Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengertian program Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di
bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah.Upaya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan
upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat Kesehatan Ibu
dan Anak untuk menurunkan AKI dan AKB. Dalam melaksanakan
program KIA selalu membudidayakan tata nilai PERKASA, yaitu
Profesionalisme, Ekonomis, Responsif, Kepastian, Aman, Sederhana,
Akuntable. Selain itu pelayanan KIA harus sesuai dengan visi dan misi
Puskesmas Mranggen 1, visinya yaitu: Menjadikan Puskesmas
Mranggen 1 sebagai pusat pelayanan kesehatan yang berkualitas,
proaktif, dan terjangkau serta mampu memberikan pelayanan prima di
bidang kesehatan, sedangkan misinya yaitu:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, proaktif dan
terjangkau.
2. Meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan.
3. Menjadikan Puskesmas sebagai Pusat Penggerak Peran Serta
Masyarakat di bidang Kesehatan.

Kesehatan ibu dimulai sejak periode masa usia subur, kehamilan,


persalinan, nifas, meneteki. Untuk kesehatan anak ditandai dengan
anak yang memiliki kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan dan
perlindungan hak-hak anak, mulai dari bayi baru lahir sehat,
mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal sejak
usia dini, usia sekolah, masa pubertas sampai usia dewasa.

Ada dua hal yang menjadi indicator terhadap kualitas pelayanan


kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).Salah satu
tujuan dari MDGs adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan target
1 / 21
menurunkan AKI sebesar ¾ antara 1990-2015, serta yang menjadi
indicator untuk monitoring yaitu AKI, proporsi pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan terlatih dan angka pemakaian kontrasepsi.
Target MDGs tahun 2015 AKI di Indonesia adalah 102 kematian/
100.000 kelahiran hidup, sedangkan target AKB adalah 23/1000
kelahiran hidup. Di Jawa Tengah pada tahun 2015 AKI melebihi target
MDGS yaitu 111/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB mencapai
target MDGs yaitu 10/1000 kelahiran hidup. Sedangkan di kabupaten
Demak terjadi peningkatan AKI dan AKB. AKI tahun 2014 adalah 17
orang sedangkan tahun 2015 adalah 21 orang. AKB tahun 2014 adalah
149 bayi sedangkan tahun 2015 adalah 149 bayi. Target MDGs akan
sulit tercapai tanpa pelayanan kesehatan ibu yang optimal. Untuk itu
perlu adanya pedoman pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.

Rencana percepatan penurunan AKI mempunyai 3 tantangan


utama yaitu walaupun akses masyarakat ke fasilitas pelayanan
kesehatan sudah membaik, tetapi cakupan dan kualitas belum optimal,
terbatasnya ketersediaan sumber daya strategis untuk kesehatan ibu
dan neonatal, masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan ibu.

Kajian kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu yang dilakukan pada


tahun 2012 oleh Kementrian Kesehatan bersama HOGSI POGI,IBI,dan
WHO menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan
serius dalam hal kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
belum sesuai harapan.Kepatuhan tenaga dan fasilitas pelayanan
kesehatan terhadap standart pelayanan.Untuk itu diperlukan pedoman
pelayanan kesehatan ibu dan anak.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses

2 / 21
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku)
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, posyandu dan
sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan balita dan anak pra sekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10
keluarga, posyandu dan karang balita serta di sekolah taman
kanak-kanak atau TK.
c. Meningkatnya jangkauan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,
balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu
dan keluarganya.

C. Sasaran
Sasaran kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak adalah :

1. Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui).


2. Anak (bayi, balita dan anak prasekolah).
3. Remaja dan WUS
4. PUS.

3 / 21
D. Ruang Lingkup

Pelayanan Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung

1. Pemeriksaan Kehamilan 1. Pendataan sasaran


2. Pemeriksaan Nifas (terpadu)
3. Bimbingan / konseling / KIE 2. Pelaksanaan kelas Ibu
4. Penapisan Faktor Resiko dan hamil
Upaya Resiko Tinggi Ibu Hamil 3. Pelaksanaan P4K
Kesehatan 5. Rujukan Internal dan Eksternal 4. Kunjungan risiko tinggi ibu
Ibu 6. Kemitraan bidan dukun hamil
5. Kunjungan risiko tinggi ibu
nifas
6. Pelacakan Kematian Ibu
(OVM)
1. Pemeriksaan kesehatan anak 1. Kunjungan neonatus (KN)
Upaya 2. MTBM dan MTBS 2. Pemantauan tumbuh
kesehatan 3. Pemantauan tumbuh kembang kembang anak pra
bayi, balita anak (SDIDTK) sekolah/SDIDTK di
dan pra Posyandu
sekolah 3. Pelacakan Kematian Bayi
(OVP)
Pelayanan 1. Konseling / KIE
Kesehatan 2. Pelayanan Calon Penganten
Remaja (Caten)
dan WUS
Pelayanan 1. Konseling KB 1. Pelayanan dengan
Keluarga 2. Pelayanan KB (IUD, implant, momen khusus (contoh
Berencana suntik, pil, kondom) Safari TNI KB Kes)
(KB)
Pelayanan 1. Pelayanan imunisasi dasar 1. BIAS
Imunisasi lengkap
2. Pelayanan imunisasi Booster

4 / 21
E. Batasan Operasional

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk


meningkatkan derajat kesehatanyang bisa dilakukan didalam fasilitas
kesehatan maupun diluar fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.

