan
sumber daya,kemampuan, keinginan masyarakat dan untuk
masyarakat itu sendiri. Hal yang membedakannya, yaitu jenis
kegiatannya berupa pelacakan kematian secara terintegrasi dan
sistematik/runtut ,kemudian diakhiri dengan tindak lanjutnya
dengan peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan
mengendalikan factor resiko berupa konseling sesuia masalah
yang ditemukan.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah kegiatan wawancara dan
penyuluhan
C. Tata Laksana
a. Bidan menerima laporan kematian
b. Bidan pelaksana berkoordinasi dengan tim ( bikor, bikel dan
kader bila ada kematian)
c. Bidan pelaksana berserta tim melakukan pelacakan kematian
d. Bidan pelaksana melakukan dokumentasi identitas KTP, KK,
BUKU KIA,hasil laboratorium dan surat kematian
e. Bidan melakukan pelaporan monitoring dan evaluasi.

11
4.2. Kunjungan Ibu Hamil Resiko Tinggi :
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan Kunjungan Ibu Hamil Resiko
Tinggi berbeda dengan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan
sumber daya,kemampuan, keinginan masyarakat dan untuk
masyarakat itu sendiri. Hal yang membedakannya, yaitu jenis
kegiatannya berupa kunjungan ibu hamil resiko tinggi secara
terintegrasi dan sistematik/runtut ,kemudian diakhiri dengan tindak
lanjutnya dengan peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan
mengendalikan factor resiko berupa konseling sesuia masalah
yang ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah kegiatan wawancara , Pemeriksaan
kesehatn dan penyuluhan.
C. Tata Laksana
a. Bidan pelaksanan berkoordinasi dengan tim (Bikor, bikel, kader)
b. Bidan melaksanakan kunjungan mulai dengan perkenalan diri
dan menjelaskan tujuan kunjungan.
c. Bidan pelaksanan melakukan dan menggali keluhan pasien
(anamnesa) dan pemeriksaan fisik
d. Bidan pelaksanan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
resti.
e. Bidan pelaksanan melakukan rujukan bila ditemukan kompliika
segera rujuk ke rumah sakit
f. Bidan pelaksanan melakukan laporan monitoring dan evaluasi

12
4.3. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan Pelaksanaan kelas hamil
berbeda dengan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan
sumber daya,kemampuan, keinginan masyarakat dan untuk
masyarakat itu sendiri. Hal yang membedakannya, yaitu jenis
kegiatannya berupa pelaksaan kelas hamil secara terintegrasi dan
sistematik/runtut ,kemudian diakhiri dengan tindak lanjutnya
dengan peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan
mengendalikan factor resiko berupa pemberian materi tentang
kehamilan
B. Metode
Metode yang digunakan adalah paparan materi tentang kehamilan
senam hamil.
3. Tata Laksana
a. Bidan berkoordinasi dengan tim ( bikor, PJ BOK dan kader)
merencanakan kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil
b. Bidan .melakukan kegiatan Kelas Ibu Hamil
1) Melakukan pre tes
2) Menentukan pertemuan 2 dan 3
3) Memberikan materi 1, 2, 3
4) Melakukan senam hamil
5) Melakukan post tes
c. Bidan melakukan pelaporan, monitoring dan evaluasi

13
4.4. Kunjungan Ibu Pasca Salin ( Nifas ) Resiko Tinggi
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan Kunjungan ibu pasca salin
resiko tinggi berbeda dengan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan
sumber daya,kemampuan, keinginan masyarakat dan untuk
masyarakat itu sendiri. Hal yang membedakannya, yaitu jenis
kegiatannya berupa kunjungan ibu pasca salin resiko tinggi secara
terintegrasi dan sistematik/runtut ,kemudian diakhiri dengan tindak
lanjutnya dengan peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan
mengendalikan factor resiko berupa konseling sesuia masalah
yang ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah kegiatan wawancara , Pemeriksaan
kesehatn dan penyuluhan.
C. Tata Laksana
1. Bidan pelaksanan berkoordinasi dengan tim (Bikor, bikel, kader)
2. Bidan melaksanakan kunjungan mulai dengan perkenalan diri
dan menjelaskan tujuan kunjungan.
3. Bidan pelaksanan melakukan dan menggali keluhan pasien
(anamnesa) dan pemeriksaan fisik
4. Bidan pelaksanan melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
komplikasi resti.
5. Bidan pelaksanan melakukan rujukan bila ditemukan kompliika
segera rujuk ke rumah sakit
6. Bidan pelaksanan melakukan laporan monitoring dan evaluasi

14
4.5. Kelas Balita
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan kelas Balita berbeda dengan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) lainnya di masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 th secara bersama
berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan penemuhan
pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah paparan materi tentang kesehatan
anak dan diskusi tanya jawab
C. Tata Laksana
a. Bidan berkoordinasi dengan tim ( bikor, PJ BOK dan KSH)
merencanakan kegiatan kelas balita dan menentukan sasaran
balita ( A,B,C)
b. Bidan .melakukan kegiatan Kelas Ibu Balita
1) Melakukan pre tes
2) Menentukan pertemuan 2, 3 dan 4
3) Memberikan materi 1, 2,
4) Melakukan post tes
c. Bidan melakukan pelaporan, monitoring dan

