awal kegawat
daruratan maternal
neonatal
Reva Stevana ( 30719022 )
Definisi Kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak
diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali
merupakan kejadian yang berbahaya (Dorlan,
2011).
Kegawatdaruratan Maternal :
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang
mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan
sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak
penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam
keselamatan ibu dan bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip
Steer, 1999).
2) Gentleness
Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah harus dilakukan dengan
penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa rasa sakit atau kurang enak tidak dapat
dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau memerikan pengobatan, tetapi prosedur akan dilakukan
selembut mungkin sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit mungkin.
3) Komunikatif
Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat, mudah
dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat
4) Hak Pasien
Hak-hak pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent, hak pasien untuk menolak pengobatan
yang akan diberikan dan kerahasiaan status medik pasien.
a. Henti nafas
Henti nafas dapat disebabkan karena tenggelam,stroke,obstruksi
jalan nafas oleh benda asing, inhalasi asap, kelebihan dosis obat,
tekanan aliran listrik,trauma, koma
b. Henti Jantung
Henti jantung dapat mengakibatkan fibrilasi ventrikel, akhikardi
ventrikel,asistol..
Langkah-Langkah Bantuan
Hidup Dasar
Menurut AHA 2015 :
Menganalisis keamanan . Memastikan keadaan aman baik bagi
penolong, korban maupun lingkungan sekitar atau dikenal
dengan istilah 3A ( amankan diri, amankan korban, amankan
lingkungan). Keamanan penolong harus diutamakan sebelum
melakukan pertolongan terhadap korban agar tidak menjadi
korban selanjutnya.
Memeriksa respon korban . Pemeriksaan korban dapat
dilakukan dengan memberikan rangsangan verbal dan nyeri.
Rangsangan verbal dapat dilakukan dengan cara memanggil
korban sambil menepuk bahu, jika tidak ada respon
rangsangan nyeri dapat diberikan dengan cara melakukan
penekanan keras pada pangkal kuku atau penekanan dengan
menggunakan sendi jari tangan yang dikepalkan pada tulang
sternum atau tulang dada.
Meminta bantuan. Jika korban tidak memberikan respon
terhadap rangsangan. Segera menvari bantuan dengan cara
meminta pertolongan orang sekitar.
Circulation. Dengan melakukan cek nadi dan kompresi dada.
Kompresi dada dapat dilakukan jika syaratnya terpenuhi
yaitu : tidak adanya nadi pada korban.
Airway Control. Dilakukan untuk membebaskan jalan napas
dari sumbatan.tindakan yang dapat dilakukan adalah healdt
Langkah-Langkah tilt chin lift(untuk pasien non trauma servikal) atau jaw thrust
(apabila korban dicurigai terkena cidera pada servikal)
Bantuan Hidup Dasar Breathing Support. Pemberian napas buatan harus cukup
untuk meningkatkn pengembangan dada. Bantuan napas
untuk korban henti napas tanpa henti jantung 10-12x/menit , 1
bantuan napas tiap 5-6 detik (untuk orang dewasa) dan untuk
korban anak-anak atau bayi 12-20x/menit , I bantuan napas
tiap 3-5 detik
Recovery position. Dilakukan jika pasien tidak sadarkan diri
setelah pernapasannya normal dan sirkulasi efektif. Posisi
korban harus stabil tanpa penekanan pada dada serta
kepala yang menggantung.
Thank
You..