5 / 21
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Kesehatan


Ibu dan Anak yang ada di Puskesmas Mranggen 1:

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Upaya Kesehatan Pendidikan minimal D Diampu oleh 13 orang


Ibu dan Anak III dengan latar belakang
pendidikan
D III Kebidanan 11 orang,STr
Keb 1 orang, M. Kes 1 orang

B. Distribusi Ketenagaan

Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan


latar belakang profesinya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Petugas Profesi


Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Syarifah,SsiT,M Bidan
Anak Kes koordinator
di puskesmas 2. Eka Nining dan bidan
Setyawati,STr.Keb puskesmas
Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Diana Bidan desa
Anak Syafitri,Amd.Keb
di desa Sumberejo 2. Endah Titi H
Amd.Keb
Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Dian Handayani, Bidan desa
Anak Amd.Keb
di desa Kangkung 2. Diah
Utomoningsih,
Amd.Keb

Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Eka Nining Bidan desa


6 / 21
Anak Setyawati,STr.Keb
di desa Kalitengah
Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Any Kurniawati, Bidan desa
Anak Amd.Keb
di desa Kembangarum 2. Cholifatus Saidah,
Amd.Keb
Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Ivip Widiasih, Bidan desa
Anak Amd.Keb
di desa Mranggen 2. Ani Pudji Astuti,
Amd.Keb
3. Sri Susilowati,
Amd.Keb
Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Ana Mutiara Bidan desa
Anak Handayani,
di desa Bandungrejo Amd.Keb
Upaya Kesehatan Ibu dan 1. Layli Fajar Bidan desa
Anak Sofiyah, Amd.Keb
di desa Brumbung

C. Jadual Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan
bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya
mini bulanan maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan
Kepala Puskesmas.
2. Jadual kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu
tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadual.
3. Secara keseluruhan jadual dan rencana kegiatan upaya kesehatan
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Mranggen 1. Adapun jadual
kegiatan upaya kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu Jadual Rutin
(POSYANDU) dan Jadual Kondisional.

Adapun Jadual yang selalu dilakukan dalam pelayanan KIA adalah


Pelayanan Kegiatan
1. Pemeriksaan Kehamilan

7 / 21
2. Pemeriksaan Nifas
3. Bimbingan / konseling / KIE
4. Penapisan Faktor Resiko dan Resiko Tinggi,
Ibu Hamil
5. Rujukan Internal dan Eksternal
Upaya Kesehatan Ibu
6. Kemitraan bidan dukun
7. Pendataan sasaran (terpadu)
8. Pelaksanaan kelas Ibu hamil
9. Pelaksanaan P4K
10. Kunjungan risiko tinggi ibu hamil
11. Kunjungan risiko tinggi ibu nifas
12. Pelacakan Kematian Ibu (OVM)
1. Pemeriksaan kesehatan anak
2. MTBM dan MTBS
Upaya Kesehatan Anak 3. Pemantauan tumbuh kembang anak
(SDIDTK)
4. Kunjungan neonatus (KN)
5. Pemantauan tumbuh kembang anak pra
sekolah/SDIDTK di Posyandu
6. Pelacakan Kematian Bayi (OVP)
Pelayanan Kesehatan 1. Konseling / KIE
Reproduksi (Remaja 2. Pelayanan Calon Penganten (Caten)
danWUS)
1. Konseling KB
2. Pelayanan KB (IUD, implant, suntik, pil,
Pelayanan Keluarga kondom)
Berencna 3. Pelayanan dengan momen khusus (contoh
Safari TNI KB Kes)

Pelayanan Imunisasi 1. Pelayanan imunisasi dasar lengkap


2. Pelayanan imunisasi Booster
3. BIAS

BAB III

8 / 21
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang:

TU GARASI GIZI

AULA

A
MAHASISW
DISKUSI
PENDAF R. ANAK
TARAN LABORA

MUSHOLA
OBAT SEHAT
T

DAPUR
R. IBU R. ANAK
TOILET

TB
SAKIT
BP
OBAT

Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan


Anak dilakukan oleh penanggungjawab UKM yang menempati ruang
9 / 21
KIA dari gedung Puskesmas. Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan
di aula Puskesmas Mranggen 1 . Untuk kegiatan luar gedung petugas
mendatangi sasaran di rumahnya atau di tempat yang sudah
disepakati untuk melakukan kegiatan.

