Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
306.874 3
Ind
Indonesia. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal
d Bina Kesehatan Masyarakat.
DTPS-KIBBLA: Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi
Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui
Pendekatan Tim Kabupaten/Kota. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2008.
Buku 1 - Pedoman Proses Perencanaan
Buku 2 - Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak
Buku 3 - Panduan Fasilitator Proses Perencanaan
Buku 4 - Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan
Buku 5 - Panduan Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan
I. Judul I. MOTHER AND CHILD RELATIONS
II. PROBLEM SOLVING
ii
DTPS-KIBBLA
DTPS-KIBBLA
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN
Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan
Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota
ISBN 978-979-9254-19-4
Editor
Dr. Sri Hermiyanti, M. Sc
Dr. Lukman H.L., MBA
Dr. Muh. Ilhamy, Sp.OG
Kontributor
Dr. Reginald Gipson, MPH
Dr. Anhari Achadi, MPH SCD
Dr. Broto Wasisto, MPH
Dr. Budi Utomo, MPH
Dr. Astrid Sulistomo
Dr. Setyawati Budiningsih
Dr. Lukas C. Hermawan, M.Kes
Dr. Imran Pambudi
Dr. J. Prastowo N., MHA
Dr. Christina Manurung
Adriati Adnan, SKM
Drg. Wara Pertiwi, MA
Dr. Kirana Pritasari MQIH
Dr. Erna Mulati, M.Sc
Dr. Bagus Satria Budi, M.Kes
Dr. Nida Rohmawati
Dra. Fatimah Umar, Apt
Dra. Sri Kusminarti
Susri Rahayu, SKM
Bambang Wahyudianto, SSos
Khairul Abidin, SKM, M.Kes
Rusdin Pinem, SKM, MSi
Ridesman, SH, M.Kes
Dr. Naomi Yosiati
Yusuf R. Romli, SKM, M.Epid
Dr. Andah S
Dr. Reniati
Dr. M. Syah Sinar Rambey, M.Kes, DAN, AAK
Drg. Titien Irawati, M.Kes
Bambang Harianto, SKM, MSc
Dr. Frankie Hartanto
Dr. Witasari
Dr. Lies Zakaria
Dr. Wihardi Triman
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN
iii
Funding and technical support for the development and printing of this material was provided by the United States
Agency for International Development (USAID) through its Health Services Program, Cooperative Agreement
No.497-A-00-05-00031-00.
This publication is made possible in part by the generous support of the American people through USAID. The
contents are the responsibility of the Republic of Indonesia Ministry of Health and do not necessarily reflect the
views of USAID of the United States Government.
iv
DTPS-KIBBLA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kata Sambutan
Sesuai dengan Strategi utama dan salah satu program prioritas Departemen
Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita di
Indonesia perlu dilakukan upaya terfokus berdasarkan perencanaan yang berbasis
data melalui proses yang sistematis dan partisipatif.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa Indonesia perlu memberikan prioritas utama
pada upaya peningkatan Kesehatan untuk Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak balita
(KIBBLA), karena angka kesakitan dan angka kematian kelompok umur penduduk
tersebut masih tinggi. Kematian dan kesakitan pada ibu, bayi baru lahir dan anak
balita sebenarnya dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin.
Sesuai dengan nuansa desentralisasi di mana kewenangan untuk melaksanakan
program kesehatan telah diserahkan kepada daerah, maka pengelola program
diharapkan dapat menjawab tantangan dan mampu menerima tanggung jawab
dalam penyelenggaraan program KIBBLA dengan memanfaatkan potensi lokal
yang tersedia. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan suatu perencanaan
program KIBBLA oleh para pemangku kepentingan di daerah berupa Lokakarya
Perencanaan oleh Tim Kabupaten/Kota (District Team Problem Solving/DTPS) yang
dapat menjangkau seluruh kelompok sasaran, melalui suatu proses perencanaan
tahunan yang partisipatif, sistematis dan berkesinambungan sesuai dengan
peraturan dan perundangan yang berlaku.
Saya menyambut baik diterbitkannya buku serial DTPS-KIBBLA, yang diharapkan
dapat digunakan sebagai panduan bagi tim kabupaten/kota dalam menyusun
perencanaan program KIBBLA.
Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan buku serial DTPS-KIBBLA melalui proses yang sistematis dan
partisipatif.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya serta memberikan
petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan di Indonesia.
Jakarta, 27 Agustus 2008
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
DR.Dr. Siti Fadilah Supari, SpJP(K)
ii
DTPS-KIBBLA
Kata Pengantar
Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya buku serial
DTPS-KIBBLA (District Team Problem SolvingKesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan
Anak balita) ini berhasil disusun dengan baik.
Buku serial DTPS-KIBBLA terdiri dari 5 buku yaitu: 1) Pedoman Proses
Perencanaan, 2) Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak 3) Panduan Fasilitator
Proses Perencanaan, 4)Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan, 5) Panduan
Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan.
Saya menyambut baik diterbitkannya buku Pedoman Proses Perencanaan ini,
yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perencanaan program KIBBLA di
kabupaten/kota dalam menghasilkan rencana kerja dan anggaran tahunan bagi
pengelolaan program KIBBLA di propinsi dan kabupaten/kota.
Buku ini menguraikan secara sistematis proses penyelenggaraan lokakarya DTPSKIBBLA dari analisis situasi, prioritas masalah, solusi dan kegiatan yang secara
ilmiah terbukti berdampak ungkit besar dalam penurunan kesakitan/kematian
Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.
Buku Pedoman Proses Perencanaan ini disusun bersama, dengan melibatkan
Direktorat terkait di Departemen Kesehatan, bekerjasama dengan Health Service
Program (HSP/USAID) dengan bantuan dari IKK FKUI. Proses uji coba dan revisi
draft buku dilakukan dengan melibatkan staf dinas kesehatan dari 6 propinsi dan
31 kabupaten/kota.
iii
Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan dalam penyusunan buku
serial ini.
Untuk penyempurnaan pedoman ini diharapkan kritik dan saran semua pihak guna
perbaikannya.
Jakarta, 8 Agustus 2008
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI
Dr. Budihardja DTM&H, MPH
iv
DTPS-KIBBLA
Daftar Isi
Hal
i
iii
v
vi
vii
Bab I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan
1
1
2
Bab II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR,
DAN ANAK BALITA (KIBBLA)
II.1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
II.2. Kesehatan Bayi dan Anak Balita
II.3. Perbaikan Gizi Masyarakat
II.4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
3
4
4
5
5
Bab III
PERENCANAAN KESEHATAN MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA
III.1. Pengertian dan Tujuan
III.2. Tahapan dan Proses
7
7
8
Bab IV
PROSES LOKAKARYA PERENCANAAN
Sesi 1: Analisis Situasi dan Masalah
Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah
Sesi 3: Solusi dan Kegiatan
Sesi 4: Prioritas Kegiatan dan Target
Sesi 5: Rencana Usulan Kegiatan
Sesi 6: Rencana Usulan Anggaran
Sesi 7: Pemantauan dan Penilaian
Sesi 8: Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Sesi 9: Rencana Tindak Lanjut
13
13
25
35
39
43
45
51
53
57
Bab V
PENUTUP
61
LAMPIRAN
62
Daftar Tabel
Tabel 1A
:
Tabel 1B
:
Tabel 1C
:
Tabel 1D
:
Tabel 2C
:
Tabel 3C
:
Tabel 4A
:
Tabel 4B
:
Tabel 5
:
Tabel 6A
:
Tabel 6B
:
Tabel 6C
:
Tabel 7A
:
Tabel 7B
:
Tabel 8
:
Tabel 9
:
Daftar Skema
Skema 1
:
Skema 2
:
Skema 2C :
Skema 2C :
Skema 2CC :
Skema 2CC :
Skema 3
:
Skema 3C :
vi
DTPS-KIBBLA
vii
KMS
Kn1
Kn2
KONAS
KUA
KW
LB
LPLPO
LSM
MAK
MDG
Menkes
MP-ASI
MPS
MTBS
P2PL
P1
P2
P3
PMPT
PMTCT
P4K
PN
POLINDES
PONED
PONEK
Poskesdes
Posyandu
PP AKI/AKB
PPAS
Puskesmas
Pustu
RKA
RKPD
RS
SKPD
SPM
UPOPPK
USAID
WHO
viii
DTPS-KIBBLA
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
BAB I
PENDAHULUAN
terkait lainnya. Hal Ini sangat penting agar terdapat konsistensi antara kebijakan
dengan rencana kegiatan dan pelaksanaan program yang disusun.
Proses perencanaan ini memberikan kesempatan pada tim perencana kabupaten/kota
untuk meningkatkan kemampuannya dalam menentukan prioritas pembangunan
kesehatan di daerah dengan memanfaatkan data yang tersedia, melakukan analisis
untuk menentukan solusi masalah, menetapkan target kegiatan yang akan
dilakukan berikut anggaran yang dibutuhkan, sehingga dihasilkan suatu dokumen
perencanaan dan anggaran program KIBBLA yang komprehensif berbasis data.
Pendekatan multi-pihak akan menghasilkan sebuah perencanaan yang komprehensif
yang menjabarkan kegiatan pelaksanaan program secara integratif.
I.2. Tujuan
Tujuan pedoman ini adalah meningkatnya kualitas perencanaan program
KIBBLA di Kabupaten/kota, melalui proses PMPT atau DTPS untuk menghasilkan
suatu dokumen rencana kerja dan anggaran tahunan. Di dalamnya termasuk intervensi
dan kegiatan yang diprioritaskan yang mempunyai dampak terbesar terhadap
penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir dan anak balita. Kesemuanya
searah dengan Strategi Pembangunan Jangka Menengah dari Departemen
Kesehatan menuju pencapaian target Millenium Development Goal 2015 (MDG
2015).
DTPS-KIBBLA
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN
ANAK BALITA (KIBBLA)
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD
1945 dan UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Walaupun berbagai
upaya kesehatan telah membawa kemajuan penting dalam meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk tetapi masih terjadi disparitas status kesehatan
masyarakat antar penduduk jika dikaitkan dengan kondisi sosio-ekonomi dan
wilayah geografis tempat tinggal mereka.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 Angka Kematian
Bayi (AKB) masih 35 per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) 46
per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) 307 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga dan
saat ini masih terjadi kesenjangan yang lebar antara wilayah Indonesia Timur
dengan wilayah Indonesia Barat.
Untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat telah ditetapkan kebijakan
pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya. Tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke
dalam Grand Strategy Departemen Kesehatan yakni:
1.
2.
3.
4.
Untuk program pembangunan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita
telah ditetapkan kebijakan khusus yang juga mencakup upaya perbaikan gizi
masyarakat serta jaminan obat dan perbekalan kesehatan.
Dalam mengatasi kesakitan dan kematian bayi dan anak balita telah ditetapkan
strategi:
1. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui
pemberdayaan masyarakat termasuk kemitraan dengan multipihak di berbagai
tingkatan program kesehatan Bayi baru lahir, Bayi dan Balita.
2. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui
peningkatan akses dan kualitas termasuk sistem rujukan perawatan kesehatan Bayi
baru lahir, Bayi dan Balita.
3. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui
pendataan, pemanfaatan PWS dan AMP, supervisi, monitoring, dan evaluasi
masalah kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.
4. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui penelitian
dan pengembangan teknologi tepat guna dalam pelayanan dan perawatan
kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.
5. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui
advokasi untuk menjamin peningkatan rencana dan anggaran Kesehatan Bayi
baru lahir, Bayi, dan Balita.
DTPS-KIBBLA
DTPS-KIBBLA
BAB III
PERENCANAAN KESEHATAN
MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA
b. Tujuan DTPS-KIBBLA
Menghasilkan rencana kegiatan dan anggaran KIBBLA kabupaten/kota yang
berbasis bukti, dan yang didukung oleh multipihak.
