Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Melalui program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Program KIA termasuk satu dari enam program pokok (basic six) Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Keberhasilan program KIA menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Angka kematian ibu dan bayi di Sumatera Barat masih belum mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu angka kematian bayi 23/1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu 102/100.000 kelahiran hidup. Dari hasil Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi di Sumatera Barat mencapai 47/1000 kelahiran hidup, sementara angka kematian ibu mencapai 228/100.000. Data dari Puskesmas Ambacang dari bulan Januari hingga September tahun 2012, ditemukan kematian bayi berjumlah 9 orang. Oleh karena pentingnya kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu indikator kesehatan, maka penulis mengangkatkan makalah Pelaksanaan Program KIA dan KB di Puskesmas Ambacang sebagai perbandingan bagi puskesmas lain dan sebagai evaluasi bagi Puskesmas Ambacang sendiri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik di bidang KIA di masa yang akan datang. 1.2 Batasan Masalah Makalah ini membahas mengenai Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) dan Pelaksanaan program KIA dan KB di Puskesmas Ambacang.
1

1.3 Tujuan Penulisan 1. 2. Mengetahui program KIA dan KB di Puskesmas Ambacang Mengetahui pelaksanaan program KIA dan KB di Puskesmas Ambacang.

1.4 Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur, laporan tahunan dan laporan bulanan Puskesmas Ambacang, dan diskusi dengan Pjs kepala puskesmas dan pemegang program KIA-KB Puskesmas Ambacang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Program KIA KB Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari enam program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.

2.2 Program Pokok pada Pelayanan KIA KB Berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI, maka program di puskesmas, khususnya KIA KB harus meliputi sebagai berikut : 2.2.1 Pelayanan Antenatal Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya, yang disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Antenatal, yang terdiri dari : a) Timbang berat badan b) Ukur tekanan darah c) Nilai status gizi (LILA) d) Ukur tinggi fundus uteri e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). f) Pemberian imunisasi TT lengkap g) Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan. h) Test laboratorium (rutin dan khusus) i) Tatalaksana kasus j) Temu wicara (konseling) Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga.

2.2.2 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Hal ini diutamakan untuk : Mencegah terjadinya infeksi Menerapkan metode persalinan yang sesuai dengan standar Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Memberikan injeksi vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir

2.2.3 Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan. Faktor resiko pada ibu hamil adalah : Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun Anak > 4 orang Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Kurang energi kronis (KEK) dengan LLA < 23,5 cm atau penambahan berat badan > 9 kg selama masa kehamilan Anemia dengan Hb < 11 g/dl TB < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau pada kehamilan sekarang. Sedang menderita penyakit kronis antaranya : TBC, kelainan jantung, ginjal, hati, kelainan endokrin, tumor dan keganasan Riwayat kehamilan buruk (abortus berulang, mola hidatidosa, KPD, kehamilan ektopik, bayi dengan cacat kongenital) Riwayat persalinan dengan komplikasi (sectio cesaria, ekstraksi vakum / forcep) Kelainan jumlah janin (kehamilan ganda) Kelainan besar janin Kelainan letak janin

2.2.4 Penanganan Komplikasi Kebidanan Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Pelayanan obstetri : Penanganan pendarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan Pencegahan dan penanganan infeksi Penanganan partus lama / macet Penanganan abortus Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan

Pelayanan neonatus : Pencegahan dan penanganan asfiksia Pencegahan dan penanganan hipotermi Penanganan BBLR Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus ringan sedang Pencegahan dan penangan gangguan minum

2.2.5 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan kesehatan Ibu Nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu: Kunjungan nifas pertama (KF1) Kunjungan nifas kedua (KF2) Kunjungan nifas ketiga (KF3) : 6 jam 3 hari pasca persalinan : 4 28 hari pasca persalinan : 29 42 hari pasca persalinan

Pelayanan yang diberikan adalah : Pemeriksaan TD, nadi, respirasi dan suhu Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI ekslusif Pemberian kapsul vit A sebanyak 2 kali (segera setelah melahirkan dan 24 jam setelah pemberian pertama) Pelayanan KB pasca persalinan
5