4.6. Kunjungan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang (SDIDTK)
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan Kunjungan ibu pasca salin
resiko tinggi berbeda dengan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

15
Ada 3 jenis deteksi dini Tumbuh Kembang yng dapat dikerjakan
oleh tenaga kesehatan ditingkat Puskesmas dan jaringannya,
berupa:
a. Deteksi Dini Penyimpanagan Pertumbuhan,yaitu untuk
mengetahui/ menemukan status gizi kurang/buruk dan
mikro/makrosefali.
b. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan yaitu untuk
mengetahui Gangguan Perkembangan Anak atau
Keterlambatan,Gangguan Daya Ingat, dan Gangguan Daya
Dengar.
c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional, yaitu untuk
mengetahui adanya masalah Mental Emosional, Autisme dan
Gangguan pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah kegiatan wawancara , Pemeriksaan
kesehatan dan penyuluhan.
C. Tata Laksana
a. Bidan menyiapkaan undangan Pelaksanaan SDIDDTK untuk
Posysndu dan TK dan Sudah di TTD kepala Puskesmas
b. Bidan membuat jadwal pelaksanaan DDTK ke TK
c. Bidan berkordinasi dengan pelaksana SDIDDTK
d. Bidan melakukaan pendokumentasian hasil SDIDDTK
e. Bidan membuat laporan monitoring dan evaluasi.

4.7. Notifikasi pemasangan stiker P4k pada semua ibu hamil


A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan Notifikasi pemasangan stiker
P4K pada semua ibu hamil berbeda dengan penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya di
masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai
dengan sumber daya,kemampuan, keinginan masyarakat dan

16
untuk masyarakat itu sendiri. Hal yang membedakannya, yaitu jenis
kegiatannya berupa notifikasi pemasangan stiker P4K pada ibu
hamil secara terintegrasi dan sistematik/runtut ,kemudian diakhiri
dengan tindak lanjutnya dengan peningkatan pengetahuan untuk
mencegah dan mengendalikan factor resiko berupa konseling
sesuia masalah yang ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah kegiatan wawancara , dan
pemasangan stiker P4K
C. Tata Laksana
a. Bidan berkoordinasi dengan kader dalam pemasangan stiker
P4K
b. Bidan dan kader menunjungi ibu hamil dan mengisi stiker P4K
c. Bidan dan kader menempelkan stiker P4K
d. Bidan melakukan dokumentasi dan pelaporan

4.8. Kunjungan Neonatus Resiko Tinggi


A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Pada prinsipnya penyelenggaraan Kunjungan Neonatus Resiko
Tinggi berbeda dengan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan
sumber daya,kemampuan, keinginan masyarakat dan untuk
masyarakat itu sendiri. Hal yang membedakannya, yaitu jenis
kegiatannya berupa kunjungan Neonatus resiko tinggi secara
terintegrasi dan sistematik/runtut ,kemudian diakhiri dengan tindak
lanjutnya dengan peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan
mengendalikan factor resiko berupa konseling sesuia masalah
yang ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

17
B. Metode
Metode yang digunakan adalah kegiatan wawancara , Pemeriksaan
kesehatn dan penyuluhan
C. Tata Laksana
a. Bidan berkoordinasi dengan tim (Bikor, bikel, kader)
b. Bidan melaksanakan kunjungan mulai dengan perkenalan diri
dan menjelaskan tujuan kunjungan.
c. Bidan pelaksana melakukan dan menggali keluhan pasien
(anamnesa) dan pemeriksaan fisik
d. Bidan pelaksanan melakukan asuhan kebidanan pada neonatus
komplikasi.
e. Bidan pelaksana melakukan rujukan bila ditemukan komplikasi
pada neonates segera rujuk ke rumah sakit
f. Bidan pelaksana melakukan laporan monitoring dan evaluasi.

4.9. KELAS CATIN (CALON PENGANTIN)


A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Kelas Catin ini merupakan kegiatan pemberian bekal
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada calon
pengantin tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga,
dalam waktu yang relatif singkat. Pemahaman yang diberikan
meliputi segala aspek, terutama dari aspek kesehatan.
Disebutkan juga bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mempersiapkan segala hal termasuk mental para pasangan
suami istri (pasutri) dalam berumah tangga, terutama dari segi
kesehatan dengan harapan agar istri atau calon istri sehat
sehingga bayi terlahir sehat dan cerdas.

