Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN

KESEHATAN KELUARGA TAHUN 2022


PUSKESMAS KENDAL 1

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KENDAL 1
Jalan Pahlawan 1 Nomor 256, Kendal. Telp (0294) 383409
Kode Pos 51317 Email: uptdpuskkendal01@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program kesehatan keluarga bertanggung jawab dalam upaya peningkatan


kesehatan masyarakat sesuai siklus kehidupan mulai dari kesehatan maternal dan
neonatal,kesehatan bayi dan anak balita,kesehatan anak usia sekolah dan
remaja,kesehatanusia reproduksi dan kesehatan lanjut usia

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan di wilayah


kerja dalam rangkaterwujudnya masyarakatsehat dengan mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi tingginya

Produk pelayanan meliputi kelas ibu hamil,kelas ibu balita,pemantauan ibu


hamil,pemantauan neonatus dan bayi,pemantauan tumbuh kembang balita,pelaksanaan
UKBM(posyandu balita,posyandu remaja,dan posyandu lansia,konseling)

Upaya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya pemerintah dalam
rangka meningkatkan derajat Kesehatan Ibu dan Anak untuk menurunkan AKI dan
AKB. Dalam melaksanakan program KIA selalu membudidayakan tata nilai Puskesmas
Kendal 1 yaitu “SMART” Semangat, selalu melandasi sikap dalam memberikan
pelayanan, Mandiri dalam memberikan pelayanan, Amanah dalam memberikan
pelayanan, Ramah dalam melaksanakan tugas dan pelayanan, dan Terpadu dalam
melaksanakan tugas.
Kesehatan ibu dimulai sejak periode masa usia subur, kehamilan, persalinan,
nifas, meneteki. Untuk kesehatan anak ditandai dengan anak yang memiliki kebugaran
jasmani, kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya pemenuhan,
peningkatan dan perlindungan hak-hak anak, mulai dari bayi baru lahir sehat,
mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal sejak usia dini, usia
sekolah, masa pubertas sampai usia dewasa.
Secara nasional dalam beberapa tahun ini akses dan kualitas terhadap pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak cenderung semakin membaik. Hal ini terlihat dengan
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan ibu pada hasil Riskesdas 2010 dan 2013.
Cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal telah meningkat dari
92,7 % pada tahun 2010 menjadi 95,2 % pada tahun 2013. Cakupan persalinan yang
ditolong tenaga kesehatan juga meningkat dari 79,0% pada tahun 2010 menjadi 86,9 %
pada tahun 2013. Walaupun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan besar,
yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih cukup tinggi yaitu 359 per 100.000
kelahiran hidup. Target tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup akan sulit
tercapai tanpa pelayanan kesehatan ibu yang optimal. Untuk itu perlu adanya Pedoman
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
Rencana percepatan penurunan AKI mempunyai 3 tantangan utama yaitu
walaupun akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah membaik, tetapi
cakupan dan kualitas belum optimal, terbatasnya ketersediaan sumber daya strategis
untuk kesehatan ibu dan neonatal, masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan ibu.
Kajian kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu yang dilakukan pada tahun 2012 oleh
Kementrian Kesehatan bersama HOGSI POGI, IBI dan WHO menunjukkan bahwa
Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam hal kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang belum sesuai harapan. Kepatuhan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan
terhadap standart pelayanan. Untuk itu diperlukan pedoman pelayanan kesehatan ibu dan
anak.
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan pelayanan ibu hamil adalah
pelayanan, antenatal, yang mencakup K1 (kontak pertama), K6 ( kontak 6 kali dengan
tenaga kesehatan ) disamping itu juga deteksi resiko tinggi ibu hamil oleh tenaga
kesehatan dan oleh masyarakat, persalinan oleh tenaga kesehatan dan kunjungan
neonatus yang dilaporkan melalui PWS KIA hasil pencapaian PWS KIA UPTD
Puskesmas Kendal 1 tahun 2021 K1 sebesar 100,0% , K6 sebesar 95,265, deteksi resti
nakes sebesar 93,85% persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 100 % .
Masa remaja adalah masa terjadi transisi dari masa kanak kanak menuju masa
dewasa biasanya antara umur 10-18 tahun .Terdapat banyak variasi dalam perkembangan
fisik kognitif dan psikososial, Demikian juga dengan kesempatan, tantangan, perubahan,
ketrampilan dan tekanan.
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang di kategorikan lansia ini akan terjadi proses yang di sebut
aging process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan
merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia lanjut.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan program kesehatan keluarga adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk
mempercepat pencapaian target pembangunan Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Kendal I, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
Mewujudkan derajat kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi
remaja sesuai dengan potensi yang di miliki. Meningkatnya derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lanjut usia untuk memncapai masa tua yang bahagia dan berdaya
guna dalam kehidupankeluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan ibu ( pengetahuan, sikap dan perilaku ) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya
b. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di lingkungan keluarga, Dasa Wisma, Posyandu
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui serta Keluarga Berencana.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
e. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas.
f. Meningkatkan pemanfaatan puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan
pelayana kesehatan.
g. Meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk membina sendiri kesehatannya
h. Meningkatkan jenis dan jamgkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
i. Membentuk lansia yang sehat bugar dan produktif

