Anda di halaman 1dari 3

Tujuan

Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan


berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan
pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.

Indikator
Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang profesional.
Kontak pertama dapat dibagi menjadi K1 murni dan K1 akses. K1 murni adalah
kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada kurun waktu trimester 1
kehamilan. Sedangkan K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan pada usia kehamilan berapapun.

K4

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif sesuai standar selama
kehamilannya minimal 4 kali

K6

K6 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif sesuai standar selama
kehamilannya minimal 6 kali

Konsep pelayanan

(Gambar)

Pelayanan antenatal terpadu adalah diberikan kepada semua ibu hamil dengan cara:

Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu hamil untuk

mendapatkan pelayanan antenatal terpadu.

Melakukan pemeriksaan antenatal pada setiap kontak.

Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, termasuk konseling KB

dan pemberian ASI.

Memberikan dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan

kebutuhan/keadaan ibu hamil serta membantu ibu hamil agar tetap dapat

melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman selama masa kehamilan dan

menyusui.

Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.


Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.

Melakukan tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil

sedini mungkin atau melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan

kesehatan sesuai dengan sistem rujukan.

Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman.

Melakukan rencana antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika

terjadi penyulit/komplikasi pada proses persalinan.

Melakukan tatalaksana kasus serta rujukan tepat waktu pada kasus

kegawatdaruratan maternal neonatal.

Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan dan gizi

ibu hamil, mempersiapkan persalinan dan kesiagaan apabila terjadi komplikasi.

Standar pelayanan

10T

1. Timbang berat badan


2. ukur tekanan darah
3. ukur tinggi fundus uteri
4. pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap
5. Tentukan status gizi (LILA)
6. pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan
7. tes terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS hepatitis dan malaria
8. Tentukan presentasi dan DJJ
9. Tata laksana kasus
10. temu wicara (konseling)

Langkah teknis

1. Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu hamil untuk mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu pada saat dibutuhkan.
2. Layanan ANC oleh dokter umum
Ibu hamil minimal 2x diperiksa oleh dokter, 1x pada trimester1 dan 1x pada trimester 3
(kunjungan antenatal ke 5).
3. Layanan ANC oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi klinis/kebidanan selain
dokter

Perlu dipahami, bahwa setiap wanita hamil mempunyai risiko komplikasi dan berhak
mendapatkan akses terhadap pelayanan asuhan kehamilan, persalinan, dan nifas yang
berkualitas. Bahkan wanita yang masuk dalam kelompok dengan risiko rendah bisa saja
mengalami komplikasi. Sehingga pelayanan antenatal sudah selayaknya dilaksanakan
secara komprehensif, untuk memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu
mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi
secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal.        Salah
satu upaya yang diharapkan dapat mendukung upaya tersebut, adalah dengan
melaksanakan pemeriksaan kehamilan melalui Antenatal Terpadu Berkualitas yang
merupakan penyempurnaan pelayanan ANC dengan menggunakan berbagai sumber
daya yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Dengan pelayanan ANC
terpadu tersebut, didorong agar pelayanan ANC lebih berkualitas dengan melengkapi
pemeriksaan kehamilan oleh dokter umum, pemeriksaan gigi, pemeriksaan
laboratorium, konseling gizi serta pemberian asam folat dan tablet tambah darah.

ANC Terpadu di Puskesmas Padureso, mewajibkan semua ibu hamil mendapat


pemeriksaan oleh seorang dokter umum minimal 1 ( satu ) kali dalam periode
kehamilan, untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan yang disebabkan oleh
berbagai penyakit penyerta yang kemungkinan diderita oleh ibu. Sehingga dalam
implementasi pelayanan ANC terpadu di puskesmas, telah dibuat dan dikembangkan
checklist ANC Terpadu untuk memudahkan tenaga kesehatan melakukan penapisan
awal dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap ibu hamil. Checklist tersebut secara terpadu
dapat dipergunakan oleh masing - masing provider ( Dokter Umum, Dokter Gigi, Bidan,
Nutrisionis, dan Petugas Laboratorium ). Pada bagian status (RM ibu hamil), seorang
Dokter Umum akan menyimpulkan apakah seorang ibu hamil dalam kondisi sehat atau
sebaliknya ( memiliki masalah dalam kehamilannya ). Dengan ANC terpadu yang
berkualitas, diharapkan semua kehamilan dapat terkawal dengan baik. Sehingga upaya
terobosan ini diharapkan menjadi salah satu kunci untuk menurunkan kejadian kesakitan
maupun kematian pada ibu maupun bayi.

Adapun pelatihan bidan disini meliputi: pelatihan PWS KIA, pelatihan pengisian kohort,
pelatihan kelas ibu, pelatihan konseling HIV ibu hamil, pelatihan akselerasi ARV dalam
penanggulangan HIV, pelatihan Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA), pelatihan
Pencegahan Penularan Ibu ke Anak (PPIA) . Pada program skrining untuk ibu hamil
risiko tinggi di UPTD Puskesmas Klungkung I menggunakan buku KIA, skor Poedji
Rochjati dan kartu ibu. Pengelolaan pada ibu hamil risiko tinggi berdasarkan SOP Poedji
Rochjati dan 10T, serta rujukan dilakukan sesuai SOP dan skor Poedji Rochjati. Adapun
dana fasilitas berasal dari biaya operasional kesehatan (BOK).

Anda mungkin juga menyukai