Tujuan
DTPS-KIBBLA
Proses
Peserta
Luaran
Catatan:
Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS yang bisa memberikan
masukan teknis, maka dapat diganti dengan dokter umum penanggungjawab rujukan sebagai tim DTPS atau
Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER
UMUM PENANGGUNG JAWAB, maka dapat diganti dengan dokter spesialis dari
kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah
tersebut sebagai narasumber DTPS.
Bila di kabupaten/kota tersebut TIDAK ADA RUMAH SAKIT maka dapat
mengundang dokter spesialis atau dokter penanggungjawab rujukan dari
kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah
tersebut sebagai narasumber.
Apabila kabupaten/kota sudah pernah menyelenggarakan proses DTPS-KIBBLA,
maka bila perlu tahapan dapat disederhanakan, misalnya tidak melakukan Tahap
Orientasi dan atau Analisis Masalah.
Tahap 3: Advokasi
Tujuan
Proses
Luaran
10
DTPS-KIBBLA
Skema 1
11
12
DTPS-KIBBLA
BAB IV
PROSES LOKAKARYA PERENCANAAN
Pengantar DTPS
Lokakarya perencanaan DTPS diawali dengan agenda sebagai berikut:
1. Pembukaan.
2. Dinamika kelompok untuk perkenalan dan pencairan.
3. Penjelasan Alur proses DTPS.
4. Kebijakan KIBBLA (Standarisasi Input): kebijakan dan strategi program KIBBLA
terkini.
Sesi 1:
Analisis Situasi dan Masalah
Analisis situasi dan masalah merupakan proses untuk mengidentifikasi adanya
masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak balita serta cakupan program
apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan, dan faktor faktor yang
mempengaruhi antara lain sumber daya yang tersedia, lingkungan, peraturan dan
kebijakan yang ada. Data yang dianalisis adalah data program KIBBLA termasuk
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan.
Untuk melakukan Analisis Situasi dan masalah, tim perencana agar membawa
form pengumpulan data dan tabel Analisis Situasi dan Masalah (tabel 1A, 1B,1C
dan 1D) yang sudah terisi lengkap.
13
Tabel 1A:
Data Sasaran Kematian dan Kesakitan
Kabupaten/Kota: ____________________
Cara Pengisian Tabel 1A:
1. Kolom 1: Isi dengan nama kelompok sasaran, bila data tersedia, jumlah sasaran
dibagi lagi atas karakteristik tertentu, misalnya: Jumlah penduduk, Jumlah
penduduk miskin, jumlah ibu hamil dari Keluarga Miskin, jumlah PUS dan
sebagainya.
2. Kolom 24: Isi untuk 3 tahun terakhir yaitu (x-2),(x-3), dan (x4), kecuali bila ada
perubahan yang besar, misalnya akibat ada pemekaran wilayah dan sebagainya,
sesuai dengan data yang tersedia. Tahun x adalah tahun anggaran yang akan
direncanakan.
3. Kolom 5: Isi dengan sumber data atau keterangan bila diidentifikasi adanya
masalah atau hal yang perlu perhatian khusus. Contoh: bila hanya dapat mengisi
untuk tahun (x2) tulis dalam kolom keterangan bahwa data yang tersedia
hanya untuk tahun (x-2). Bila memang ada data yang dapat dipercaya dapat
pula dituliskan dalam kolom keterangan, misalnya: sekitar 50% dari ibu hamil
termasuk Gakin.
Catatan:
Kelompok sasaran/indikator dapat ditambahkan sesuai dengan data kabupaten.
Jumlah penduduk diambil dari BPS atau sumber yang paling dipercaya.
Data CBR (Crude Birth Rate) = Angka Kelahiran Kasar diambil dari BPS terakhir
(lihat lampiran 2, CBR menurut Provinsi).
x = Tahun anggaran yang direncanakan.
*) Sumber data: Lap. Jamkesmas, Form Kab 1-A.1, Jamkesmas.
14
DTPS-KIBBLA
KELOMPOK SASARAN
Tahun
(x-4)
Tahun
(x-3)
Tahun
(x-2)
Sumber data/
Ket.
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk miskin
Data sasaran KIBBLA
Jumlah bayi (CBRx jml pddk) *
Jumlah balita
Jumlah ibu hamil (CBRx1.1 x jml pddk)
Jumlah bumil gakin (CBRx1.1xjml pddk
miskin)
Jumlah ibu bersalin (1.05 x jml bayi)
Jumlah Ibu nifas (CBR x jml pddk)
Jumlah pasangan usia subur
Data Kematian dan Kesakitan Ibu
Jumlah kematian
Penyebab:
Perdarahan
Infeksi
Hipertensi dalam kehamilan (HDK)
Komplikasi Abortus
Lain-lain (sebutkan):
Jumlah kesakitan
Jumlah Bumil Anemi
Perdarahan
Infeksi
Hipertensi dalam kehamilan (HDK)
Komplikasi abortus
Bumil Kurang Enerji Kronis (KEK)
Lain-lain (sebutkan)
15
KELOMPOK SASARAN
Tahun
(x-4)
Tahun
(x-3)
Tahun
(x-2)
Sumber data/
Ket.
Asfiksia
Tetanus neonatorum
Infeksi
Lain-lain (sebutkan)
Jumlah kesakitan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Asfiksia
Tetanus neonatorum (TN)
Infeksi
Ikterus neonatorum
Data Kematian dan Kesakitan Bayi dan Anak Balita
Jumlah Kematian
Penyebab:
Pneumonia/Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA)
Diare
Campak
Gizi buruk
Lain-lain (sebutkan):
Jumlah kesakitan
Pneumonia/ISPA
Diare
Campak
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tuberkulosis (TBC)
Malaria
Gizi kurang
Gizi buruk
Lain-lain (sebutkan):
16
DTPS-KIBBLA
Tabel 1B:
Cakupan Pelayanan KIBBLA
Kabupaten/Kota: ________________
Cara Pengisian tabel 1B:
Pencapaian
Tahun (x-4)
Pencapaian
Tahun (x-3)
Pencapaian
Tahun (x-2)
Target Tahun
2010
Masalah/
Kesenjangan
17
INDIKATOR
Pencapaian
Tahun (x-4)
Pencapaian
Tahun (x-3)
Pencapaian
Tahun (x-2)
Target Tahun
2010
Masalah/
Kesenjangan
- Bumil KEK
10.Penanganan komplikasi
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir:
1. Imunisasi HB 0-7 hari
2. Imunisasi polio
3. KN 1
4. Vit K1 injeksi
5. Penanganan komplikasi
neonatal risti
6. Inisiasi Menyusu Dini
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita:
1.Kunjungan Neonatal (KN2)
2.Kunjungan Neonatal (KN2)
Gakin
3. ASI Eksklusif bulan
4.Kunjungan Bayi
5.Imunisasi :
- BCG
- DPT3
- HB3
- Polio 4
- Campak
6. Vit A (6-11 bulan)
7. Vit A (12-59 bulan)
8. Gizi:
- N/D
- N/S
- Penanganan Gizi Buruk:
MP-ASI
Pemberian Kapsul Iodium
(daerah endemik)
9. Kelambu ber insektisida
(daerah endemik)
10. SDIDDTK (2x/th)
18
DTPS-KIBBLA
Tabel 1C:
Faktor Pendukung/Penyulit Pelayanan KIBBLA
Kabupaten/ Kota:________________________
Cara pengisian tabel 1C:
Keadaan Tahun
( X-2)
Kebutuhan Tahun
(X)
Sumber data/keterangan
24/100.000 pddk
158/100.000 pddk
40/100.000 pddk
19
Faktor pendukung/penyulit
Keadaan Tahun
( X-2)
Kebutuhan Tahun
(X)
Sumber data/keterangan
4. Petugas Gizi
5. Asisten apoteker
Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
- Dokter Spesialis Obsgin
- Dokter Spesialis Anak
- Dokter Umum
- Bidan
- Perawat kebidanan
- Perawat anak
- SKM
35/100.000 pddk
- Apoteker/Asisten Apoteker
9/100.000 pddk
- Petugas gizi
Fasilitas dan Sarana
- Rumah Sakit PONEK
- Puskesmas Perawatan
- Puskesmas PONED
4 PONED / Kab,Kota
- Puskesmas
- Puskesmas Pembantu
- Polindes
- Posyandu
- Desa Siaga
- Bidan Kit
- Alat resusitasi/sungkup
- Implant kit
Ketersediaan Pedoman, Rujukan, Panduan
Buku KIA/KMS
Asuhan Persalinan Normal
MTBS/MTBM
Pedoman Praktis Pelayanan
Kontrasepsi
Penanganan risti
Pengelolaan imunisasi
Penanganan diare
Lain-lain
20
DTPS-KIBBLA
Faktor pendukung/penyulit
Sumber Dana
Keadaan Tahun
( X-2)
Kebutuhan Tahun
(X)
Tahun (x2)
Tahun (x-1)
Sumber data/keterangan
21
Tabel 1D:
Ketersediaan Obat Indikator Program KIBBLA
Kabupaten/Kota:________________________
Cara pengisian tabel 1D:
1. Kolom 1: Jenis obat indikator: Untuk menetapkan jenis obat indikator, dipilih
1-2 jenis obat yang utama dari masing masing program, contoh: lihat 6 jenis
obat untuk program KIBBLA dengan italic.
2. Kolom 2: Tingkat ketersediaan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih):
=
Jumlah obat tersedia
= ..... bulan
Rata rata pemakaian obat/bulan
3. Kolom 3 : Rata rata kekosongan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih):
= Jumlah hari obat kosong dalam 1 tahun x 100%
365
*) obat indikator: Jenis obat yang dianggap mewakili ketersediaan obat program.
Keterangan/
Sumber data
........ bulan
....... %
Oxytocin
Magnesium Sulfat
Ca gluconas
Vit K1 injeksi
Salep mata Antibiotik
Vitamin A 100 IU bayi
(0-12bln)
Vit A- 200 IU
Oralit
Alat dan Obat Kontrasepsi
Pil KB
IUD
Suntik KB per 1 bulan
Suntik KB per 3 bulan
Antibiotika/antibakterial, dll
Kotrimoxazole syrup
Kotrimoxazol tabl
Vaksin
Polio
BCG
22
DTPS-KIBBLA
Keterangan/
Sumber data
DPT
Morbilli
Hepatitis B
dan seterusnya .....
Langkah:
1. Melengkapi dan menelaah kualitas data dari Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D.
2. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan KIBBLA.
3. Buat narasi analisis situasi dan masalah dari:
a. Kesehatan ibu
b. Kesehatan bayi baru lahir
c. Kesehatan anak balita
Bahan:
1. Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D yang sudah terisi dan sudah diverifikasi.
2. Formulir pengumpulan data F1F7 yang telah terisi, (lihat CD).
3. Rekapitulasi laporan bulanan program terkait: LB 1 (data penyakit), LB 2
(LPLPO), LB 3 (KIA, Gizi, Imunisasi), LB 4 (Promkes, Kesling, dan lain-lain), LT 1,
LT 2, LT 3, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS- KIA), Laporan KB.
4. Laporan tahunan KIA tahun terakhir, Profil kesehatan.
5. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang pernah dilakukan dan hasil
penelitian/ survei khusus di kabupaten/kota berkaitan dengan KIBBLA (bila
ada).
6. Hasil verifikasi daftar tilik supervisi fasilitatif ke fasilitas kesehatan.
7. Kebijakan dan peraturan yang berlaku.
8. Data pendukung lain yang diperlukan.
23
Di kabupaten B terjadi 15 kematian ibu pada tahun 2004 dan 10 kematian ibu pada
tahun 2006. Persalinan oleh tenaga kesehatan hanya 58% pada tahun 2004 dan
meningkat menjadi 65% pada tahun 2006. Mengacu pada grafik hubungan antara
linakes dengan AKI (WHO) akan diperoleh AKI sebesar 400/100.000 kelahiran
hidup. Lihat lampiran 4: Grafik Hubungan antara Pertolongan oleh Tenaga
Kesehatan dan AKI
Angka ini jauh di atas angka nasional yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Meskipun
terjadi penurunan, namun kematian ibu masih merupakan permasalahan karena
AKI masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional.