B. Standar Fasilitas

10 / 21
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan
Ibu dan Anak Puskesmas Mranggen 1 memiliki fasilitas penunjang
sebagai berikut:

Kegiatan Pelayanan KIA Sarana- prasarana


 Meja, kursi
 Alat tulis
 Buku Register kohort
 Timbangan
Posyandu
 Microtoice/ pengukur tinggi badan
 Stetoskop
 Tensimeter
 Buku KIA
 Dopler / lenac
 Metlin
 Leaflet
 Daftar hadir
Penyuluhan
 LCD
 Notulen
 Laptop
 Alat peraga penyuluhan
Pendataan sasaran  Register kohort hamil
(terpadu)  Register kohort bayi
 Register kohort bersalin
 Register kohort nifas
 Register kohort capeng
 Register kohort KB
 Catatan kependudukan desa
 Buku Panduan Kelas ibu
 ANC Kit
Kelas Ibu
 Perlengkapan senam hamil
 Form pre test & post test
 Alat peraga penyuluhan sesuai

11 / 21
materi
Pemasangan Stiker P4K Stiker P 4 K , buku pencatatan,
dokumentasi
Kunjungan Rumah Bumil,  ANC Kit, Nifas Kit
Bufas, Risti  Buku pencatatan
 Form Rujukan
Kunjungan rumah neonatal,  Buku pencatatan, Form MTBM
bayi normal, dan resiko  Timbangan bayi,thermometer,
tinggi timer
 Form Rujukan bayi resti
Pemantauan tumbuh  Timbangan
kembang bayi, anak balita,  Microtoise
dan anak pra sekolah/  Buku KIA / Buku panduan SDITK
SDITK (TK, PAUD)  Register kohort
Konseling remaja  Buku pencatatan
 Buku Panduan Kesehatan
Reproduksi Remaja
 Leaflet
Konseling dan penyuluhan  Leaflet
 LCD
 Laptop
 Alat peraga penyuluhan
Pelayanan dengan momen  Buku Pencatatan
khusus (contoh Safari TNI  Tensimeter, Stetoskop,Timbangan
KB Kes)  K1 KB,inform konsen,kartu
akseptor
 Obat KB, Alat KB
Pelacakan kegagalan KB Buku pencatatan

12 / 21
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. Lingkup Kegiatan

Kegiatan di luar
Pelayanan Kegiatan didalam Gedung
Gedung

1. Pemeriksaan Kehamilan 1. Pendataan


2. Pemeriksaan Nifas sasaran
3. Bimbingan / konseling / KIE (terpadu)
4. Penapisan Faktor Resiko dan 2. Pelaksanaan
Resiko Tinggi Ibu Hamil kelas Ibu hamil
5. Rujukan Internal dan Eksternal 3. Pelaksanaan
6. Kemitraan bidan dukun P4K
Upaya
4. Kunjungan
Kesehatan
risiko tinggi ibu
Ibu
hamil
5. Kunjungan
risiko tinggi ibu
nifas
6. Pelacakan
Kematian Ibu
(OVM)
1. Pemeriksaan kesehatan anak 1. Kunjungan
2. MTBM dan MTBS neonatus (KN)
3. Pemantauan tumbuh kembang 2. Pemantauan
Upaya anak (SDIDTK) tumbuh
kesehatan kembang anak
bayi, balita pra
dan pra sekolah/SDIDT
sekolah K di Posyandu
3. Pelacakan
Kematian Bayi
(OVP)

13 / 21
Pelayanan 1. Konseling / KIE
Kesehatan 2. Pelayanan Calon Penganten
Remaja (Caten)
dan WUS
Pelayanan 1. Konseling KB 1. Pelayanan
Keluarga 2. Pelayanan KB (IUD, implant, dengan
Berencana suntik, pil, kondom) momen khusus
(KB) (contoh Safari
TNI KB Kes)
Pelayanan 1. Pelayanan imunisasi dasar 1. BIAS
Imunisasi lengkap
2. Pelayanan imunisasi Booster

B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak
diperlukan peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas
kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab
dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada
masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara/anamnesa
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan kasus
5. Pencatatan dan pelaporan

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Wawancara/anamnesa
b. Pemeriksaan
c. Penatalaksanaan kasus
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan luar gedung
a. Perencanaan (P1)

14 / 21
Petugas merencanakan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak pada
RKA JKN (yang bersumber dari dana JKN) dan atau melalui RKA
BOK (yang bersumber dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan)
b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
1) Membuat jadual kegiatan
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN dan bendahara
BOK
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
4) Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
1) Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil
kegiatan
2) Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
3) Petugas mengevaluasi kegiatan

15 / 21
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing
organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program
Kesehatan Ibu dan Anak direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana antara lain :
a. Meja, Kursi
b. Alat tulis
c. Buku catatan Kegiatan
d. Leaflet
e. Buku panduan
f. Komputer
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Timbangan
d. Leaflet
e. Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program
KIA berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan
lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action )

16 / 21
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran
kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana
kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan
menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko
atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.

17 / 21
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan.

18 / 21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari
pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait.
Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan
semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang
terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi.
Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan
harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

19 / 21
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang


dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian
mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan
pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini
tiap bulan.

20 / 21
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan Ibu dan Anak ini dibuat untuk


memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan
Anak di Puskesmas Mranggen 1, penyusunan pedoman disesuaikan
dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan
inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara
nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai
dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas agar tidak
terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah
ditentukan.

21 / 21

Anda mungkin juga menyukai