C. Sasaran
Sasaran kegiatan Kesehatan keluarga
1. Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui).
2. Anak (bayi, balita dan anak prasekolah).
3. Remaja dan WUS
4. PUS.
5. Lansia

D. Ruang Lingkup
Pelayanan Kesehatan keluarga dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas.
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas.
Kegiatan Didalam Kegiatan Diluar
No Pelayanan
Gedung Gedung
1. Pelayanan 1) Pemeriksaan antenatal 1) Audit maternal dan
Kesehatan
Ibu 2) Kemitraan bidan dan dukun
bayi
perinatal
3) KIE
2) Kelas Ibu hamil
4) Rujukan maternal dan
3) Pemasangan stiker P4K
perinatal
4) Kunjungan rumah bumil
5) Surat Cuti
resti
6) Audit maternal dan
5) Sweeping ibu hamil
perinatal
6) Kunjungan nifas
7) Evaluasi dan monitoring
KIA
8) Pertolongan persalinan
2. Pelayanan 1) MTBM dan MTBS 1) Kunjungan neonatal, bayi,
Kesehatan 2) Pemantauan tumbuh anak balita resti
Anak kembang anak (SDIDTK) 2) Kunjungan rumah bayi
3) Konseling/ KIE dan balita drop out
4) Rujukan 3) Pemantauan tumbuh
kembang bayi, anak balita
dan anak pra
sekolah/SDIDTK
(Posyandu, TK, PAUD)
4) Pemberian VIT A
5) Kelas balita
3. Pelayanan 1) Pelayanan KB 1) Pendataan sasaran KB
Keluarga 2) Pelayanan KB safari ( 4 T, Unmetneed,
Berencana 3) Pelayanan efek samping keluarga miskin)
(KB) dan komplikasi
4) KIE KB
5) Rujukan

4 Pelayanan 1) Konseling remaja 1) Posyandu remaja


kesehatan ( KESPRO, PUP (konseling, pemberian
remaja (pendewasaan usia FE, Pengukuran LILA,
perkawinan) pemeriksaan HB)
2) Pelayanan dan konseling 2) Pendataan sasaran
pada calon pengantin 3) Intervensi sesuai dengan
wanita pedoman
5 Pelayanan 1) Pelayanan lansia 1) Posyandu lansia
kesehatan kolaborasi dengan PLKB
lansia untuk kegiatan(bina
keluarga lansia) sasaran
lansia dan keluarga lansia
(7demensi lansia
tangguh)demensi fisik,
demensi
psikososial,demensi
spiritual, dll
2) Pendataan sasaran lansia

Keterangan:
4T : Terlalu Tua, Terlalu Muda, Terlalu Sering, Terlalu dekat
Unmetneed : Calon akseptor yang menjadi sasaran KB tetapi belum mengikuti KB
SDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

E. Batasan Operasional

Upaya Kesehatan keluarga di Puskesmas Kendal 1 bertujuan memantapkan


dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan Kesehatan keluarga secara efektif dan
efisien. Pemantapan pelayanan Kesehatan keluarga dewasa ini diutamakan pada kegiatan
pokok sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KIA-KB sesuai standar
10. Peningkatan pelayanan remaja
11. Peningkatan pelayanan lansia

BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Kesehatan Ibu dan Anak yang ada
di Puskesmas Kendal 1.
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Upaya Pendidikan minimal D III Diampu oleh 14 orang bidan dengan


Kesehatan Ibu latar belakang pendidikan
dan Anak D III Kebidanan, 1 orang Bidan
dengan latar belakang pendidikan D IV
Kebidanan , 1 orang bidan dengan
latar belakang pendidikan S1

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program kesehatan keluarga
No Kegiatan Petugas Profesi

1 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Asiyah, Amd.Keb Bidan


di Puskesmas
2 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bonny Alhila P, Amd.Keb Bidan
di desa Langenharjo, Remaja
3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Indah Widyaningsih, Amd.Keb Bidan
di desa Kebondalem, Programer
KB
4 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Awalina Mastuti, Amd.Keb Bidan
di desa Kalibuntu
5 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Siti Nur Faizah, Amd.Keb Bidan
di desa Trompo
6 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Yulianita Perdani, Amd.Keb Bidan
di desa Candiroto
7 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Martini, Amd.Keb Bidan
di desa Sukodono, Programer Anak
8 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Faruroh, Amd.Keb Bidan
di desa Jotang,
9 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Awalina Mastuti, Amd.Keb Bidan
di desa Kalibuntu
10 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Puput Triyana, Amd.Keb Bidan
di desa Sijeruk, Programer PTM
11 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Fitri Astuti, Amd.Keb Bidan
di desa Tunggulrejo
12 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Mudrikah Novi Utami, Bidan
di desa Jetis, Lansia Amd.Keb
13 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Dwi Setyorini , Amd.Keb Bidan
di desa Bugangin

C. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Program Kesehatan Keluarga
a. Di Dalam Gedung
No Kegiatan Hari Pelaksana

1. a. Pemeriksaan Kehamilan Senin, Selasa, Rabu, Programer


Jumat, Sabtu Ibu dan
b. ANC TERPADU bidan piket
Senin,Rabu,Sabtu kia

2. Managenen Terpatu Balita Sakit Senin s/d Sabtu Programer


(MTBS) Anak dan
bidan piket
kia

3. Pelayanan Imunisasi KAMIS KORIM


TT WUS, dan ibu hamil.
4. Pelayanan dan Konseling pil, kondom, Setiap Kamis Programer
dan suntik KB KB dan
Pelayanan KB IUD/ Implant bidan piket
kia

5. Pelayanan Surat Rujukan Senin s/d Sabtu Bidan piket


dan Surat Cuti kia

6. Pertolongan persalinan Senin s/d Minggu Bidan Piket


Poned

7. Konseling remaja Kamis Programer


remaja

8. Pelatihan kader posyandu remaja Programer


remaja

9. Pelatihan cargiver informal oleh Programer


puskesmas lansia

b. Di Luar Gedung
No Kegiatan Hari Pelaksana

1. Pelaksanaan kelas Ibu hamil dan Sesuai Jadwal Bidan


kelas balita
2. Penempelanstiker p4k Senin s/d Sabtu Bidan
3. Kunjungan rumah ibu nifas Senin s/d sabtu Bidan
4. Kunjungan ibu hamil resiko tinggi Senin s/d sabtu Bidan
5. Kunjungan rumah neonatal, bayi, dan Senin s/d sabtu Bidan
balita resiko tinggi
6 Posyandu remaja Sesuai jadwal Bidan
7 Posyandu lansia Sesuai jadwal Bidan
BAB III
STANDART FASILITAS

A. Denah Ruang

F
B C

Keterangan :
A. Meja Anamnesa
B. Ukur Tinggi Badan
C. Ukur Berat Badan
D. Lemari Penyimpan Data
E. Bed Pemeriksaan
F. Bed Gynekologi
G. Troli Alat
H. Lemari Penyimpan Obat KB

B. Standar Fasilitas
Sebagai pedoman tentang sarana dan prasarana ruang pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan
Keluarga Berencana mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.75 tahun 2014
tentang Puskesmas

