Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi didalam gedung dan
diluar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pelayanan gizi diluar
gedung umumnya pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan
preventif.
Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas bimbingan,
bantuan, kerjasama dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Program Gizi di Puskesmas ABC I.
Nutrisionis
UPTD Puskesmas ABC I
Secara nasional dalam beberapa tahun ini akses dan kualitas terhadap pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak cenderung semakin membaik.Hal ini terlihat dengan menigkatnya
cakupan pelayanan kesehatan ibu pada hasil Riskesdas 2010 dan 2013.Cakupan ibu hamil
yang memperoleh pelayanan antenatal telah meningkat dari 92,7 % pada tahun 2010 menjadi
95,2 % pada tahun 2013. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan juga meningkat
dari 79,0% pada tahun 2010 menjadi 86,9 % pada tahun 2013.Walaupun demikian, Indonesia
masih menghadapi tantangan besar, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih cukup
Kajian kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu yang dilakukan pada tahun 2012 oleh
Kementrian Kesehatan bersama HOGSI POGI,IBI,dan WHO menunjukkan bahwa Indonesia
masih menghadapi tantangan serius dalam hal kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
yang belum sesuai harapan.Kepatuhan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan terhadap
standart pelayanan.Untuk itu diperlukan pedoman pelayanan kesehatan ibu dan anak.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnyakemampuanibu (pengetahuan, sikapdanperilaku)
dalammengatasikesehatandiridankeluarganyadenganmenggunakanteknologitepatgunad
alamupayapembinaankesehatankeluarga, paguyuban 10 keluarga,
posyandudansebagainya.
b. Meningkatnyaupayapembinaanbalitadananakprasekolahsecaramandirididalamlingkung
ankeluarga, paguyuban 10 keluarga,
posyandudankarangbalitasertadisekolahtamankanak-kanakatau TK.
c. Meningkatnyajangkauankesehatanbayi, anakbalita, ibuhamil, ibubersalin,
ibunifasdanibumenyusui.
d. Meningkatnyamutupelayanankesehatanibuhamil, ibubersalin, nifas, ibumenyusui,
bayidananakbalita.
D. Ruang Lingkup
1. Pelayanan KIA dalam gedung :
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
c. Pelayanan KB.
d. Pelayanan kesehatan reproduksi.
E. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatanyang bisa dilakukan didalam fasilitas kesehatan maupun diluar fasilitas
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Kesehatan Ibu dan Anak
yang ada di Puskesmas ABCI:
B. Disitribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan latar belakang
profesinya adalah sebagai berikut:
C. Jadual Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/ lintas
sektor dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadual kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break
down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadual.
3. Secara keseluruhan jadual dan rencana kegiatan upaya kesehatan dikoordinasikan oleh
Kepala Puskesmas ABCI. Adapunjadual kegiatan upaya kesehatan dibagi menjadi 2,
yaitu Jadual Rutin (POSYANDU) dan Jadual Kondisional.
Pelayanan Kegiatan
1. Pendataan Bumil dan Bufas
2. Kelas Ibu
3. Pemasangan Stiker P4K
Pelayanan Kesehatan Ibu 4. Pelacakan Kematian Ibu
5. Kunjungan Rumah Bumil, Bufas, Risti
1. Pendataan sasaran KB
2. Konseling dan penyuluhan
Pelayanan Keluarga Berencna 3. Pelayanan dengan momen khusus (contoh Safari
TNI KB Kes)
4. Pelacakan kegagalan KB
A. Denah Ruang
J
A
L HALAMAN DEPAN PARKIR
MOBIL
A
N
K
E
R KM
A RUANG UGD
RUANG
W
REKAM RUANG
A MEDIS & KIA
R. KIA
T RUANG RUANG LOKET
PROMKES
GIZI &
PARKIR KESLING
I MOTOR R. POLI 1
N RUANG
TATA RUANG RUANG
A USAHA KEPALA
APOTEK
PUSKESMAS
P
D R. POLI 2
RUANG
RUANG P2M O TUNGGU
RUANG PERKESMAS RUANG
LOKET CAPENG O TUNGGU R. POLI 3
P P2
M R
TAMAN
L R. LAB
RUMAH DINAS GUDANG RUANG
O
DOKTER POLI GIGI
P KM
KETERANGAN RESEVOAR
RAWAT INAP LOKET PEMBAYARAN / PASIEN
AIR
TIDAK DIRINCI
KASIR K
RUANG RUANG A
PARKIR KARYAWAN GENSET RONTGEN N
T
VCT AULA I
BAGIAN RAWAT INAP N
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Puskesmas ABCI memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut:
A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan KIA dalam gedung :
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
c. Pelayanan KB.
d. Pelayanan kesehatan reproduksi.
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak diperlukan peran
petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pelayanan dan
fasilitator bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada
masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara/anamnesa
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan kasus
5. Pencatatan dan pelaporan
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
Pedoman pelaksanaan kesehatan Ibu dan Anak ini dibuat untuk memberikan petunjuk
dalam pelaksanaan kegiatankesehatan Ibu dan Anakdi Puskesmas ABCI, penyusunan
pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional.
Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan
yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.
Petugas KIA
UPTD Puskesmas ABCI