Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kematian maternal (maternal mortality) dalam suatu negara atau


daerah adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya
keadaan pelayanan kebidanan (maternity care). Indikator yang umum
digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal
Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup
(Wiknjosastro, 2009). Angka Kematian Ibu (AKI) juga merupakan salah
satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas
pelayanan kesehatan pada suatu wilayah (Kemenkes, 2015).

World Health Organization (WHO) menyebutkan pada tahun 2015


di seluruh dunia diperkirakan kematian ibu sebesar 303.000 jiwa atau
sekitar 216/100.000 kelahiran hidup (KH). Mortalitas dan morbiditas pada
wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar di negara
berkembang, karena kematian maternal tersebut terjadi terutama di negara
berkembang sebesar 99 % (Manuba, 2010).

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam


negara bekembang. Indonesia kini bahkan termasuk sebagai satu dari 10
negara penyumbang AKI terbesar di dunia, dimana 10 negara ini
menyumbang sekitar 59% dari seluruh kematian ibu di dunia (WHO,
2015). AKI di Indonesia berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan Sensus Penduduk (SP) tahun 2010,
tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. AKI ternyata
menyimpang dari tren yang diharapkan terjadi. Tren AKI sejak Tahun
1992 sampai 2007 cendrung turun, tapi tahun 2012 malah meningkat
(Mauliadi, 2013).

1
Berbagai upaya sebenarnya juga telah dilaksanankan untuk
menurunkan AKI, termasuk diantaranya program safe motherhood yang
telah dilaksanakan di Indonesia mulai tahun 1997. Kemudian untuk
mencapai tujuan komitmen global yang tertuang dalam MDG’s
(Millenium Development Goals) dan Rencana Strategis (Renstra)
pembangunan jangka panjang pada tahun 2015, dibentuk sebuah kebijakan
yang kita kenal dengan sebutan Making Pregnancy Safer (MPS)
(Kemenkes, 2015). Akan tetapi hingga berakhirnya era MDG’s di tahun
2015, Indonesia ternyata belum berhasil bahkan masih jauh untuk
mencapai target AKI yang diharapkan yaitu sebesar 102/100.000 KH.
Pada akhir tahun 2015, melalui sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), lahir sebuah kesepakatan pembangunan baru yang dikenal dengan
nama SDG’s (Sustainable Development Goals) (Hoelman dkk, 2015).

Salah satu program yang diselenggarakan oleh kementerian


kesehatan untuk mendukung menurunkan AKI tersebut adalah kelas ibu
hamil (KemenKes, 2011). Kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk
pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan
perubahan perilaku positif sehingga ibu diharapkan memeriksakan
kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan. Kelas ibu hamil
merupakan sarana belajar bersama yang diikuti oleh ibu hamil agar
memperoleh pengetahuan yang cukup sehingga dapat mencegah
komplikasi dan meningkatkan cakupan K4.

Indikator K4 adalah indikator untuk melihat frekuensi yang


merujuk pada periode trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan
(Depkes, 2011). Hal ini dijelaskan juga dalam peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, bahwa
salah satu tolak ukur pelayanan kesehatan adalah cakupan kunjungan K4
sebesar 95%.

2
Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil K4 pada tahun 2014 belum mencapai target Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan di tahun yang sama, yakni sebesar
86,7% dari target sebesar 95% (Kemenkes, 2015). Cakupan K4 Provinsi
Bengkulu tahun 2015 89% mengalami penurunan pada tahun 2016
85,70%. UPTD Puskesmas Lingkar Barat terdiri dari dua kelurahan
dengan jumlah K4 tahun 2015 sebanyak 94,13%, tahun 2016 terjadi
penurunan sebanyak 83,43%, dan pada tahun 2017 sebanyak 91,1 %.

Adapun inovasi yang mendukung peningkatan kunjungan ibu


hamil K4 ini adalah " Celengan Bahagia " Kelas Ibu hamil , inovasi ini
dilatarbelakangi dari keinginan petugas kesehatan bidan membuat
keterikatan ibu-ibu hamil untuk datang mengikuti kelas ibu hamil secara
rutin. Celengan Bahagia kelas ibu hamil ini salah satu inovasi kesehatan
yang dinilai sangat positif karena langsung menyentuh masyarakat
terutama ibu-ibu hamil tanpa memandang status sosial. Ibu-ibu hamil tidak
akan terbebani dengan inovasi Celengan Bahagia ini, karena beseran uang
yang diceleng sesuai dengan kemampuan yang bisa disisihkan ibu-ibu
hamil setiap kali ikut kelas ibu hamil.

Celengan Bahagia ini keberadaanya terutama pada saat pertama


kali ibu hamil mengikuti kelas dan berakhir ketika ibu sudah mendekati
masa persalinan. Diharapkan kelas ibu hamil ini menjadi hal yang
ditunggu-tunggu, sebagai tempat menambah ilmu, tempat berbagi
pengalaman masalah kesehatan, ajang silahturami antara ibu - ibu dan
petugas kesehatan.

Berdasarkan urian latar belakang diatas, penulis ingin


meningkatkan Kunjungan Ibu Hamil (K4) dengan inovasi " Celengan
Bahagia " Kelas Ibu Hamil.

3
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan Kunjungan Ibu Hamil ( K4 ) di Puskesmas


Lingkar Barat Kota Bengkulu

1.2.2 Tujuan Khusus


a) Mengikat ibu - ibu hamil untuk datang secara rutin mengikuti kelas
ibu hamil di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu
b) Melanggengkan keberadaan kelas ibu hamil di Puskesmas Lingkar
Barat Kota Bengkulu
c) Memotivasi dan Melatih ibu - ibu menyisihkan sebagian uang
untuk persiapan keperluan bayi dan ibu
d) Persiapan dana untuk keperluan bayi dan ibu

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2002) dalam Pasaribu (2005), kunjungan ibu


hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan. Istilah kunjungan kehamilan disini dapat diartikan ibu hamil
yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas
kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu.
Kunjungan ibu hamil dlakukan secara berkala yang dibagi menjadi
beberapa tahap, yaitu:

1)      Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali


dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kesehatan dan pelayanan kesehatan trimester I dimana usia
kehamilan 1 sampai 12 minggu, meliputi identitas/ biodata, riwayat
kehamilan, riwayat kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat sosial
ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan,
penyuluhan dan konsultasi.

2) Kunjungan ibu hamil yang kedua (K2)

K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan


kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan
mendapatkan pelayanan 10T setelah melewati K1.

5
3)      Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau


lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemerisaan
kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia
kehamilan >32 minggu, meliputi anamnese, pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan
laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, diagnosis akhir
(kehamilan normal, terdapat penyakit, terjadi komplikasi, atau
tergolong kehamilan risiko tinggi), sikap dan rencana tindakan
(persiapan persalinan dan rujukan).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa


kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selaman masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut:

1. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12


minggu.
2. Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24
minggu.
3. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan >
24 minggu.

Dengan pelayanan yang baik, dapat diidentifikasi


kehamilan beresiko tinggi dan dilanjutkan dengan perawatan khusus.
Pelayanan antenatal yang berkualitas dan dilakukan sedini mungkin
secara teratur akan membantu pengurangan resiko terhadap kejadian
anemia. Secara ringkas pelayanan antenatal minimal 4 kali salama
kehamilan, yaitu: 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II. Dan
2 kali pada trimseter III untuk mendapatkan pelayanan 10T (Depkes
RI, 1994).

6
2.2 Tujuan Kunjungan Ibu Hamil

Tujuan k1  :

- Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan


klien
- Mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati
 

sebelum mengancam  jiwa ibu


- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
 

anemia karena (-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang


merugikan
- Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan
pendidikan.Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses
alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya.
- Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan
kebersihan,istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi
dan mewaspadai.
- Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya
dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu
- Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail
 

kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan


pribadi serta keluarga.
- Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan
dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan
saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan,
kelahiran atau puerperium.

7
Tujuan k2 :

- Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan


klien
- Mendeteksi komplikas i- komplikasi yang dapat mengancam jiwa
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum karena
(-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan
- Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan
pendidikan.Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses
alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya
- Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan
mewaspadai.
- Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan),
tanyakan gejala, pantau TD (tekanan darah), kaji adanya edema
dan protein uria.
- Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
- Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan
saluran perkemihan.
- Mengulang perencanaan persalinan.

Tujuan k4

- Sama dengan kunjungan I dan II


- Palpasi abdomen
- Mengenali adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan
kehahiran RS.
- Memantapkan persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan.

8
2.3 Pengertian Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang


kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan


umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi
dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh
dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan (Depkes RI, 2009).

Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA, karena di buku


ini terdapat beberapa informasi tentang kehamilan.Akan tetapi, tidak
semua informasi penting termuat di buku KIA. Untuk itu, dibentuklah
program Kelas Ibu Hamil.

Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan


Buku KIA dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan
keluarga agar memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar
bersama dalam kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk
mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman dan nyaman.
Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada
persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar
datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI : 2009).

9
2.4       Tujuan kelas ibu hamil

1)      Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar


memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama
kehamilan,perawatan kehamilan,persalinan,perawatan nifas, KB
pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat
istiadat setempat,penyakit menular dan akte kelahiran. MANFAAT
KELAS IBU HAMIL Bagi ibu hamil dan keluarganya : merupakan
sarana untuk mendapatkan teman, bertanya,mampu mempraktekkan,
serta membantu ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman dan
nyaman.

2)      Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil


dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas
kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan
Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.

3)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang


kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan.

4)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang


perawatan kehamilan.

5)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang


persalinan.

6)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang


perawatan nifas.

7)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang KB


pasca salin.

10
8)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang
perawatan bayi baru lahir.

9)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang


mitos/ keprcayaan/ adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu hamil dan anak.

10)   Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang


penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan
dan penanganan malaria pada ibu hamil)

11)   Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte
kelahiran.

2.5      Keuntungan Kelas Ibu Hamil

1)      Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan


pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi
baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.

2)      Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan


petugas sebelum penyajian materi.

3)      Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan


mengenai topik tertentu.

4)      Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian


materi terstruktur dengan baik.

5)      Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.

6)      Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

11
7)      Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistim pembelajaran.

2.6       Sasaran Kelas Ibu Hamil

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan
20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat,
tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009).

2.7 Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil

Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan


langkah-langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran
kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara  lain sebagai berikut:

1)      Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja.


Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan
umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta
setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan
dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.

2)      Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil,


misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai
pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat.
Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan
lain-lain jika tersedia.

3)      Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal


pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan
disampaikan.

12
4)      Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur
antara 20 sampai 32 minggu.

5)      Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya
dan nara sumber jika diperlukan.

6)      Membuat rencana pelaksanan kegiatan.

7)      Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai


kegiatan/materi ekstra.

8)      Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan


ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit.

2.8 Materi pada Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama


hamil. Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan
disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada
setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini
merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat
dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan
dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan
lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit
(Depkes RI, 2009).

2.9 Monitoring, Evaluasi

1)      Monitoring

Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan


pencapaian serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil
monitoring dapat dijadikan bahan untuk perbaikan dan
pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya.Kegiatan monitoring

13
dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa,
Kecamatan, Kbupaten / Kota dan Provinsi.

2)      Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif


maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator.
Dari hasil evaluasi tersebut bias dijadikansebagai bahan
pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas
ibu hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator
bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan.Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan
evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.

3)      Idikator Keberhasilan

a)       Indikator Input :

 Petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil


 ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
 suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu
hamil
  kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil

b)      Indikator Proses

 Fasilitator : manajemen waktu, penggunaan variasi


metodepembelajaran,bahasan peyampaian,penggunaan alat
bantu,kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku
KIA
 Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan
berdiskusi
 Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu

14
c)      Indikator Output :

 peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA


 ibu yang datang pada K4
 ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan
 ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
 ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes
 IMD
 kader dalam keterlibatan penyelenggaraan

2.10      Pelaporan

Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu


hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu
hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.Pelaporan  disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas
ibu hamil. Isi laporan minimal tentang :

a) Waktu pelaksanaan
b)  Jumlah peserta
c) Proses pertemuan
d) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
e) Hasil evaluasi

Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting disiapkan


adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kesehatan ibu dan anak
yang merupakan Pra-tes dan Post-tes.Dengan ini, pengetahuan ibu hamil
dapat diukur sebelum menerima pembelajaran dan sesudah menerima
pembelajaran.

15
2.11 Pengertian Celengan

Celengan merupakan nama umum untuk kotak akumulasi atau


penabungan koin. Umumnya, celengan digunakan oleh anak-anak.
Celengan biasanya terbuat dari keramik atau porselen. Celengan bertujuan
untuk mengajarkan kepada anak/orang dewasa untuk menabung. Pada
celengan tradisional, uang dapat dengan mudah dimasukkan, namun jika
ingin mengambil uangnya, celengan tersebut harus dipecahkan. Tapi
celengan modern memiliki lubang karet pada bagian bawahnya, untuk
memudahkan dalam mengambil uang yang disimpan dalam celengan
tersebut.

Menabung saat ini merupakan hal yang penting. Karena tabungan


memilki peranan penting di masa depan.  Menabung berarti menyisihkan
sebagian uang kita miliki untuk disimpan. Menabung merupakan salah
satu cara untuk mengelola uang.

Menabung juga dapat dilakukan di Kelas Ibu Hamil. biasanya


dikoordinasikan oleh Ibu- ibu hamil sendiri ataupun petugas kesehatan.
Celengan Bahagia kelas ibu hamil ini salah satu inovasi kesehatan yang
dinilai sangat positif karena langsung menyentuh masyarakat terutama ibu-
ibu hamil tanpa memandang status sosial. Ibu-ibu hamil tidak akan
terbebani dengan inovasi Celengan Bahagia ini, karena beseran uang yang
diceleng sesuai dengan kemampuan yang bisa disisihkan ibu-ibu hamil
setiap kali ikut kelas ibu hamil. Celengan Bahagia ini keberadaanya
terutama pada saat pertama kali ibu hamil mengikuti kelas dan berakhir
ketika ibu sudah mendekati masa persalinan.

Setiap ibu hamil dapat menyisihkan uang untuk ditabung.


Menabung di Kelas Ibu Hamil banyak manfaatnya. Ibu dapat mengambil
uang tabungannya sewaktu-waktu jika diperlukan. Ibu juga dapat
mengambil uang tabungannya pada saat mendekati tafsiran persalinan
untuk membeli perlengkapan bayi dan ibu.

16
2.12 Keuntungan Menabung
Memiliki Kebiasaan menabung sudah jelas sangat berguna untuk
masa depan kita. Menabung adalah menyimpan sejumlah uang agar dapat
digunakan di kemudian hari jika diperlukan. Semakin banyak duit yang
ditabung maka semakin baik. Ada pepatah yang mengatakan "hemat
pangkal kaya", ini maksudnya apabila kita rajin menyimpan banyak uang
dan hidup sederhana tidak berlebihan maka pada akhirnya kita akan dapat
menikmati hasil yang membahagiakan.

17
BAB III

KONDISI DAN POTENSI WILAYAH

3.1. Geografis
Puskesmas Lingkar Barat mempunyai dua Daerah Binaan yaitu
Kelurahan Cempaka Permai dan kelurahan Lingkar Barat yang terletak
dikecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu.

Adapun batas-batas wilayah UPTD PKM. Lingkar Barat adalah


sebagai berikut :

o Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan


Sidomulyo;
o Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan
Kandang
o Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan jalan
Gedang;
o Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pagar
Dewa.

18
Dengan luas wilayah Cempaka Permai 54.40 Ha yang terdiri dari
25 Rt dan 8 Rw. Sedangkan Lingkar Barat Luas Wilayahnya 205 Ha
Beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata 280 C pada musim hujan dan
330 C pada musim kemarau. Keadaan tanahnya sebagian besar berupa
dataran rendah, dibeberapa tempat terdapat rawa dan sedikit berbukit-
bukit. Seluruh wilayah kerja sudah dapat dilalui kendaraan roda 2 (dua)
maupun roda 4 (empat), sarana jalan yang ada sudah 100% diaspal.

3.2. Kependudukan dan Sosial Ekonomi.

a. Kependudukan.

Jumlah penduduk Kelurahan Cempaka Permai adalah sebanyak


7056 jiwa. Yang terdiri dari 3553 jiwa penduduk laki-laki dan 3503
jiwa penduduk perempuan serta 2146 jumlah Kepala Keluarga (KK)
sedangkan Lingkar Barat Jumlah Penduduknya 9032 Jiwa yang
terdiri dari 4280 Jiwa penduduk Laki laki dan 4752 Penduduk
Perempuan serta jumlah Kepala Keluarga (KK) 2245 dengan
kepadatan penduduk dua Kelurahan ini rata-rata 4,965 jiwa/Km 2 serta
sekitar 3 jiwa/KK.

b. Sosial Ekonomi.

Sebagaimana layaknya masyarakat perkotaan lainnya, penduduk


Kelurahan Cempaka Permai adalah masyarakat urban yang
menyebabkan komposisi penduduk menjadi sangat beragam baik
suku, bahasa, agama, pendidikan maupun adat istiadat.

Kelurahan Cempaka Permai secara tata letaknya terbagi menjadi 2


(dua) lokasi yaitu lingkungan Perumnas dan lingkungan masyarakat
biasa. Kedua lingkungan ini tidak saja berbeda letaknya, tetapi
berbeda pula pendidikan, status sosial, heteroginitas serta sifat
kegotong-royongannya. Hal ini tentu membutuhkan strategi
pendekatan kepada masyarakat yang berbeda pula sesuai dengan

19
situasi yang ada. Bahasa sehari-hari yang dipakai adalah bahasa
Indonesia, daerah Bengkulu, Batak, Jawa, Sunda, dan Padang.

Melihat kenyataan keadaan pendidikan masyarakat yang berada


diwilayah kerja puskesmas Lingkar Barat ini cenderung meningkat
dibanding dengan tahun sebelumnya semakin tinggi tingkat
pendidikan masyarakat maka semakin tinggi pula pemahaman dan
kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

Mata pencaharian masyarakat pada umumnya Pegawai Negeri


Sipil (PNS), Swasta, Pedagang. Mayoritas penduduk perumnas adalah
PNS.

3.3. SUMBER DAYA MANUSIA


a. Tenaga Kesehatan

Jumlah dan jenis tenaga kerja kesehatan yang ada di Puskesmas


Lingkar Barat pada tahun 2017 sudah cukup memadai, sehingga dapat
mendukung pelaksanaan kegiatan sehari-hari dipuskesmas. Untuk lebih
rincinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 1
Jumlah Sumber Daya Kesehatan
Di Puskesmas Tahun 2017

No. Jenis Tenaga Jumlah PNS PTT

20
1. Dokter Umum 1 1 -
2. Dokter Gigi 1 1 -
3. Apoteker - - -
4. S1. Ilmu Kesehatan 2 2 -
5. S2. Kesehatan 1 1 -
6. Bidan 11 11 -
7. Perawat 10 10 -
8. Perawat gigi 2 2 -
9. Nutrisionis 2 2 -
10. Tenaga Kesehatan Lain 1 1 -
11 Pejabat sruktural 2 2 --

Sumber : SP2TP

b. Potensi Pendukung

Potensi SDM dan kegiatan pendukung peningkatan kunjungan ibu hamil


(K4) dengan inovasi “Celengan Bahagia” Kelas Ibu Hamil yang ada di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Lingkar Barat adalah:
1. Kegiatan Kelas Ibu Hamil
a) Penanggung jawab kelas ibu hamil : Bidan Koordinator
b) Pemberi materi dan senam ibu hamil : Bidan
c) Motivator kelas ibu hamil : Bidan dan Kader
2. Kegiatan pemerikasaan ibu hamil di posyandu setiap bulan
3. Kegiatan pemerikasaan ibu hamil di puskesmas
4. Kegiatan Sweeping ibu hamil
5. Kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi

c. Sarana

21
Puskesmas Lingkar Barat memiliki sarana yang menunjang keberhasilan
peningkatan kunjungan ibu hamil (K4) dengan inovasi " Celengan Bahagia "
Kelas Ibu Hamil, yaitu:

1. Ruang kelas ibu hamil di Rumah Bidan Juarna Cempaka permai dan di
BPM Lestiniarti Lingkar Barat
2. Kaset VCD tentang gerakan senam ibu hamil
3. Lembar balik materi kelas ibu hamil dan senam ibu hamil
4. Buku KIA

BAB IV

KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN

4.1 KEGIATAN YANG SUDAH DILAKUKAN

1. KELAS IBU HAMIL


- Kegiatan kelas ibu hamil UPTD Puskesmas Lingkar Barat ini di
bagi dua kelurahan ; kelurahan Cempaka Permai di Rumah Bidan
Juarna pada tanggal 13 setiap bulannya dan kelurahan Lingkar
Barat di BPM Lestiniarti pada tanggal 23 setiap bulannya ( Waktu
bisa berubah berdasarkan kesepakatan ), masing - masing kelas di
hadiri minimal 10 orang ibu hamil dengan mendapatkan materi

22
yang diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan
pedoman kelas ibu hamil
- Senam Hamil
- " CELENGAN BAHAGIA " Kelas ibu hamil
- Pemberian Makanan tambahan saat kelas ibu hamil

2. KEGIATAN ANC DI POSYANDU


Kegiatan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di 11 posyandu
setiap bulannya dan memotivasi ibu hamil melaui kader dan bidan supaya
datang mengikuti kelas ibu hamil untuk mendapatkan materi secara
menyeluruh dan terencana selama kehamilan

3. KEGIATAN ANC DI PUSKESMAS


Kegiatan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di puskesmas dan
memotivasi ibu hamil supaya datang mengikuti kelas ibu hamil untuk
mendapatkan materi secara menyeluruh dan terencana selama kehamilan

4. KEGIATAN SWEEPING IBU HAMIL


Kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan terhadap
semua ibu hamil di wilayah kerja puskesmas lingkar barat yang selama
kehamilan tidak memeriksakan kandungannya di puskesmas lingkar barat
atau tempat pelayanan kesehatan lainnya. Melakukan pemeriksaan
kehamilan dan memotivasi ibu hamil supaya datang mengikuti kelas ibu
hamil untuk mendapatkan materi secara menyeluruh dan terencana selama
kehamilan

5. KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL RESIKO TINGGI


Kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan terhadap ibu
hamil yang berisiko tinggi di wilayah kerja puskesmas lingkar. Melakukan
pemeriksaan kehamilan dan memotivasi ibu hamil supaya datang

23
mengikuti kelas ibu hamil untuk mendapatkan materi secara menyeluruh
dan terencana selama kehamilan

6. KERJASAMA LINTAS PROGRAM


Kegiatan bersama Lintas Program yang dilakukan baik kunjungan
rumah, penyuluhan, kolaborasi, pemeriksaan laboratorium gratis bagi ibu
hamil. hal ini dilakukan memotivasi ibu untuk datang kontak dengan
petugas kesehatan.

7. MEDIA INFORMASI ALADIN ( ALbum KegiatAn di DINgding )


Mengumpulkan foto - foto kegiatan dalam upaya peningkatan
cakupan kunjungan ibu hamil K4 yang kemudian ditempel pada karton
dan diberi keterangan. Karton yang sudah terdapat foto - foto kegiatan
kemudian ditempel di dinding papan informasi puskesmas agar
masyarakat/pasien/ibu hamil dapat melihat kegiatan yang telah dilakukan
di Puskesmas Lingkar Barat. Guna menarik perhatian masyarakat untuk
memberikan informasi ke warga yang lain.

4.2 PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Daftar Hadir Kelas Ibu Hamil

24
2. Register Ibu Hamil

25
3. Kohort Ibu Hamil

4. Buku Rekapan Celengan

26
5. Kartu Celengan Bahagia

4.3 HASIL KEGIATAN


1. Jumlah Kelas Ibu Hamil dan Peserta Kelas Ibu Hamil

Tabel. 1
Jumlah Kelas Ibu Hamil dan Peserta Kelas Ibu Hamil dengan Inovasi
Celengan Bahagia Periode April - Desember 2017

No Kelurahan/Desa Jumlah Kelas Jumlah Ratio


Yang Terbentuk Peserta Aktif Peserta
Per Kelas
1 Cempaka Permai 5 68 13
2 Lingkar Barat 6 80 13
Jumlah 11 148

Setiap bulan hanya dibina 1 kelas ibu hamil permasing - masing


kelurahan untuk efektifitas pelaksanaan kelas ibu hamil.

27
Tabel. 2
Jumlah Kelas Ibu Hamil dan Peserta Kelas Ibu Hamil dengan Inovasi
Celengan Bahagia Periode Januari - Juni 2018

No Kelurahan/Desa Jumlah Kelas Jumlah Ratio


Yang Terbentuk Peserta Aktif Peserta
Per Kelas
1 Cempaka Permai 3 30 10
2 Lingkar Barat 4 46 11
Jumlah 7 76

Setiap bulan hanya dibina 1 kelas ibu hamil permasing - masing


kelurahan untuk efektifitas pelaksanaan kelas ibu hamil.

2. Cakupan Ibu Hamil Yang Mengikuti Kelas Ibu Hamil

Tabel. 3
Jumlah Cakupan Ibu Hamil Yang Mengikuti Kelas Ibu hamil dengan
Inovasi Celengan Bahagia Periode April - Desember 2017

No Kelurahan/Desa Jumlah Sasaran Jumlah Cakupan


Ibu hamil Peserta Aktif (%)
1 Cempaka Permai 158 68 43,04
2 Lingkar Barat 170 80 47,06
Jumlah 328 148 45,12

Tabel. 4
Jumlah Cakupan Ibu Hamil Yang Mengikuti Kelas Ibu hamil dengan
Inovasi Celengan Bahagia Periode Januari - Juni 2018

28
No Kelurahan/Desa Jumlah Sasaran Jumlah Cakupan
Ibu hamil Peserta Aktif (%)
1 Cempaka Permai 158 30 19,0
2 Lingkar Barat 170 46 27,06
Jumlah 328 76 23,17

3. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)


Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) UPTD Puskesmas Lingkar
Barat terdiri dari dua kelurahan dengan jumlah K4 tahun 2015 sebanyak
94,13%, tahun 2016 terjadi penurunan sebanyak 83,43%, dan pada
tahun 2017 sebanyak 91,1 %.

Grafik.1

Cakupan K4
96.00%
94.00%
92.00%
90.00%
Cakupan K4
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
94,13 % Th 2015 83,43 % Th 2016 91,16 % Th 2017

29
Grafik. 2
Cakupan K4 Tahun 2018

70

60

50

40

30

20

10

0
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

4.4 KENDALA DAN CARA MENGATASINYA


1. Petugas
Petugas bidan yang mendapatkan Orientasi kelas ibu tingkat
provinsi hanya satu orang, untuk mengatasi ini telah dilakukan
sosialisasi antar bidan - bidan di poli KIA tentang hasil yang didapat
dari orientasi.

2. Peserta

Sebagaimana layaknya masyarakat perkotaan lainnya, peserta kelas


ibu hamil kelurahan cempaka permai adalah ibu - ibu hamil yang sangat
beragam baik suku, bahasa, agama, pendidikan maupun adat istiadat,
serta berbeda pula pendidikan dan status sosial. Untuk mengatasi ini
petugas kesehatan membuat keterikatan ibu-ibu hamil untuk datang
mengikuti kelas ibu hamil secara rutin yaitu dengan inovasi " Celengan
Bahagia " kelas ibu hamil dan kesepakatan waktu kelas ibu hamil.

30
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Inovasi “ CELENGAN BAHAGIA” Kelas Ibu Hamil


meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil ( K4 ) di Wilayah Puskesmas
Lingkar Barat.

5.2 Saran

Perlu dukungan Dinas Kesehatan Kota dan Dinas Kesehatan


Provinsi dalam hal melengkapi alat - alat untuk kebutuhan Kelas Ibu
Hamil, seperti matras, bola karet untuk senam hamil, dll.

31
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Kemenkes RI. 2009 Cetakan 2014,
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota

Linda Yulyani, 2017. Faktor - faktor yang berhubungan dengan kunjungan k4


pada ibu hamil di Puskesmas Danurejan 1 Kota Yogyakarta . Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ' Aisyiyah Yogyakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2015 dan 2016. Profil cakupan K4 di
Provinsi Bengkulu.

http://rianhadyt.blogspot.com/2012/04/manfaat-menabung.html

http://manfaat.co.id/manfaat-menabung

http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/05/manfaat-menabung.html

32
LAMPIRAN

A. Kelas Ibu Hamil

33
34
B. Senam Hamil

35
C. Inovasi " Celengan Bahagia "

36
37
38
39
40
D. Makanan Tambahan Kelas Ibu hami

41
42
E. Pemeriksaan ANC di Posyandu

43
F. Pemeriksaan ANC di Puskesmas

44
G. Kegiatan Sweeping Ibu Hamil

45
H. Kunjungan Rumah Ibu Hamil Resiko Tinggi

46
I. Kerjasama Lintas Program

47
48
49
J. Media Informasi ALADIN ( ALbum KegiatAn di DINGding )

50

Anda mungkin juga menyukai