2.2.6 Pelayanan Kesehatan Neonatus Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 28 hari setelah lahir, yaitu: Kunjungan Neonatus ke-1 ( KN 1 ) : 6 - 48 jam setelah lahir Kunjungan Neonatus ke-2 ( KN 2 ) : hari ke 3 7 setelah lahir Kunjungan Neonatus ke-3 ( KN 3 ) : hari ke 8 28 setelah lahir

2.2.7 Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecatatan dan kematian oleh tenaga kesehatan. Tanda- tanda neonatus dengan komplikasi : Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua yang masuk kemulutnya Riwayat kejang Bergerak jika hanya dirangsang Frewensi napas < 30 x / menit atau > 60 x / menit Suhu tubuh < 35,5 0C atau > 37,5 0C Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat Ada pustul di kulit Nanah banyak di mata Pusar kemerahan meluas ke dinding perut BBLR atau ada masalah menyusu Berat menurut umur rendah Adanya kelainan kongenital Prematuritas Asfiksia Infeksi bakteri Kejang Ikterus Diare Hipotermi Tetanus neonatorum Trauma lahir, sindrom gangguan pernapasan, dll.
6

2.2.8 Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan setelah lahir. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi : Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, polio 1- 4, DPT / Hb, campak) sebelum usia 1 tahun Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) Pemberian vitamin A (6 11 bulan) Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA. Penanganan dan rujukan kasus jika perlu Penanganan dengan metoda MTBS

2.2.9 Pelayanan Kesehatan Anak Balita Masa balita merupaka masa keemasan atau golden periode dimana terbentuk dasar dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pelayanan sesuai standar yang diberikan meliputi : Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) Pemberian vitamin A dosis tinggi, 2 kali setahun. Kepemilikan dan pemamfaatan buku KIA oleh setiap anak balita Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menngunakan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

2.2.10 Pelayanan KB Berkualitas Pelayananan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkonstribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik), serta meningkatkan fertililitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak. Metode kontrasepsi meliputi : KB alamiah (sistem kalender, coitus interuptus)
7

Metode KB hormonal ( pil, suntik, susuk ) Metode KB non hormonal (kondom, AKDR / IUD, vasektomi, dan tubektomi)

2.3 Indikator Pemantauan Keberhasilan Program KIA Tabel 2.1.Indikator pemantauan keberhasilan program KIA NO PROGRAM KIA INDIKATOR PEMANTAUAN 1 2 3 4 5 ANTENATAL CARE PERTOLONGAN PERSALINAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS PELAYANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN K1, K4 Pn KF1, KF3 KN1 , KN3 - PEMERIKSAAN ANC - PEMERIKSAAN PADA SAAT PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS 6 PELAYANAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI PEMERIKSAAN WAKTU KUNJUNGAN NEONATUS 7 PELAYANAN KESEHATAN BAYI - PEMBERIAN IMUNISASI LENGKAP - PEMBERIAN VITAMIN A(6-11 BULAN) - ASI EKLUSIF 8 PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA PEMBERIAN VITAMIN A (1-5 TAHUN) 2 X SETAHUN 9 PELAYANAN KB BERKUALITAS KB AKTIF

Sumber : Laporan Puskemas Ambacang tahun 2011


8

Keterangan : K1 : Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada trimester pertama K4 : Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar (paling sedikit 4 kali selama kehamilan) Pn : Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan KF 1 : Kunjungan nifas 6 jam 3 hari setelah persalinan KF 3 : Kunjungan nifas dari hari ke 29 42 hari pasca persalinan KN 1 : Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar setelah 6 48 jam pasca persalinan KN 3 : Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar setelah 8 28 hari pasca persalinan