Angka kematian bayi pada tahun 2004 adalah 45/1000 kelahiran hidup dan pada
tahun 2006 sebesar 40/1000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan angka
nasional 35/1000 kelahiran hidup maka angka ini masih di atas angka nasional.
Kondisi kesehatan balita juga bermasalah. Kasus kurang gizi Balita (KEP atau
Kekurangan Energi Protein) adalah 35% pada tahun 2004 dan 33% pada tahun 2006,
deng an konsentrasi terbesar di wilayah kecamatan X,Y, dan Z. Angka propinsi
adalah 28%. Jadi kabupaten ini masih di atas angka propinsi. Dan seterusnya
untuk permasalahan yang lain.
24
DTPS-KIBBLA
Sesi 2:
Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah adalah suatu proses sistematik untuk menilai faktorfaktor yang merupakan penyebab langsung maupun tidak langsung dari suatu
masalah, termasuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya masalah.
Seringkali penyebab masalah yang terjadi jumlahnya banyak dan tidak semua
dapat diatasi, oleh karena itu perlu dilakukan prioritas penyebab masalah yang
perlu ditangani.
Tujuan Sesi:
Bahan:
1. Tabel 1A-1D yang sudah terisi lengkap dan diverifikasi beserta narasi hasil
analisis.
2. Contoh skema penyebab masalah kematian/kesakitan dan faktor yang
mempengaruhi.
1. Tim dibagi menjadi 3 subtim yaitu: subtim ibu, subtim bayi baru lahir, dan subtim bayi dan anak balita.
2. Subtim ibu membuat skema penyebab masalah ibu, subtim bayi baru lahir
membuat skema penyebab masalah bayi baru lahir dan subtim bayi dan anak
balita membuat skema penyebab masalah bayi dan anak balita.
3. Tentukan penyebab langsung kematian/kesakitan KIBBLA (contoh: Kematian
Anak Balita karena diare), tuliskan pada kartu indeks warna putih dan letakkan
di tengah (skema sasaran) atau letakkan di atas (skema pohon) pada kertas
flipchart.
4. Tentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyebab langsung tersebut,
dari aspek promotif/preventif dan kuratif pada kartu indeks warna putih melalui
curah pendapat (brainstorming).
5. Penentuan faktor-faktor penyebab masalah diatas harus berdasarkan data hasil
Analisis situasi pada sesi I atau informasi lain yang dapat dipercaya.
6. Tentukan faktor-faktor penyebab masalah yang mempengaruhinya ditinjau dari
faktor pelayanan (kartu indeks warna merah), masyarakat/lingkungan (kartu
indeks warna biru) dan manajemen/kebijakan (kartu indeks warna kuning).
Khususnya pada faktor pelayanan, kaji dari aspek tenaga, dana, peralatan,
sarana, obat/perbekalan, dan metode (5 M).
25
7. Beri tanda panah sesuai dengan hal yang dipengaruhi (penyebab ke arah akibat)
sehingga dapat memberikan gambaran mengenai penyebab permasalahan
kematian/kesakitan KIBBLA secara utuh.
8. Selanjutnya buat Penentuan Prioritas penyebab masalah kematian ibu, bayi
baru lahir, dan anak balita.
26
DTPS-KIBBLA
Skema 2C
Analisis Penyebab Masalah
Keterangan:
27
Skema 2C
Contoh Skema Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Anak Balita Akibat Diare
28
DTPS-KIBBLA
1. Buat daftar penyebab masalah kematian dan kesakitan dari setiap skema masalah
yang telah dibuat (2A, 2B, 2C), tentukan 5-7 penyebab masalah dari masingmasing faktor pelayanan, masyarakat, manajemen yang paling berpengaruh
melalui professional judgement.
2. Masukkan penyebab masalah terpilih tersebut kedalam tabel 2 kolom 1.
3. Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing Kriteria pada kolom 2-6
(misalnya: 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting).
4. Berikan nilai dari semua penyebab masalah pada kolom 1 untuk masing-masing
kriteria dengan membandingkan secara vertikal seluruh penyebab masalah
(diisi ke bawah menurut kriteria/kolom), lanjutkan penilaian untuk masingmasing kriteria dengan cara yang sama.
5. Untuk mendapatkan nilai akhir, kalikan semua nilai dari kriteria secara horizontal
untuk masing-masing penyebab masalah.
6. Tentukan peringkat sesuai dengan urutan nilai tertinggi. Apabila didapatkan
nilai akhir yang sama, maka lakukan skoring ulang untuk penyebab masalah
yang bernilai akhir sama.
7. Tentukan 1 sampai 3 penyebab masalah prioritas dari masing-masing sub tim
(ibu, bayi baru lahir, anak balita) yang mendapat skor tertinggi.
8. Buatlah garis tebal pada tepi kartu indeks masalah yang terpilih pada skema
penyebab masalah, skema ini akan disebut sebagai Skema Prioritas Penyebab
Masalah.
9. Buat narasi singkat dari hasil prioritas penyebab masalah dari kesehatan ibu,
bayi baru lahir, bayi dan anak balita.
Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan professional judgement
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyebab masalah yang apabila diselesaikan mempunyai daya ungkit
terbesar.
2. Penyebab masalah yang mengacu pada penyebab tiga terlambat.
3. Penyebab masalah yang sesuai dengan tiga pesan kunci MPS.
4. Penyebab masalah menjadi prioritas daerah.
5. Dan pertimbangan lainnya
Pemberian nilai untuk masing-masing kriteria harus melibatkan semua peserta
dengan cara:
1. Setiap peserta memberikan penilaian masing-masing terhadap masalah yang
diprioritaskan.
2. Setiap peserta memberikan alasan terhadap besarnya penilaian masingmasing.
3. Tim mencari kesepakatan besarnya nilai.
4. Bila ada perbedaan dalam menetapkan nilai maka diambil nilai rata-rata.
29
Batasan Kriteria:
30
DTPS-KIBBLA
31
4
3
6. Askeskin belum
optimal
7.
buruk
4. Transportasi sulit
(banyak desa terpencil)
5. Tidak tersedia
oralit dan cairan
infus
3.Pe n g e t a h u a n
M asyarakat kurang
2. Cakupan imunisasi
campak rendah
Kepentingan
1. Petugas tidak
terampil
Besaran
Penyebab
masalah
Kriteria Penyebab
Masalah
Kemudahan/ Kelayakan
Dukungan
untuk Perubahan
Risiko bila
tak di tangani
432 (IV)
384 (V)
576 (III)
288 (VI)
1024 (I )
432 (IV)
768 (II)
Nilai akhir /
peringkat
Skema 2CC
Prioritas Penyebab Masalah
Catatan:
Tebalkan garis kotak pada penyebab masalah yang telah terpilih melalui sistem
skoring dan tebalkan arah panah hubungannya dengan Masalah Utama.
Tebalkan juga kotak faktor penyebab masalah terpilih pada lapis berikutnya.
32
DTPS-KIBBLA
Skema 2CC
Contoh Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Anak Balita Akibat Diare
33
2.
3.
4.
5.
Catatan:
Hasil sesi ini sangat penting karena akan digunakan sebagai bahan untuk dibahas
dalam tahap III (advokasi ), lihat Sesi 9 Rencana Tindak Lanjut.
34
DTPS-KIBBLA
Sesi 3:
Solusi dan Kegiatan
Pada sesi ini tim kabupaten/kota menelaah penyebab masalah yang telah ditetapkan
sebagai prioritas penyebab masalah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir,
bayi dan anak balita untuk mencari solusi dan kegiatan yang berdasarkan bukti
dan mempunyai daya ungkit yang paling besar.
Tujuan:
Bahan:
Langkah-langkah:
35
1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi
Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita.
2. Skema 3A: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Ibu.
3. Skema 3B: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Bayi Baru Lahir.
4. Skema 3C: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan
Anak Balita.
5. Narasi Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak
Balita.
Tabel 3
Contoh Prioritas Penyebab Masalah, Solusi, dan Kegiatan
No
Solusi
Kegiatan
Pengetahuan masyarakat
mengenai penyebab diare kurang
Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat mengenai
pencegahan dan
penanggulangan
diare.
1. Membuat media
2. Penyuluhan diare yang partisipatif
3. Pelatihan penyuluhan diare partisipatif
bagi bidan di desa/nakes.
4. Kampanye cuci tangan dengan sabun
5. Mencetak poster, leaflet mengenai diare
6. Penyebarluasan informasi diare
melalui radio dan media tradisional.
Meningkatkan
ketrampilan nakes dalam
penetalaksanaan diare
Memperbaiki
manajemen pengadaan
obat dan alat
36
DTPS-KIBBLA
Skema 3C
Skema Solusi dan Kegiatan
Catatan:
Buat Solusi dan Kegiatan pada Penyebab Masalah yang menjadi prioritas.
37
Skema 3C
Contoh Skema Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Anak
Balita akibat Diare
38
DTPS-KIBBLA
Sesi 4:
Prioritas Kegiatan dan Target
Pada sesi ini tim menentukan prioritas dari
berbagai kegiatan yang telah ditetapkan pada
sesi 3 sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai
prioritasnya apabila anggaran untuk program
terbatas. Tim juga menentukan target kegiatan
beserta indikatornya dengan mempertimbangkan
kemampuan pencapaian.
Tujuan:
Bahan:
1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan kegiatan (yang dihasilkan sesi 3).
2. Tabel 4A: Prioritas Kegiatan.
3. Tabel 4B: Kegiatan dan Target.
Langkah-langkah:
1. Pindahkan solusi dan kegiatan dari tabel 3 (kolom 3 dan 4) ke tabel 4A (kolom
1 dan 2).
2. Tentukan prioritas kegiatan dari masing-masing solusi.
3. Sepakati arti nilai dari masing masing kriteria skala 1-4, skala 4 paling positif
(misalnya 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting).
4. Berikan nilai untuk masing masing kegiatan sesuai dengan kriteria (konsistensi,
evidence based, penerimaan, dan mampu laksana) seperti pada penentuan
prioritas penyebab masalah.
5. Berikan nilai bagi setiap kegiatan dengan membandingkan secara vertikal bagi
seluruh kegiatan (diisi ke bawah menurut kolom), lanjutkan penilaian untuk
masing-masing kriteria dengan cara yang sama.
6. Kalikan masing-masing nilai pada tiap kriteria untuk setiap kegiatan secara
horizontal, tuliskan hasilnya pada kolom 7, kemudian tulis peringkatnya sesuai
dengan total nilai pada kolom 8.
7. Buat tabel 4B: kegiatan dan target dengan memindahkan solusi dan kegiatan
yang diprioritaskan dari tabel 4A (kolom 2) ke tabel 4B (kolom 1). Tentukan
indikator tiap kegiatan dan tetapkan target kegiatan tahun X di kolom 5 dengan
memperhatikan data tahun x-2 dari tabel 1C: Faktor Pendukung /Penyulit.
8. Buat narasi prioritas kegiatan, indikator dan target yang direncanakan untuk
masing-masing kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi, dan anak balita.
39
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja kabupaten/
kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana kerja yang ada, maka
makin tinggi skornya.
Evidence Based:
Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi yg telah
terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi dibandingkan dengan
kegiatan yang belum ada bukti.
Penerimaan:
Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat setempat.
Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.
Mampu Laksana:
40
DTPS-KIBBLA
Tabel 4A
Contoh Prioritas Kegiatan
Solusi
Kegiatan
Konsis
tensi
Evidence
based
Peneri maan
Mampu
laksana
Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
1.Membuat media
penyuluhan diare
yang partisipatif
2.Pelatihan
penyuluhan diare
partisipatif bagi
bidan desa.
3.Penyuluhan men
cuci tangan
dengan sabun
4.Mencetak poster,
leaflet. cara
mencuci tangan
Meningkatkan
ketrampilan
nakes
Total
nilai
Peringkat
72
256
144
36
5.Penyebarluasan
informasi melalui
radio dan media
tradisional.
54
6.Melakukan
monitoring
berkala.
108
1.Melakukan
pemetaan
kemampuan
petugas
192
2.Pelatihan MTBS
144
3.Pemantauan
pasca pelatihan
(kualifikasi) MTBS
108
4.Melakukan
supervisi
fasilitatif
144
5.Melakukan peer
review
72
6.Seminar
pemanfaatan
MTBS
24
41
Tabel 4B
Contoh Kegiatan dan Target
Kegiatan
1
Indikator
2
Thn (x-1)
Thn (x)
Kumulatif
Target
Kumulatif
Target
Melakukan pemetaan
Petugas Puskesmas
yang melakukan
MTBS
Jumlah Petugas
Puskesmas yang
melaksanakan MTBS
30
15
45
20
Pelatihan MTBS
20
20
40
20
Catatan:
42
DTPS-KIBBLA
Sesi 5:
Rencana Usulan Kegiatan
Pada sesi ini tim menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang mencakup antara
lain lokasi, sasaran, volume untuk menghitung anggaran yang dibutuhkan dan
sumber dananya.
Tujuan:
1. Menghasilkan tabel usulan kegiatan beserta lokasi, sasaran, volume, sumber
dana, jadwal, dan penanggung jawab kegiatan.
2. Membuat narasi singkat mengenai rencana kegiatan.
Bahan:
Langkah-langkah:
Catatan:
43
Tabel 5
Contoh Rencana Usulan Kegiatan
Uraian Kegiatan
No
Kegiatan
2
Pemetaaan
Kemampuan
petugas
Puskesmas, Dokter,
Pustu
bidan
perawat
20
APBD II
Pelatihan
MTBS
Kabupaten Dokter,
perawat
20
APBN
Lokasi
Sasaran
Vol
Unit
cost
Keterangan:
Lokasi: Tempat kegiatan dilaksanakan
44
DTPS-KIBBLA
10
Sesi 6:
Rencana Usulan Anggaran
Pada sesi ini tim menghitung rencana anggaran kegiatan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan sumber lain.
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah ada dua (2) tahap penting yaitu: 1)
Tahap Proses Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja
SKPD) sebagai bahan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
dan 2) Tahap Proses Penyusunan Rencana Kerja dan AnggaranSKPD
Tujuan:
Menyusun kebutuhan anggaran kegiatan KIBBLA yang bersumber dari APBD, APBN,
dan sumber lain.
Bahan:
Langkah-langkah:
45
Catatan:
46
DTPS-KIBBLA
47
Pemetaan Kemampuan
petugas
Kegiatan
No
Tabel 6A
Konsumsi
ATK
honor surveyor
biaya transport surveyor
sewa ruang kelas
Konsumsi
ATK
transport peserta
uang harian peserta
biaya praktek keterampilan 4 org
biaya transport sekretariat
honor pelaksana administrasi
biaya 4 orang instruktur
6 hr
biaya 3 orang pelatih
klinik 4 hr
5220101
5210101
5221501
522116
521119
521211
524119
524119
512112
524119
512112
512112
512112
5221102
10
10
10
10
20
20
20
20
Vol
OH
OH
OH
OT
hari
OH
OT
paket
paket
hari
OT
OH
paket
OH
Satuan
300,000
250,000
1,000,000
75,000
100,000
150,000
75,000
50,000
350,000
500,000
200,000
50,000
15,000
35,000
Harga satuan
Rincian perhitungan
3,600,000
6,000,000
2,000,000
1,500,000
2,400,000
15,000,000
7,500,000
5,000,000
3,500,000
2,000,000
4,000,000
1,000,000
300,000
700,000
Jumlah
40,000,000
48,500,000
6,000,000
Total
APBN
APBD II
10
Sumber
48
DTPS-KIBBLA
Kegiatan
OH = Orang/Hari
OT = Orang/Transpor
Keterangan:
No
Vol
94,500,000
40,000,000
Harga satuan
Rincian perhitungan
Satuan
40,000,000
Jumlah
Total
BLN dengan
atau tanpa
APBD/APBN
Sumber
49
102012901
Kode Program
No
Tabel 6B
honor surveyor
biaya transport
surveyor
5210101
5221501
20
20
20
Vol
ATK
konsumsi
Uraian Komponen
Belanja
5220101
5221102
1
Pemetaan
Kemampuan
petugas.
Kode rekening
Kegiatan
OT
OH
paket
OH
Satuan
200,000
50,000
15,000
35,000
Satuan
Harga
4,000,000
1,000,000
300,000
700,000
Jumlah
6,000,000
Total
50
DTPS-KIBBLA
07.03.03
DST
2846
(3)
(4)
Pelatihan
MTBS
untuk 10
bidan di
desa dan
perawat
selama 10
hari
(2)
Kegiatan
Sewa ruang
kelas
konsumsi
ATK
Transport peserta
Uang harian
peserta
Biaya praktek
keterampilan 4
orang
Biaya transport
sekretariat
Honor pelaksana administrasi
Biaya 4 orang
instruktur selama 6 hari
Biaya 3 orang
pelatih klinik
selama 4 hari
521119
521211
524119
524119
512112
524119
512112
512112
512112
(6)
Uraian Komponen
Belanja
522116
(5)
Kode MAK
10
10
10
10
(7)
Volume
OH
OH
0H
OT
hari
OH
OT
paket
paket
hari
(8)
Satuan
Kode proKode
gram
Kegiatan
(1)
No
Tabel 6C
300,000
250,000
1,000,000
75,000
100,000
150,000
75,000
50,000
350,000
500,000
(9)
Harga
satuan
3,600,000
6,000,000
2,000,000
1,500,000
2,400,000
15,000,000
7,500,000
5,000,000
3,500,000
2,000,000
(10)
Jumlah
Sesi 7:
Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan kegiatan dan penilaian program merupakan bagian integral dari
manajemen program. Dalam pelaksanaannya pemantauan dan penilaian dilakukan
secara berjenjang dan terus menerus.
Tujuan:
Bahan:
1. Tabel
2. Tabel
3. Tabel
4. Tabel
Langkah-langkah:
51
Tabel 7A
Contoh Rencana Pemantauan Kegiatan
Kabupaten/Kota : ______________________________________
Kegiatan
Indikator
Data Kumulatif
(x-1) Thn
Target
Thn (x)
Frekuensi /
Waktu
Sumber
data
Petugas
Keterangan
Pelatihan
MTBS
Jumlah
petugas
yang dilatih
30
20
2x/tahun
Laporan
pelatihan
Kasie KIA
Tabel 7B
Contoh Rencana Penilaian Program
Kabupaten/Kota : ______________________________________
Indikator
Data awal
Target
Hasil
Frekuensi /
waktu
Sumber
data
Penanggung
jawab
Keterangan
Jumlah
Balita Diare
yang dilayani
MTBS
30%
70%
2 x/tahun
Laporan
MTBS
Ka.Sub.Din
Kesga
Catatan:
Hasil (Kolom 4) diisi sesuai dengan hasil penilaian tahun x.
Target adalah target cakupan program tahun x dengan mengacu pada SPM dan
Rencana strategis kabupaten/kota.
52
DTPS-KIBBLA
Sesi 8:
Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan dari para pemangku kepentingan
dan pembuat kebijakan, pada sesi ini tim membuat dokumen perencanaan dan
anggaran yang memuat hasil-hasil sesi 1 sampai 7 sebagai bahan usulan anggaaran
kegiatan yang mudah dimengerti oleh pemangku kepentingan dan pembuat
kebijakan, untuk mendapatkan persetujuan dan atau dukungan.
Tujuan:
Bahan:
Langkah-langkah:
1. Tentukan isu utama yang akan diajukan sebagai pembuka wawasan pengambil
kebijakan di kabupaten/kota.
2. Gunakan isu utama tersebut sebagai latar belakang dan permasalahan dalam
proposal yang akan dikembangkan.
3. Buatlah proposal singkat, padat dan jelas sesuai sistematika penulisan dokumen
dengan memasukkan hasil-hasil dari lokakarya secara maksimal.
4. Lengkapi proposal dengan gambaran wilayah atau gambar-gambar yang sesuai
(pemetaan).
53
PENUTUP
54
DTPS-KIBBLA
Tabel 8
Rekapitulasi Tabel dan Skema untuk Proses DTPS-KIBBLA
Sesi
Judul sesi
Masukan
Analisis Situasi
Analisis dan
Prioritas
Penyebab
Masalah
Solusi dan
Kegiatan
Tabel
1. Alur Proses
DTPS
2. Skema Proses
DTPS
3. Jadual DTPS
Pengantar DTPS
Luaran
Proses
Skema
1. 1A
2. 1B
1. Tabel 1A-B-C-D
2. Isi data,
lengkapi
3. Telaah kualitas
data
4. Identifikasi
Masalah
1. 1A (Sasaran)
2. 1B (Cakupan/
kesenjangan)
3. 1C (penyulit/
pendukung)
4. 1D (obat
indikator)
1. Tabel 1A-B-C-D
1. Skema
Penyebab
Masalah
2A-B-C
2. Tentukan
Prioritas Tabel
2A-B-C
3. Skema
Prioritas
Penyebab
Masalah 2AABB-CC
4. Narasi
1. 2A (Ibu)
1. 2A > 2AA
2. 2B (BBL)
2. 2B > 2BB
3. 2C (Bayi-Balita) 3. 2C > 2CC
1. Tabel 2A-B-C
1. Tentukan
1. 3A (Ibu)
1. 3A
2. Skema 2AA-BBSolusi
2. 3B (BBL)
2. 3B
CC
2. Tentukan
3. 3C (Bayi-Balita) 3. 3C
3. Strategi
Kegiatan
Nasional MPS
masing-masing
dan Kesehatan
solusi
Bayi/Anak
3. Cocokkan
Balita
dengan
4. Intervensi
Pedoman
Berdasarkan
Strategi MPS
Fakta
dan Kesehatan
Bayi/Anak
Balita
4. Narasi
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN
55
Sesi
Judul sesi
Masukan
Luaran
Proses
Tabel
Tabel 3A-B-C
Tentukan
Prioritas
Kegiatan
Tentukan
Kegiatan dan
Target
Narasi
4A
4B
Tabel 4A
Tabel 4B
Narasi
Tabel 4B & 5
Tabel 6A-B-C
Narasi
6A
6B
6C
Prioritas
Kegiatan dan
Target
Rencana Usulan
Kegiatan
Rencana Usulan
Anggaran
Rencana
Tabel 4B & 5
Pemantauan dan
Penilaian
Tabel 4B>7A
dan 7B
Narasi
7A
7B
Penyusunan
Dokumen
Perencanaan
Narasi
Rencana Tindak
Lanjut
Tabel 9
Narasi
56
DTPS-KIBBLA
Seluruh
Dokumen
(Tabel 1-7)
Skema
Sesi 9:
Rencana Tindak Lanjut
Pada sesi ini tim menyusun rencana tindak lanjut pasca lokakarya
untuk menyempurnakan draft dokumen perencanaan. Draft ini akan
digunakan sebagai bahan untuk menyusun pesan advokasi bersama tim
advokasi agar dibahas dalam Musrenbang kabupaten pada bulan Maret.
Pengawalan dokumen dilakukan bersama sama dengan tim advokasi
untuk mendapatkan dukungan dari tim anggaran sampai disetujuinya
RKA-SKPD oleh DPRD. Proses tindak lanjut sampai persetujuan anggaran menjadi
tanggung jawab Dinas kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing
dengan dukungan tim advokasi.
Tujuan:
Bahan:
Langkah-langkah:
1. Buatlah daftar kegiatan dan rencana tindak lanjut yang diperlukan sesuai
dengan jadwal penyusunan anggaran sampai penyelesaian RKA-SKPD.
2. Tentukan para penanggung jawab dari setiap program atau kegiatan yang akan
dilakukan.
3. Rencanakan kegiatan koordinasi dengan Tim Advokasi dalam proses pengawalan
anggaran.
57
Catatan:
Rencana Tindak Lanjut DTPS- KIBBLA akan menjadi acuan bagi Tim Advokasi
yang embrio nya sudah diidentifikasi pada tahap I (orientasi).
Tim Advokasi akan selalu bekerja sama dengan Tim perencanaan sejak
menyiapkan bahan bahasan untuk lokakarya advokasi sampai proses
pengawalan anggaran di bawah koordinasi Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/
kota ( Perencanaan, Kesga atau KIA)
Sebagian Tim perencana DTPS- KIBBLA akan terlibat dalam lokakarya Advokasi
dan RTL advokasi.
Bahan bahasan untuk lokakarya advokasi dikutip dari hasil skoring penyebab
masalah pada sesi 2 perencanaan DTPS- KIBBLA.
Setelah ditetapkan plafon anggaran sementara (PPAS),umumnya terjadi
perubahan nilai anggaran dari usulan tim perencanaan sehingga perlu
dipertimbangkan kembali prioritas kegiatan yang telah disusun, untuk
menghindari kegiatan yang tidak menjadi prioritas atau tidak relevan.
RTL advokasi akan disempurnakan dengan mengacu pada hasil kesepakatan
dengan DPRD sebagai hasil Real Setting Audiensi kepada DPRD (lihat seri DTPSKIIBLA: Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan).
58
DTPS-KIBBLA
Tabel 9
Contoh Rencana Tindak Lanjut
Kabupaten/Kota : ______________________________________
Kegiatan
Luaran
Jadwal
Penanggung
jawab
Menyempurnakan
Draft dokumen
dokumen perencanaan perencanaan dan
dan penganggaran
penganggaran DTPSKIBBLA
Dokumen
perencanaan
dan
penganggaran
DTPS-KIBBLA
1 - 2 minggu
setelah
lokakarya
perencanaan
Dinkes
Subdin
Perencanaan
dan Kesga
Melakukan sosialisasi
di lingkungan Dinas
Kesehatan
Melakukan sosialisasi
di sektor terkait.
Melakukan koordinasi
dengan tim advokasi.
Menyusun bahan
untuk pembahasan
materi advokasi .
Menghadiri
Musrenbang
Menyesuaikan
kegiatan sesuai
dengan pagu
sementara
Mengawal anggaran
KIBBLA untuk disetujui
panitia anggaran
Mendapat persetujuan
berupa PERDA dari
DPRD
59
60
DTPS-KIBBLA
BAB 5
PENUTUP
61
LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
1
2
3
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
Halaman
63
75
76
77
78
80
82
89
93
94
96
104
108
109
62
DTPS-KIBBLA
Lampiran 1:
63
Ya
Tidak
64
DTPS-KIBBLA
Tipe Indikator
Tipe
Jumlah
Deskripsi
Contoh
Rate
Rasio
Proporsi
Suatu indikator membutuhkan definisi yang jelas dari numerator dan denominator
yang digunakan, dalam periode waktu tertentu pada wilayah yang telah ditetapkan,
agar menjadi bermakna dan dapat dibandingkan dengan indikator yang sama pada
kelompok lainnya. Indikator menunjukkan besaran dan arah suatu perubahan pada
periode tertentu, tetapi tidak menjelaskan mengapa perubahan tersebut terjadi.
Untuk ini diperlukan metode pengumpulan data lainnya, seperti studi kualitatif.
Suatu indikator menunjukkan bagian dari suatu fenomena, sehingga diperlukan
pula beberapa indikator lain untuk dapat memahami sepenuhnya kejadian atau
fenomena tersebut.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN
65
Tabel 1A, 1B, 1C dan 1D Berisi Data untuk Digunakan Dalam Analisis
Situasi.
Analisis situasi memetakan situasi masalah yang mencakup besaran, trend, dan
perbedaan (wilayah/kelompok/sosial ekonomi) dalam status kesehatan, prilaku
kesehatan, akses dan kualitas pelayanan serta faktor terkait yang melatar belakangi
masalah kesehatan yang ada.
Proses analisis dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
1. Menggunakan konsep analisis masing masing program KIBBLA.
2. Memanfaatkan data yang relevan dari berbagai sumber sistem informasi yang
ada.
Perlu dipertimbangan Standar Pelayanan Minimun (SPM) yang telah disusun
oleh Depkes untuk menelaah kesenjangan cakupan pelayanan dari data yang
dikumpulkan pada Tabel 1B. SPM merupakan target pelayanan minimum yang
harus dicapai dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di kabupaten/kota yang
dijadikan acuan dalam perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis
pelayanan. SPM mengacu pada, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/
kota 2006-2010 dan target minimun Indonesia Sehat 2010, lihat lampiran 5:
Daftar Standar Pelayanan Minimal (Draft).
66
DTPS-KIBBLA
Panduan Pertanyaan
Distribusi diferensial/
kesenjangan sebuah
masalah
Perdarahan
ISPA/Pneumonia
Infeksi
Asfiksia
Diare
Eksklampsia
Hipoterma
Gizi
Keluarga Berencana
Kehamilan yang tidak
diinginkan
67
berbagai review, laporan ilmiah yang telah dipublikasi dan direkomendasi oleh
organisasi internasional dan lokal Apabila ada data yang tidak lengkap atau hilang
dalam mendokumentasikan masalah tersebut, maka besaran masalah yang ada
pada daftar intervensi berdasarkan bukti (Evidence Based Intervention) pada
lampiran 2, dapat digunakan.
Diagram berikut adalah contoh urutan seluruh proses DTPS 2007 yang menunjukan
kaitan antara masalah prioritas, intervensi efektif, dan kegiatan terpilih untuk
masalah KIBBLA: Diare.
Tujuan dari diagram ini untuk (1) memberikan ilustrasi dari proses perencanaan
secara sistematik, (2) memberikan informasi pentingnya data yang berkualitas
dalam proses pengambilan keputusan, dan (3) menunjukan hubungan berbagai
komponen yang saling terkait secara bermakna di tingkat kabupaten/kota.
Analisa Masalah
Masalah
Prioritas
Solusi
Berdasarkan
Bukti
Ilustrasi Kegiatan
Kematian Anak
Balita
Kasus Diare/
dehidrasi berat
Air bersih
tidak tersedia
Tidak ASI
(Menyusu dini
dan eksklusif)
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
tentang
kebersihan
Tidak
mengenal
tanda bahaya
Mengembangkan PHBS
Mencuci
Tangan
dengan
Sabun
MTBS
ASI (IMD/ASI
Eksklusif)
Pelatihan MTBS:
- Perawatan diare untuk
anak sakit (oralit)
- Pemberian makanan
yang tepat
Kampanye IMD (Inisiasi
Menyusu Dini)
Pelatihan konseling untuk
IMD dan ASI Eksklusif
Advokasi untuk kenaikan
anggaran kesehatan
Untuk melakukan operasionalisasi dari solusi yang dipilih perlu ditetapkan target
kegiatan yang akan dijadikan tolok ukur dalam pelaksanaan kegiatan.
Tahap kritis dalam perencanaan adalah melakukan identifikasi sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan, yang diterjemahkan
ke dalam usulan anggaran. Para perencana harus mampu menghitung dan
memperkirakan potensi biaya yang ditimbulkan untuk melaksanakan kegiatan yang
direncanakan. Untuk ini perlu diketahui data dan informasi tentang harga satuan
setempat, dan perhitungan anggaran masing program per unit kegiatan. Contoh
68
DTPS-KIBBLA
rencana kegiatan dan anggaran kabupaten dengan kode program dan kegiatan
dapat dilihat pada lampiran 14.
Siklus perencanaan diakhiri dengan melakukan identifikasi indikator pemantauan
dan evaluasi yang akan dibicarakan pada sesi 7, Rencana Pemantauan dan Evaluasi.
Pemantauan merupakan pengukuran benchmark selama pelaksanaan program
dengan indikator proses atau output, sedangkan Evaluasi merupakan penelaahan
luaran atau dampak, menggunakan indikator yang dapat menunjukkan pencapaian
hasil kegiatan di akhir tahun.
Hal ini penting dalam melakukan analisis untuk menjawab pertanyaan apakah telah
terjadi perubahan dalam program KIBBLA sesuai dengan target yang diharapkan?
Karenanya, indikator pemantauan dan evaluasi harus merupakan bagian integral
dari proses perencanaan baik terhadap anggaran maupun hasil kegiatan.
Tabel berikut ini merupakan contoh urutan proses analisa data, identifikasi masalah,
penyebab masalah, solusi, kegiatan beserta kode program dan kegiatannya.
69
Uraian data
jumlah balita
jumlah balita dengan diare
jumlah balita dengan
dehidrasi berat
jumlah kematian balita
karena diare dengan
dehidrasi berat
jumlah balita dengan gizi
buruk
jumlah balita dengan gizi
kurang
jumlah balita dengan
pneumonia
jumlah balita dengan
campak
cakupan imunisasi campak
tahun
komentar
2006
11562
1271
13445
1479
naik
naik
255
296
naik
12
16
naik
53
67
naik
251
287
naik
176
175
tetap
350
47,5%
400
50%
naik
naik
Penyebab masalah
1. gizi buruk atau
kurang
Solusi
70
DTPS-KIBBLA
meningkatkan kualitas
vaksin tidak adekuat
sistem penyimpanan vaksin
penyimpanan vaksin
(cold chain) kurang
dengan pengawasan
yang lebih ketat
petugas imunisasi kurang
meningkatkan kualitas
disiplin
data sasaran imunisasi
tugas imunisasi melalui
kurang tepat
pengawasan yang lebih
seringkali diare disertai
ketat
dengan penyakit
lainnya seperti campak,
pneumonia, dll
4. kesulitan
mendapatkan air
bersih
2. penanganan diare
kurang adekuat
3. sistem rujukan
tidak efektif
mewajibkan memasak
air sebelum diminum
bagi setiap individu atau
keluarga
meningkatkan kuantitas
dan kualitas tenaga
kesehatan untuk
pelayanan kesehatan
3. sering tidak
perencanaan ketersediaan
tersedia oralit dan
oralit dan cairan
cairan infus
infus kurang mantap
yang menyebabkan
ketersediaan dana sangat
terbatas
meningkatkan
perencanaan tahunan
ketersediaan obat dan
bahan habis pakai oleh
Puskesmas kepada
Dinas Kesehatan kab/
kota, yang disampaikan
juga pada Musrenbang
desa dan Musrenbang
kecamatan
1. pengetahuan
informasi tentang bahaya
masyarakat tentang
diare kurang, karena
bahaya diare
penyuluhan/sosialisasi
kurang
kurang
meningkatkan
pemahaman dan
kesadaran masyarakat
tentang bahaya diare
meningkatkan
kemudahan transportasi
untuk kefasilitas
kesehatan
melengkapi sarana dan
prasarana di Puskesmas
membantu masyarakat
kurang mampu dengan
bantuan Askeskin
dari Pemerintah atau
bantuan dari Pemerintah
Daerah
71
3. menolak dirujuk
2. kebiasaan minum
air belum dimasak
memberikan bantuan
kepada masyarakat
didalam membuat
keputusan untuk
merujuk kasus diare
dengan dehidrasi berat
meningkatkan
pemahaman dan
kesadaran masyarakat
tentang penyakit
termasuk diare dengan
menggunakan cara
budaya masyarakat
setempat
memberikan pengertian
kepada masyarakat
tentang pembebasan
biaya pengobatan bagi
keluarga kurang mampu
jarang dilakukan
meningkatkan
pertemuan rembug desa
kesadaran dan
untuk mendiskusikan
pemahaman untuk
masalah yang timbul
membangun partisipasi
didesa
masyarakat tentang
jarang dilakukan
penanggulangan bahaya
penyuluhan tentang
diare melalui pertemuan
kesehatan oleh petugas
formal dan inform
kesehatan, atau
penyuluhan dilakukan oleh
petugas kesehatan yang
kurang kompeten
pengetahuan masyarakat
tentang air minum yang
dimasak kurang
mewajibkan memasak
air sebelum diminum
bagi setiap keluarga
3. kurangnya
belum mengetahui tentang
sosialisasi tentang
konsep desa siaga sebagai
diare melalui
cara untuk mengubah
pertemuan di desa
perilaku masyarakat
meningkatkan
komunikasi dengan
masyarakat melalui
pertemuan-2 termasuk
sosialisasi desa siaga
meningkatkan kinerja
pelayanan tenaga
kesehatan sesuai dengan
etiket pelayanan
meningkatkan
pengawasan pelaksanaan
tugas di Puskesmas oleh
Dinas Kesehatan Kab/
Kota dan masyarakat
72
DTPS-KIBBLA
Judul program
Program peningkatan pelayanan
kesehatan anak
balita
^^^
Kode program
/kegiatan
1.02.01.29.04
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
Monitoring, evaluasi
dan pelaporan
1.02.01.29.07
Monitoring, evaluasi
dan pelaporan
1.02.01.29.07
Program peningkatan
keselamatan ibu
melahirkan dan
anak
1.02.01.32.04
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
1.02.01.16.12
1.02.01.22.10
1.02.01.29.02
atau
1.02.01.22.08
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat,
atau
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat, atau
Program Pelayanan
Penduduk Miskin
1.02.01.20.03
atau
1.02.01.16.05
atau
1.02.01.24.08
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
1.02.01.20.02
1.02.01.16.14
13. Supervisi fasilitatif kepada Puskesmas dan jaringannya Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1.02.01.29.07
1.02.01.29.01
73
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
1.02.01.19.01
Program Obat
dan Perbekalan
Kesehatan,atau
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
1.02.01.15.01
atau
1.02.01.16.07
1.02.01.28.01
74
DTPS-KIBBLA
Lampiran 2
HARI 1
HARI 2
HARI 3
HARI 4
Ulasan dan
Prawacana
Ulasan
dan Prawacana
Lanjutan
Sesi 2:
Analisis
dan Prioritas
Penyebab
Masalah
Pengantar
Presentasi
Pengantar
Sesi 9:
Sesi 4:
Sesi 6
Penentuan
Pengantar
Rencana Tindak
Prioritas
Sesi 7:
Lanjut
Pemantauan
Kerja Kelompok
Kegiatan dan
Target
dan Penilaian
Kerja Kelompok Kerja Kelompok
Rehat Teh
Rehat Teh
Presentasi Sesi
8 dan 9, dan
Simulasi Materi
Advokasi
ISHOMA
ISHOMA
Pengantar
13.30 - 15.00 Pengantar
Sesi 3:
Sesi 1:
Analisis Situasi Solusi dan
Kegiatan
dan Masalah
Kerja
Kerja
Kelompok
Kelompok
Ulasan dan
Prawacana
HARI 5
Rehat Teh
ISHOMA
ISHOMA
Rehat Teh
Rehat Teh
Rehat Teh
Lanjutan
Sesi 3:
Solusi dan
Kegiatan
Presentasi
Sesi 5
Pengantar
Sesi 6:
Rencana Usulan
Anggaran
Kerja kelompok
Lanjutan
Sesi 8:
Pembuatan
Dokumen
Perencanaan
dan Anggaran
Umpan Balik
Harian
Umpan Balik
Harian
Umpan Balik
Harian
Rehat Teh
Evaluasi Akhir
Pengantar
Pengantar
Sesi 5:
Sesi 8:
Penutupan
Rencana Usulan Pembuatan
Kegiatan
Dokumen
Perencanaan
Kerja
Kelompok
dan Anggaran
Kerja Kelompok
15.30 -17.00
Pengantar
Sesi 2:
Analisis
dan Prioritas
Penyebab
Masalah
Kerja
Kelompok
Ulasan dan
Prawacana
75
Lampiran 3
NO
PROVINSI
N.A.D
JUMLAH PENDUDUK*
2005
2010
CBR**
2005
2010
4,031.70
4112.2
21.0
19.8
SUMATERA UTARA
12,452.80
13217.6
21.1
19.6
SUMATERA BARAT
4,402.10
4535.3
19.6
20.3
RIAU
6,108.40
7469.4
24.1
21.7
JAMBI
2,657.30
2911.7
20.8
19.2
SUMATERA SELATAN
6,755.90
7306.3
20.9
19.0
BENGKULU
1,617.40
1784.5
20.4
18.8
LAMPUNG
7,291.30
7843.0
19.7
18.2
971.50
1044.7
19.4
18.0
10
DKI JAKARTA
8,699.60
8981.2
20.6
19.2
11
JAWA BARAT
39,066.70
42555.3
19.4
18.0
12
JAWA TENGAH
31,887.20
32451.6
17.8
16.8
13
D.I. YOGYAKARTA
3,280.20
3439.0
12.0
11.9
14
JAWA TIMUR
35,550.40
36269.5
14.2
13.3
15
BANTEN
9,309.00
10661.1
22.1
20.5
16
BALI
3,378.50
3596.7
15.9
14.4
17
NTB
4,355.50
4701.1
22.0
20.1
18
NTT
4,127.30
4417.6
21.4
19.8
19
KALIMANTAN BARAT
4,394.30
4771.5
21.3
19.7
20
KALIMANTAN TENGAH
2,137.90
2439.9
18.7
16.8
21
KALIMANTAN SELATAN
3,240.10
3503.3
19.5
18.3
22
KALIMANTAN TIMUR
2,810.90
3191.0
19.9
18.3
23
SULAWESI UTARA
2,141.90
2277.2
15.8
14.8
24
SULAWESI TENGAH
2,404.00
2640.5
20.0
18.7
25
SULAWESI SELATAN
8,493.70
8926.6
19.2
18.2
26
SULAWESI TENGGARA
2,085.90
2363.9
19.6
17.5
27
GORONTALO
872.20
906.9
19.4
18.2
28
MALUKU
1,266.20
1369.5
22.3
21.5
29
MALUKU UTARA
890.20
969.5
23.3
22.2
30
PAPUA
2,518.40
28919.9
22.5
20.1
219,204.70
233477.4
19.5
18.4
INDONESIA
76
Lampiran 4
Contoh:
Kab.A dengan penduduk 1.500.000, dan cakupan linakes trampil 70%. Tariklah
garis vertikal dari titik 70 pada garis absis yang memotong kurva pada MMR 300,
sehingga diperkirakan terjadi 300 kematian ibu per 100.000 lahir hidup.
Sesuai PWS KIA, menghitung jumlah persalinan dari CBR sebagai berikut:
CBR di Kab A adalah 20,0 berarti terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk per
tahun. Karena jumlah penduduk di Kab A 1.500.000 maka jumlah ibu bersalin
adalah: 20/1000 x 1.05 x 1.500.000 = 31.500. Dengan perkiraan MMR 300/100.000,
maka jumlah kematian ibu maternal di Kab A per tahun, dapat diperkirakan sejumlah:
300/100.000 X31.500 = 94 kematian ibu per tahun atau 7-8 kematian ibu per bulan.
Angka ini dapat digunakan sebagai proxi jumlah kematian ibu sebagai pembanding
terhadap data-data yang terkumpul di fasilitas pelayanan. Perkiraan ini tentu
telah termasuk kematian ibu di fasilitas pemerintah, swasta dan di masyarakat yang
mungkin tidak teridentifikasi sebagai kematian ibu maternal.
Periode kritis risiko kematian ibu
Risiko kematian maternal 100 kali pada hari 1 dan 30 kali pada hari 2 postpartum.
Sebagian besar kematian terjadi pada periode perinatal 14.8%, 43.5% dan 23.7% (1 minggu
sebelum, saat dan 1 minggu setelah persalinan).
Kematian maternal pada trimester pertama 12.1% dan 7.9% dalam masa nifas.
Negara tertentu 50% disebabkan oleh komplikasi abortus (Bangladesh).
Risiko kematian bayi baru lahir 3-5 kali lebih besar pada bayi tanpa ibu.
PEDOMAN PROSES PERENCANAAN
77
78
DTPS-KIBBLA
% KEMATIAN
DI INDONESIA
% PENURUNAN
KEMATIAN
24%
11%
5%
Eklampsia
Infeksi
Persalinan macet
10%
13%
7%
60%
Persalinan bersih, antibiotika jika terjadi infeksi; penatalaksanaan syok termasuk transfusi darah, pengeluaran plasenta yang
tertahan, cairan, penatalaksanaan infeksi dengan antibiotik/
TT2
Penatalaksanaan kejang, magnesium sulfat; stabilisasi; rujukan untuk persalinan tepat waktu (cacat saat kehamilan;
suplementasi besi)
35%
27%
Komplikasi prematuritas/BBLR
(faktor penyerta bukan utama)
5-30%
20-40%
Asuhan kontak kulit-ke-kulit, mengeringkan dan menghangatkan, pemberian ASI dini dan eksklusif, antibiotik (ibu: jarak
kelahiran, gizi, pengendalian malaria). Hanya dengan segera
memberikan ASI saja bisa menurunkan kematian 17-22%.
BAYI BARU LAHIR Di Indonesia, 1 dari 3 persalinan menghadapi peningkatan risiko kematian yang sebetulnya bisa dihindari. Kematian pada masa neonatus merupakan 57% dari semua kematian selama tahun pertama kehidupan bayi. Fakta global menunjukkan
bahwa dua per tiga kematian bayi terjadi dalam waktu satu bulan pertama kehidupannya, dari angka tersebut, dua pertiganya meninggal dalam waktu 24 jam pertama setelah lahir. 70% kematian bayi baru lahir terjadi di rumah tanpa penolong persalinan terampil
(SDKI, BASICS) Tahun 2009 target Depkes adalah menurunkan AKBBL dari 20/1000 menjadi 15/1000, AKB diturunkan dari 35/1000
menjadi 26/1000
28%
Perdarahan
IBU Di Indonesia, sekitar 20.650 ibu dan anak perempuan meninggal setiap tahun karena komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan dan 413.000 hingga 619.000 lainnya menderita karena morbiditas yang berhubungan dengan kehamilan (BASICS).
Perkiraan mortalitas saat kehamilan adalah 10%, selama persalinan 14% dan selama nifas 3,3% dengan variasi cukup besar antara
propinsi. (SKRT 1995). Indonesia sedang berupaya mencapai sasaran MDG untuk menurunkan tiga perempat angka kematian ibu
antara tahun 1990-2015. Tahun 2009 Depkes mentargetkan penurunan AKI dari 307/100.000 menjadi 226/100.000
PENYEBAB KEMATIAN
(dan cacat)
Lampiran 5
79
10%
Tetanus
10-20%
10-30%
Asuhan antenatal, pemeriksaan fisik, TT2
25%
12%
7%
5%
Diare
Campak
Malaria
40%
30-86%
40-50%
30-60%
30-50%
Imunisasi; vitamin A
Praktik pemberian makanan, oralit, zinc, ASI dan meningkatkan asupan cairan untuk anak sakit, cuci tangan dengan
sabun, air minum aman
Sumber: a. UNFPA/Indonesia; b. USAID/CORE Maternal and Newborn Standards and Indicators Compendium; c. Susenas 1998; Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/2003; d. Surkesnas 2001; e. CAH-WHO 1995, 1999, 2004;
f. Lancet 2005. Sumber lain mencakup Basics II Newborn Health in Indonesia Situation Analysis 2004, Indonesia Sehat
2010 dan Millennium Development Goals.
54%
Malnutrisi
(faktor penyerta bukan utama)
ANAK di bawah 5 tahun Di Indonesia, kematian anak terus menurun. Cakupan imunisasi anak terhadap enam penyakit utama menurun dari 55% pada tahun 1997 menjadi 52% pada tahun 2002-2003 (SDKI). Indonesia berupaya mencapai target MDG dengan menurunkan dua pertiga angka kematian anak di bawah usia 5 tahun antara tahun 1990 sampai 2015. Tahun 2009 target Depkes adalah
menurunkan AKA dari 46/1000 menjadi 33/1000
15%
Infeksi Neonatus
Lampiran 6
No
1
I
80
Jenis
Pelayanan
Dasar
Batas Waktu
Satuan Kerja
Pencapaian
/Lembaga
Keterangan
(Tahun)
Penanggung Jawab
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
2
Pelayanan
kesehatan
dasar
Indikator
Nilai
95%
2015
Dinkes Kab/Kota
2015
Dinkes Kab/Kota
1. Cakupan Kunjungan
Ibu Hamil K4
3. Cakupan pertolongan
persalinan oleh
bidan atau tenaga
kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan
90 %
2015
Dinkes Kab/Kota
4. Cakupan pelayanan
Ibu Nifas
90%
2015
Dinkes Kab/Kota
5. Cakupan neonatal
dengan komplikasi
yang ditangani
80%
2010
Dinkes Kab/Kota
6. Cakupan kunjungan
bayi
90%
2010
Dinkes Kab/Kota
7. Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
100%
2010
Dinkes Kab/Kota
8. Cakupan pelayanan
anak balita
90%
2010
Dinkes Kab/Kota
9. Cakupan pemberian
100%
makanan pendamping
ASI pada anak usia
6-24 bulan keluarga
miskin
2010
Dinkes Kab/Kota
100%
2010
Dinkes Kab/Kota
2010
Dinkes Kab/Kota
70%
2010
Dinkes Kab/Kota
100%
2010
Dinkes Kab/Kota
DTPS-KIBBLA
No
II
Jenis
Pelayanan
Dasar
2
Pelayanan
kesehatan
rujukan
Batas Waktu
Satuan Kerja
Pencapaian
/Lembaga
Keterangan
(Tahun)
Penanggung Jawab
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
Indikator
Nilai
100%
2015
Dinkes Kab/Kota
100%
2015
Dinkes Kab/Kota
90 %
2015
Dinkes Kab/Kota
III
2015
Dinkes Kab/Kota
IV
Promosi
kesehatan
dan pemberdayaan
masyarakat
2015
Dinkes Kab/Kota
80 %
81
82
DTPS-KIBBLA
Luaran 1 a:
Pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir di Polindes
maupun di Puskesmas
Lampiran 7
INDIKATOR
PEDOMAN / MODUL
% petugas/fasilitas yg mendapat SF
% jumlah dan target supervisi perbaikan
manajemen
% petugas kompeten dan akreditasi faskes
dari total yg dilatih
Strategi 1: Meningkatkan akses, cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan bukti ilmiah
KEGIATAN
83
KEGIATAN
Luaran 1 b:
Pelayanan obstetri dan neonatal Pertemuan pengkajian, seleksi dan pengembangan
emergensi dasar (PONED)
Puskesmas PONED
Penempatan tenaga PONED di Puskesmas
Pedoman Rujukan
SPK ibu hamil dengan gangguan gizi
Pedoman KN
Juklak Pemetaan Bumil
Peraturan Pengadaan Sarana
PEDOMAN / MODUL
Pedoman Kemitraan
Bidan-Dukun
Program GSI/P4K
% SF pascapelatihan KIBBLA
PWS KIA
Peraturan Pengadaan Sarana
Pedoman Penyuluhan
Pedoman PMTCT
Pedoman Kemitraan Dukun-Bidan
Pedoman AMP
INDIKATOR
PEN
JAWAB
84
DTPS-KIBBLA
Penempatan tenaga kesehatan penyelenggara PONEK
Pengadaan peralatan PONEK
Pengadaan obat dan bahan habis pakai
Pelatihan PONEK bagi tenaga RS
Pencegahan dan penanggulangan infeksi
Jaminan fungsi unit bank darah RS
Pengadaan peralatan bank darah
Penyediaan tenaga laboratorium bank darah
Pelatihan teknis bagi petugas bank darah
KEGIATAN
Luaran 2:
Pelayanan kehamilan, per Pertemuan evaluasi kinerja bidan dalam pelayanan KIBBLA
salinan dan nifas oleh petugas Pertemuan kajian kebutuhan pelatihan tenaga kesehatan
kesehatan
KIBBLA
Pertemuan kajian kebutuhan tenaga untuk pelayanan
KIBBLA
Pengumpulan dan analisis data KIBBLA
Pertemuan pembahasan PWS KIA
Luaran 1 c:
Pelayanan Obetetri Neonatal
Emergensi Komprehensif
(PONEK) di Rumah Sakit
kabupaten/kota
INDIKATOR
Pedoman DTPS-KIBBLA
PEDOMAN / MODUL
PEN
JAWAB
85
KEGIATAN
INDIKATOR
PEDOMAN / MODUL
PEN
JAWAB
Luaran 2:
Kerjasama dengan BKKBN
Membentuk P2KP
Pelatihan SDM kesehatan tentang Contraceptive Technology Update (CTU)
Luaran 1:
Kemitraan perencanaan
Sosialisasi program KIBBLA multipihak.
pelaksanaan program KIBBLA
Pertemuan koordinasi MPS di kabupaten
KIP/K KB
Peraturan Pengadaan tenaga
pelaksana KB
Pedoman Baku Klinik KB
Standar Manajemen Pelayanan KB
Paket Pelatihan Fasilitator ABPK
Paket Pelatihan Konselor utk ABPK
Materi Program KB bagi Toma dan
Kader
Strategi 2: Membangun kemitraan dan kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra terkait lainnya untuk advokasi koordinasi perencanaan dan kegiatan program MPS
serta meningkatkan sumberdaya yang tersedia
86
DTPS-KIBBLA
Luaran 6:
Kerjasama dengan Palang
Merah Indonesia
Luaran 5:
Kemitraan dengan organisasi
profesi
Luaran 4:
Kemitraan dengan sektor
swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Luaran 3:
Kerjasama dengan dukun
bayi:
INDIKATOR
Pembentukan Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (Provinsi) % pembentukan P2KS/P sebagai hasil kerjasama dgn Org. Profesi
dan Primer (Kabupaten)
Kemitraan jaringan pelayanan KIBBLA dengan Bidan Delima % peningkatan akses dan kualitas KIBBLA
hasil kemitraan dengan BD
Pertemuan berkala KIBBLA dengan organisasi profesi di
% perencanaan dan pelaksanaan prog. KIBtingkat kabupaten/kota
BLA
KEGIATAN
PEDOMAN / MODUL
PEN
JAWAB
87
KEGIATAN
INDIKATOR
PEDOMAN / MODUL
PEN
JAWAB
Luaran 3:
Pemantauan kualitas pe Penyuluhan hak perempuan dalam reproduksi
layanan kesehatan ibu dan
Penyuluhan pemahaman kesehatan ibu dan bayi baru
bayi baru lahir oleh kelompok lahir kepada organisasi wanita
wanita
Penyuluhan ASI Eksklusif dan Nutrisi Tumbuh Kembang melalui pelayanan bermutu bagi perempuan dan
keluarga
Meningkatkan kualitas pelayanan KIBBLA berkualitas
melalui sistem pelayanan kesehatan
Luaran 2:
Peran aktif keluarga dalam
menjamin pelayanan yang
adekuat
Luaran 1:
Keterlibatan suami siaga
Strategi 3: Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perwujudan perilaku sehat dan pemanfaaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
88
DTPS-KIBBLA
KEGIATAN
INDIKATOR
PEDOMAN / MODUL
Pedoman P4K
Pedoman Pemantauan dan Penyeliaan Program Kesehatan Ibu dan
Bayi Baru Lahir
Pedoman PKMRS
Pedoman P4K
Pedoman P4K
Pedoman Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Manlak
Jamkesmas)
Strategi 4: Mendorong keterlibatan masyarakat dan menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Luaran 2:
Tanggung jawab masyarakat
tentang KIBBLA
Luaran 1:
Gerakan Sayang Ibu
PEN
JAWAB
89
Luaran 4:
Asesmen kegiatan terbaik dikab/kota oleh GSI/
Masyarakat SiAGa
Luaran 3:
Pemantauan pelayanan KIBBLA oleh masyarakat
% kerjasama dalam pemantauan kualitas
pelayanan
% masy/keluarga yg paham manfaat AMP
90
DTPS-KIBBLA
2
Linakes
Bayi mendapat ASI segera(IMD)
Bayi diimunisasi HBO
Bayi diberi Vit K injeksi.
Bayi asfiksia yang dirawat sesuai
standar
%
%
%
%
%
% KN1 dan % KN2
% Bayi diimunisasi BCG
% Bayi sakit dirujuk
3. Pelayanan dengan menerapkan Manajemen Terpadu % bayi BBLR yang dirawat sesuai
standar
Balita Sakit (MTBS) : BBLR, pelayanan pencegahan
dan penanganan penyakit infeksi(diare, ISPA, demam berdarah, malaria, dll .
Indikator
MTBS
Buku registrasi desa
Dokter Puskesmas
Petugas imunisasi
Bidan didesa
Bidan Praktek Swasta
Dokter Puskesmas
Perawat Puskesmas
Bidan Puskesmas
Dokter Puskesmas
Perawat Puskesmas
MTBM-MTBS
PWS KIA
Form penjaringan Resti
Latihan manajemen laktasi
(40 jam)
SDIDTK
Dokter Puskesmas
Bidan Puskesmas
Bidan di desa
Bidan Praktek Swasta
Penanggung jawab
MTBM MTBS
Manajemen BBLR untuk
bidan desa
PONED
PONEK
APN
Pedoman Teknis pemberian
Vitamin K1
Manajemen Asfiksia BBL
untuk bidan desa
Pedoman /Modul
Luaran : Meningkatnya akses pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir, bayi dan anak balita
Strategi 1: Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita
Kegiatan
Lampiran 8
91
APN
MTBM
MTBS
Manajemen Asfiksia BBL
untuk bidan desa
Manajemen BBLR untuk
bidan desa
Luaran: Meningkatnya kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir, bayi dan anak balita
Strategi 2: Meningkatkan Kualitas pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita
16. Pelaksanaan pemantauan status gizi (PSG) berdasar- Tersedia data mengenai status gizi
kan BB/U dikab/kota
balita.
15. Rujukan neonatus, bayi dan anak balita sakit bantuan biaya ke rumah sakit
Subdin PP PL
Subdin PP PL
Subdinkes KIA
Dokter Puskesmas
Petugas gizi Puskesmas
Jamkesmas/ Askeskin
Dokter Puskesmas
Cakupan vit A
SDIDTK
Manajemen laktasi (40 jam)
PONED/K
11. Pelayanan perawatan gizi buruk di Puskesmas Rawat % bayi gizi buruk yang dirawat
Inap*
92
DTPS-KIBBLA
% tenaga yang telah dilatih
MTBS
MTBS
APN
Manajemen laktasi (40 jam)
DTPS-2007
Pedoman fasilitator
Luaran: Meningkatnya manajemen program kesehtan bayi baru lahir, bayi dan anak balita
Strategi 3: meningkatkan pengelolaan program kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita
Subdin Perencanaan
Subdin KIA
Kepala Dinkes
Kepala Dinkes
Kepala Dinkes
Subdin KIA
Subdin KIA
Subdin Kesga
Subdinkes Yankes
Subdin KIA
93
Supervisi fasilitatif
Subdin PP PL
GFK
Kepala Dinas
Subdin KIA
Subdin KIA
3. Revitalisasi posyandu
Kepala Puskesmas
Bidan Puskesmas
Subdin KIA
Bidan Puskesmas
Kepala Dinkes
Kepala Puskesmas
Kepala Desa
Buku KIA
Bidan Puskesmas
Buku saku Kadarzi
Petugas gisi Puskesmas
Pelatihan Komunikasi Peruba- Bidan di desa
han Perilaku
Modul cuci tangan untuk
masyarakat.
Buku KIA
Bahan Kadarzi
Buku KIA
Catatan:
1. Kegiatan dengan tanda * adalah kegiatan yang tercantum pada lampiran Permendagri No. 13 tahun 2006
2. Kegiatan dengan huruf tebal dan miring adalah kegiatan yang berkaitan dengan Evidence Based Intervention (EBI)
Luaran: Meningkatnya kemitraan dengan stakeholder dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam perawatan dan pengenalan tanda bahaya pada
bayi baru lahir, bayi dan anak balita
Strategi 4: Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita
Lampiran 9
94
DTPS-KIBBLA
95
September
Keputusan Ranperda
Ka.Daerah/ DPRD
Desember
Perda APBD
Juni
Penyampaian Rancangan
KUA / PPAS
Agustus
Pengisian format anggaran
RKA SKPD termasuk 2.2.1
Dokumen
Musrenbang
sektor kesehatan
dan sektor terkait
Pasca Musrenbang
Pastikan agar program kesehatan
mendapatkan prioritas di RKPD
2.
Dokumen DTPS
1. Sebelum Musrenbang:
menggabungkan hasil DTPS ke
Renja SKPD
2. Saat Musrenbang:
Sosialisasikan program kesehatan
agar menjadi prioritas
Maret April
(Musrenbang kabupaten/
kota)
RKA-SKPD
Format RKA-SKPD
(2.2.1) Format
RKA-SKPD (2.2.1)
Dokumen
Kegiatan
Jadwal
5
Hasil Kegiatan
No
Lampiran 10
Tindak koreksi
(bila diperlukan)
Penanggung
Jawab
96
DTPS-KIBBLA
Juli-Agustus
P-APBD tahun berjalan
Jadwal
Masukkan kegiatan :
hasil perencanaan ( DTPS ) tahun
lalu yang belum tertampung atau
hasil perencanaan ( DTPS ) tahun
lalu yang belum tertampung atau
kegiatan yang direncanakan
DTPS tahun ini bila persiapannya
memungkinkan
Kegiatan
Dokumen DTPS
tahun lalu
Dokumen
5
Hasil Kegiatan
6
Tindak koreksi
(bila diperlukan)
7
Penanggung
Jawab
Keterangan:
Sebelum Musrenbang tingkat kabupaten, tim DTPS sudah menghasilkan dokumen akhir untuk digabungkan dalam
Renja SKPD bersama program kesehatan lain.
Dinkes harus mengawal agar Renja SKPD mendapatkan prioritas program pada RKPD.
Pada bulan Juni ditentukan pagu sementara dimana umumnya nilai berubah. Apabila terjadi penurunan nilai
anggaran dibanding dengan pagu sementara, maka Dinkes harus menyesuaikan dengan pemangkasan terhadap
volume kegiatan maupun anggarannya. Hasil pemangkasan ini sebagai bahan untuk menyelesaikan pengisian RKASKPD 2.2.1.
Tim advokasi perlu melakukan audiensi, lobby, pertemuan formal/ informal pada Panitia Anggaran dan anggota
DPRD komisi bidang kesehatan untuk menginformasikan issue program KIBBLA yang terakhir.
Tim advokasi memantau agar kegiatan untuk program KIBBLA tidak dihapus dari RKA-SKPD.
Dinas kesehatan (pengelola program) mulai menyiapkan draft petunjuk operasional kegiatan agar dana bisa
dilaksanakan segera diawal tahun anggaran.
P-APBD (Perubahan APBD): Check agar tidak terjadi duplikasi kegiatan dengan rencana kerja tahun datang.
No
Lampiran 11
KODE
Kesehatan
02
02
xx
15
02
xx
15
01
02
xx
15
02
02
xx
15
03
02
xx
15
04
02
xx
15
05
02
xx
15
06
02
xx
15
07
dan seterusnya
02
xx
16
02
xx
16
01
02
xx
16
02
02
xx
16
03
02
xx
16
04
02
xx
16
05
02
xx
16
06
02
xx
16
07
02
xx
16
08
02
xx
16
09
02
xx
16
12
02
xx
16
13
02
xx
16
14
02
xx
16
15
02
xx
16
16
dan seterusnya
02
xx
19
02
xx
19
01
02
xx
19
02
02
xx
19
02
97
98
02
xx
19
03
02
xx
19
04
02
xx
19
05
dan seterusnya
02
xx
20
02
xx
20
01
02
xx
20
02
02
xx
20
03
Peanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
02
xx
20
04
02
xx
20
06
02
xx
20
07
dan seterusnya
02
xx
21
02
xx
21
01
02
xx
21
02
02
xx
21
03
02
xx
21
04
02
xx
21
05
dan seterusnya
02
xx
22
02
xx
22
08
Peningkatan Imunisasi
02
xx
22
09
02
xx
22
10
02
xx
22
11
02
xx
22
12
dan seterusnya
02
xx
23
02
xx
23
01
02
xx
23
02
02
xx
23
03
02
xx
23
04
02
xx
23
05
02
xx
23
06
02
xx
23
07
dan seterusnya
02
xx
24
02
xx
24
05
Penanggulangan ISPA
02
xx
24
06
02
xx
24
08
02
xx
24
10
DTPS-KIBBLA
02
xx
24
11
dan seterusnya
02
xx
29
02
xx
29
01
02
xx
29
02
02
xx
29
03
02
xx
29
04
02
xx
29
05
02
xx
29
07
02
xx
29
08
dan seterusnya
02
xx
32
02
xx
32
01
02
xx
32
02
02
xx
32
03
02
xx
32
04
dan seterusnya
10
12
12
xx
15
12
xx
15
01
12
xx
15
05
12
xx
15
07
dan seterusnya
12
xx
17
12
xx
17
01
Pelayanan konseling KB
12
xx
17
02
12
xx
17
03
12
xx
17
04
12
xx
17
05
dan seterusnya
12
xx
18
12
xx
18
01
12
xx
18
02
dan seterusnya
12
xx
19
12
xx
19
01
Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
12
xx
19
02
dan seterusnya
99
Kolom 1
Kode Urusan
Kolom 2
Kolom 3
Kode Organisasi
Kode Program
Kolom 4
Kolom 5
Kode Kegiatan
Contoh 1:
01
01
KEGIATAN:
1
02
01
01
01
100
DTPS-KIBBLA
Contoh 2:
Dinas Kesehatan merencanakan program Penanganan ibu hamil dengan komplikasi
sebagai program yang belum tercantum pada lampiran A.VII Permendagri No.
13 tahun 2006. Program tersebut dapat dibuat kode baru dan kegiatannya sesuai
dengan lampiran A.VII Permendagri No. 13 tahun 2006. Maka, penomoran kode
program dan kegiatannya dilakukan dengan contoh sebagai berikut:
PROGRAM:
1 02 01
33
KEGIATAN:
1 02 01
33 01
Contoh program dan kegiatan lainnya masih dapat menggunakan Lampiran A.VII
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, disesuaikan dengan
kebutuhan obyektif, nyata dan karakteristik daerah.
Keterangan:
1. Kode dan daftar program serta kegiatannya lampiran A.VII Permendagri no. 13
tahun 2006 masih dapat digunakan pada penyusunan APBD.
2. Apabila ada pengembangan program dan atau kegiatannya, maka Pemerintah
Daerah dapat mengembangkannya sesuai dengan lampiran A.VIIa Permendagri
No. 59 tahun 2007 seperti terlampir. Pengembangan program dan kegiatan
berikut kodenya dapat dilaporkan ke Pemerintah Daerah Provinsi (cq Bappeda
Provinsi) untuk proses selanjutnya.
101
01
01
01
01
02
01
06
02
02
01
02
02
01
01
01
01
06
02
04
01
06
06
06
01
Belanja cetak
06
02
Belanja penggandaan
07
07
02
07
03
11
11
02
11
03
15
15
01
15
02
102
Belanja langsung
DTPS-KIBBLA
Belanja pegawai :
Honorarium PNS
Lampiran 12
07
Kesehatan
07
01
07
01
07
02
07
03
07
03
02
07
03
02
01
07
03
02
07
03
02
07
03
03
07
03
03
07
03
03
2820
07
03
03
07
03
03
07
03
03
07
03
03
07
03
03
07
03
04
07
03
04
07
03
04
07
03
04
07
03
04
2827
07
03
04
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
07
04
Keluarga Berencana
07
05
Litbang Kesehatan
07
90
Kesehatan lainnya
103
KODE
0002
0005
0012
0050
0051
0065
0084
0085
0088
0143
0160
0232
0260
0274
0275
0277
0474
0578
0590
0656
0657
0890
0967
1029
1037
1040
1175
SUB KEGIATAN
Administrasi kesehatan
Pembuatan leaflet/poster
Pendidikan dan pelatihan teknis
Penyusunan/pengumpulan/pengolahan/updating/analisa data dan statistik
Penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program
Penyuluhan dan penyebaran informasi
Eavaluasi/laportan kegiatan
Penyelenggaraan ceramah/diskusi/seminar/sarasehan
Rapat-rapat koordinasi/kerja/dinas/pimpinan kelompok kerja/konsultasi
Survei kesehatan
Pengadaan obat-obatan dan bahan habis pakai
Pelayanan kesehatan/perbaikan gizi ibu/anak dan KB
Pemetaan
Pengadaan alat pendidikan
Pengadaan alat kedokteran, kesehatn dan KB
Pengadaan alat pengolah data
Pencetakan/penerbitan/penggandaan/laminasi
Peningkatan kemampuan SDM
Advokasi
Pengembangan sistem informasi
Pemantauan dan evaluasi
Peningkatan kesehatan masyarakat dan reproduksi remaja
Monitoring dann evaluasi
Pembuatan juknis/juklak
Sosialisasi dan koordinasi upaya kesehatan
Pengadaan bahan makanan tambahan pengganti ASI, bahan gizi dan sejenisnya
Penyusunan program dan rencana kerja RKA-AKL
Catatan: Setiap program mempunyai nomor kode kegiatan yang sama seperti pada tabel
kegiatan ini.
104
DTPS-KIBBLA
Klasifikasi Belanja
Belanja pegawai
51
51
51
12
52
52
Belanja barang
52
52
52
11
52
12
52
13
52
19
52
52
52
11
52
19
52
52
52
Belanja jasa
Belanja jasa
1
Belanja jasa
105
52
15
52
16
52
52
Belanja perjalanan
52
Belanja perjalanan
19
52
52
11
52
12
52
19
Belanja perjalanan
106
DTPS-KIBBLA
107
perdiem peserta
5210101
OH
OT
OH
paket
OH
hari
Satuan
20
20
biaya transport
peserta
5221501
20
2
ATK
5220101
20
honor
konsumsi
5221102
Vol
5210101
4
sewa gedung
Uraian
Komponen
Belanja
5229703
Kode
rekening
250,000
200,000
500,000
50,000
35,000
1,000,000
Harga
satuan
25,000,000
4,000,000
1,000,000
1,000,000
3,500,000
5,000,000
Jumlah
39,500,000
Total
18
18
18
18
10
Vol
18,000,000
3,600,000
1,000,000
900,000
2,520,000
4,000,000
12
Jumlah
250,000
200,000
500,000
50,000
35,000
1,000,000
11
Harga
satuan
30,020,000
13
Total
Catatan:
Kolom B adalah bahan untuk pengisian pada form. RKA SKPD lampiran Permendagri No. 13 tahun 2006.
Contoh diatas penyesuaian setelah adanya pagu sementara (PPAS).
Angka pada kolom B sebagai bahan untuk mengisi format RKA-SKPD.
Kegiatan
Kabupaten/Kota: _________________________
No
Lampiran 13
Lampiran 14
Formulir
RKA - SKPD
Provinsi/Kabupaten A
2.2.1
: 1. 02.
Kesehatan
Organisasi
: 1. 02 01.
Dinas Kesehatan
Program
: 1. 02 01. 32
Kegiatan
Lokasi kegiatan
: Malang
Rp 27.000.000,- (dua puluh tujuh juta rupiah)
Indikator
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan:
Bidan atau Bidan Desa
108
DTPS-KIBBLA
Target Kinerja
Uraian
07
11
01
01
01
15
01
Rincian Penghitungan
Volume
Satuan
Harga satuan
Jumlah
hari
1.000.000
4.000.000
18
OH
35.000
2.520.000
18
paket
50.000
900.000
OH
500.000
1.000.000
18
OH
200.000
3.600.000
18
OH
250.000
18.000.000
Jumlah
30.020.000
Tanggal Pembahasan
1.
2.
Dan seterusnya ....
Tim Anggaran Pemerintah Daerah:
No
Nama
Sumanto SH
Drs. Purnomo
NIP
Jabatan
dst
109