18
B. Metode
Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan diskusi terbuka
C. Tata Laksana
1) Berkordinasi dengan KUA dan lintas sektor
2) Melakukan pengumpulan sasaran calon pengantin
3) Menjadwalkan Kelas Catin
4) Melakukan dokumentasi kegiatan Kelas Catin
5) Membuat laporan monitoring dan evaluasi

4.10. KUNJUNGAN PASIEN PENDAMPINGAN 1000 HPK


A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pokok
Masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan masa
terpenting dalam daur kehidupan manusia. Pengabdian kepada
masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mendampingi Kesehatan
ibu dan status gizi pada masa sebelum hamil, saat pembuahan,
selama hamil, nifas dan menyusui, serta kesehatan bayi/baduta
mulai janin, dilahirkan sampai dengan berusia dua tahun (1000
hari). Periode 1000 hari adalah periode emas yang dimulai dari
270 hari sejak pembuahan, selama kehamilan dan 730 hari pada
kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya. Sehingga periode
1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode yang
sangat kritis yang berpotensi kearah angka kejadian kematian
ibu, bayi, Balita serta angka kejadian Balita gizi buruk dan Balita
pendek.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah wawancara , Pemeriksaan
kesehatan dan transfer knowlage.
C. Tata Laksana
1) Bekoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
2) Melakukan identifikasi sasaran dampingan yang memenuhi
kriteria inklusi

19
3) Mendampingi sasaran selama 2 tahun
4) Menjadwalkan kunjungan rumah dan monitoring sasaran
pendampingan
5) Melakukan evaluasi

20
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan


Pelayanan Kesehatan KIA KB direncanakan oleh Pelaksana dan
diusulkan ke Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas melalui Penanggung
Jawab UKM Pengembangan dengan tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Logistik yang diperlukan dalam pelaksanaan Pelayanan KIA KB
pada kegiatan UKM antara lain :
1. Leaflet
2. Kassa
3. Hand scone
4. Safety Box
5. Depress
6. Spuit

21
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


Pelayanan Kesehatan KIA KB perlu diperhatikan keselamatan
pasien/sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap pasien/sasaran harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Identifikasi dan upaya pencegahan risiko terhadap pasien/sasaran
dalam Pelayanan KIA KB sebagai berikut :
No Pelayanan/Kegiatan Jenis Potensial Risiko Upaya Pencegahan
Risiko
1 Kelas ibu hamil Karena salah satu  Membuat
anggola kelas ibu kesepakatan jadwal
hamil pulang ke desa kelas ibu hamil
Kemungkinan ibu berikutnya , dan
hamil tersebut tidak mengingatkan 3 hari
bisa mengikuti kelas sebelum
pelaksanaan kelas
ibu hamil
2 Kunjungan ibu Hamil Karena data awal ibu Melakukan
Resti hamil yang ada di kunjungan rumah
puskesmas tidak sama dan melakukan
Kemungkinan saat pemeriksaan ulang
nakes melakukan pada ibu hamil
kunjungan di lakukan
pemeriksaan terjadi
perbedaan data
3 Kunjungan Neonatus Karena data awal ibu Melakukan
Resti hamil yang ada di kunjungan rumah
puskesmas tidak sama dan melakukan

22
Kemungkinan saat pemeriksaan ulang
nakes melakukan pada ibu hamil
kunjungan di lakukan
pemeriksaan terjadi
perbedaan data
4. Kelas balita Kemungkinan saat Membuat jadwal
jadwal kelas ibu balita nakes yang bertugas
tidak ada nakes yang untuk memberikan
mengisi untuk materi pada kelas
memberikan materi ibu balita, dan
Sehingga ibu balita memastikan nakes
tidak mendapatkan dapat menghadiri
materi yang kegiatan tersebut
seharusnya diperoleh

23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


Pelayanan Kesehatan KIA KB perlu diperhatikan keselamatan kerja
petugas dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap petugas harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Identifikasi dan upaya pencegahan risiko terhadap petugas dalam
Pelayanan Kesehatan KIA KB sebagai berikut :
Jenis potensi Upaya pencegahan
No Pelayanan/kegiatan
risiko risiko

1 Kunjungan neonatus infeksi pada tali mengggunakan APD


risti pusat dengan benar

2 Kunjungan Nifas infeksi pada tali mengggunakan APD


Resti pusat dengan benar

24
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Pelayanan Kesehatan KIA KB dimonitor dan


disurvey kepuasan masyarakat puskesmas balongsari sejalan dengan
sasaran survey kepuasan masyarakat menurut peraturan mentri
pendayagunaan Aparatur Negara Dan Revormasi Birokasi nomer 16
tahun 2014, dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
A. Mendorong partisipasi masyarakat sebaai pengguna layanan dalam
menilai kinerja Puskesmas
B. Mendorong puskesmas untuk meningkatkan kwalitas pelayanan
C. Mendorong puskesmas lebih inovatif dalam penyelenggaraan
pelayanan publik
Monitoring dilakukan oleh Penanggung Jawab UKM Pengembangan
dan Kepala Puskesmas setiap bulan melalui pertemuan lokakarya mini.
Sedangkan pembahasan permasalahan indikator yang belum tercapai dan
memerlukan peran lintas sektor terkait akan dibahas dalam pertemuan
lokakarya mini lintas sektor tiap tribulan.

25
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas


sektor terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan Pelayanan Kesehatan
KIA KB dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat.
Keberhasilan kegiatan Pelayanan Kesehatan KIA KB tergantung
pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait.

26

Anda mungkin juga menyukai