1. Pelayanan Pemeriksaan 1) Stetoscop


Kehamilan 2) Tensimeter
3) Timbangan
4) Tinggi Badan
5) Doppler
6) Lingkaran kehamilan
7) Buku KIA
8) Leaflet
9) LILA
10) Hamer Patela
11) Handscoon
12) Meja Kursi
13) Tempat tidur
14) Komputer
15) Almari
16) Buku register ibu hamil
17) Formulir ibu hamil
2. Pelayanan Persalinan 1) Partus Set
2) Handscoon
3) Uterotonika
4) Infus set
5) Resusitasi set
6) Lampu sorot
7) Doppler
8) Tensimeter
9) Stetoscop
10) Tempat tidur
11) Timbangan Bayi

3. Pelayanan 1) Tensimeter
2) Stetoskop
dan Konseling Keluarga
3) Timbangan
Berencana
4) leaflet
5) Lembarbalik
6) IUD set
7) Implant set
8) Alat kontrasepsi
9) Spuit
10) Handscoon
11) Lampusorot
12) Model Alat Kontrasepsi
13) Form KB [infom konsen ]
14) Tempat tidur
15) Bed Gynekologi
16) Buku register pasien KB
17) Meja kursi
18) Almari alat
4. Pelayanan MTBS 1) Buku MTBS
2) Thermometer
3) Blangko MTBS
4) Thaemer
5) Senter
6) Komputer
7) Meja kursi
8) Tempat tidut
9) Almari
10) Timbangan Bayi
5. Posyandu 1) Meja kursi
2) Alat tulis
3) Buku register kohort
4) Timbangan
5) Pengukur Tinggi Badan
6) Stetoskop
7) Buku KIA
8) Dopler / Lenac
9) Metlin
10) LILA
6. Penyuluhan 1) Leafleat
2) Daftar hadir
3) LCD / Laptop
4) Notulen
5) Alat peraga penyuluhan

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan Kesehatan keluarga dalam gedung :
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
c. Pelayanan KB.
d. Pelayanan remaja
e. Pelayanan lansia
2. Pelayanan Kesehatan keluarga luar gedung :
a. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja, PUS, WUS, anak
prasekolah, anak sekolah).
b. Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas, kunjungan neonatal,
kunjungan bayi dan balita, kunjungan kasus resti ).
c. Penempelan stiker P4K.
d. Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB, Imunisasi).
e. Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
f. Kerja sama lintas program dan lintas sektor.
g. Posyandu remaja
h. Posyandu lansia

B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan keluarga diperlukan peran petugas
kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator
bertanggung jawab dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada
masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara/anamnesa
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan kasus
5. Pencatatan dan pelaporan

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Wawancara/anamnesa
b. Pemeriksaan
c. Penatalaksanaan kasus
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan luar gedung
a. Perencanaan (P1).
Petugas merencanakan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak melalui RKA BOK
(yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan).
b. Penggerakan Pelaksanaan (P2).
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
1. Membuat jadwal kegiatan.
2. Mengkoordinasikan dengan bendahara BOK.
3. Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
4. Melaksanakan kegiatan.
5. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3).
6. Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan.
7. Petugas mengevaluasi kegiatan.
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggung jawab program kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan keluarga
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan
tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
 Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
1. Meja, Kursi.
2. Alat tulis.
3. Buku register
4. Buku panduan.
 Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
1. Tensimeter.
2. Stetoskop.
3. Timbangan.
4. Buku register
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program KIA
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan bendahara Puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya
Puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action)

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi
pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan
karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran
banyak program kesehatan lainnya. Indikator sasaran keselamatan pasien antara lain :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian ketepatan lokasi, prosedur dan pasien operatif
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko jatuh
Tahapan–tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko
yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil
kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta
penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana
dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat.Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk
itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan
desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi
tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,
mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang
benar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3. Ketepatan metode yang digunakan.
4. Tercapainya indikator Kesga
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan Ibu dan Anak ini dibuat untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan kegiatankesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kendal 1,
penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja
masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara
nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan,
kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.
Koordinator Kesga

Asiyah, Amd.Keb
NIP.19730302199803005

REFERENSI

- PMK No. 21 Tahun 2021


- Buku Standar Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai