Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)

Nama Kelompok 4 :
1. Anis Septia Ningsih (04)
2. Kamelia (16)
3. Liwaul Wilaya (23)
4. Sekar Ayu Nirmalasari (34)
5. Yuni Maghfiroh (41)
6. Lailatul Mukodimah (07)
7. Mufidatus Sa’adah (08)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NGUDIA HUSADA MADURA
2018-2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)


Tempat : Posyandu
Hari/ tanggal :
Waktu :
Sasaran :

A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM)”, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya Perkembangan
Tumbuh Kembang anak.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang:
1. Pengertian Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
2. Pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Leaflet

E. Strategi Pelaksanaan
Tahap Kegiatan Respon Waktu
Pembukaan 1. Salam Pembuka - Menjawab salam 5 menit
2. Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
3. Menjelaskan jalannya penyuluhan
Isi 1. Menjelaskan - Mendengarkan 25
Pengertian Manajemen Terpadu penjelasan menit
Bayi Muda (MTBM)
- Menanyakan yang
2. Melaksanakan Manajemen
belum dimengerti
Terpadu Bayi Muda (MTBM)

Penutup 1. Menanyakan kembali pada peserta - Menjawab 7 menit.


pertanyaan
2. Memberikan reinforcement
positif. - Menyimak
3. Salam penutup. - Menjawab salam

F. Evaluasi
a. Prosedur : Post Lisan
b. Bentuk : Lisan
c. Jenis : Tanya Jawab
MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)

A. Pengertian MTBM
Manajemen Terpadu Bayi Muda merupakan pendekatan yang digunakan dengan konsep yang
terpadu untuk bayi muda yang usianya 1 hari- 2 bulan baik yang berkondisi sehat ataupun sakit.
Dalam pendekatan ini juga menggunakan suatu persepsi untuk menggunakan fasilitas rawat jalan
untuk pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong
neonatal oleh petugas kesehatan.

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/ terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara
menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
penatalaksanaan balita sakit. Dalam perkembangannya MTBS juga mencakup Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Umur 2 bulan tidak termasuk pada bayi muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun.

Bayi Muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama
pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama
kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut
merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi
penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola
penyakit pada anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda
ke fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh
petugas kesehatan.

Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi dini. Jika
ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan
Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses penanganan bayi muda
tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.

B. Pelaksanaan MTBM
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan
penjelasan cara pelaksanaannya :
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah Bayi Muda. Tentukan pemeriksaan ini merupakan
kunjungan atau kontak pertama dengan Bayi Muda atau kunjungan ulang untuk masalah yang
sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan
dipelajari pada materi tindak lanjut.
Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
A. Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. infeksi sistemik gejalanya tidak
terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi system organ seperi: gangguan
kesadaran sampai kejang, gangguan nafas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah,
diare, demam, atau hipotermia. pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas,
bengkak, merah.
 Memeriksa gejala kejang
Pemeriksaan ini dilakukan pada semua bayi muda merupakan gejala kelainan susunan syaraf
pusat dan merupakan keadaan darurat. kejang pada bayi muda umur kurang dari dua hari
berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir dan kelainan bawaan, sedangkan kejang pada umur
lebih dari dua hari dikaitkan dengan tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan metabolik seperti
kurangnya kadar gula darah. pada bayi kurang bulan, kejang lebih sering disebabkan oleh
perdarahan intracranial.
Tanda atau Gejala Klasifikasi
O tidak mau minum atau Penyakit sangat berat atau infeksi
memuntahkan semua atau bakteri berat
O riwayat kejang atau
O bergerak hanya jika
distimulasi atau
O napas cepat atau
O napas lambat atau
O tarikan dinding dada ke
dalam yang kuat atau
O merintih atau
O demam (≥ 37,5c) atau
O hipotermi ( <35,5c) atau
O nanah yang banyak di
mata atau
O pusar kemerahan meluas
sampai dinding perut
O pustul kulit atau Infeksi bakteri lokal
O mata bernanah atau
O pusat kemerahan atau
bernanah
O tidak terdapat salah satu Mungkin bukan infeksi
tanda diatas

 Memeriksa gejala gangguan nafas


Frekuensi nafas normal bayi cukup bulan adalah 30-50 kali/menit. Frekuensi nafas lebih dari
60 kali/menit atau kurang dari 30 kali/menit dan menetap menunjukan ada gangguan nafas,
biasanya disertai tanda bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat, pernafasan
cuping hidung serta terdengar suara merintih..
 Memeriksa gejala hipotermia
Suhu normal pada bayi adalah 36,5-37,5 0 C suhu <35,5 o C disebut hipotermia berat yang
mengindikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk.
 Memeriksa infeksi bakteri lokal
Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada kulit,mata dan
piusar
B. Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan gejalanya yang terkait.
Klasifikasikan balita muda untuk dehidrasi nya dan klasifikasikan juga untuk diare persisten dan
kemungkinan disentri
 Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Diare
Menilai Diare
Bayi yang dehidrasi, biasanya gelisah atau rewel. jika dehidrasi berlanjut, bayi menjadi letargis
atau tidak sadar. karena bayi kehilangan cairan, matanya mungkin kelihatan kuning. jika kulit
perut dicubit, kulitnya akan lambat kembali
Klasifikasi Diare
Jika terdapat 2 atau lebih tanda yang terdapat pada baris atas dengan penilaian dan klasifikasi,
klasifikasi status dehidrasi bayi sebagai diare dehidrasi berat. jika tidak ada tanda sebagai mana
tercantum pada baris atas,l ihat baris bawah berikutnya. jika ditemukan 2 atau lebih tanda gejala
pada baris kedua, klasifikasikan bayi muda sebagai diare dehidrasi ringan atau sedang. jika tidak
cukup tanda gejala untuk diare dehidrasi berat atau ringan/sedang, maka bayi diklasifikasikan
sebagai Diare Tanpa Dehidrasi.

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI BERAT
o Letargis atau tidak sadar
o Mata Cekung
o Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI RINGAN
/SEDANG
o Gelisah atau rewel
o Mata Cekung
o Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau DIARE TANPA DEHIDRASI
ringan/sedang
C. Memeriksa ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada
 Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Ikterus
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan, yang diakibatkan
oleh penumpukan bilirubin, sebagian lainnya karena ketidak cocokan golongan darah ibu dan
bayi. peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada
gangguan pengeluarannya.

Menilai Ikterus
Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara sederhana yaitu metode
“Kramer“ pada waktu memeriksa sebaiknya dibawah cahaya/sinar dan kulit ditekan sedikit.
1. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER
 Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
 Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
 Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
 Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
 Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

Tanda dan Gejala Klasifikasi

 Timbul kuning pada hari pertama (< 24 jam) IKTERUS BERAT


ATAU
 Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14
hari ATAU
 Kuning sampai telapak tangan /telapak kaki
ATAU
 Tinja berwarna pucat
 Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ IKTERUS
14 hari dan tidak sampai telapak tangan/kaki
 Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS

D. Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian asi. Selanjutnya
klasifikasikan balita muda berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan
 Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Kemungkinan Berat Badan Rendah Atau Masalah
Pemberian ASI
Pemberian ASI merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
pada umur 6 bulan pertama kehidupannya. Jika ada masalah perpemberian asipada masa ini,
bayi dapat kekurangn gizi dan mudah terserang penyakit. Keadan ini akan berdampak pada
tumbuh kembang anak anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan kematian.
Masalah yangsering ditemukan pada balita muda adalah berat badan rendah menurut umur. Hal
ini dapat menggambarkan adanya masalah pemberian ASI. Masalah pemberianASI pada balita
muda cukup bulan biasanya berkaitan dengan masukan ASI yang kurang. Masalah pemberian
ASI pada bayi lahir kurang bulan biasanya terkait dengan reflex isap yang belum sempurna.

 Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/ Atau Masalah Pemberian ASI
a. menanyakan apakah dilakukan inisiasi menyusu dini, apakah ibu mengalami kesulitan
pemberian asi, apa saja yang diberikan kepada bayi dan berapa kali
melakukan penilaian tentang cara menyusui dan memeriksa apakah ada trush atau kelainan
pada bibir atau langit-langit.
b. memastikan apakah berat badan bayi sesuai menurut umur dengan menggunakan grafik barat
badan menurut umur yang berbeda untuk bayi laki-laki dan perempuan.

E. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi dan pemberian vit k
 Memeriksa Status Imunisasi
Periksa status imunisasi bayi muda, apakah sudah mendapatkan imunisasi HB-0, jika umur bayi
lebih dari 7 hari tidak lagi diberikan HB-0. diberkan HB-1 pada umur 2 bulan.

 Menentukan Status imunisasi Bayi


Tanyakan kepada ibu, apakah bayi sudah mendapat imunisasi. Jika YA tanyakan jenis dan
waktu pemberian imunisasi tersebut.
Imunisasi HB-O di suntikan di paha kanan bayi segera setelah lahir, setelah inisiasi menyusu
dini dan penyuntikan vitamin K1 atau pada waktu kunjungan rumah.
Imunisasi BCG di berikan melalui suntikan di lengan kanan bayi segera setelah persalinan
di rumah sakit atau di klinik
Imunisasi Polio diberikan secara oral, 2 tetes.
Pada bagian bawah formulir pensatatan beri tanda √ pada jenis imunisasi yang sudah diterima.
Lingkari imunisasi apa saja yang dibutuhkan hari ini.
F. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, perdarahan tali
pusat dan sebagainya.
Ø Memeriksa Kelainan Bawaan / Kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan pada bayi baru lahir yang bukan akibat trauma
lahir. Kematian pada bayi baru lahir dengan kelainan kongenital banyak terjadi akibat
malformasi yang tidak mungkin hidup atau yang memerlukan tindakan bedah namun tidak
dapat dilakukan segera. Kelainan kongenital lain tidak memberikan dampak buruk, bahkan
bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal bila di koreksi seperti bibir/langit-langit
sumbing.
Untuk mengenali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian kelainan fisik. Dari
pemeriksaan fisik, petugas kesehatan dapat mengenali beberapa kelainan bawaan yang sering
dijumpai serta tindakan yang harus dilakukan.

Ø Memeriksa Kemungkinan Trauma Lahir


Trauma lahir merupakan salah satu masalah dalam perinatologi, karena masih tingginya angka
kematian, kesakitan dan gejala sisa yang ditimbulkan di kemudian hari.

Ø Memeriksa Perdarahan Tali Pusat


Lakukan pemeriksaan apakah ada perdarahan tali pusat. Perdarahan terjadi karena ikatan tali
pusat menjadi longgar setelah beberapa kali. Perdarahan kali pusat yang tidak di tangani secara
cepat dapat menyebabkan syok.

G. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan bayinya.
Jika bayi muda membutuhkan rujukan segera lanjutkan pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu
melakukan penilaian pemberian asi karena akan memperlambat rujukan

Anda mungkin juga menyukai