BAB III ANALISIS SITUASI

3.1. Gambaran Umum Puskesmas Ambacang terletak di salah satu kelurahan di Kecamatan Kuranji Kota Padang yaitu Kelurahan Pasar Ambacang. Oleh karena terletak di Kelurahan tersebutlah maka nama Puskesmas pun diberikan dengan nama yang sama yaitu Puskesmas Ambacang yang untuk selanjutnya sesuai dengan masukan dari berbagai pihak antara lain dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang disebut dengan Puskesmas Ambacang saja, Puskesmas ini pada awalnya merupakan bagian dari Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat terbatas dalam bentuk Puskesmas Pembantu yang berinduk ke Puskesmas Kuranji, dan sejak tahun 2006 dikembangkan menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat dengan pelayanan penuh dan terlepas dari Puskesmas Kuranji sendiri. 3.2 Geografi Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang berbatasan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang. Batas batas wilayah kerja Puskesmas Ambacang yaitu : Utara Timur Selatan Barat : Kelurahan Korong Gadang Kec. Kuranji. : Kecamatan Pauh, : Kecamatan Pauh dan Lubuk Begalung. : Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Nanggalo. Puskesmas Ambacang terletak pada 0 55' 25.15", Lintang Selatan dan +100 23' 50.14" Lintang Utara. Luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang sekitar 12 km2, mewilayahi 4 kelurahan yaitu : Kelurahan Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ampang dan Kelurahan Lubuk Lintah. Umumnya masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan mempunyai aksesibilitas yang mudah dari dan ke puskesmas.

10

Secara sketsa, wilayah kerja Puskesmas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Geomapping Puskesmas Ambacang Sumber : Laporan Puskemas Ambacang tahun 2011

3.3 Demografi Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang selama tahun 2011 adalah : 46900 jiwa dengan distribusi kependudukan menurut kelurahan sebagai berikut: Kelurahan Pasar ambacang Kelurahan Anduring Kelurahan Lubuk Lintah Kelurahan Ampang : 16818 : 13412 : 9737 : 6933

3.4 Prasarana dan Sarana Kesehatan serta sasaran Kesehatan Puskesmas Ambacang pada saat ini telah memiliki prasarana dan sarana yang relatif lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Prasarana gedung dengan 2 lantai mampu dmamfaatkan untuk pelayanan dan kegiatan administarsi/manajemen. Begitu pula prasarana kendaraan roda 4 dan roda 2 telah mampu menjangkau pelayanan terutama luar gedung seperti posyandu, UKS serta pembinaan desa siaga.

11

BAB IV PEMBAHASAN

4.1

Program KIA di Pukesmas Ambacang Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Ambacang berpedoman pada Pelayanan Kesehatan Dasar dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan Permenkes RI No. 741/Menkes/PER/VII/2008, poin 1 12 dan ketentuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

4.1.1 Program Kesehatan Ibu di Puskesmas Ambacang Program Kesehatan ibu di Puskesmas Ambacang tahun 2012 antara lain : 1. Pelayanan KIA ibu, kegiatannya : a. Pendataan dan pencatatan K1 K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil di trimester pertama. Protap pelayanan pemeriksaan ibu hamil di Puskesmas Ambacang : Petugas menerima kunjungan ibu hamil di ruang KIA setelah mendaftar di loket pendaftaran Petugas melakukan anamnesis Petugas mempersilahkan ibu hamil ke laboratorium untuk periksa Hb dan golongan darah (untuk bumil K1) serta pemeriksaan laboratorium lainnya atas indikasi. Petugas melakukan pemeriksaan : Tinggi badan, berat badan, LLA, dan tekanan darah Melakukan pemeriksaan TFU, posisi janin, persentasi janin Pemeriksaan DJJ Petugas memberikan imunisasi TT. Petugas memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai gizi bumil, hygiene perorangan, perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya periksa kehamilan secara rutin sesuai umur kehamilan, dan pesan supaya persalinan dilakukan dengan tenaga kesehatan Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu, buku KIA, kohort hamil Petugas menulis resep (kalsium laktat, Fe, dan vitamin)

12

Petugas mendeteksi risiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU, dokter spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien

Petugas merujuk ke ruang pengobatan pada pemeriksaan pertama (K1) atau bila ada indikasi

Berikut adalah hasil pencapaian K1 di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 :
97.2 89.1 81 72.9 64.8 56.7 48.6 40.5 32.4 24.3 16.2 8.1 0 Komulatif Bulan Lalu Bulan ini Trend

