ANTENATAL TERPADU
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komperehensif dan berkualitas yang
diberikan kepadsa semua ibu hamil (kementrian kesehatan RI Direktoat Jendral Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak 2012).
B. TUJUAN
1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komperehensif, dan berkualitas termasuk
konseling kesehatan, gizi ibu hamil, konseling KB, dan pemberian ASI.
2. Mendeteksi secara dini kelainan, penyakit dan gangguan yang diderita ibu hamil.
3. Melakukan interfensi terhadap kelainan/penyakit.
4. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistim rujukan yang
ada.
C. SASARAN
Semua ibu hamil ditargetkan menjadi sasaran pelayanan antenatal terpadu.
D. INDIKATOR
1. K1 (Kunjungan pertama)
K1 adalah kontakpertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi,
untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komperhensif sesuai standar.
2. K4 (Kunjungan ke empat)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komperhensif sesuai
gambar (1-1-2)
4. KF lengkap
Kunjungan Ibu Nifas (KF Lengkap) adalah kontak ibu nifas dengan tenaga
kesehatan yang berkompeten minimal 3 kali sesuai jadwal untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik didalam maupun diluar
gedung puskesmas (termasuk bidan desa/polindes dan kunjungan rumah), termasuk
pemberian vitamin A 2 kali dan persiapan KB pasca persalinan, dengan ketentuan :
a. Kunjungan nifas (KF 1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7
hari.
b. Kunjungan nifas (KF 2) dalam waktu 2 minggu (8-14 hari) setelah persalinan.
c. Kunjungan nifas (KF 3) dalam waktu 6 minggu (35-42) hari setelah persalinan
7. PK kebidanan
Adalah cakupan Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalah
penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus
komplikasi kebidanan.
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu hamil bersalin dan nifas dengan
komplikasi.
8. KN1
Kunjungan Neonatal hari ke 1 (KN1) adalah jumlah neonatus umur ≥ 24 jam – 2
hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan neonatal sesuai dengan standar, baik di dalam maupun
di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa, Polindes, kunjungan rumah,
Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB, dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja
puskesmas)
9. KN lengkap
Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap)adalah jumlah neonatal yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar 3 kali (KN1, KN2, KN3), dengan ketentuan :
a. Kunjungan neonatal hari ke-1 (KN 1) adalah jumlah neonatus umur ≥ 24
jam – 2 hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal sesuai dengan standar,
baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa,
Polindes, kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB, dan
Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja puskesmas)
b. Kunjungan neonatal hari ke-3 (KN 2) adalah jumlah kunjungan neonatus
umur 3-7 hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal sesuai standar, baik di
dalam maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa, Polindes,
kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB, dan Bidan Praktek
Swasta di wilayah kerja puskesmas)
c. Kunjungan neonatal hari ke 8-28 (KN 3) adalah jumlah kunjungan neonatus
umur 8-28 hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal sesuai standar, baik di
dalam maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa, Polindes,
kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB, dan Bidan Praktek
Swasta di wilayah kerja puskesmas).
10. PK Kebidanan
Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh
tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif adalah pemberian
tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1
kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang
ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau mati.
Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani
kasus – kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai
dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
12. Balita
A. KONSEP PELAYANAN
Dalam melakukan pelayanan antenatal terpadu,tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas terdiri dari :
1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk
mendeteksi adanya faktor resiko pada ibu hamil (jika tinggi badan kurang dari
145cm meningkatkan resiko CPD).
8. Periksa Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium pada saat antenatal meliputi:
a. Golongan darah, Untuk memperisapkan calon door darah
b. Kadar Hemoglobin darah, Untuk mengetahui anemia atau tidak
c. Protein Urin, Untuk mengetahui adanya proteinuria yang merupakan
indikator terjadinya preeklamsi.
d. Kadar Gula Darah (mendeteksi adanya penyakit DM)
e. Tes Spilis
f. HIV
g. BTA (Mendeteksi penyakit TBC)
B. JENIS PELAYANAN
1. Anamnesa (Data Subyektif)
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika melakukan anamanesa, yaitu :
a. Menanyakn keluhan atau masalah yang dirasakan ibu saat ini
b. Menanyakan tanda tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang ekmungkinan diderita ibu hamil seperti
Muntah
Pusing
Sakit kepala
Perdarahan
Sakit perut hebat
Demam
Batuk lama
Berdebar – debar
Cepat lelah
Sesak naas
Keputihan berbau
Pergerakan janin
c. Menanyakan status kunjungan
d. Menanyakan status imunisasi
e. Menanyakan jumlah tablet FE yang di konsumsi
f. Menanyakan obat-obatan yang dikonsumsi
g. Menanyajan tanda dan gejala penyakit IMS
h. Menanyaka pola makan selama hamil
2. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan
3. Pemeriksaan (Data Obyektif)
Pemeriksaan dalam antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis pemeriksaan
termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis ibu hamil.
Keadaa Umum √ √ √
Suhu Tubuh √ √ √
Tekanan Darah √ √ √
Berat Badan √ √ √
LILA √
TFU √ √
Presentasi Janin √ √
DJJ √ √
Pemeriksaan √ * √
Golongan Darah √
Protein Urin * *
Glukosa Urin/Reduksi * * *
BTA * * *
Darah Sifilis * * *
Serologi HIV * * *
USG * * *
B. PELAPORAN
Pelaporan pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir pelaporan yang suda
ada, yaitu:
1. LB3 KIA
2. PWS KIA
3. PWS Imunisasi
4. Untuk linti as program terkait, pelaporan mengikuti formulir yang adapada
program tersebut.
Puskesmas menghimpun laporan rekapitulasi dari tenaga kesehatan di wilayah
kerjanya dan memasukan kedalam register KIA untuk keperluan pengolahan dan
analisa dataserta pembuatan laporan PWS KIA. Hasil pengolahan dan analisa data
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten setiap bulan.