Target : 72,9 %

Axis Title

Anduring 72.96 30 28

Lb Lintah 71.3 27 17

Ps Ambacang 65.97 52 32

Ampang 62.26 11 7

Puskesmas 68.83 120 84

Grafik 4.1 Kunjungan Ibu Hamil KI Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pelayanan K1 di puskesmas Ambacang, hingga bulan September belum mencapai target. Hal ini disebabkan oleh pendataan yang belum maksimal dari petugas KIA KB. Banyak ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas Ambacang yang memeriksakan kehamilannya ke bidan praktek

swasta, dokter umum/spesialis, dan juga ke rumah sakit setempat, tetapi belum dimasukkan datanya ke dalam pelaporan di puskesmas. Untuk alternatif pemecahan masalah, petugas KIA KB harus lebih aktif lagi melakukan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) dan bekerja sama dengan bidan penanggung jawab wilayah. Diharapkan hingga akhir 2012, K1 puskesmas Ambacang bisa mencapai target dari DKK yaitu 97%.

13

b. Pendataan dan pencatatan K4 Adalah cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antental sesuai standar, 2 kali pada trimester III disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Berikut adalah hasil pencapaian K1 di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 :
92.4 84.7 77 69.3 61.6 53.9 46.2 38.5 30.8 23.1 15.4 7.7 0 Lb Lintah Komulatif Bulan Lalu Bulan ini Trend 93.7 21 14

Target : 69,3 %

Ps Ambacang 63.9 38 32

Ampang 56.6 15 3

Anduring 49.5 25 22

Puskemas 64.9 99 71

Grafik 4.2 Kunjungan Ibu Hamil K4 Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Dari grafik tersebut, puskesmas Ambacang sudah hampir mencapai target K4 bulan September. Yang menjadi perhatian mencolok adalah pencapaian dari kelurahan Lubuk Lintah yang sangat jauh melampaui target. Kekurangan yang terjadi masih merupakan masalah yang sama dengan program K1, yaitu masalah pendataan. Selain PWS yang belum optimal, khusus untuk kelurahan Lubuk Lintah, petugas khawatir terjadi double entry data. Sehingga evaluasi cermat juga dibutuhkan. Secara umum, karena pencapaian dengan selisih yang tidak jauh, petugas KIA KB optimis bisa mencukupkan hingga target pada akhir 2012. Kegiatan Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) P4K berbentuk stiker yang berisi nama ibu, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon pendonor
14

darah. P4K bertujuan untuk menuju persalinan yang aman dan selamat. Stiker P4K ditempel di pintu rumah masing-masing bumil. Berikut ini adalah contoh stiker P4K :

Gambar 4.1. P4K

Berikut pelaksanaannya di wilayah Puskesmas Ambacang tahun 2011: Tabel 4.1 Pelaksanaan P4K di Puskesmas Ambacang Tahun 2011 N O 1. 2. 3. % Kelurahan yang melaksanakan P4K dengan stiker % Ibu hamil mendapat stiker % Ibu hamil berstiker mendapat pelayanan Antenatal sesuai standar 4. 5. % Ibu hamil berstiker bersalin ditenaga kesehatan % Ibu hamil, bersalin & nifas berstiker yang mengalami komplikasi di tangani Sumber: Laporan Puskemas Ambacang tahun 2011 940 110 89,8 100 4 1046 1023 100 100 95,3 KEGIATAN JUMLAH %

Dari diskusi dengan pemegang program KIA KB, diakui data untuk tahun 2012 belum ada. Dalam pelaksanaannya tahun ini, stiker P4K tetap selalu diberikan kepada ibu hamil yang baru memeriksakan kehamilannya ke puskesmas. Untuk pemantauan penempelan stiker, tidak pernah dilakukan petugas. Namun, dalam hal ini, petugas KIA KB selalu berkordinasi dengan kader di lapangan.

15

Kelas ibu hamil Program kelas bumil di Puskesmas Ambacang sudah memiliki 4 kelas, 1 kelas di masing-masing kelurahan. Kelas bumil diadakan pada hari Rabu minggu ke 3. Meteri yang diberikan ada 3, yaitu kehamilan, persalinan, dan nifas-bayi baru lahir. Permasalahan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil ini adalah masih kurangnya antusias ibu hamil untuk ikut. Seharusnya, 1 kelas diikuti oleh 10 ibu hamil, tapi pada kenyataannya, kadang hanya diikuti oleh 5 6 orang. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi petugas puskesmas dan kader untuk lebih aktif lagi mengajak bumil mengikuti kelas. Selain itu, materi yang diberikan sebaiknya dipersiapkan semaksimal mungkin, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik.

2. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Jumlah persalinan bumil di puskesmas Ambacang diketahui dari laporan bidan puskesmas, bidan praktek swasta, dan rumah sakit yang berada di kawasan Puskesmas Ambacang yang dilaporkan setiap bulannya. Jika ada bumil yang melahirkan tidak ada didalam data, maka kader akan mengunjungi rumah bumil tersebut atau dihubungi lewat telpon. Dari laporan tersebut diketahui apakah ada ibu hamil dan bayi yang meninggal saat persalinan. Berikut adalah cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012

16

92.4 84.7 77 69.3 61.6 53.9 46.2 38.5 30.8 23.1 15.4 7.7 0
Anduring Komulatif Bulan Lalu Bulan Ini Trend 72.6 24 19 Lb Lintah 68.8 17 18

Target : 69,3%

Ps Ambacang 67.03 37 32

Ampang 56.3 19 12

Puskesms 67.4 97 81

Grafik 4.3 Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa dari target 69% untuk bulan September, puskesmas sudah mencapai 67%nya. karena tidak semua ibu hamil melahirkan di puskesmas, maka PWS yang optimal sangat dibutuhkan sehingga data bumil yang melahirkan dengan tenaga kesehatan bisa direkap dengan baik. Selain itu, dari diskusi dengan pemegang program, diketahui bahwa di wilayah kerja puskesmas Ambacang tidak ada lagi praktek dukun beranak, sehingga sudah seluruh bumil yang ada di wilayah kerja puskesmas melahirkan dengan tenaga kesehatan yang kompeten.

3. Pelayanan Kesehatan Nifas Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam s/d hari-3 (KF 1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF 2) dan hari ke-29 s/d hari ke-42 (KF 3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

17

Kegiatannya antara lain : Pemeriksaan Vital Sign ,TFU (Involusi Uterus), Lockea dan keluaran pervaginam,Periksa payudaradan ASI Eksklusif, Vit A 200.000 IU dua kali, Pertama segera setelah lahir, kedua setelah 24 jam pemberian yg pertama,Pelayanan KB Pasca salin Berikut adalah cakupan pelayanan kesehatan nifas lengkap (KF3) di

puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 : 87.6 80.3 73 65.7 58.4 51.1 43.8 36.5 29.2 21.9 14.6 7.3 0 Lb Lintah Anduring 62.7

Target : 65,7%

Ps Ambacang 58.5

Ampang 52.7

Puskesmas 61.03

Komulatif
Bulan Lalu Bulan Ini Trend

68.8

18
17

21
9

31
24

5
11

75
61

Grafik 4.4 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Berdasarkan grafik di atas, angka cakupan pelayanan ibu nifas lengkap di puskesmas Ambacang, hingga bulan September 2012 sudah hampir mencapai target, yaitu hanya selisih 4 %. Diharapkan petugas lebih aktif dan cermat lagi dalam pendataan sehingga cakupan pelayanan ibu nifas bisa optimal.

4. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (PK) Adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu yang di tangani secara definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat dasar dan rujukan.

18

Berikut adalah data komplikasi obstetric yang ditangani pusekesmas Ambacang hingga bulan September tahun 2012 : 67.2 61.6 56 50.4 44.8 39.2 33.6 28 22.4 16.8 11.2 5.6 0 Lb Lintah Komulatif Bulan Lalu Bulan Ini Trend Grafik 4.5 Cakupan Bumil, Bulin, dan Bufas dengan Komplikasi yang ditangani Puskesmas Ambacang Triwulan III Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012 40 1 0

Target : 50,4 %

Ps Ambacang 29.9 2 0

Ampang 25 0 0

Anduring 21.3 0 4

Puskesmas 28.8 3 4

Dari grafik diatas, hingga September 2012, cakupan penanganan komplikasi obstetric di puskesmas Ambacang masih jau dari target. Hal ini bisa dikarenakan kasus komplikasi obstetric di wilayah kerja puskesmas Ambacang memang sedikit, atau karena PWS yang kurang optimal sehingga capaian masih kurang. Sehingga diperlukan evaluasi program dan kerjasama dengan bidan pembina wilayah setempat.

4.1.2 Program Kesehatan Anak 1. Kesehatan Neonatus a. Pelayanan KN 1, KN2, dan KN3 Adalah cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kepada neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar. Pelayanan yang diberikan: MTBM, pemeriksaan dan perawatan BBL, pemeriksaan tanda bahaya, pemberian imunisasi, konseling dengan menggunakan buku KIA, penanganan dan rujukan kasus
19

Berikut adalah cakupan pelayanan neonatal lengkap (KN3) di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 :

87.6 80.3 73 65.7 58.4 51.1 43.8 36.5 29.2 21.9 14.6 7.3 0 Lb Lintah Komulatif Bulan Lalu Bulan Ini Trend 73.4 18 17

Target : 65,7%

Ps Anduring Ambacang 64 31 24 62.01 21 9

Ampang 50.69 15 11

Puskesmas 63.42 85 61

Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Neonatal Lengkap Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Dari grafik di atas, diketahui bahwa pencapaian pelayanan neonatal lengkap di puskesmas Ambacang hingga bulan September tahun 2012 sudah hampir mencapai target. Namun, dari keseluruhan, pencapaian pada bulan September mengalami penurunan dibandingkan bulan lalu. Hal ini mesti dicermati oleh petugas dan kader. b. Penanganan Komplikasi Neonatus Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang di tangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Berikut adalah cakupan neonatus resiko tinggi di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 :

20

7% 20%

Jumlah : 15 Orang
40%
Ps Ambacang : 6 Orang Lb Lintah : 5 Orang Anduring : 3 Orang Ampang : 1 Orang

33%

Grafik 4.7 Cakupan Neonatus Resti Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa neonatus resiko tinggi paling banyak ditemukan di kelurahan Pasar Ambacang. Hal ini harus menjadi perhatian petugas KIA KB bersama dengan bidan pembina wilayah setempat. Penjaringan yang cermat dimulai sejak ibu hamil pertama kali memeriksakan kehamilannya. Dari diskusi dengan pemegang program, diketahui bahwa seluruh neonatus resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Ambacang sudah ditangani oleh tenaga kesehatan yang kompeten, baik dari puskesmas, maupun melalui rujukan.

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 hari-12 bulan (Kunjungan Bayi) Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari s/d 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Berikut adalah kunjungan bayi di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 :

21

87.6 80.3 73 65.7 58.4 51.1 43.8 36.5 29.2 21.9 14.6 7.3 0 Komulatif Sasaran Pencapaian

Target : 65,7 %

Lb Lintah 67 203 136

Anduring Ps Ambacang Ampang 64.5 279 180 63.3 350 223 63.2 144 91

Puskesmas 64.5 976 630

Grafik 4.8 Kunjungan Bayi Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Berdasarkan grafik, kunjungan bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap di puskesmas Ambacang sudah hampir mencapai target. Pendataan yang optimal sangat dibutuhkan karena tidak semua bayi di wilayah kerja puskesmas Ambacang datang ke puskesmas untuk pemeriksaannya. Oleh karena itu, petugas puskesmas harus bekerja sama dengan bidan Pembina wilayah setempat dan kader.

3. Cakupan Pelayanan Anak Balita (12-59 bulan) Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun, pemberian vitamin A sebanyak 2 kali setahun. Berikut adalah kunjungan balita di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 :

22

Ps Ambacang Anduring Komulatif 63.6 61.8 Sasaran 1372 1095 Pencapaian 873 677

80.4 73.7 67 60.3 53.6 46.9 40.2 33.5 26.8 20.1 13.4 6.7 0

Target : 60,3 %

Lb Lintah 58.7 794 466

Ampang 56.7 566 321

Puskesmas 61.1 3827 2337

Grafik 4.9 Kunjungan Balita Triwulan III Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Berdasarkan grafik, dari target 60% pada bulan September, puskesmas Ambacang sudah melebihi yaitu 61%. Seperti halnya kunjungan bayi, angka kunjungan balita juga didapatkan dari luar puskesmas, yakni dari posyandu dan juga bidan swasta wilayah setempat.

4.1.3 Program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Ambacang Kegiatan program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Ambacang sifatnya menunggu. Program KB yang bekerja sama dengan BKKBN, sehingga bagi keluarga yang ingin KB, ini bisa didapatkan secara cuma-cuma, dan jenis KB nya ialah: 1. Suntik 2. IUD 3. Pil 4. Implan 5. Kondom Kegiatan lainnya adalah konseling dan penyuluhan KB yang berkerja sama dengan program promkes pada saat safari KB. Berikut adalah jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) yang menjadi peserta KB aktif di puskesmas Ambacang hingga bulan September pada tahun 2012 :
23

7000 6000 5000


Axis Title

Target : 4611

4000 3000 2000

1000
Ps Ambacang Lb Lintah Anduring PUS 2394 1629 1634 KB Aktif 1908 1273 1255 0 Ampang 1124 766 Puskesmas 6781 5202

Grafik 4.10 Pencapaian PUS menjadi Peserta KB Aktif di Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Target pencapaian akseptor KB aktif untuk tahun 2012 adalah 68% dari jumlah pasangan usia subur di wilayah kerja puskesmas, yang berarti adalah sebanyak 4.611 PUS untuk puskesmas Ambcang. Dari grafik, pencapaian puskesmas Ambacang sudah jauh melebihi target. Yang perlu diwaspadai adalah kesalahan dalam perekapan data seperti double entry. Adapun jenis-jenis kontrasepsi yang digunakan oleh PUS di wilayah kerja puskesmas Ambacang hingga September 2012 adalah sebagai berikut :

24

Jumlah : 5202 Peserta

5% 20% 12%

4% 4% 0%

IUD : 628 Implant : 222 MOW : 185 MOP : 9

55%

Suntik : 2888 Pil : 1032 Kondom : 238

Grafik 4.11 Metode Kontrasepsi Yang Dipakai di Puskesmas Ambacang Tahun 2012 Keterangan : MOW = Metode Operasi Wanita MOP = Metode Operasi Pria Sumber: laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012

Berdasarkan grafik, kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik, yaitu sebanyak 2.888 peserta. Sedangkan kontrasepsi yang paling sedikit digunakan adalah MOP.

25

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 1. Program KIA KB yang ada di Puskesmas Ambacang sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan dasar dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota dari kementrian kesehatan, yaitu : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Pelayanan KIA ibu Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Pelayanan Kesehatan Nifas Penanganan komplikasi obstetric Pelayanan KN 1, KN2, dan KN3 Penanganan komplikasi neonatus Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 hari-12 bulan (Kunjungan Bayi) Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Program keluarga berencana

2. Dari semua program, hingga bulan September tahun2012, program yang capaiannya masih sangat jauh dari target yaitu penanganan komplikasi obstetric. Program yang sudah melampaui target yaitu program keluarga berencana. Sedangkan program lainnya ratarata sudah hampir mencapai target. 3. Permasalahan utama yang dihadapi program KIA KB adalah mengenai pendataan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) yang belum optimal.

5.2 Saran 1. Meningkatkan koordinasi petugas KIA KB dengan bidan pembina wilayah setempat dan kader 2. 3. 4. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dilaksanakan optimal setiap bulan Perekapan data dilakukan dengan lebih cermat Evaluasi pelaksanaan program dilakukan rutin dalam LOKMIN

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Data dan Informasi diunduh tanggal 14 Oktober 2012 dari: www.depkes.go.id 2. MDGs 2015 diunduh tanggal 14 Oktober 2012 dari : www.depkes.go.id 3. Puskesmas Ambacang. Laporan Puskemas Ambacang tahun 2011. Padang : Puskesmas Ambacang 4. Puskesmas Ambacang. Laporan Program KIA KB Puskesmas Ambacang triwulan III tahun 2012. Padang : Puskesmas Ambacang 5. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia diunduh tanggal 14 Oktober 2012 dari : www.kesehatananak.depkes.go.id

27

Anda mungkin juga menyukai